You are on page 1of 5

menghitung balance cairan

Cara menghitung balance cairan


 RUMUS BALANCE
CM - CK - IWL
 RUMUS IWL
(15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM
 RUMUS IWL KENAIKAN SUHU
[(10% X CM) X jumlah kenaikan suhu] / 24 JAM + IWL Normal

(sumber : http://evikarmilasanti.blogspot.com )
Diagnosis dan Penatalaksanaan Kejang Demam Sederhana
pada anak usia 3 tahun

Abstrak

Anak laki-laki 3 tahun dibawa oleh orangtuanya ke IGD RS dengan keluhan kejang. Kejang pada pasien ini terjadi 1x,
seluruh tubuh dan berlangsung kurang lebih 5 menit. Dari anamnesis dan pemeriksaan lebih lanjut pada pasien ini di
diagnosis kejang Demam Sederhana. Kejang Demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal >38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi
atau anak, biasanya terjadi antara umur 6 bulan dan 5 tahun. Penatalaksanaan kejang demam meliputi
medikamentosa dan edukasi khususnya kepada orang tua untuk mencegah terjadinya kejang berulang pada anak.

Kata kunci: kejang demam sederhana, diagnosis dan penatalaksanaan

History

Anak laki-laki 3 tahun dibawa oleh orangtuanya ke IGD RS dengan keluhan kejang. Kejang berlangsung kurang lebih 5
menit. Awalnya pasien mengeluh demam tinggi beberapa jam sebelum kejang(waktu antara demam ke kejang ± 3-5
jam ), kejang terjadi 1x, seluruh tubuh, setelah kejang pasien merasa lemas. Kemudian os dibawa ke RS, dan
disarankan untuk rawat inap. Keluhan nyeri perut (-), mual muntah (-), batuk (-), pilek (-), BAB(+) dbn, BAK (+) dbn,
makan minum (+) namun porsi berkurang. Pasien pernah mengalami demam sebelumnya (+), namun tidak ada
riwayat kejang sebelumnya. keluarga pasein tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :Ku sedang, cm. Vital signà Nadi : 82x/menit, kuat dan teratur, Suhu badan : febris
38,5ºC, RR : 20x/menit, TD : 110/70 mmHg.Meningeal Sign: Kaku kuduk: dbn, brudzinki sign: dbn, kernig sign : dbn,
lasig sign : dbn. Pemeriksaan fisik thorak dan abdomen dbn. Dari hasil lab diperoleh hasil AL: 10,9 x10 3/mm39(dbn) ;
Hb : 13,3 gr/ dl(dbn); HMT : 40 % (meningkat); AT: 583 x103/mm3(meningkat)

Diagnosis

Kejang demam sederhana

Terapi

Pasien ini diberikan Infuse RL 7-8tpm, untuk membantu mencukupi kebutuhan cairan dan membantu jalur masuk obat
parenteral. Diazepam 1-2x5mg sup/ rectal k/p jika kejang (anti kejang) . Paracetamol syr 3-4x 1 sendok teh, untuk
menurunkan demam ( antipiretik) dan diberikan terapi suportif: edukasi kepada orang tua tentang sakit pada anak
yaitu kejang demam sederhana

Diskusi

Kejang Demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal >38°C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranial.

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 6 bulan dan 5 tahun. Anak
yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang
demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.

Sel dikelilingi oleh membran sel yang dalam keadaan normal dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium dan sangat
sulit dilalui oleh ion natrium, akibatnya konsentrasi kalium dalam sel tinggi dan natrium rendah, menyebabkan adanya
perbedaan muatan yang disebut potensial membrane. Untuk menjaga keseimbangan ini diperlukan energy dan
bantuan enzim Na-K ATP ase yang terdapat pada permukaan sel. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 C akan
menyebakan kenaikan metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen 20%. Pada seorang anak berumur 3 tahun
sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh (dewasa hanya 15%), sehingga kenaikan suhu tubuh dapat
mengubah keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam sekejap terjadi difusi ion Na & K melalui membrane
yang mengakibatkan terjadinya lepas muatan listrik yang besar dan meluas ke seluruh sel dan membrane sekitarnya
dengan bantuan neurotransmitter dan terjadi kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda, frekuensi
kejang demam lebih sering pada anak dengan ambang kejang yang rendah.

Kejang demam biasanya singkat dan tidak berbahaya, tetapi kejang yang berlangsung lama (>15 menit) biasa disertai
apneu dapat mengakibatkan hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat dan meningkatkan metabolisme otak.Itu
sebabnya pada kejang demam yang lama dan terlalu sering dapat menyebabkan kerusakan neuron otak. Kerusakan
pada daerah medial lobus temporalis karena serangan kejang lama dapat mengakibatkan terjadinya epilepsy spontan
dikemudian hari.

Kriteria livingstone untuk kejang demam sederhana :

I. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan- 4 tahun.

