Professional Documents
Culture Documents
CORPORATE GOVERNANCE
OLEH :
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tema daripada
makalah kali ini adalah “Board Committee Roles and Responsibilities”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas didalam mata kuliah Corporate
Governance yang mana materi didalam makalah ini digunakan sebagai acuan presentasi yang
dilakukan pada hari yang bersangkutan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah syarat yang diajukan untuk
mengikuti Ujian Tengah Semester.
Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa masih ada beberapa kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu bagi dosen pembimbing kami minta kritik
dan saran agar untuk berikutnya kami dapat memperbaiki pembuatan makalah ini di masa
yang akan datang.
Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa “Fakultas Ekonomi”.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
(ataupun Komite Monitoring Risiko – apapun namanya, berkaitan dengan fungsi pengelolaan
risiko). Ada juga perusahaan yang memiliki Komite Kebijakan Corporate Governance.
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah sebuah perusahaan kayu yang berbasis di
Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 14 April 1980 ini merupakan pabrik kayu
terbesar di Kalimantan Timur. Kegiatan utama Perusahaan terdiri dari pengolahan kayu,
kegiatan penebangan, operasi hutan tanaman industri, serta perdagangan ekspor, impor dan
lokal. Perusahaan ini memiliki sejumlah konsesi hutan alam dan konsesi hutan tanaman yang
dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari. PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk telah berkomitmen untuk tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi dengan
memperhatikan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance - GCG). Implementasi GCG dalam lingkungan bisnis PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk telah dilakukan secara maksimal dan menyeluruh sejak PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
dan entitas anak perusahaan berdiri. Struktur Tata Kelola PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
meliputi struktur organ perusahaan utama dan pendukung, dimana organ utama terdiri dari:
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sementara organ
pendukung terdiri dari: Komite Audit, Sekretaris Perusahaan, dan Internal Audit.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
khususnya, sistem untuk manajemen risiko, pengendalian keuangan dan
operasional, dan kepatuhan terhadap hukum dan standar yang relevan. .
8. Mengawasi proses pengungkapan dan komunikasi.
E. Dewan harus dapat melaksanakan penilaian independen objektif dalam urusan
perusahaan
1. Dewan harus mempertimbangkan untuk menetapkan jumlah anggota dewan non-
eksekutif yang cukup yang mampu melakukan penilaian independen terhadap
tugas-tugas di mana ada potensi konflik kepentingan. Contoh tanggung jawab
utama tersebut adalah memastikan integritas pelaporan keuangan dan non-
keuangan, peninjauan transaksi pihak terkait, pencalonan anggota dewan dan
eksekutif kunci, dan remunerasi dewan.
2. Ketika komite dewan dibentuk, mandat, komposisi dan prosedur kerja mereka
harus didefinisikan dengan baik dan diungkapkan oleh dewan.
3. Anggota dewan harus dapat berkomitmen secara efektif terhadap tanggung jawab
mereka.
F. Untuk memenuhi tanggung jawab mereka, anggota dewan harus memiliki akses terhadap
informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
7
3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup tindakan
pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.
8
2.1. Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas
sehingga pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat untuk
kepentingan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik.
2.2. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, kelompok usahanya dan atau pihak lain.
2.3. Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya.
2.4. Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan melaksanakan Pedoman GCG
ini.
3. Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris
3.1. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.
Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan mengenai hal-hal yang
ditetapkan dalam anggaran dasar atau peraturan perundangundangan, pengambilan
keputusan tersebut dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga
keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi.
Kewenangan yang ada pada Dewan Komisaris tetap dilakukan dalam fungsinya
sebagai pengawas dan penasihat.
3.2. Dalam hal diperlukan untuk kepentingan perusahaan, Dewan Komisaris dapat
mengenakan sanksi kepada anggota Direksi dalam bentuk pemberhentian
sementara, dengan ketentuan harus segera ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan
RUPS.
3.3. Dalam hal terjadi kekosongan dalam Direksi atau dalam keadaan tertentu
sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar,
untuk sementara Dewan Komisaris dapat melaksanakan fungsi Direksi.
3.4. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, anggota Dewan Komisaris baik secara
bersama-sama dan atau sendiri-sendiri berhak mempunyai akses dan memperoleh
informasi tentang perusahaan secara tepat waktu dan lengkap.
3.5. Dewan Komisaris harus memiliki tata tertib dan pedoman kerja (charter) sehingga
pelaksanaan tugasnya dapat terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai salah
satu alat penilaian kinerja mereka.
