Professional Documents
Culture Documents
2.3.7 Diagnosis
Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karana prosesnya sendiri yang kerap
tidak bergejala (asimptomatik), atau dikenal dengan silent otitis media. Dengan absennya
gejala seperti nyeri telinga, demam, ataupun telinga berair, OME sering tidak terdeteksi
baik oleh orang tuanya, guru, bahkan oleh anaknya sendiri.2
1. Anamnesis (gejala klinik) meliputi:1
a) Berkurangnya fungsi pendengaran. Keadaan ini sering ditemukan dan kadang-
kadang satu-satunya gejala. Onsetnya tersembunyi dan jarang melebihi 40 dB.
Ketulian bisa saja tidak terdeteksi oleh orang tua dan mungkin ditemukan secara
tidak sengaja pada saat dilakukan skrining tes audiometri
b) Rasa tersumbar pada telinga
c) Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit
d) Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala
berubah
e) Rasa sedikit nyeri dalam telinga
f) Tinnitus dan vertigo kada ada dalam bentuk ringan
2. Pemeriksaan fisik
Lazimnya diagnosis OME dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik telinga dengan
menemukan cairan di belakang membran timpani yang normalnya translusen.15
Pemeriksaan otoskopik dapat memperlihatkan:1
- Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), nyeri tumpul, dan hilangnya
refleks cahaya.
- Warna membran timpani berubah agak kekuningan.
- Processus brevis malleus terlihat sangat menonjol dan processus longus tertarik
medial dari membran timpani.
- Adanya level udara-cairan (air fluid level) atau sedikit gelembung udara (small air
bubble) membuat diagnosis lebih nyata.2
3. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa instrumen penunjang juga membantu menegakkan diagnosis OME, antara
lain:
a. Otoskop pneumatik
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang
dan gendang telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang
telinga yang menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan
atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga.2
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi
pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga
yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga
terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang berkurang atau
tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.1
b. Audiometri impedans (timpanometri)
Digunakan untuk mengukur perubahan impedans akustik sistem membran
timpani telinga tengah melalui perubahan tekanan udara di telinga luar. 1
Timpanometri digunakan untuk penyelidikan OME. Timpanometri mudah
digunakan, tidak mahal dan dapat memberikan hasil pemeriksaan untuk dapat
menunjang diagnosis. Dengan mengukur mekanisme pergerakan telinga tengah, ini
memberikan penilaian objektif terhadap status telinga tengah. Timpanometri
mencapi nilai maksimal bila tekanan di saluran telinga luar sama dengan telinga
tengah. Dengan memvariasikan tekanan di telinga luar, timpanometer mampu
memberikan informasi tentang status telinga tengah. Jika ada efusi di telinga
tengah, maka hasil tidak bervariasi sesuai dengan perubahan tekanan saluran, dan
timpanogram tampak datar. Jika udara di telinga tengah berada pada atau dekat
dengan tekanan atmosfer, maka timpanogram akan normal. Tekanan telinga tengah
negatif menghasilkan timpanogram dengan puncak berada pada kurang dari 99
daPa (deca Pascal).2
c. Pure tone Audiometry
Pasien OME biasanya mengalami tuli konduktif yang moderat. Audiometri
memberikan penilaian tingkat keparahan dari gangguan pendengaran yang dialami
oleh pasien. Audiometri juga digunakan untuk memantau perkembangan kondisi
dan memberi informasi yang berguna untuk menentukan manajemen perawatan.
Sebagai contoh, pada pasien dengan ambang pendengaran 20dB atau lebih baik dari
itu, tidak mungkin dilakukan intervensi pembedahan karena tidak ada indikasi
untuk dilakukan bedah, meskipun ada kehadiran OME.2
2.3.7 Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari OME adalah otitis media akut karena kedua penyakit ini
sama-sama memiliki gejala adanya cairan di kavum timpani. Namun, yang
membedakannya otitis media efusi terbatas pada keadaan di mana terdapat efusi dalam
kavum timpani dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Bila efusi
tersebut berbentuk pus, membrane timpani utuh dan disertai tanda-tanda radang maka
disebut otitis media akut (OMA).1
1. Djaafar, Z.A, Helmi, Ratna D.R. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. FKUI:Jakarta, hal 74-76.
2. Yates P,D., dan Shahram Anari. 2007. Otitis Media In the Book Current Diagnosis and
Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery, Ed.2. New York: McGraw Hill
Lange, p.658-60