You are on page 1of 6

TUGAS IKHTIOLOGI

TUNA SIRIP KUNING

(Thunnus albacores)

OLEH:

NAMA : I Putu Ranu Fajar Maharta

NIM : 1314511016

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014
1. Klasifikasi Ikan Tuna Sirip Kuning
Menurut Saanin (1984), klasisifikasi ikan tuna adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata Thunnus
Class : Teleostei
Sub Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Scombroidae
Genus : Thunnus
Species : Thunnus albacores

2. Bagian Tubuh Ikan Tuna Sirip Kuning


2.1. Morfologi Luar
Madidihang atau ikan tuna sirip kuning dewasa memiliki tubuh
yang berukuran besar, dengan panjang dari ujung moncong hingga ujung
percabangan sirip ekor (FL, fork length) mencapai 195 cm; namun
umumnya hingga 150 cm. Bentuknya gilig panjang serupa torpedo
(fusiform), agak memipih dari sisi ke sisi. Sirip punggung (dorsal) terdiri
dari dua berkas, terpisah oleh celah yang kecil saja; berkas yang kedua
segera diikuti oleh 8–10 sirip-sirip tambahan berukuran kecil (finlet).
Sirip anal diikuti oleh 7–10 finlet.
Pada spesimen berukuran besar, sirip punggung kedua dan sirip
anal ini kadang-kadang memanjang hingga 20% FL. Sirip dada (pectoral)
lumayan panjang (22–31% FL), biasanya mencapai pangkal bagian
depan sirip dorsal kedua, namun tidak melewati pangkal bagian
belakangnya. Ada dua lipatan kulit (tonjolan interpelvis) di antara sirip-
sirip perut. Batang ekor amat ramping, dengan sebuah lunas samping
yang kuat di tiap-tiap sisi, yang masing-masing diapit oleh dua lunas
yang lebih kecil. Sirip ekor bercabang kuat (forked, bercagak).
Punggungnya berwarna biru gelap metalik, berangsur-angsur berubah
menjadi kekuningan atau keperakan di bagian perut. Sirip-sirip punggung
kedua dan anal, serta finlet-finlet yang mengikutinya, berwarna kuning
cerah, yang menjadi asal namanya. Bagian perut kadang-kadang dihiasi
oleh sekitar 20 garis putus-putus yang hampir vertikal
arahnya.(CARPENTER, 2001)

2.2. Organ Pernapasan


Ikan tuna sirip kuning bernapas menggunakan insang. Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang
bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap
lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan
O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Ikan tuna sirip kuning adalah jenis ikan yang bertulang sejati. Pada
ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (operkulum).(Affandi et al, 1992)

2.3. Organ Pencernaan Pada Ikan Tuna Sirip Kuning


Pencernaan pada ikan tuna sirip kuning tidak jauh berbeda dari
jenis ikan pada umumnya yaitu dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
Alat pencernaan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan yang
meliputi mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus,
duodenum, intestinum, rectum, dan anus; serta kelenjar pencernaan yang
terdiri dari hati, empedu, dan pancreas.( Affandi et al, 1992)
3. Cara Hidup Dari Ikan Tuna Sirip Kuning
Ikan tuna sirip kuning merupakan ikan epipelagis yang menghuni lapisan
atas perairan samudra, menyebar ke dalam kolom air sampai di bagian atas
termoklin. Ikan tuna sirip kuning banyak menghuni kolom air 100 m teratas,
dan relatif jarang menembus lapisan termoklin, namun ikan ini mampu
menyelam jauh ke kedalaman laut.(Sumadhiharga, 2009)
Tuna Sirip Kuning hidup di perairan yang bersuhu antara 17° - 31°C
dengan suhu optimumnya antara 19° - 23°C. Ikan tuna sirip kuning dapat di
temukan di pantai, teluk, sampai ke laut lepas. Ikan tuna ini melakukan migrasi
harian dan musiman.(Tambunan, 1964)
Ikan tuna sirip kuning adalah jenis ikan karnivor yang memakan berbagai
jenis ikan kecil, cumi-cumi, udang, dan kepiting. Ikan tuna sirip kuning adalah
ikan pemburu yang handal, dengan matanya yang besar maupun dengan indra
penciuman dalam mencari mangsa. Kapasitas maksimum isi perut ikan tuna
sirip kuning dapat mencapai 7% dari berat tubuhnya. Ikan tuna setiap harinya
dapat mencerna makanannya 15% dari berat tubuhnya.(Sumadhiharga, 2009)
Menurut Sumadhiharga (2009), tuna sirip kining tersebar luas di perairan
dunia, yaitu di perairan tropis dan subtropis. Pada dasarnya sebaran tuna sirip
kuning ini sangat luas dan tersebar di tiga samudra, yaitu Atlantik, Pasifik, dan
Hindia.

4. Cara Melindungi Diri dari Ikan Tuna Sirip Kuning


Tuna termasuk perenang cepat dengan kecepatan mencapai 80 km/jam dan
merupakan yang terkuat di antara ikan bertulang sejati lainnya. Mereka mampu
membengkokkan siripnya lalu meluruskan tubuhnya untuk berenang cepat.
Karena kemampuannya inilah ikan tuna menjadi sulit di tangkap bahkan oleh
manusia, sehingga dapat melindungi dirinya dari pemangsa ataupun manusia.
5. Reproduksi Ikan Tuna Sirip Kuning
Secara umum diketahui bahwa ikan untuk malangsungkan hidupnya,
memperbanyak diri dengan bertelur. Reproduksi pada ikan diawali dengan
bercampurnya spermatozoid dari ikan jantan dengan sel telur (ovum) dari ikan
betina sehingga menghasilkan sel telur yang dibuahi. Yang selanjutnya telur
ini akan mengalami pembelahan sel yang berulang-ulang, berkembang dan
akhirnya membentuk individu baru.
Dari struktur dan pertumbuhannya, gonad merupakan kelenjar endokrin.
Kelenjar seks ikut dalam sekresi steroid, hal ini sangat penting dalam
pemijahan, pembuatan sarang, dan aspek-aspek tingkah laku reproduksi
lainnya. Estrogen mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari sistem
genital betina, dan mengatur sifat-sifat seksual sekunder. Sel-sel interstisial
dari testis menghasilkan hormon-hormon jantan dan secara keseluruhan
dinamakan Androgen. Androgen diperlukan untuk pertumbuhan diferensiasi,
dan berfungsinya saluran-saluran genitalia jantan, organ kopulasi, dan tingkah
laku seksual dan pemijahan. Semua hormon gonad mempunyai hubungan
timbal balik yang kompleks dengan hypophyse. Beberapa ditujukan terhadap
fungsi jaringan interrenal atau jaringan korteks atau terhadap aktivitas thyroid
atau badan pineal.(Miazwir, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

CARPENTER, KENT E. & VOLKER H. NIEM. 2001. FAO Species Identification


Guide: The Living Marine Resources of The Western Pacific. Vol. 6 :
3753. Food and Agriculture Organization, Rome.
Miazwir. 2012. ANALISIS ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TUNA
SIRIP KUNING (Thunnus albacores) YANG TERTANGKAP DI
SAMUDRA HINDIA. UNIVERSITAS INDONESIA
Sumadiharga, O.K. 2009. Ikan Tuna Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia : 129 hal
Tambunan, D.M.D. 1964. Penangkapan Ikan Tuna Dengan Long Line. Skripsi
dalam mata ajaran Teknik Penangkapan Fakultas Perikanan IPB,
1964

You might also like