3.6. Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh Direksi, dalam
9
rangka memperoleh pembebasan dan pelunasan tanggung jawab (acquit et
decharge) dari RUPS.
3.7. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dapat membentuk komite.
Usulan dari komite disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh
keputusan. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan
negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana
masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas,
serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan,
sekurang-kurangnya harus membentuk Komite Audit, sedangkan komite lain
dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
4. Komite Penunjang Dewan Komisaris
4.1. Komite Audit
a. Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan
bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur pengendalian internal perusahaan
dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan audit internal maupun eksternal
dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut
temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen;
b. Komite Audit memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya
untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris;
c. Jumlah anggota Komite Audit harus disesuaikan dengan kompleksitas
Perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan
keputusan. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan
negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana
masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat
luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian
lingkungan, Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen dan
anggotanya dapat terdiri dari Komisaris dan atau pelaku profesi dari luar
perusahaan. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan kemampuan
akuntasi dan atau keuangan.
4.2. Komite Nominasi dan Remunerasi
10
a. Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris
dalam menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta sistem remunerasinya;
b. Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris
mempersiapkan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan
mengusulkan besaran remunerasinya:. Dewan Komisaris dapat mengajukan
calon tersebut dan remunerasinya untuk memperoleh keputusan RUPS dengan
cara sesuai ketentuan Anggaran Dasar;
c. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara,
perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana
masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat
luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian
lingkungan, Komite Nominasi dan Remunerasi diketuai oleh Komisaris
Independen dan anggotanya dapat terdiri dari Komisaris dan atau pelaku
profesi dari luar perusahaan;
d. Keberadaan Komite Nominasi dan Remunerasi serta tata kerjanya dilaporkan
dalam RUPS.
4.3. Komite Kebijakan Risiko
a. Komite Kebijakan Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam
mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai
toleransi risiko yang dapat diambil oleh perusahaan;
b. Anggota Komite Kebijakan Risiko terdiri dari anggota Dewan Komisaris,
namun bilamana perlu dapat juga menunjuk pelaku profesi dari luar
perusahaan.
4.4. Komite Kebijakan Corporate Governance
a. Komite Kebijakan Corporate Governance bertugas membantu Dewan
Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun
oleh Direksi serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk yang bertalian
dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility);
b. Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance terdiri dari anggota Dewan
Komisaris, namun bilamana perlu dapat juga menunjuk pelaku profesi dari
luar perusahaan;
11
c. Bila dipandang perlu, Komite Kebijakan Corporate Governance dapat
digabung dengan Komite Nominasi dan Remunerasi.
5. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris
5.1. Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh Direksi.
Laporan pengawasan Dewan Komisaris merupakan bagian dari laporan tahunan
yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan.
5.2. Dengan diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan atas
laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan
tanggung jawab kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh halhal
tersebut tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab
masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam hal terjadi tindak pidana atau
kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang
tidak dapat dipenuhi dengan aset perusahaan.
5.3. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan
akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan
asas GCG.
15
mengatasi masalah penting lainnya.Kualitas dan kuantitas pertemuan dapat memiliki dampak
yang signifikan terhadap efektivitas dalam memenuhi tanggung jawab pengawasannya.
16
Komite Kompensasi
Komite kompensasi biasanya dibentuk untuk menentukan kompensasi dan manfaat dari para
direktur dan eksekutif.
a. Struktur
Komite harus terdiri dari semua direktur independen yang berotasi secara berkala.
b. Proxy pernyataan pengungkapan
Komite memiliki seperangkat tanggung jawab yang harus mereka ikuti secara ketat.
c. Tanggungjawab komite
Evaluasi direksi.
Desain dan implementasi rencana kompensasi direktur.
Evaluasi eksekutif senior.
Desain dan implementasi rencana kompensasi eksekutif.
Metrik kinerja yang biasanya digunakan oleh komite kompensasi meliputi:
a. Earnings per share (EPS)
b. Cash flow
c. Total shareholder return (TSR)
d. Return metrics
e. Economic profit or economic value added (EVA)
f. Revenue
g. Operational metrics
h. Qualitative factors
Peraturan SEC mengharuskan pengungkapan yang tepat atas kompensasi eksekutif tanpa
memaksakan atau bahkan menilai sifat dan tingkat kompensasi eksekutif perusahaan, itulah
sebabnya semua yang harus dilakukan oleh komite kompensasi harus diungkapkan dengan
benar. Komite tata kelola perusahaan harus terdiri dari direktur eksekutif dan noneksekutif
serta bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau prinsip tata kelola
perusahaan, termasuk peran dan tanggung jawab direksi dan pejabat. Komite tata kelola
perusahaan harus bertanggung jawab untuk menetapkan agenda bagi dewan direksi
perusahaan untuk menentukan apa yang harus dibahas dewan dengan manajemen dan sejauh
mana. Komite tata kelola perusahaan harus memberikan informasi yang cukup kepada dewan
agar dapat secara efektif meninjau kinerja perusahaan. Informasi harus terdiri dari ukuran
finansial dan non finansial dari kinerjanya, perbandingannya dengan praktik terbaik industri,
dan anggaran perusahaan.
