Professional Documents
Culture Documents
1102014263
LO.1.1. Vaksin
Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau system
kekebalan pada tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yang telah dilemahkan dengan
menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid, dan thymerosal.
LO.1.2. Imunisasi
Imunisasi Aktif
Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup
atau dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah
diperoleh,murah,stabil dalam cuaca ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus
tahan lama dan mudah di reaktivitasi dengan suntikan booster antigen. Baik sel B
maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi. Keuntungan dari pemberian vaksin hidup
atau dilemahkan ialah terjadi replikasi mikroba sehingga menimbulkan pajanan
dengan dosis lebih besar dan respons imun di tempat infeksi alamiah.
Imunisasi Pasif
1. Imunisasi pasif alamiah
- Imunisasi maternal melalui plasenta
- Imunisasi maternal melalui kolostrum
2. Imunisasi pasif buatan
Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin,hanya diberikan dalam keadaan tertentu kepada
pasien yang terpajan dengan bahan yang berbahaya terhadapnya dan sebagai regimen jangka
panjang pada pasien dengan defisiensi antibodi. Imunisasi pasif dapat berupa tindakan profilaktif
atau terapeutik,tetapi sedikit kurang berhasil berhasil sebagai terapi.
Immune Serum Globulin (ISG) spesifik
Plasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sesudah imunisasi atau booster
atau konvalesen dari suatu penyakit.
1. BCG
2. DPT/DT
- Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus (kaku
rahang).
- Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
VI. Umur / usia 10 tahun
3. Polio
- Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan nyeri otot,
lumpuh dan kematian.
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
4. Campak / Measles
5. Hepatitis B
1. MMR
2. Hepatitis A
Melindungi bayi dan balita dari penyakit Invasive Pneumococcal Disease (IPD) yang disebabkan
oleh bakteri streptococcus pneumoniae yang menyebar melalui darah dan bersifat merusak
(invasive). Jenis penyakit yang tergolong IPD adalah radang paru (pneumonia), radang selaput
otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia).
6. Vaksin Hibvaksin
Vaksin ini berguna untuk melindungi bayi dan balita dari serangan meningitis, pneumonia, dan
epiglottitis
Melindungi anak-anak dari virus Human Papiloma Virus (penyebab kanker serviks)
Saya pribadi menyarankan apabila kita mempunyai bayi atau anak, sering-seringlah konsultasi dan
memeriksakannya ke bidan atau dokter sehingga dalam masa yang rentan ini segala sesuatu yang
menimpa bayi dan anak kita akan cepat terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Semoga bermanfaat.
Vaksin berisi dua subtipe A yaitu H3N2 dan H1N1, serta virus tipe B. Yang di gunakan untuk
mencegah virus influenza yang datang setiap tahun.Vaksin diberikan secara intramuscular dengan
dosis untuk umur 6-35 bulan 0,25 ml dan umur 3 tahun 0,5 ml. Anak-anak yang mendapat vaksin
ini pada umur kurang dari 9 tahun, perlu diberikan 2 dosis dengan jarak pemberian lebih dari 1
bulan. Vaksin influenza tidak boleh untuk anak kurang dari 6 bulan. Vaksin ini dianjurkan untuk
diberikan setiap tahun pada anak usia 6 bulan sampai 18 tahun.Bila tidak di berikan vaksin
kemungkinan terserang influenza jika sistem kekebalan tubuhnya turun.
Organ limfoid adalah organ dari sistem limfatik adalah sistem pengumpulan satu jalur yang
mengumpulkan serta mengalirkan cairan yang disaring dan bahan-bahan selular yang menumpuk
dalam ruang antar sel. Lapisan pembuluh limfe mengalir dalam vena, yang kembali ke limfe ke
sirkulasi darah.
LO.2.1. Makroskopis
3.Limfe : Merupakan sebuah cairan bening atau tidak berwarna yang terdapat pada saluran
limfatika, yang terdiri dari kapiler, duktus, trunkus limfa, serta dalam sinus nodus limfatikus.
4.Tonsil : Merupakan agregasi dari jaringan limfatik dalam mulut (pangkal lidah, palatum molle,
dan regio faringeal). Tonsil itu hanya memiliki vasa limfa.
