You are on page 1of 6

P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:

Volume 7, Nomor 2, Juli 2016 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

BASIC LIFE SUPPORT:


PENGETAHUAN DASAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Basic Life Support: High School Students’ Knowledge

Indah Dwi Pratiwi1, Edi Purwanto2


12
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
1
e-mail: pratiwi.indah113@yahoo.com

ABSTRAK
Henti jantung (cardiac arrest) merupakan masalah kesehatan global yang sangat penting, dimana
penilaian awal yang cepat dan respon yang benar dan cepat dapat mencegah kematian atau
kecacatan permanen. Tidak hanya petugas pelayanan kesehatan saja , tetapi orang awam, termasuk
didalamnya adalah siswa sekolah menengah atas, diharapkan untuk dilatih dalam bantuan hidup
dasar (BLS). Tujuan penelitian adalah untuk melihat adakah pengaruh pelatihan basic life support
terhadap perubahan pengetahuan pada siswa sekolah menengah atas. Desain penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif quasi experiment dengan pendekatan cross-sectional. Tehnik sampling yang
digunakan adalah total sampling, dengan total responden sejumlah 32 orang. Analisa data yang
digunakan adalah Wilcoxon Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan
sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan BLS (p-value < 0.05), dengan rata-rata skor pengetahuan
sesudah (7,5) mengalami peningkatan dibanding dengan rata-rata skor pengetahuan sebelum (5,8).
Dengan memberikan pelatihan BLS dapat terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan siswa SMA tentang bantuan hidup dasar.

Kata kunci: Basic life support, training, pengetahuan, henti jantung, resusitasi jantung paru,
siswa SMA

ABSTRACT
Cardiac arrest is considered to be a global health issue that is very important to overcome. The
initial rapid assessment and quick response may prevent death or permanent disability. Not only
health care workers, but lay person, including the high school students, are expected to be trained
in basic life support (BLS). The purpose of this research is to determine if there any influence of
basic life support training on the knowledge’s changing amongst high school students. This study
was a quasi experimental quantitative research with cross-sectional approach. The sampling
technique was a total sampling, with a total number of 32 respondents. Data were analyzed using
the Wilcoxon Test. Results showed that there was a changing in the knowledge before and after
training of BLS (p-value <0.05), with an average score of knowledge after the training (7.5) was
increased significantly compared to the average score of knowledge before the training (5.8). To
sum up, giving BLS training is proved to be an effective way to improve high school students’
knowledge about basic life support.

Keywords: Basic life support, training, knowledge, cardiac arrest, cardiopulmonary


resuscitation, high school students

LATAR BELAKANG nyawa merupakan masalah kesehatan


global yang sangat penting, dimana
Henti jantung (cardiac arrest) penilaian awal yang cepat dan respon
dan kasus darurat yang mengancam yang benar dan cepat dapat mencegah

Basic Life Support: Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas 98


P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 7, Nomor 2, Juli 2016 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

kematian atau kecacatan permanen life support terhadap perubahan


(Lami, Nair, & Gadhvi, 2016). Angka pengetahuan pada siswa sekolah
kejadian henti jantung menempati urutan menengah atas.
ketiga penyebab kematian di United
States of America (Jones, et al, 2007). METODE PENELITIAN

