You are on page 1of 6

TUGAS IKHTIOLOGI

IKAN BARONANG

(Thunnus albacores)

OLEH:

NAMA : I Made Suma Krisna Sravishta

NIM : 1314511014

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014
1. Klasifikasi Ikan Baronang (Siganus sp.)
Adapun klasifikasi untuk ikan Baronang adalah sebagai berikut;
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : Siganus sp.

2. Bagian Ikan Baronang


2.1. Morfologi Luar
Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae
yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal.
Rahang ikan ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki
sirip punggung yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri
ikan ini dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang
akan merasa sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan
ini bewarna keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih
atau perak. (Affandi et al, 1992)
Ikan Baronang juga merupakan salah satu ikan yang memiliki
bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris dan
seimbang.
2.2. Organ Pernapasan
Ikan tuna sirip kuning bernapas menggunakan insang. Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang
bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap
lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan
O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Ikan tuna sirip kuning adalah jenis ikan yang bertulang sejati. Pada
ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (operkulum).(Affandi et al, 1992)

2.3. Organ Pencernaan Pada Ikan Baronang


Pencernaan pada ikan tuna sirip kuning tidak jauh berbeda dari
jenis ikan pada umumnya yaitu dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
Alat pencernaan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan yang
meliputi mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus,
duodenum, intestinum, rectum, dan anus; serta kelenjar pencernaan yang
terdiri dari hati, empedu, dan pancreas.( Affandi et al, 1992)

3. Cara Hidup Dari Ikan Baronang


Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran
pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri
pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding
lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang
luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau
dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang
diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan Baronang
memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan yang luas.
Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi
terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga
memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan
untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani,
misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau
memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan
secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Bahwa
ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Gundermann et al. (1983) menyatakan bahwa ikan famili Siganidae
menempati sebaran habitat yang luas pada daerah pesisir tropis sampai
subtropis di Samudera Hindia dan Pasifik Barat. Pada umumnya ikan baronang
hidup terutama di sekitar ekosistem terumbu karang, ekosistem yang banyak
ditumbuhi lamun dan rumput laut. Kadang-kadang didapatkan juga di daerah
hutan bakau, bahkan di pelabuhan yang pada umumnya telah tercemar. Ikan
baronang sensitif terhadap perubahan lingkungan yang drastis terutama suhu
dan salinitas serta kadar oksigen yang rendah. Ikan baronang juga sangat peka
terhadap gerakan di sekitarnya. Baronang bersifat fototaksis positif, tertarik
pada sinar atau cahaya.

4. Cara Melindungi Diri dari Ikan Baronang


Ikan baronang memiliki racun/bisa pada duri siripnya. Oleh karena itu
buat hobiis akuarium laut jika anda memegang ikan semadar berhati-hatilah
agar tidak tertusuk duri siripnya. Bisa pada duri sirip ikan semadar tidak akan
mencemari air akuarium, ataupun membuat dagingnya berbahaya dikonsumsi,
seperti misalnya terjadi pada ikan buntal, karena memang fungsi duri bisa itu
hanya untuk proteksi dalam keadaan terancam. Bila kita sampai tertusuk duri
siripnya, akan menyebabkan rasa nyeri/pegal dan sedikit bengkak pada kulit
yang terkena, tidak menyebabkan (amit-amit) orang meninggal. Baronang
melindungi diri dengan sirip-siripnya yang dilengkapi duri keras berbisa, yaitu
13 duri pada sirip punggung, 7 duri pada sirip dubur, dan 2 duri keras pada
sirip dada.(Husain, 2012)
5. Reproduksi Ikan Baronang
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara
eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu
sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan
akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di
dalam air.
Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran
panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan
dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-
masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami
induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-
30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi
sepanjang tahun. (Thamrin. 2006)
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gundermann N., Popper D.M., Lichatowich T. 1983. Biology and Life Cycle of
Siganusvermiculatus (Siganidae, Pisces). Pacific Sci. 37 (2): 165-
180.
Husain, Rohani dan Natsir. 2012. Asosiasi Ikan Baronang Pada Ekosistem Padang
Lamun Perairan Teluk Ambon Dalam. Ambon.
Mayunar. 1992. Beberapa Aspek Biologi Ikan Baronang, Siganus Canaluculatus.
Oseana 17(4) : 177-193. Jakarta :Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi LIPI. Hlm : 35-41.
Thamrin. 2006. Karang :Biologi Reproduksi dan Ekologi. Penerbit Minamandiri.
Pekanbaru.

You might also like