5.Nodus limfatikus : Merupakan akumulasi dari jaringan limfatik yang dibungkus oleh serabut
elastic dan serabut otot polos yang mengandung kapsula.
6.Lymphocenter : merupakan satu atau sekelompok nodus limfatikus yang ada secara konstan dan
di region tubuh yang sama, serta menerima vasa aferen.
7.Nodus Hemalis : Merupakan organ limfatik yang mempunyai morfologi khusus yang berbeda
dengan nodus limfatikus dalam hal warna dan pada nodus hemalis tidak mempunyai vasa aferen
dan vasa eferen. Warna pada nodus hemalis adalah coklat tua dan merah tua karena mengandung
sel darah.
8.Thymus : Merupakan orgam limfosit sekunder tempat transformasi menjadi sel limfosit T.
sehingga sel limfosi T tersebut dapat membinasakn sel-sel yang bersifat asing atau sebagai system
pertahanan maupun sel-sel kekebalan (anonym,2009)
1.Kapiler limfatik merupakan kepiler untuk jalan cairan limfe, berukuran lebih besar dan lebih
teratur dibandingkan dengan kapiler darah.
2.Cisterna chili yaitu sebuah perluasan awal dari ductus thoracicus yang terletak dorsal dari aorta,
ventral dari corpus vertebrae, dan diantara tiang-tiang diafragmaserta dindingnya tipis dan terang.
Limfe yang mengalir ke cysterna chili adalah limfe pinggang, limfe dari seluruh intestinum,
ventriculus, hepar dan lien.
3.Ductus thorax adalah truncus limfatikus utama yang mengumpulkan cairan dari seluruh tubuh
kecuali untuk kuadran kanan atas, jadi untuk kuadran atas duktusini hanya menerima bagian
sinister. Ductus ini selanjutnya memasuki vena subklavia kiri pada sisi pertemuan vena tersebut
dengan vena jugularis interna.
4.Ductus limfatikus dexter adalah trunkus limfatikus yang lebih kecil. Saluran ini bermuara pada
pertemuan vena jugularis interna dan vena subclavia kanan.Ductus ini menerima aliran limfe dari
sisi kanan kepala dan leher serta lengan kanan.
5.Trunkus bronkomediastenal kanan menampung limfe dari struktur mediastinaldan paru-paru dan
kemudian menyatu dengan duktus limfatik kanan.
LO.2.2. Mikroskopis
1.Limpa (Lien)
Kapsula dan trabekula pada limpa kaya serabut otot polos dan serabut elastic. Kapsula pada sapi
dan kuda tebal, sedangkan pada hewan kanivora tipis. Limpa juga terdiri dari pulpa putih dan pulpa
merah. Pulpa putih adalah jaringan limfatik padat yang didominasi oleh limfosit kecil dan
berhubungan erat dengan cabang-cabang arteri trabekuler terletak di sentralis dan para sentralis.
Sedangakan untuk pulpa merah merupakan pulpa yang dihuni oleh semua sel darah, sinusoid
maupun tali-tali limpa yang tersusun granulosit, progenitor granulosit, sel fagosit dan sel retikuler.
Limpa tergolongkan menjadi tiga yaitu:
1.Limpa tipe pertengahan atau intermedier yaitu antara pulpa merah dan pulpa putih seimbang,
kapsula dan trabekula juga seimbang. Contoh hewan ini adalah ruminansia dan babi.
2.Limpa tipe pertahanan atau defensive pada limpa ini pulpa putih lebih dominan dari pada pulpa
merah. Trabekula dan otot polos sedikit serta kapsulanya tipis.Contoh hewan ini adalah kelinci
maupun manusia.
3.Limpa tipe ketiga adalah limpa tipe penyimpan. Pada limpe ini pulpa merah lebih dominan dari
pada pulpa putih. Trabekula dan kapsula tebal, serta kaya otot polos dan serabut elastic. contoh
dari hewan ini adalah Anjing, kucing dan kuda.
