You are on page 1of 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Toolbox Alat Kedokteran Gigi


Toolbox yang biasa digunakan oleh dokter gigi untuk menampung alat-alat kedokteran gigi
adalah jenis toolbox konvensional dimana mterial dari toolbox ini adalah plastik. Ukuran dari
toolbox ini adalah panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 15 cm.
2.2 Oven Pensteril
Pada dunia kedokteran gigi, penyakit dapat ditularkan dari pasien ke pasien, dokter gigi
ke pasien, dan pasien ke dokter gigi, jika tindakan pencegahan yang memadai tidak
dilaksanakan (Kohli dan Puttaiah, 2007). Oleh karena itu diciptakannya oven pensterilan.
Oven pensterilan adalah oven yang biasa digunakan oleh dokter gigi untuk mensterilkan alat.
Oven ini memiliki ukuran sebesar kulkas kecil dengan berat yang hampir sama. Terbuat dari
aluminium dan untuk proses pensterilannya memerlukan tenaga listrik.
2.3 Sterilisasi
Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya ada
peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan
bahan kimia. Kontrol terhadap virulensi organisme pathogen atau mengurangi kerentanan pasien
adalah hampir tidak mungkin. Petugas klinis harus mengerti tentang proses penyakit, route
trnasmisi, mtode mengkontrolan transmisi, dan mengimplementasikan control infeksi selama
praktek untuk memutus rantai infeksi (Kohli dan Puttaiah, 2007)
2.4 Proses Pensterilan Alat Menggunakan Sinar UV
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala
macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Dalam mikro biologi radiasi gelombang
elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet.
2.5 Alat Kedokteran Gigi
Alat-alat kedokteran gigi meliputi sendok cetak, macam-macam spatula, scalpel, mata
pisau scalpel, pisau malam, lecron, pisau gips, berbagai jenis amalgam, sonde halfmoon, sonde
lurus, pinset, semen stopper, mortar dan pastel, filling instrument logam, kaca mulut, Bunsen,
tip applicator, kuas besar, cuvet medium, alat press, spuit, chip blower, ekskavator, filling
instrument plastis. Dimana Menurut Kohndkk (2003), instrumen dental yang memiliki
bahan yang berbeda proses pensterilannya juga berbeda.
2.6 Mikrokontroler (Arduino)
Arduino/Genuino Uno adalah papan mikrokontroler yang berbasis ATmega328P sebagai
sarana pengembangan elektronika. Arduino memiliki 14 digital pin input/output (6 pin dapat
digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz crystal quartz, koneksi USB, jack listrik,
header ICSP dan tombol reset. Tegangan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan Arduino 5V,
dan tegangan input yang direkomendasikan dalam pemakaiannya sebesar 7-12V. (Arduino, 2015)
Integrated Development Environment (IDE) adalah perangkat lunak sebagai alat bantu
pemrograman Arduino. Dengan IDE Arduino, pemrogram dapat menuliskan program (disebut
sketches), mengecek apakah terdapat kesalahan pemrograman hingga mengisikan program ke
mikrokontroler pada papan. (Barrett, 2013)

2.7 Sensor suhu LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai
dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National
Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan
linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus
serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
2.9 MikaAcrylic

Mika digunakan untuk penyangga rangka besi dan board elektrik. Mika
Acrylic memiliki tebal 5 mm. Bentuk fisik dari Mika Acrylic ditunjukkan dalam
2.10 LIPO BATTERY
Baterai LI-PO (LITHIUM-POLIMER) Baterai Lithium Polimer atau biasa disebut
dngan LiPo merupakan salah satu jenis baterai yang sering digunakan dalam dunia RC.
2.11 LM2596 DC VOLTAGE REGULATOR
Pengatur tegangan (voltage regulator) berfungsi menyediakan suatu tegangan keluaran dc
tetap yang tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan, arus beban keluaran, dan suhu.
Pengatur tegangan adalah salah satu bagian dari rangkaian catu daya DC.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1 Prosedur Implementasi