II. Kejang tidak boleh lebih dari 15 menit.

III. Kejang bersifat umum.

IV. Kejang timbul dalam 16 jam pertama timbulnya demam.

V. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.

VI. Pemeriksaan EEG yang dibuat setidaknya 1 mgu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelaianan.

VII. Frekuensi kejang dalam 1 tahun tidak lebih dari 4x.

Gejala pada pasien ini adalah: anak umur 3thn dengan kejang (+) kurang lebih 5 menit, demam tinggi, kejang
bersifat menyeluruh, wktu dari demam ke kejang ± 3-5 jam setelah demam, riwayat kejang demam sebelumnya(-),
riwayat infeksi saluran napas atas(+), riwayat demam biasa (-) BAB/BAK (+)dbn, riwayat dehidrasi sebelumnya (-).

Dari pemeriksaan fisik dan neurologis didapatkan kesadaran composmentis, suhu tinggi saat terjadi kejang, namun
terjadi penurunan setelah obat kejang dan turun panas diberikan, tanda meningeal (+) dbn, kelainan neurologis(-)
tidak ada kelainan, termasuk tidak ada kelumpuhan nervi kranialis.

Penatalaksanaan saat kejang:

- Beri Diazepam iv pelan-pelan dengan dosis 0,3-0,5 mg/menit dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu
3-5 menit, dengan dosis maksimal 20mg. Obat yang praktis diberikan yaitu diazepam rektal dengan dosis 0,5-0,75
mg/kg. Atau:

diazepam rektal 5mg untuk anak dengan BB kurang dari 10kg;

 diazepam rektal 10mg untuk BB lebih dari 10kg;


 diazepam rektal 5mg untuk anak dibawah 3 tahun;
 diazepam rektal 7,5mg untuk anak diatas 3 tahun

- Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulangi dengan cara dan dosis yang sama
dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih kejang, dianjurkan ke RS, agar
dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg.

- Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara iv dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan
1mg/kg/menit atau kurang dari 50mg/menit. Bila kejang berhenti, dosis selanjutnya adalah 4-8mg/kg/hari,dimulai 12
jam setelah dosis awal.

- Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif.

Antipiretik

 Kejang demam terjadi akibat demam, maka tujuan utama pengobatan adalah mencegah demam meningkat.
Berikan asetaminofen 10–15 mg/kg/hari setiap 4–6 jam atau ibuprofen 5–10 mg/kg/hari tiap 4–6 jam.
 Pada kasus ini obat turun panas yang diberikan adalah parecetamol syrup dosis 3-4 x1 sendok teh perhari

Anti kejang
 Berikan diazepam oral 0,3 mg/kg/hari tiap 8 jam saat demam atau diazepam rektal 0,5 mg/kg/kali setiap 12
jam bila demam di atas 38°C.
 pada anak ini di berikan diazepam 1-2x5mg sup/ rectal k/p jika kejang

Edukasi pada orang tua

Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian orang tua beranggapan
bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara diantaranya:

 Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik


 Memberitahukan cara penanganan kejang
 Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
 Pemberian obat untuk pencegahan rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.

Kesimpulan

Kejang Demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal >38°C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranial. Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara
umur 6 bulan dan 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk
dalam kejang demam. Menurut criteria livingstone, keluhan dan pemeriksaan pada paisen ini termasuk dalam kejang
demam sederhana yaitu anak umur 3thn dengan kejang (+) kurang lebih 5 menit, demam tinggi, kejang bersifat
menyeluruh, waktu dari demam sampai terjadinya kejang± 3-5 jam darai awal demam, riwayat kejang demam
sebelumnya(-).

Penatalaksannan pada pasien ini adalah diazepam 1-2x5mg sup per rectal k/p jika kejang, dan anti piretiknya
diberikan paracetamol 3-4 x 1 sendok teh(5ml) untuk menangani dan mencegah demam tinggi. Pada pasien ini juga
dilakukan edukasi keluarga untuk penanganan kejang demam dan pencegah kejang demam berulang.

Referensi

Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. EGC: Jakarta. 2000.

Hasan R, dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 2002.

Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
2000.

Pusponegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta. 2004.

( sumber : http://www.fkumyecase.net )
PATOFISIOLOGI

Inilah sebab terjadinya kejang demam

Pada keadaan demam kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10%-15% dan
kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu
dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari
ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.
Lepas muatanlistrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel
tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai
ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seeorang anak menderita kejang
pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu
38°C sedangkan pada anak D engan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40°C atau lebih.
Dari kenyataan inilah dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang
kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita
kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa.
Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai terjadinya apnea,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung
yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme
otak meningkat. Rangkaian kejadian di atas adalah faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak
selama berlangsungnya kejang lama.
Faktor terpentingadalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan
permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada
daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi
“matang” di kemudian hari, sehingga terjadi serangan epilepsi yang spontan. Jadi kejang demam yang
berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga terjadi epilepsy.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/neurology/2195947-patofisiologi-kejang-
demam/#ixzz1xsAqIuGS

You might also like