Professional Documents
Culture Documents
Density dapat dinyatakan dalam tiga bentuk :1. Massa density (p) satuan
dalam SI adalah (kg/m3)2. Berat spesifik (specific weight) (y) = p . g satuan
dalam 31 = N/m3 dimana g=percepatan gravitasi (~9,81 mls2)3. Spesifik gravity
(s.g) merupakan perbandingan antara density dengan berat spesifik suatu zat
terhadap density atau berat spesifik suatu standard zat(umumnya terhadap air).
Jadi spesifik gravity tidak mempunyai satuan.
Sedangkan, Bulk Density adala Kerapatan yang bisa diartikan
sebagaisalah satu sifat fisik bahan yang umumnya digunakan dalam suatu
gudangpenyimpanan dan volume alat pengolahan. Dalam penentuan bulk density
perludiketahui terlebih dahulu volume solid suatu komoditas pertanian yakni
denganmembagi berat air yang dipindahkan dengan densitas air. Apabila
komoditas yangdiukur bersifat higroskopis, maka digunakan media lain seperti
tepung. Kerapatanini merupakan parameter yang digunakan dalam menentukan
ruang prosesmaupun penyimpanan bahan.
Densitas bahan sangat sensitif dalam kuantitas gas yang terjebak di sela-
selanya dan tekanan pada alas bahan. Pada saat lainnya, densitas mencapaikekerasannya, partikel
yang kasar menahan lebih banyak pada saat bertumpuk dandalam pengukuran ukuran
wadah. Hal ini terjadi karena udara dapat lebih mudahterlepas dari tumpukan,
kontak dalam struktur pada bijian yang besar dapatmenahan dengan kekuatan yang
besar sebelum memasukan bijian yang lebih kecildan kontak antara struktur dengan
dinding mendesak ini membuat partikel yanglebih besar dapat masuk secara
bersamaan. Sangat sulit untuk menahan dimensidalan kontak dalam struktur pada
alas parikel yang baik dengan kuantitas airdalam gundukan, karena udara lebih
sulit untuk keluar dari celah yang sempit danberliku.
Hasilnya, kekuatan alas untuk menahan tekanan yang berlebihan olehberat
partikel dipengaruhi oleh tekanan gas dan alas partikel pun tertekan. Padakondisi
dilatasi yang ekstrim kekuatan yang tersisa di antara partikel tidak berpengaruh
dalam gaya tolak dan massa akan menjadi seperti air. (sumber:www.bulk-
online.com/ask/askme.php?id=16)
2.1.2 Sudut Curah
Koefisien friksi antara materi granula sebanding dengan tangen sudut dari
friksi internal material tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara menuang beras
(dengan bobot tertentu) ke atas permukaan rata dari ketinggian 10-15 cm hingga
membentuk sebuah gunungan. Kemudian sudut curah diukur dengan rumus
berikut :
Sudut curah suatu bahan dapat dijadikan suatu indikator kasar untuk
menentukan kemudahan suatu bahan tersebut mengalir dalam sistem pengepakan
dan penyimpanan. Carr dalam Peleg (1983) menyatakan bahwa sudut curah
sebesar ≤35o menandakan bahwa bahan tersebut mudah mengalir, sudut curah 35-
45o menandakan bahwa bahan tersebut sedikit bersifat kohesif, sudut curah
sebesar 45-55o menandakan bahwa bahan bersifat kohesif (kehilangan sifat mudah
mengalir), dan sudut curah ≥55o menandakan bahan bersifat sangat kohesif dan
sulit mengalir
2.2 Hal-Hal yang mempengaruhi sudut curah
Menurut Sahay dan Singh (1994), nilai sudut repos dari suatu bahan di
pengaruhi oleh:
1.Bentuk
2.Ukuran
3.Kadar air
4.Orientasi bahan
Sudut curah atau sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara
bidangdatar dengan sisi miring curahan bila sejumlah biji dituangkan dengan
cepat diatas bidang datar. Sudut repos penting artinya untuk desain wadah,
fasilitaspenyimpanan, dan alat-alat pembantu lain dalam pengolahan biji-bijian.
Sudut repos ditentukan dengan menggunakan alat pengukur sudut
repos.Bahan dimasukkan dalam alat dan sudut dirubah-rubah sampai bahan
akanbergerak ke bawah.Sudut repos adalah sudut pada saat bahan mulai
bergerak.Sudut repos juga dapat ditentukan melalui perhitungan, yaitu dengan
mengukurdiameter curahan dan tinggi curahan.
Besar kecilnya sudut repos dapat dipengaruhi oleh besarnya gesekan
yangterjadi. Gesekan tersebut dapat dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, massa
bahan,dan kadar air bahan. Selain pengaruh yang terdapat pada bahan itu sendiri,
sudutrepos dipengaruhi pula oleh sifat alas tempat curah biji-bijian.Bahan untuk
pembuatan alas dapat mempengaruhi koefisien geseknya terhadap biji-bijian.
2.3 penerapan bulk density dan sudut curah pada industri pangan
bahan
dokumentasi
bahan
bahan
penimbangan
Perhitungan volume
Bahan
Hitung L, a dan b
Sampel
Coloureader 5 titik
Hitung Hue
BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB 5 PEMBAHASAN