Gambar 3.1
Gambar Skema Prosedur Implementasi Alat POMADE
3.2 Analisis Permasalahan
Berdasarkan studi kasus dan literatur mengenai kondisi toolbox yang digunakan
mahasiswa kedokteran gigi dan dokter gigi maka penulis menemukan beberapa permasalahan
yaitu:
a. Terdapatnya tata ruang penyimpanan alat-alat kedokteran gigi yang kurang baik dan rapi.
b. Ukurannya terlalu besar, dengan kata lain tidak efektif untuk dibawa.
c. Terbuat dari plastic, yang jika memuat alat terlalu banyak mudah pecah.
d. Tidak mencakup alat pensterilan di dalamnya dan masih bersifat konvensional
e. Alat penyimpanannya masih sangat sederhana yang menyerupai toolbox keperluan
bengkel.
f. Tidak terdapatnya pemanas (heater) pensterilan alat yang bias dibawa-bawa atau bersifat
portable.
g. Tidak terdapatnya Alat Semprot Etanol (Alkohol) automatis yang diatur secara berkala
yang terdapat di dalam toolbox tersebut.
h. Terdapatnya sistem tata kelola yang kurang baik yang saling berintegrasi satu sama lain
3.3 Rancangan POMADE
Rancangan POMADEditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.2
Gambar Rancangan Alat
POMADE

Gambar 3.3
Gambar Rancangan Alat
POMADE
3.4 Cara Kerja POMADE
Ketika alat dihidupkan, power supply akan membangkitkan tenaga untuk keseluruhan
komponen kelistrikan di dalam bag. Valve akan on karena mendapat trigger dari rangkaian
elektrik sehingga etanol dari botol akan keluar menuju masing masing kepala alat kedokteran
gigi melalui pipa tipis disepanjang bag. Kemudian arus listrik akan masuk ke oscilator yang
dapat menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu
yang selanjutnya dibawa ke dalam amplifier yang digunakan untuk meningkatkan daya.
Setelah melewati amplifier, kemudian arus listrik akan menghidupkan sinar UV tipe C yang
akan membunuh mikroba, virus, dan bakteri yang ada di permukaan alat kedokteran. Blok
digram sistem alat ditunjukkan dalam gambar 3.5.

Optimasi Rancangan

Untuk melakukan optimalisasi dalam pelaksanana pembuatan sistem pensterilan alat ini,
akan dilakukan beberapa ceklist sebelum uji coba alat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
saat pencobaan adalah:
 Alat tertutup rapat
 Batteri terisi penuh
 Berada pada ruangan dengan suhu rata rata kamar
 POMADE tidak mengalami kebocoran atau adanya celah
 Bisa digunakan sebagai ransel atau tas dorong yang sangat fleksibel

3.5 Prosedur Pengaplikasian POMADE


Pertama, tutup dengan rapat POMADE hingga tidak ada celah yang terlihat terbuka.
Kemudiantombol yang ada didepan bag ditekan. Tombol tersebut akan otomatis
memerintahkan bag untuk melakukan sterilisasi berat.
Sterilisasi berat ini membutuhkan waktu 15 menit untuk menjalankan tugasnya. Pada saat
ini, bag tidak boleh dibuka terlebih dahulu.

3.6 Prosedur Uji Alat


Prosedur uji alat yang dilakukan adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat media untuk kultur bakteri dan jamur.
3. Membuat media perkembangbiakan bakteri dan jamur.
4. Melakukan sterilisasi alat dan media kultur serta perkembangbiakan bakteri dan jamur.
5. Mengulturkan bakteri Streptococcus mutans dan jamur Candida albicans.
6. Melakukan inkubasi selama 6 jam dengan suhu 30oC.
7. Menyamakan kekeruhan dengan λ = 600 nm.
8. Melakukan pengenceran menggunakan garam fisiologis 0,85% dengan metode dilusi
sebanyak lima kali.
9. Menuangkan media NA untuk Streptococcus mutans dan PDA untuk Candida albicans
pada cawan disposible, masing-masing 5 perlakuan serta ditunggu hingga mengeras.
10. Mengoleskan bakteri dan jamur dengan cotton swab di atas media secara merata.
11. Memasukkan cawan disposible yang telah diberi bakteri serta jamur ke dalam POMADE
dengan rentan waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 30 menit.
12. Melakukan inkubasi cawan disposible yang telah dimasukkan ke dalam POMADE selama
24 jam dengan suhu 30oC.
13. Mengamati dan menghitung koloni bakteri serta jamur.

You might also like