You are on page 1of 14

MEMAHAMI KESEHATAN REPRODUKSI

SAAT USIA LANJUT


(LANSIA)

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Mohd haikal
1605902010092

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulispanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah_Nya sehingga Penulisdapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kesehatan Reproduksi Saat Lanjut
Usia (Lansia)”
Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu Saya, hingga tersusunnya makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, hal ini
disebabkan oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta sumber yang
Penulis miliki. Oleh karena itu, Penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak.
Akhirnya Penulis berharap mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi Penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Alue penyaring, 20 April 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk lansia (Population Aging)
di Indonesia bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakan
suatu fenomena di berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21
akan terjadi diIndonesia yang mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan
penduduk lansia tercepat jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Fenomena tersebut diatas sangat menarik dan mendesak untuk
memperoleh penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibat
fenomena tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik-
biologis, aspek mental psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengan
demikian maka perlu mengantisipasi berbagai masalah yang nantinya akan
ditimbulkan sedini mungkin (Prihastuti, 2001).
Masalah yang akan dikupas dalam makalah ini lebih difokuskan pada
masalah seksual lansia perempuan. Berbagai penelitian melaporkan bahwa
terjadi peningkatan masalah seksual pada perempuan, seiring dengan kejadian
menopause yang merupakan suatu keadaan fisiologis yang akan dialami oleh
setiap perempuan.
Faktor – faktor lain yang dilaporkan berhubunan dengan masalah
seksual pada lansia perempuan antara lain tindakan pengobatan baik kimiawi
maupun operatif seperti terapi antidepresan, operasi histerektomi maupun
operasi urologi lainnya (Salonia et al, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui karakteristik usia lanjut
2. Mengetahui Perubahan-Perubahan Fisik Dan Psikis Yang Terjadi Pada
Masa Usia Lanjut
3. Mengetahui penentu kecepatan atau keterlambatan wanita mengalami
menopause
4. Mengetahui Perubahan fisiologik aktivitas seksual
5. Mengetahui Bentuk – Bentuk Umum Kesulitan Seksual

B. Tujuan
Dengan melihat kesenjangan yang ada pada lansia khususnya lansia
perempuan terkait dengan masalah seksual; maka sebagai tenaga kesehatan
masyarakat diharapkan mampu melihat secara menyeluruh masalah - masalah
seksual pada lansia perempuan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Masa Usia Lanjut


Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang
penuh dengan manfaat.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan
yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun.

B. Perubahan-Perubahan Fisik Dan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Usia


Lanjut
1. Perubahan Fisik Pada Masa Usia Lanjut
Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas
fisik juga fungsinya mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa
berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung
dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut :
- Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi
lebih kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk
seperti kantung dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih
permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar
lutut dan di tengah tengkuk.
- Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi
lembek dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut
- Perubahan pada persendian : masalah pada persendian terutama
pada bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak
sulit berjalan
- Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal
sehingga kadang-kadang memakai gigi palsu
- Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung
mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan
menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh, menurunnya
akomodasi karena menurunnya elastisitas mata
- Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun,
sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.
- Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan
sering tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas
total paru-paru, residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, ini
akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru

Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan


bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan
akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang
menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :
- Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami
penurunan ukuran, berat, dan fungsi contohnya kortek serebri
mangalami atropi.
- Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas
dari pembuluh darah jantung dan menurunnya kardiak out put
- Penyakit kronis misal diabetes melitus (DM), penyakit
cardiovaskuler, hipertensi, gagal ginjal, kanker, dan masalah yang
berhubungan dengan persendian dan syaraf
- Beberapa operasi seperti prostatectomy, histrectomy, dan
mastectomy.

Hasil penelitian menunjukkan timbulnya masalah prostatectomy


meliputi gagal ereksi mencapai 12 % sampai timbulnya masalah tidak
tercapainya ejakulasi sebesar 24 %, kanker prostate dan operasi prostad
(hilangnya libido, gagal ereksi, volume ejakulasi)
- Perubahan pada sistem ginjal, kandung kencing, dan ureter
mengalami penurunan efisiensi, jumlah sel dalam ginjal mengalami
penurunan menyebabkan gangguan pengeluaran toksin dan air dari
tubuh.
2. Perubahan Psikis Pada Masa Usia Lanjut
Gangguan psikologis paling umum yang berpengaruh pada orang
tua adalah timbulnya depresi, dimensia, dan mengigau. Hal ini lebih
sering diakibatkan oleh perasaan sudah tua, sudah pikun, dan secara fisik
sudah tidak menarik bagi pasangan.
Secara umum beberapa gangguan psikologis yang timbul adalah
- Kecemasan (angietas)
- Depresi
- Rasa bersalah (guilty feeling)
- Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal
dalam berhubungan seksual.

Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat


berpengaruh besar terhadap sisi kewanitaannya seperti :
- Penurunan sekresi estrogen setelah menopause
- Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara
- Cerviks yang menyusut ukurannya
- Dinding vagina atropi ukurannya memendek
- Berkurangnya pelumas vagina
- Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas
seks
- Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan
bibir kemaluan, penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan otot
perineal
C. Menopause
Menurut Manuaba (2005) menopause di bagi dalam beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut :
a. Pre menopause (klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan
pola menstruasi,terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan
fisik. Berlangsung selama antara 4- 5 tahun pada usia 48-55 tahun.
b. Fase menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan
fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-
60 tahun.
c. Fase pasca menopause (senium)
Terjadi pada usia diatas 60 – 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang

D. Perimenopause
Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami
beberapa perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yang
tidak teratur.
Premenopause adalah rentang waktu dimana tubuh mulai bertransisi
memasuki masa menopause. Lamanya biasanya 2 sampai 8 tahun ditambah
satu tahun di akhir periode menuju menopause. Premenopause adalah hal yang
alami terjadi pada wanita dan merupakan tanda akan berakhirnya masa
reproduksi. Tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi,
naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang
atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi
banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan
30-an. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan
dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila
seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa
perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
1. Tanda Dan Gejala
a. Menstruasi tidak teratur.
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan
berlimpah, bahkan Anda mungkin akan melewatkan beberapa periode
menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar
progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang
lebih panjang.
b. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama
perimenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang
datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang
tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya
kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak
jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk
gangguan tidur.
c. Perubahan Psikologis.
Gangguan Psikologi/kognitif Gejala-gejala psikologi dan
kognitif seperti depresi, iritabilitas, perubahanmood, kurangnya
konsentrasi dan pelupa juga ditemukan pada banyak wanita
perimenopause. Banyak wanita menggambarkan gangguan inisebagai
“perimenopause berat”. Seperti diketahui bahwa kejadian depresikira-
kira 2 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria. Risiko
depresimayor adalah 7-12% untuk pria dan 20-25% untuk wanita. Usia
rata-rataterjadinya depresi adalah 40 tahunan.Data laboratorium
menyatakan bahwa hormon ovarium sangatberkhasiat, dimana sinyal
kimiawi perifer secara umum mempengaruhi aktivitas neuronal.
d. Organ intim mengering.
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas,
sehingga hubungan intim dapat menyakitkan.
e. Kesuburan berkurang.
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga
kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih
rendah walau masih mungkin untuk hamil.
f. Perubahan fungsi seksual.
Selama perimenopause, keinginan untuk berhubungan intim
dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami masa-masa
menyenangkan sebelum masa menopause tiba dan biasanya berlanjut
sampai melewati masa perimenopause.
g. Osteoporosis.
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya
hormon estrogen.
h. Perubahan kadar kolesterol.
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam
darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang
mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau
kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.
i. Keringat malam
j. Infeksi saluran kemih
k. Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
l. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang

2. Penentu kecepatan atau keterlambatan wanita mengalami menopause


Selain faktor gaya hidup dan genetik yang menentukan cepat atau
lambatnya menopause, faktor lainnya adalah:
a. Sejarah keluarga.
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu
atau saudara perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi
pernyataan ini masih dapat diperdebatkan.
b. Tidak pernah melahirkan.
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak
pernah melahirkan, akan mengalami menopause lebih awal.
c. Kondisi jantung.
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan
berkaitan dengan meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah
tinggi.
d. Terapi kanker masa kecil.
Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi dan
radiasi pelvic juga dikaitkan dengan menopuse dini.
e. Histerektomi.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski
ovarium tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya
akan mempercepat datangnya menopause.

