Professional Documents
Culture Documents
NIM : F1F115021
Gol/Klp : 2/1
UNIVERSITAS JAMBI
2018
PERCOBAAN I
I. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mendapatkan ekstrak dari biji bintaro (Cerbera
manghas)
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah
obat, daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam
memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989).
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel, maka larutan terpekat akan terdesak
keluar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
diluar sel dan didalam sel. Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian
simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukkan kedalam bejana kemudian
dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada
ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai sehingga diperoleh
seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari
cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan. Pengadukan pada proses maserasi
dapat menjamin keseimbangan konsentrasi bahan yang diekstraksi lebih cepat didalam
cairan penyari. Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu
tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut
terlarut dalam cairan penyari, seperti: malam dan lain-lain (Sarwi. 2010).
1. Remaserasi.
Cairan penyari dibagi menjadi dua. Seluruh serbuk dimaserasi dengan cairan pertama.
Kemudian filtrat yang didapat dituang dan diperas. Kemudian dimaserasi lagi dengan
cairan penyari kedua.
2. Digesti.
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400-
500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara lain:
1. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana
penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat diperbanyak sesuai
dengan keperluan.
2. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian.dengan
cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil penyarian yang
maksimal
Etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan memperbaiki
stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lain, etanol mampu mengendapkan albumin dan
menghambat kerja enzim. Umumnya yang digunakan sebagai cairan pengekstraksi adalah
campuran bahan pelarut yang berlainan, khususnya campuran etanol-air. Etanol (70%)
sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan
penganggu hanya skala kecil yang turut ke dalam cairan pengekstraksi (Voight, 1994).
III. Metode
3.1 Bahan
Dalam praktikum ini bahan yang digunakan sebagai sampel yang akan di ekstraksi
adalah biji bintaro ( Carbera manghas) 423 gram yang diambil dari halaman fakultas
sains dan teknologi, pelarut yang digunakan ialah etanol sebanyak 2 L yang dapat
menarik senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada biji bintaro.
3.2 Alat
Alat yang digunakan adalah : gelas ukur (pyrex) 100 ml, wadah kacagelap, corong (pyrex),
kertas saring, rotary evaporator yang digunakan untuk penguapan pelarut.
Sampel yang digunakan yaitu bagian daun tanaman. Sebanyak 423 gram biji bintaro dicuci
dan ditiriskan. Kemudian daun bintaro dipotong kecil-kecil dan potongan tersebut
dikeringkan di oven sampai benar-benar kering sehingga didapatkan sampel kering.
Setelah kering, sampel ditimbang bobotnya. Simplisia yang dihasilkan dimaserasi
(Perlakuan maserasi yaitu dengan cara merendam simplisia ke dalam pelarut etanol
96%, kemudian disaring dengan kertas penyaring) selama 3 hari dan dilakukan
remaserasi. Hasil rendaman tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring
didapat filtrat. Kemudian hasil maserasi filtrat yang diperoleh diuapkan dari sisa
pelarutnya menggunakan vacuum rotary evaporator selama 3 jam dengan suhu 40oC.
Setelah itu ekstrak murni dari biji bintaro tersebut dimasukkan ke dalam oven selama
2 jam dengan suhu 40oC kemudian dituang ke dalam botol steril kaca tertutup dan
disimpan dalam lemari es.
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Rendemen ekstrak