4.Sedangkan untuk limpa ayam terbungkus oleh kapsula muskule tebal tanpa trabekula. Batas
antara pulpa merah dan pulpa putih tidak jelas. Pulpa putih tersebar merata terutama tersusun oleh
limfosit kecil, sedangkan untuk limfa merah tersusun dari sinus venosus dan tali-tali sel yang
terdiri dari sel retikuler,makrofag, limfosit dan eritrosit.
5.Nodus limfatikus pada nodus limfatikus terbungkus oleh jaringan ikat kolagen padat dengan
serabut ototdan serabut elastic. Untuk kapsula melepaskan trabekula ke dalam organ. Pada bagina
perifer korteks terisi nodulus limfatikus dengan dikelilingi oleh jaringan limfatik difus.Selanjutnya
jaringan limfatik difus melanjut ke medulla dan membentuk tali-tali medulla atau korda medulla.
jadi tali-tali medulla tersebut terisi oleh limfosit, sebgian leukosit,makrofag dan sel
plasma.Sedangkan kapsula sendiri terbungkus oleh vasa limfatik aferen, yang selanjutnya vasa
tersebut menuju ke sinus kapsuler, kemudian ke sinus subkapsularis, kemudian ke sinuskortikalis,
kemudian ke nodulus dan kemudian ke sinus medularis kemudian ke kapsula dan terakhir ke hilus.
Untuk Nodus limfatikus babi terlihat terbalik, karena nodulus limfatikus terletak dimedulla
sedangkan tali-tali edula teletak di korteks. Sedangkan untuk nodulus limfatikus anjiing dan domba
pembagina dari medulla dan korteks sudah jelas. dengan nodulus limfatikus terletak di korteks,
dan tali-tali medulla terletak di medulla, untuk nodus limfatikus domba terlihat lebih merah.
1.Bursa Fabricius
Bursa fabricius merupakan sebuah kantong buntu tebuka yang terletak di dinding proktodeum
kloaka bagian dorsal. Pada bursa fabricius epithelium permukaannya berbentuk epithelium
pseudokolumner kompleks, sedangkan untuk apeks folikelnya dibatasi oleh epithelium kolumner
simpleks. Untuk tunika mukosa berlipat-lipat membentuk plika saraf folikel organ limfatik yang
lebih spesifinya folikel organ limfatik tersebut terletak di lamina propia mukosa. Folikel terbagi
korteks dan medulla, pada korteks terisi limfosit kecil sedangkan pada medulla terisi limfosit besar.
Pada perifer medulla. lapisan sel-sel epitel belum terdiferensiasi dan terpisah dari kortes oleh sel-
sel kapiler. Untuk lamina muskularis mukosa, tunika submukosa, tunikamuskularis dan tunika
serosa secara keseluruhan hanya meupakan lapisan tipis yang terletak di bawah folikel organ
limfatik (Anonim, 2009)
LI.3. Memahami dan Menjelaskan Respon Imunitas
SISTEM IMUN
NONSPESIFIK SPESIFIK
1. Alamiah
Imunitas alami yang merupakan kekebalan nonspesifik sudah ditemukan pada saat lahir.
Imunitas alami akan memberikan respons nonspesifik kepada setiap penyerang asing tanpa
mempertahankan komposisi penyerang tersebut. Dasar pertahanan alami semata-tama
berupa kemampuan untuk membedakan antara sahabat dan musnah atau antara “diri
srndiri” dan “bukan diri sendiri”. Mekanisme alami semacam ini mencakup sawar “barrier”
fisik dan kimia,kerja sel-sel darah putih dan proses inflamasi.
Komponen dari system kekebalan yang terlibat dalam kekebalan bawaan adalah
makrofag,netrofil dan komplemen. Komplemen tersebut menunjukan reaksi dan
pengenalan yang sama terhadap semua benda asing.
2. Didapat
Imunitas didapat atau spesifik dibentuk sesudah lahir. Imunitas didapat biasanya terjadi
setelah seseorang terjangkit penyakit atau mendapat imunisasi yang menghasilkan respons
imun yang bersifat protektif. Beberapa minggu atau bulan setelah seseorang terjangkit
penyakit atau mendapatkan imunisasi akan timbul respons imun yang cukup kuat untuk
mencegah terjadinya penyakit atau jangkitan ulang.