F. Perubahan fisiologik aktivitas seksual


Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau
dari pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :
Fase tanggapan
Pada wanita lansia Pada pria lansia
seksual
Fase desire Terutama dipengaruhi oleh Interval untuk meningkaatkan
penyakit baik dirinya sendiri hasrat melakukan kontak seksual
atau pasangan, masalah meningkat;hasrat sangat
hubungan antar keduanya, dipengaruhi oleh penyakit;
harapan kultural dan hal-hal kecemasan akan kemampuan
tentang harga diri. Desire pada seks dan masalah hubungan
lansia wanita mungkin antara pasangan. Mulai usia 55
menurun dengan makin th testosteron menurun bertahap
lanjutny usia, tetapi hal ini bisa yang akan mempengaruhi libido.
bervariasi.
Fase arousal Pembesaran payudara M embutuhkan waktu lebih lama
berkurang, semburat panas untuk ereksi; ereksi kurang
dikulit menurun; elastisitas begitu kuat; testosteron
dinding vagina menurun; iritasi menurun; produksi sperma
uretra dan kandung kemih menurun bertahap mulai usia 40
meningkat;otot-otot yang th; elevasi testis ke perinium
menegang pada fase ini lebih lambat dan sedikit;
menurun. penguasaan atas ejakulasi
biasany membaik.

Fase orgasmik(fase Tanggapan orgasmik mungkin Kemampuan mengontrol


muskular) kurang intens disertai sedikit ejakulasi membaik; kekuatan
kontraksi; kemampuan untuk kontraksi otot dirasakan
mendapatkan orgasme multipel berkurang; jumlah kontraksi
berkurang dengan makin menurun; volume ejakulat
lanjutnya usia. menurun.

Fase pasca orgasmik Mungkin terdapat periode Periode refrakter memanjang


refrakter, dimana secara fisiologis, dimana ereksi
pembangkitan gairah secara dan orgasme berikutnya lebih
segera lebih sukar. sukar terjadi.

G. Bentuk – Bentuk Umum Kesulitan Seksual


Wanita lebih sering melihat kesulitan mereka dalam aspek-aspek
”kualitas pengalaman seksual” dan relevansinya dengan hubungan. Mereka
cenderung lebih nyaman penjelasan psikologis serta bentuk pertolongan
psikologis. Menurut Glasier (2005) bentuk kesulitan tersebut antara lain :
1. Hilangnya kenikmatan
2. Hilangnya minat seksual
3. Keengganan seksual
4. Disfungsi orgasme
Sebagian wanita secara spesifik mengalami kesulitan mencapai
orgasme, baik dengan kehadiran pasangannya atau pada semua situasi.
5. Vaginismus
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Secara biologi penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah
ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun
wanita, pada usia lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diri agar mereka
tampak siap dan sesuai dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupun
tidak baik.
Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadang
mengganggu aktivitas dan gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahan
dapat terjadi pada lubrikasi, dinding vagina gairah seksual, dorongan seksual
dan orgasme yang mengakibatkan kegiatan seksual menjadi kurang
mengenakkan dan kurang menyenangkan. Masalah yang dialami wanita
menopause ketika berhubungan seksual yakni kekeringan vagina dan nyeri
saat hubungan seksual, stimulasi dan orgasme, hasrat seksual, rasa tidak enak
akibat perubahan fisik yang terjadi selama menopause, dan peningkatan
keintiman.
B. Saran
Permasalahan pada masa lansia atau yang menjelang masa menopause
sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga sendiri, tetapi juga di
lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. pengetahuan
tentang permasalahan seksual pada wanita yang menjelang perimenopause
baik pria maupun wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan perlunya
kerjasama yang optimal disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk
mengatasi masalah ini agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak, dan
harmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta

Corwin, E.J, 2008, Buku Saku Patofisiologi, alih bahasa Nike Budhi Subekti,
Editor

Edisi Bahasa Indonesia Egi Komara Yudha dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

Fajewonyomi, B.A, Orji, E.O, Adeyemo, A.O, 2007, Sexual Dysfunction among

Female Patients of Reproductive Age in A Hospital Setting in Nigeria, J Health


Popul Nutr, International Centre for Diarrhoeal Research, Bangladesh

http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/kesehatan-reproduksi-perempuan-
saat.html

You might also like