17
2.3.3 Komite Nominasi
Komite nominasi biasanya bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan mencalonkan
seorang direktur baru untuk dewan, dan juga memfasilitasi pemilihan direktur baru oleh
pemegang saham. Komite nominasi bertanggung jawab atas
a. meninjau kinerja direksi saat ini;
b. menilai kebutuhan direksi baru;
c. mengidentifikasi dan mengevaluasi keterampilan, latar belakang, keragaman, dan
pengetahuan tentang kandidat;
d. memiliki proses nominasi yang obyektif untuk kandidat yang memenuhi syarat;
e. membantu dalam pemilihan direktur baru yang berkualitas.
Komite Tetap Dewan Lainnya
Perusahaan publik dapat membentuk komite berdiri atau khusus lainnya untuk menangani
masalah yang membutuhkan keahlian khusus.
Contoh:
a. Komite keuangan untuk mengawasi kegiatan keuangan
b. Komite pengarah luar untuk menjaga independensi dewan
c. Komite eksekutif untuk menyetujui keputusan manajemen, rencana, dan tindakan atas
nama seluruh dewan.
Kesimpulan
18
BAB III
KASUS
3.2 Visi
Menjadi industri perkayuan terpadu dan bertanggung jawab sosial, memberikan solusi
dengan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang menggunakan bahan
baku dari hutan yang dikelola secara lestari, serta optimalisasi pemanfaatan sumber
daya alam lainnya.
3.3 Misi
Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis dan kayu
lapis olahan, MDF serta produk-produk turunan lainnya yang berkaitan dengan
industri perkayuan serta mempunyai tanggung jawab sosial.
Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan yang
dikelola berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari.
Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan.
Memberikan nilai tambah produk melalui peningkatan nilai di setiap proses
tahapannya, pengembangan produk, sumber daya manusia dan jalur distribusi.
Mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.
21
3.6 Peran dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Komite Penunjang Dewan
Komisaris pada PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
22
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memiliki hak dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap
kebijakan manajemen Perseroan yang dilaksanakan oleh Direksi meliputi rencana
pengembangan, rencana bisnis dan anggaran tahunan, pelaksanaan dan kepatuhan pada
ketentuan Anggaran Dasar, serta keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam kaitan dengan pelaksanaan praktik GCG di lingkungan Perseroan, tugas dan
tanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas kebijaksanaan Direksi dalam
menjalankan Perseroan: meminta dan memperoleh penjelasan dari Direksi atas segala hal
yang terkait dengan Perseroan, memperoleh akses atas informasi Perseroan, membentuk
Komite Audit dan komite lainnya sesuai dengan kebutuhan Perseroan, serta memantau
efektivitas praktik GCG Perseroan. Dewan Komisaris Perseroan melakukan kontrol melalui
fungsi utamanya sebagai pengawas Direksi dalam menjalankan tata kelola perusahaan.
Fungsi pengawasan tersebut dilaksanakan antara lain melalui optimalisasi fungsi Komite
Audit Independen yang dibentuk Dewan Komisaris. Berdasarkan informasi-informasi yang
disampaikan dalam bentuk laporan rutin dari Komite Audit, Dewan Komisaris memberikan
nasihat, pertimbangan dan masukan kepada Direksi terkait dengan kebijakan pengurusan
serta aktifitas–aktifitas tertentu yang akan dilaksanakan Perseroan. Dewan Komisaris dapat
memberikan persetujuan maupun menolak tindakan-tindakan tertentu yang diusulkan atau
akan dilakukan oleh Direksi bilamana menurut pertimbangan Dewan Komisaris tindakan
tersebut bertentangan dengan kepentingan Perseroan.
23
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan dalam RUPS dimana penilaian dilakukan
secara self assessment terhadap KPI (Key Performance Index) yang telah ditetapkan.
Penilaian Kinerja Komite Penunjang Dewan Komisaris Penilaian terhadap kinerja Komite
Audit Perseroan dilakukan secara self assessment terhadap KPI yang telah ditetapkan.