Ada dua tipe imunitas yang didapat, yaitu aktif dan pasif. Pada imunitas yang didapat aktif,
pertahanan imunologi akan dibentuk oleh tubuh orang yang dilindungi oleh imunitas
tersebut. Imunitas ini umumnya berlangsung selama bertahun-bertahun atau seumur hidup.
Imunitas yang di dapar pasif merupakan imunitas temporer yang ditrasmisikan dari sumber
lain yang sudah memiliki kekebalan setelah menderita sakit atau mendapat imunitas.
Keterangan NONSPESIFIK :
1. System imun : Gabungan sel,molekul,dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap
infeksi.
2. Nonspesifik : berupa komponen normal tubuh,selalu ditemukan pada individu sehat dan
mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya. Disebut nonspesifik
karena tidak ditujukan terhadap mikriba tertentu,telah ada dan siap berfungsi sejak lahir.
a. Organisme penyebab penyakit : - Udara ( virus,bakteri,jamur)
- Makanan dan air ( virus,nakteri,jamur,protozoa,cacing)
- Kulit ( bakteri,jamur,protozoa,cacing)
- Usus ( virus,bakteri,protozoa,cacing )
b. Pertahanan : - mata dan darah ( Lisozim, IgA )
- Mulut dan saluran cerna atas ( enxim,peptide antimikroba,aliran menuju
lambung )
- Saluran napas dan paru ( silia,mucus/bersin,makrofag alveolar )
- Kulit ( peptide antimicrobial,asam lemak dalam serbuk )
- Lambung ( pH asam,enzim pencernaan,peptide antimicrobial,aliran
cairan menuju usus )
- Usus halus ( enzim pencernaan,peptide antimicrobial,aliran cairan ke
usus besar )
- Usus besar ( flora normal usus “kompetisi dengan mikroba
asing”,cairan/feses keluar dari rectum )
- Urine ( pH asam )
c. Hurmoral : system imun nonspesifik menggunakan berbagai molekul larut. Molekul
larut tertentu diproduksi di tempat infeksi atau cedara dan berfungsi local. Molekul
tersebut antara lain adalah peptide antimikroba seperti defwnsin,katelisidin dan IFN
dengan antiviral.
- Komplemen
- Protein fase akut : berperan dalam pertahanan dini ( C-reactive
protein,lektin,protein fase akut lain )
- Mediator asal fosfolipid : memproduksi PG dan LTR
- Sitokin IL-1, IL-6, TNF-alfa
d. Selular : kerusakan jaringan dapat menyebabkan penglepasan factor vasoaltif dan
kemotaktif yang mengcetuskan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler
setempat kapiler permeable memungkinkan influx cairan (eksudasi) dan sel
Fagosit bermigrasi ke daerah inflamasi (kemotaksis) fagosit dan
eksudat antibakteri memusnahkan bakteri.
( pengerahan makrofag dan bahan antimikrobal dari sirkulasi darah ).
Bakteri yang masuk melalui luka memacu respons inflamasi yang mengerahkan bahan
antimikribial dan fagosit (mula-mula neutrophil,kemudian makrofag dan monosit) ke
tempat infeksi.
KOMPONEN SISTEM IMUN NONSPESIFIK
Komponen Fungsi utama
Sawar
Lapisan epitel Mencegah mikroba masuk
Defensin/katelisidin Membunuh mikroba
Limfosit intraepitelial Membunuh mikroba
Sel efektor dalam sirkulasi
neutrofil Fagositosis dini dan membunuh mikroba
makrofag Fagositosis efisien dan membunuh
mikroba,sekresi sitokin yang merangsang
inflamasi
Sel NK Lisis sel terinfeksi,aktivitasi makrofag
Protein efektor dalam
sirkulasi
komplemen Membunuh mikroba,opsonisasi mikroba
Ikatan manosa Opsonisasi mikroba,aktivasi komplemen (jalur
lektin)
CRP (pentraksin) Opsonisasi mikroba,aktivasi komplemen
Sitokin
TNF,IL-1,kemokin inflamasi
IFN-alfa,-beta Resistensi terhadap virus
IFN-y Aktivasi makrofag
IL-12 Produksi IFN-y oleh sel NK dan sel T
IL-15 Proliferasi sel NK
IL-10,TGF-beta Control inflamasi
SPESIFIK
System imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh system imun
spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi,sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh
untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudia dihancurkan dan bekerja tanpa bantuan
system imun nonspesifik.
Fungsi utama system imun spesifik selular ialah pertahanan terhadap bakteri yang
hidup,intraselular,virus,jamur,parasite dan keganasan. Yang berperan dalam imunitas selular
adalah CD4+ yang mengaktifkan sel Thl yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk
menghancurkan mikroba dan sel CD8+ yang memusnahkan sel terinfeksi.
Kerja sama antara system imun nonspesifik dan spesifik berinteraksi dalam
menghadapi infeksi. System imun nonspesifik bekerja dengan cepat dan sering
diperlukan untuk merangsang system imun spesifik. Mikroba
ekstaselularmengaktifkan komplemen melalui jalur lektin. Kompleks antigen-
antibodi mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik. Virus intraselular
merangsang sel yang diinfeksinya untuk melepas IFN yang mengerahkan dan
mengaktifkan sel NK. Sel dendritic yang memakan antigen bermigrasi ke kelenjar
getah bening dan mempresentasikan antigen yang dimakannya.
LO.4.1. Definisi
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan
antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang produksi
antibodi.
LO.4.2. Klasifikasi
Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan
univalen.
LO.5.1. Definisi
Antibodi atau immunoglobulin (Ig) adalah golongan protein yang dibentuk sel plasma ( proliferasi
sel B ) setelah terjadi kontak dengan antigen.
LO.5.2. Klasifikasi
IgM (immunoglobulin M)
Antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh antigen. Contohnya jika
seorang anak menerima vaksinasi tetanus I,maka 10-14 hari kemudian akan
terbentuk antibodi antitetanus IgM ( respons antibodi primer). IgM banyak terdapat
di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ
maupun jaringan.
Berikut disampaikan beberapa prinsip dalam pemberian vaksin atau imunisasi yang Halal dan
toyyiban :
Memberikan asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang memaksisimalkan
pembangunan dan pemeliharaan system imun tubuh atau kekebalan tubuh manusia.
Memberikan asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang meminimalkan dan
menghilangkan zat yang bersifat menurunkan kerja system imun atau kekebalan manusua.
Menjauhkan dan menghentikan asupan nutrisi yang bersifat menurunkan pembangunan
dan pemeliharaan system imun aztau kekebalan tubuh manusia.
Tidak memberikan vaksinasi yang mengandung toksin atau racun berbahaya yang menjadi
ancaman manusia,seperti bahan kimiawi sintesis,logam berat (heavy mental),hasil
metabolit parsial,toksin bakteri,dan komponen dinding sel.
Tidak memberikan memberikan vaksinasi dan obat-obatan yang mengandung bahan yang
haram secara syari’at:
- Alcohol dan turunannya, yang bersifat seperti alcohol yaitu apabila di konsumsi
memabukkan.
- Tidak mengandung darah,daging babi,dan hewan yang ketika disembelih tidak mengebut
nama Allah.
- Tidak dikembangbiakkan dalam darah hewan hewan apapun,daging babi,dan dalam
makhluk hidup yang di haramkan menurut syari’at islam.
- Tidak menggunakan daging yang yang diharamkan menurut syari’at, seperti hewan
bias,bertaring,bangkai, dll.
Membiasakan untuk mewngkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat
membangun system kekebalan tubuh manusia.
Membiasakan untuk tidak mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat
menurunkan system kekebalan tubuh manusia.
- Anjuran berobat
- Batasan halal dan haramnya bahan obat
- Batasan halal dan haramnya bahan obat
- Tujuan dan akibat yang ditimbulkan
Daftar Pustaka
Baratawijaya KG.2004. imunologi dasar edisi ke-9,Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Sudoyo AW, 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 4 jilid I. Jakarta: FKUI.
Wahab Samik,2002. System imun, Imunisasi,dan penyakit ilmu. Jakarta: Widya Medika.