Keberhasilan resusitasi jantung Penelitian ini merupakan


paru tergantung pada cepatnya penilaian penelitian kuantitatif dengan pendekatan
awal, segera dan efektif CPR dan cross-sectional. Sampel diambil
defibrilasi cepat mungkin diperlukan menggunakan tehnik non-probability
jika itu adalah irama shockable (Jacobs, sampling yaitu total sampling, dengan
et al, 2004; Parnell, et al, 2006). total responden berjumlah 32 siswa
Kehadiran penyelamat yang kompeten SMU yang merupakan anggota Usaha
selama keadaan darurat yang Kesehatan Sekolah (UKS). Penelitian ini
mengancam jiwa meningkatkan sudah mendapatkan ijin dari Kepala
kemungkinan bertahan hidup dari SMU.
korban. Tidak hanya petugas pelayanan
kesehatan saja , tetapi orang awam, Pengumpulan data dilakukan
termasuk didalamnya adalah siswa dengan menggunakan self-administered
sekolah menengah atas, diharapkan questionnaire (SAQ) yang terdiri dari 2
untuk dilatih dalam bantuan hidup dasar (dua) bagian: data demografi dan
(BLS) yang merupakan manuver pertanyaan dasar sejumlah 10 item
sederhana namun sangat efektif karena pertanyaan tentang pengetahuan dasar
mereka mungkin saja menghadapi basic life support dengan 2 (dua) dua
situasi serangan jantung setiap saat pilihan B (benar) dan S (salah). Jawabn
Parnell, et al, 2006; Meissner, Kloppe, benar akan diberi skor 1, dan jawaban
& Hanefeld, 2012). salah akan diberi skor 0. Skor
pengetahuan tersebut selanjutnya
Orang awam yang sudah terlatih dikategorikan menjadi dua, baik (bila
dalam melakukan BLS biasanya total skor > 7) dan kurang (bila total
mempunyai kecenderungan untuk lebih skor < 7). Instrument yang disusun oleh
percaya diri dan mampu melakukan peneliti berdasarkan pada literature
prosedur BLS apabila menemukan sesuai dengan topik basic life support.
situasi serangan jantung (Tanigawa, et
al, 2011). Jones et al (2007) menemukan Instrument penelitian sudah
bahwa remaja dengan usia antara 13-14 melalui uji validitas dan uji reliabilitas.
tahun dapat melakukan kompresi dada Hasil uji validitas dari 10 item
seperti yang dilakukan oleh orang pertanyaan adalah dikategorikan valid.
dewasa. Untuk mencapai tujuan Hasil uji reliabilitas menghasilkan skor
meningkatkan tingkat kelangsungan Cronbach Alpha sebesar 0, 83 yang
hidup dari serangan jantung, maka perlu berarti semua item pertanyaannya
adanya pelatihan untuk melatih siswa reliable.
sekolah menengah atas tentang BLS.
Data yang terkumpul dilakukan
Tujuan penelitian adalah untuk analisis deskriptif dan analitik. Analisis
melihat adakah pengaruh pelatihan basic deskriptif digunakan untuk menganalisis

Basic Life Support: Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas 95


P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 7, Nomor 2, Juli 2016 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

proporsi responden berdasarkan 10 dan 12 mempunyai proporsi yang


karakteristik socio-demografi. Analisis sama (n=9, 28%) (Tabel 2).
analitik menggunakan Wilcoxon test
dengan level signifikan diatur sebesar p- Hasil Analisa Perubahan
value < 0.05 untuk melihat apakah Pengetahuan Siswa Sebelum dan
pemberian intervensi ini efektif untuk Sesudah Mendapat Pelatihan BLS
merubah pengetahuan responden. Data
dianalisis dengan bantuan SPSS version Hasil pre test dan post test dari 32
20. responden disajikan dalam gambar
dibawah ini:
HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik sosio-demografi

Tiga puluh dua responden ikut


berpartisipasi dalam penelitian ini.
Responden dibedakan berdasarkan
karakteristik sosio-demografiknya,
meliputi: jenis kelamin dan kelas, yang
akan dijelaskan secara berurutan.
Gambar 1. Perbandingan hasil pre test
Tabel 1 Distribusi frekuensi dan post test pada Siswa SMA Negeri
responden berdasarkan jenis kelamin 9 Malang

Jenis kelamin n %
Dari Gambar 1 dapat dilihat
Laki-laki 8 25 bahwa secara umum terjadi peningkatan
Perempuan 24 75 kemampuan kognitif dari responden
Total 32 100 setelah diadakan pelatihan dan
pendampingan prosedur Basic Life
Dalam penelitian ini, mayoritas
Support (BLS). Dari total 32 responden,
responden adalah perempuan (n=24,
75%) (Tabel 1). Hal ini dapat dijelaskan mayoritas responden (n=24, 74%)
dengan data bahwa proporsi siswa mengalami peningkatan hasil pada post
sekolah menengah atas lebih banyak test. Sementara itu, responden yang
berjenis kelamin perempuan tidak mengalami perubahan skor dan
dibandingkan dengan laki-laki. yang mengalami penurunan berjumlah
sama yaitu masing-masing empat
Tabel 2 Distribusi frekuensi
responden (13%).
responden berdasarkan kelas

