Professional Documents
Culture Documents
makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Kemiskinan di
Hormat Kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................... i
Kata Pengantar................................................................... ......ii
Daftar Isi................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………….....1
1.2 Rumusan Masalah……………………………..…………...2
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………..2
1.4 Manfaat….………………………………………………....3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kemiskinan…………………………........…….4
2.2 Konsep Kemiskinan……………………………..…..…….5
2.3 Indikator-indikator Kemiskinan……………………………6
2.4 Mengukur Kemiskinan………………………………..…..7
2.5 Penyebab Kemiskinan………………………………….…8
BAB 3 PENUTUP………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA……………………………….….26
BAB I
PENDAHULUAN
Sangat indentik dengan kotor, kumuh, malas, sulit diatur, tidak disiplin,
sumber penyakit, kekacauan bahkan kejahatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah Ini berarrti dengan
bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.
Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk
membeli kebutuha akan makanan yang merka makan sehari-hari.
Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebnabkan
masyarakat si Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk
memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk
memperoleh pendapatan.
Tingakat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk
memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang
baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.
2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan
peroduktifitas sumber daya manusi, khususnya golongan masyarakat
berpendapatan rendah, melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang
pangan papan kesehatan dan pendidikan,serta pengembangan kegiatan-
kegiatan social ekonomi yang bekelanjutan untuk mendorong kemandirian
golangan masyarakat yang berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan
dasar akan memberiakn peluang bagi penduduk miskin untuk melakukan
kegiatan social–ekonomi yang dapat memberikan pendapatan yang memadai.
Dalam hubungan ini, pengembangan kegiatan social ekonomi rakyat
diprioritaskan pada pengembangan kegiatan social ekonomi penduduk miskin
di desa-desa miskin berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
peningkatan permodalan yang didukung sepenuhnya dengan kegiatan pelatih
yang terintegrasi sejak kegiatan penghimpunan modal, penguasaan teknik
produksi,pemasaran hasil dan pengelolaan surplus usaha.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila
dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi,
maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang
dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang
tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin
sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
3. tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Para
petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para
pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha
bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan
makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini
sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat
lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga
Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
4. lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien
atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan,
pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus,
dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik
seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para
petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.
5. data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang
bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan
impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita
produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka
lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di
Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah
menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk
membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka
akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap
tahunnya.
6. stop eksploitasi atau pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola
sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan
kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun
1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer
teknologi”.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan
kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam
kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.
Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah,
melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah
tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika
terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan
semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai
2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
3.2 Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-
usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi
membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang
unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke
depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya
adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA