Setiap orang ingin memiliki tubuh yang sehat, bentuk tubuh serta berat badan yang ideal. Penampilan merupakan suatu hal yang sering kali mendapat perhatian khusus, dan setiap remaja berusaha agar penampilannya terlihat sempurna di lingkungan sosialnya. Pada umumnya remaja melakukan diet, berolahraga, melakukan perawatan tubuh, mengonsumsi obat pelangsing dan lain-lain untuk mendapatkan berat badan yang ideal ( Decey & Kenny dalam Andea, 2010). Diet yang sering ditempuh remaja hanya memikirkan bagaimana cepat menjadi kurus dan mudah tanpa melihat akibat yang akan di timbulkan oleh diet yang dilakukan. Artinya, mereka melakukan diet bukan untuk kesehatan, melainkan hanya demi mendapatkan penampilan yang menarik dan memperoleh tubuh yang kurus. Keinginan untuk memperoleh tubuh yang kurus melalui diet, akhirnya tidak tercapai bahkan menimbulkan masalah yang lebih serius sehingga terjadi gangguan fisik dan gangguan pola makan. Presepsi body image yang salah akan berimbas pada pencapaian status gizi remaja. Saat ini di Indonesia menurut data Riskesdas 2010 prevalensi nasional remaja usia 13-15 tahun yang memiliki status gizi kurus sebesar 10,1% dan remaja usia 16-18 tahun sebesar 8,9%. Permasalahan gizi pada remaja-remaja putri harus segera ditangani karena remaja putri merupakan calon ibu yang akan melahirkan genarasi masa depan. Jika status gizi sejak remaja baik maka kelak ketika dewasa dan melahirkan akan melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Body image akan menghambat remaja dalam mengkonsumsi makanan atau membatasi asupan makanan yang masuk kedalam tubuh. Padahal pada masa remaja adalah masa yang memiliki peran penting remaja dalam proses pertumbuhan, terutama dalam hal mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar membantu proses pertumbuhan menjadi optimal. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wal(2011) di Saint Louis University, USA kepada 2409 remaja perempuan di dapatkan data bahwa pola perilaku mengontrol berat badan yang tidak sehat yang banyak dilakukan adalah 46,6% remaja perempuan sengaja melewatkan makan(pagi,siang atau malam), 16% remaja perempuan berpuasa untuk menguruskan badan, 12,9% remaja perempuan membatasi atau menolak satu jenis makanan atau lebih untuk diet yang ketat, 8,9% remaja perempuan menggunakan pil-pil diet atau pil-pil pengurus badan, 6,6% remaja perempuan memuntahkan makanan dengan paksa (Wal 2011). Diet tidak sehat yang dilakukan oleh remaja bukanlah hal yang dapat disepelekan. Saat remaja adalah saat ketika tubuh seseorang sedang berkembang pesat dan sudah seharusnya mendapatkan komponen nutrisi penting yang dibutuhkan untuk berkembang. Kebiasaan diet tidak sehat pada remaja dapat membatasi asupan nutrisi yang mereka butuhkan agar tubuh dapat tumbuh. Selain itu diet tidak sehat pada remaja juga dapat menjadi sebuah titik awal berkembangnya gangguan pola makan. Beberapa penelitian lain juga mengatakan bahwa seorang remaja yang melakukan diet tidak sehat kemudian menghentikan dietnya dapat menjadi overeater (perilaku makan berlebihan) pada tahuntahun berikutnya (Hill, Oliver & Rogers dalam Elga, 2007). Penurunan berat badan yang tidak sehat dan terlalu ekstrim berisiko menimbulkan gangguan kebiasaan makan dan berkembang menjadi perilaku menyimpang. Dampak lain dari diet penurunan berat badan yang negative yaitu lemah konsentrasi, gangguan tidur, gangguan periode menstruasi, gangguan pertumbuhan fisik,dan akan meningkatkan resiko seseorang dalam mengonsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan (French et.al 1995). Positive body image yang dimiliki oleh remaja maka semakin sehat perilaku diet yang dilakukan. Demikian pula sebaliknya, semakin negative body image yang dimiliki oleh remaja maka semakin tidak sehat perilaku diet yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Papalia(2009), yang mengatakan bahwa keperdulian terhadap body image atau citra tubuh yang ideal dapat mengarah kepada usaha obsesif untuk mengendalikan berat badan. Sehingga remaja pun melakukan berbagai cara mengontrol berat badannya agar mendapatkan citra tubuh yang ideal dan terlihat menarik. Remaja yang memiliki body image positif akan merasa puas dengan tubuhnya, merasa bentuk tubuh dan berat badannya ideal. Perilaku sehat yang dapat diasosiasikan dengan diet seperti pengurangan kalori, memperbanyak olah raga, memperbanyak olah raga, memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi asupan lemak, mengonsumsi makan-makanan rendah kalori (French, Perry, Leon,& Fulkerson dalam Elga 2007). Diet sehat ini dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal tanpa mendatangkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Jadi faktor pendorong remaja melakukan diet tidak sehat adalah berasal dari konsep diri tubuh ideal yang tidak realistis pada diri remaja, memiliki kecemasan yang berlebih akan tubuh yang gemuk, menimbulkan persepsi yang negative dan memotivasi remaja dalam melakukan diet tidak sehat. Masuknya opini atau pendapat dari lingkungan sosial, dalam hal ini dari teman sebaya dan orang dekat remaja yang di terima begitu saja tanpa di filter terlebih dahulu antara pendapat positif dan negatif, menyebabkan remaja terpengaruh pendapat negatif tersebut dan tidak berfikir secara logika sehingga menyebabkan muncul rasa kurang percaya diri. Kurangnya pengetahuan tentang pola diet yang sehat dan juga keinginan untuk menurunkan berat badan dengan cepat, menyebabkan remaja melakukan pola diet yang tidak sehat tanpa memperhatikan efek samping yang di timbulkan. Tentang konsep diri bentuk tubuh ideal, hendaknya remaja lebih realistis dan berfikir secara rasional dan menyeleksi pendapat dari lingkungan sosial atau orang terdekat untuk tidak menerima begitu saja pendapat tersebut. Dalam memilih program diet menurunkan berat badan, hendaknya remaja tidak hanya mencari refrensi dari satu sumber saja dan dengan pengawasan ahlinya. Sehingga program diet yang dilakukan dapat berjalan dengan maksimal dan tidak menimbulkan efek negative bagi kesehatan. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan permasalahan yang diajukan pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan pola diet tidak sehat pada remaja untuk penampilan yang di pengaruhi lingkungan 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan pola diet tidak sehat pada remaja untuk penampilan yang di pengaruhi lingkungan 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui dampak dari pola diet tidak sehat yang dilakukan remaja 2. Mengetahui diet sehat yang baik untuk remaja 3. Mengetahui presepsi body image yang baik dan benar 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Menjadikan diri lebih bijak dalam menerapkan pola diet sehat agar tidak mempengaruhi produktivitas tubuh yang sangat penting di usia remaja. 1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi Menjadi bahan pembelajaran untuk mahasiswa dampak dari diet tidak sehat mempengaruhi sistem reproduksi, penurunan fungsi otak dan banyak dampak negative lainnya bagi tubuh di usia produktif 1.4.3 Bagi Masyarakat Umum Menyadarkan masyarakat akan pola diet sehat dan mendapatkan bimbingan dari ahlinya agar tidak mudah terpengaruh begitu saja akan masukan- masukan dari lingkungan akan pola diet yanag seharusnya dijalankan oleh masyarakat.