Kelas n % Para responden dalam penelitian


Kelas 1 9 28 ini menunjukkan pengetahuan yang
Kelas 2 14 44 kurang memadai tentang tindakan yang
Kelas 3 9 28
tepat selama CPR. Hasil ini sejalan
Total 32 100
dengan apa yang dilaporkan oleh
Hampir separuh responden Chaudhary, Parikh & Dave (2011) yang
adalah siswa kelas 11 (n=14, 44%), menunjukkan pengetahuan peserta yang
dimana responden yang berada di kelas kurang tentang tindakan yang tepat yang

Basic Life Support: Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas 96


P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 7, Nomor 2, Juli 2016 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

harus diambil selama resusitasi. Ini Chaudhary, Parikh & Dave (2011) dan
merupakan indikasi bahwa kurikulum Ruesseler et al. (2010) menekankan
pengajaran BLS harus diperbaiki dan pentingnya intervensi berbasis simulasi
terstandar sehingga akan memuat alam meningkatkan keterampilan dalam
komponen teoritis dan praktis yang lebih mengelola keadaan darurat yang
intensif. mengancam jiwa. Selanjutnya, Abbas,
Bukhari & Ahmad (2011) juga
Tabel 4 Hasil Wilcoxon Test menunjukkan tidak hanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan BLS
Test Statisticsa berikut pelatihan CPR tetapi juga
menekankan perlunya penguatan
Posttest - Pretest
pengetahuan BLS.
Z -3.384b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test KESIMPULAN DAN SARAN


b. Based on negative ranks.
Dari penelitian ini dapat
Tabel 4 menunjukkan ada disimpulkan bahwa mayoritas responden
perbedaan yang signifikan dari nilai pre- adalah perempuan dan hampir
test dan post-test responden terkait setengahnya berada di kelas 11, dan
dengan pengetahuan BLS (p-value < mayoritas responden mengalami
0.05). Setelah dilakukan pelatihan BLS, peningkatan skor pengetahuan pada
pengetahuan siswa meningkat seperti post-test. Terdapat perbedaan yang
yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata signifikan dari nilai pre-test dan nilai
yang diperoleh di post-test. Hal ini post-test, dimana hal ini dapat
menunjukkan manfaat positif dari disimpulkan bahwa pemberian pelatihan
pelatihan BLS. Mayoritas responden dasar basic life support terbukti efektif
menunjukkan peningkatan pengetahuan untuk merubah pengetahuan siswa
saat post-test. Hal ini mungkin karena sekolah menengah atas.
keinginan dan semangat untuk belajar
dari siswa. Keterbatasan penelitian ini
adalah jumlah sampel yang sedikit tidak
Zaheer dan Haque (2009) cukup dapat digunakan untuk
menyarankan bahwa pemberian melakukan generalisasi pada seluruh
pelatihan BLS reguler dan pelatihan siswa sekolah menengah atas di
penyegaran akan memastikan retensi Indonesia. Namun, penelitian ini
keterampilan BLS pada akhir kursus. mengandung informasi yang berguna
Pande et al. (2009) merekomendasikan mengenai pengetahuan dasar siswa
adanya penggabungan pelatihan BLS ke sekolah menengah atas tentang basic life
dalam kurikulum dengan penguatan support dan juga efek dari pelatihan
keterampilan setiap tahun. Studi oleh BLS terhadap pengetahuan mereka.

Basic Life Support: Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas 97


P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 7, Nomor 2, Juli 2016 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

DAFTAR PUSTAKA cardiopulmonary resuscitation


outcome reports: update and
Aaberg, AMR, Larsen, CEB, simplification of the Utstein
Rasmussen, BBS, Hansen, CMH, templates for resuscitation
& Larsen, JM. (2014). Basic life registries. A statement for
support knowledge, self-reported healthcare professionals from a
skills and fears in Danish high task force of the international
school students and effect of a liaison committee on resuscitation
single 45-min training session run (American Heart Association,
by junior doctors: A prospective European Resuscitation Council,
cohort study, Scandinavian Australian Resuscitation Council,
Journal of Trauma, Resuscitation New Zealand Resuscitation
and Emergency Medicine, 22, 24. Council, Heart and Stroke
Foundation of Canada, Inter
Abbas, A, Bukhari, SI, & Ahmad, F. American Heart Foundation,
(2011). Knowledge of first aid Resuscitation Council of Southern
and basic life support amongst Africa). Resuscitation, 63, 233-
medical students: A comparison 249.
between trained and un-trained Joens, I, Whitfield, R, Colquhoun, M,
students. Journal of Pakistan Chamberlain, D, Vetter, N, &
Medical Association, 61: 613-616. Newcombe, R. (2007). At what
age can schoolchildren provide
Chaudhary A, Parikh H, & Dave V. effective chest compressions? An
(2011). Current scenario: observational study from the
Knowledge of basic life support Heartstart UK school training
in medical college. Nat J Med programme. BMJ, 1-3.
Res,1:80-82
Lami, M, Nair, P, & Gadhvi, K. (2016).
Choo, Y, Je, S, Yoon, YS, Roh, HR, Improving basic life support
Chang, C, Kang, H, & Lim, T. training for medical students,
(2016). The effect of peer-group Advances in Medical Education
size on the delivery of feedback in and Practice, 7, 241-242.
basic life support refresher
training: a cluster randomized Live Support Training Centre. (2008).
controlled trial, BMC Medical Basic Cardiac Life Support
Education, 16, 167 Programme. Malang: Malang
Trauma Service
Emergency Nurses Association. (2006).
Sheehy’s Manual of Emergency Meissner, TM, Kloppe, C, & Hanefeld,
Care, 6th edition. C. (2012). Basic life support skills
of high school students before and
Jacobs, I, Nadkarni, V, Bahr, J, Berg, after cardiopulmonary
RA, Billi, JE, Bossaert, L, Cassan, resuscitation training: a
P, Coovadia, A, D’Este, K, Finn, longitudinal investigation,
J, Halperin, H, Handley, A, Scandinavian journal of trauma,
Herlitz, J, Hickey, R, Idris, A, resuscitation and emergency
Kloeck, W, Larkin, GL, Mancini, medicine, 20 (31), 1-7.
ME, Mason, P, Mears, G,
Monsieurs, K, Montgomery, W, Owojuyigbe, AM, Adeneken, AT,
Morley, P, Nichol, G, Nolan, J, Faponie, AF, & Olateju, SO.
Okada, K, Perlman, J, Shuster, M, (2015). Impact of basic life
Steen, PA, Sterz, F, & Tibballs, J. support training on the knowledge
(2004). Cardiac arrest and of basic life support in a group of

Basic Life Support: Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas 98


P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 7, Nomor 2, Juli 2016 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

Nigerian Dental Students, Niger students, Emerg Med J, 23, 899-


Postgrad Med J, 22, 164-168. 902.

Pande, S, Pande, S, Parate, V, Pande, S, Petric, J, Malicki, M, Markovic, D, &


& Sukhsohale, N. (2014). Mestrovic, J. (2013). Students and
Evaluation of retention of parents’ attitudes towards basic
knowledge and skills imparted to life support training in primary
first-year medical students school, Croat Medical Journal,
through basic life support 54, 376-380.
training. Advance Physiology
Education, 38: 42-45. Stone, K. (2007). Current Diagnosis &
Treatment: Emergency Medicine.
Sixth Edition. Philadelphia:
Ruesseler, M, Weinlich, M, Müller, MP, McGrawHill.
Byhahn, C, Marzi, I, & Walcher,
F. (2010). Simulation training Tonera, P, Connollyb, M, Lavertyc, L,
improves ability to manage McGrathc, P, Connollyd, D, &
medical emergencies. McCluskey, DR. (2007).
Emergencies Medical Journal, Teaching basic life support to
27: 734-738 school children using medical
students and teachers in a ‘peer-
Parnell, MM, Pearson, J, Galletly, DC, training’ model—Results of the
& Larsen, PD. (2006). Knowledge ‘ABC for life’ programme,
and attitudes towards resuscitation Resuscitation, 75 (1), 169–175
in New Zealand high school
Zaheer, H & Haque, Z. (2009).
Awareness about BLS (CPR)
among medical students: Status
and requirements. Journal of
Pakistan Medical Association ,
59: 57-59

Basic Life Support: Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas 99

You might also like