Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Mohd haikal
1605902010092
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk lansia (Population Aging)
di Indonesia bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakan
suatu fenomena di berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21
akan terjadi diIndonesia yang mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan
penduduk lansia tercepat jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Fenomena tersebut diatas sangat menarik dan mendesak untuk
memperoleh penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibat
fenomena tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik-
biologis, aspek mental psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengan
demikian maka perlu mengantisipasi berbagai masalah yang nantinya akan
ditimbulkan sedini mungkin (Prihastuti, 2001).
Masalah yang akan dikupas dalam makalah ini lebih difokuskan pada
masalah seksual lansia perempuan. Berbagai penelitian melaporkan bahwa
terjadi peningkatan masalah seksual pada perempuan, seiring dengan kejadian
menopause yang merupakan suatu keadaan fisiologis yang akan dialami oleh
setiap perempuan.
Faktor – faktor lain yang dilaporkan berhubunan dengan masalah
seksual pada lansia perempuan antara lain tindakan pengobatan baik kimiawi
maupun operatif seperti terapi antidepresan, operasi histerektomi maupun
operasi urologi lainnya (Salonia et al, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui karakteristik usia lanjut
2. Mengetahui Perubahan-Perubahan Fisik Dan Psikis Yang Terjadi Pada
Masa Usia Lanjut
3. Mengetahui penentu kecepatan atau keterlambatan wanita mengalami
menopause
4. Mengetahui Perubahan fisiologik aktivitas seksual
5. Mengetahui Bentuk – Bentuk Umum Kesulitan Seksual
B. Tujuan
Dengan melihat kesenjangan yang ada pada lansia khususnya lansia
perempuan terkait dengan masalah seksual; maka sebagai tenaga kesehatan
masyarakat diharapkan mampu melihat secara menyeluruh masalah - masalah
seksual pada lansia perempuan.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Perimenopause
Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami
beberapa perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yang
tidak teratur.
Premenopause adalah rentang waktu dimana tubuh mulai bertransisi
memasuki masa menopause. Lamanya biasanya 2 sampai 8 tahun ditambah
satu tahun di akhir periode menuju menopause. Premenopause adalah hal yang
alami terjadi pada wanita dan merupakan tanda akan berakhirnya masa
reproduksi. Tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi,
naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang
atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi
banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan
30-an. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan
dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila
seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa
perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
1. Tanda Dan Gejala
a. Menstruasi tidak teratur.
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan
berlimpah, bahkan Anda mungkin akan melewatkan beberapa periode
menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar
progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang
lebih panjang.
b. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama
perimenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang
datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang
tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya
kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak
jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk
gangguan tidur.
c. Perubahan Psikologis.
Gangguan Psikologi/kognitif Gejala-gejala psikologi dan
kognitif seperti depresi, iritabilitas, perubahanmood, kurangnya
konsentrasi dan pelupa juga ditemukan pada banyak wanita
perimenopause. Banyak wanita menggambarkan gangguan inisebagai
“perimenopause berat”. Seperti diketahui bahwa kejadian depresikira-
kira 2 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria. Risiko
depresimayor adalah 7-12% untuk pria dan 20-25% untuk wanita. Usia
rata-rataterjadinya depresi adalah 40 tahunan.Data laboratorium
menyatakan bahwa hormon ovarium sangatberkhasiat, dimana sinyal
kimiawi perifer secara umum mempengaruhi aktivitas neuronal.
d. Organ intim mengering.
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas,
sehingga hubungan intim dapat menyakitkan.
e. Kesuburan berkurang.
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga
kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih
rendah walau masih mungkin untuk hamil.
f. Perubahan fungsi seksual.
Selama perimenopause, keinginan untuk berhubungan intim
dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami masa-masa
menyenangkan sebelum masa menopause tiba dan biasanya berlanjut
sampai melewati masa perimenopause.
g. Osteoporosis.
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya
hormon estrogen.
h. Perubahan kadar kolesterol.
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam
darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang
mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau
kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.
i. Keringat malam
j. Infeksi saluran kemih
k. Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
l. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
A. Kesimpulan
Secara biologi penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah
ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun
wanita, pada usia lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diri agar mereka
tampak siap dan sesuai dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupun
tidak baik.
Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadang
mengganggu aktivitas dan gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahan
dapat terjadi pada lubrikasi, dinding vagina gairah seksual, dorongan seksual
dan orgasme yang mengakibatkan kegiatan seksual menjadi kurang
mengenakkan dan kurang menyenangkan. Masalah yang dialami wanita
menopause ketika berhubungan seksual yakni kekeringan vagina dan nyeri
saat hubungan seksual, stimulasi dan orgasme, hasrat seksual, rasa tidak enak
akibat perubahan fisik yang terjadi selama menopause, dan peningkatan
keintiman.
B. Saran
Permasalahan pada masa lansia atau yang menjelang masa menopause
sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga sendiri, tetapi juga di
lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. pengetahuan
tentang permasalahan seksual pada wanita yang menjelang perimenopause
baik pria maupun wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan perlunya
kerjasama yang optimal disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk
mengatasi masalah ini agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak, dan
harmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta
Corwin, E.J, 2008, Buku Saku Patofisiologi, alih bahasa Nike Budhi Subekti,
Editor
Edisi Bahasa Indonesia Egi Komara Yudha dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Fajewonyomi, B.A, Orji, E.O, Adeyemo, A.O, 2007, Sexual Dysfunction among
http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/kesehatan-reproduksi-perempuan-
saat.html