Komite Audit berfungsi memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris mengenai laporan
Direksi. Dalam pelaksanaan tugasnya untuk menjaga agar tidak terjadi kasus penyelewengan
atau kecurangan dalam tubuh perusahaan, Komite Audit bertanggung jawab secara langsung
kepada Dewan Komisaris.
Pembentukan Komite Audit merupakan bentuk dari upaya Perseroan untuk menerapkan
praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik. Oleh karena itu, Komite Audit memiliki Fungsi
dan peran yang strategis untuk mendukung dan meningkatkan peran Dewan Komisaris dalam
menjalankan fungsi pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan Perseroan oleh Direksi.
Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada
Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris, antara lain meliputi:
a. melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti
laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.
b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan Perseroan.
c. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan
Publik untuk memastikan semua risiko usaha yang penting telah dicantumkan.
d. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Perusahaan dan
pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.
25
Publik. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris. Masa
tugas Komite Audit tidak lebih dari masa jabatan Dewan Komisaris sebagaimana diatur
dalam peraturan OJK dan dapat dipilh kembali hanya untuk 1 (satu) periode berikutnya.
Selain itu Dewan Komisaris dapat memberhentikan sewaktu-waktu anggota Komite Audit
yang bukan berasal dari Dewan Komisaris jika dianggap tidak dapat melaksanakan tugas
dengan baik. Perseroan menetapkan standar kualifikasi yang tinggi terhadap pemilihan
personil Komite Audit, yaitu:
a. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman dalam
bidangnya serta mampu berkomunikasi dengan baik;
b. Memiliki sedikitnya 1 (satu) anggota yang berlatar belakang dibidang akuntansi dan
keuangan;
c. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan; d.
Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya ;
d. tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi atau
pemegang saham utama Perseroan;
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Standar pencatatan mengharuskan perusahaan yang terdaftar untuk membentuk
setidaknya tiga komite dewan, termasuk komite audit, kompensasi, dan nominasi / tata
kelola. Komite dewan biasanya dibentuk sebagai sarana untuk meningkatkan efektivitas
dewan di daerah-daerah di mana komite yang lebih terfokus, khusus, dan berorientasi teknis
dianggap perlu.Komite audit bertindak sebagai penjaga kepentingan investor dengan
mengasumsikan tanggung jawab pengawasan di bidang tata kelola perusahaan, pelaporan
keuangan, aktivitas audit, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Komite audit
adalah salah satu komite utama utama dari dewan direksi perusahaan dan, dengan demikian,
bekerja dengan komite dewan lain, manajemen perusahaan, dan auditor eksternal dan internal
untuk secara efektif memenuhi tugas fidusia dewan untuk semua pemangku kepentingan.
Auditor eksternal dan internal pada akhirnya bertanggung jawab kepada komite audit dan
harus menyerahkan laporan mereka kepada komite audit. Determinan dari komite audit yang
efektif termasuk ketekunan, independensi, komunikasi, tanggung jawab, akuntabilitas,
sumber daya, hubungan kerja, evaluasi, fungsi, dan tanggung jawab hukum.
Komposisi komite audit, termasuk ukuran, independensi, kualifikasi, dan sumber
daya, dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keefektifannya. Setidaknya satu dari
anggota komite audit harus ditunjuk sebagai ahli keuangan. Tanggung jawab komite audit
dapat dikelompokkan ke dalam kategori berikut: tata kelola perusahaan, pengendalian
internal, pelaporan keuangan, aktivitas audit, kode etik, program whistleblower, manajemen
risiko perusahaan, dan penipuan laporan keuangan. Laporan komite audit kepada pemegang
saham meliputi, antara lain, uraian tanggung jawab komite audit, aktivitas dan
pencapaiannya, dan penilaian sendiri tentang seberapa baik mereka telah melepaskan
tanggung jawabnya yang ditetapkan. Tanggung jawab komite kompensasi dapat
digeneralisasikan ke dalam tiga kategori: (1) mengevaluasi kinerja direksi dan eksekutif
senior, (2) merancang dan mengimplementasikan rencana kompensasi untuk direktur dan
eksekutif, dan (3) mengungkapkan kegiatan komite kompensasi.
27
4.2 Saran
xxxx
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sljglobal.com
Komite Nasional Kebijakan Goverance, 2006. Pedoman Umum Good Corporate Goverance
Indonesia (KNKG)
OECD, 2004, OECD Principle Of Corporate Goverance (OECD)
28