Professional Documents
Culture Documents
AKUNTABILITAS KINERJA
KEMENTERIAN PARIWISATA
TAHUN 2016
Prospek kepariwisataan yang semakin cerah dan posisi strategis yang diemban
dalam kerangka pembangunan nasional, memberikan dorongan dan keharusan akan
langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kinerja kepariwisataan nasional,
maupun peningkatan daya saing yang semakin kuat agar mampu menarik kunjungan
wisatawan mancanegara yang semakin besar, pergerakan wisatawan nusantara yang
30
25
USD Juta
20
15
10
5
0
2015 2016 2017 2018 2019
Minyak Batubara Pariwisata CPO Karet
Sementara itu, jumlah perjalanan wisatawan nusantara telah mencapai 263,68 juta
perjalanan, dari target tahun 2016 sebanyak 260 juta perjalanan, dengan total
pengeluaran wisnus sebesar Rp 241,08 Triliun. Jumlah penyerapan tenaga kerja
diperkirakan mencapai 12 juta orang dari target tahun 2016 sebanyak 12,02 juta
orang.
1. Devisa
Peningkatan ini disebabkan oleh promosi dalam festival, pameran, dan sales
mission berskala internasional, kerjasama dengan berbagai airlines, serta
melakukan famtrip untuk para media, journalis, blogger, influencer, serta vlogger.
Tercapainya target jumlah tenaga kerja sektor pariwisata tahun 2016 sebesar 12
juta tenaga kerja antara lain disebabkan oleh kemudahan investasi dan
meningkatnya jumlah usaha pariwisata. Kementerian Pariwisata telah melakukan
upaya untuk meningkatkan jumlah usaha pariwisata dengan kegiatan antara lain
Bimbingan Teknis Pelayanan Prima Usaha Pariwisata, Penyusunan Proposal
Investasi dan Promosi Investasi dan Pemberdayaan Masyarakat.
Arief Yahya
Menteri Pariwisata RI
Penilaian Indeks daya saing kepariwisataan Indonesia dilakukan oleh WEF dalam
Tourism Travel Index Competitiveness yang dikeluarkan setiap 2 (dua) tahun sekali.
Indeks daya saing oleh World Economics Forum pada Tahun 2015 diukur
berdasarkan 14 pilar, yaitu Safety and Security, Environmental Sustainability, Health
and Hygiene, Air Transport Infrastructure, Prioritization of Travel and Tourism,
Natural Resources, Price Competitiveness, Business Environment ICT Readiness,
Tourist Service Infrastructure, Human Resources & Labour Market, International
Openness, Ground and Port Infrastructure, Cultural Resources and Business Travel.
Indonesia menempati peringkat 50 dari 141 di Tahun 2015, naik 20 peringkat dari
sebelumnya yaitu peringkat 70. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan indeks
daya saing Indonesia melalui pengembangan infrastruktur dan ekosistem
Kepulauan Seribu
dan Kota Tua
DKI Jakarta
Labuan Bajo
Nusa Tenggara
Timur
4. Wisatawan Mancanegara
Capaian dari indikator kinerja sasaran tahun 2016 yaitu “Jumlah wisatawan
mancanegara ke Indonesia” mencapai 12.023.971 wisatawan mancanegara atau
sebesar 100,2%, dari target yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 12.000.000
wisatawan mancanegara. Keberhasilan ini tidak terlepas dari terobosan-terobosan
yang dilakukan Kementerian Pariwisata. Salah satu terobosan baru yang sangat
berpengaruh pada peningkatan kunjungan wisman ini adalah adanya kebijakan
Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang diberikan kepada 169 negara. Terobosan lain
yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata adalah penggenjotan kegiatan-
kegiatan di cross border dan ektrapolasi atau penggunaan Mobile Positioning Data
(MPD) untuk menghitung Wisman yang masuk melalui Pintu Lintas Batas (PLB).
5. Wisatawan Nusantara
Tidak hanya itu, branding Wonderful Indonesia pada tahun 2015 naik 100
peringkat, dari semula tanpa peringkat menjadi peringkat ke-47 dan selama tahun
2016, Wonderful Indonesia mendapatkan 46 penghargaan di 22 negara. Khusus
untuk penghargaan pada World Halal Tourism Awards 2016, Indonesia
memenangkan 12 dari 16 kategori yang diperlombakan.
2016
INDIKATOR KINERJA
SASARAN KEMENTERIAN CAPAIAN
UTAMA TARGET REALISASI
(%)
1 Meningkatnya 1 Jumlah daerah yang
Kualitas dan difasilitasi untuk
Kuantitas Destinasi pengembangan 34 34 100
Pariwisata infrastruktur dan
ekosistem (provinsi)
2 Jumlah fasilitasi
peningkatan destinasi
25 25 100
wisata, budaya, alam
dan buatan (lokasi)
3 Jumlah fasilitasi
peningkatan tata kelola
25 26 104
destinasi pariwisata
(lokasi)
4 Jumlah fasilitasi
pemberdayaan 34 34 100
masyarakat (provinsi)
2 Meningkatnya 5 Jumlah Investasi sektor
investasi di sektor pariwisata (US$Juta) 1627.36 1352.88 83
pariwisata
3 Meningkatnya 6 Jumlah tenaga kerja
kontribusi langsung, tidak
kepariwisataan langsung, dan ikutan
11.7 12* 102
terhadap sektor pariwisata (juta
penyerapan tenaga orang)
kerja nasional
Dalam kerangka pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya wisata tersebut,
Kementerian Pariwisata mengidentifikasi dan menetapkan fokus pengembangan
produk wisata Indonesia dalam tiga kategori portofolio produk, yaitu produk wisata
alam, budaya dan buatan, yang didalamnya terdiri dari sejumlah produk-produk
wisata yang spesifik sebagaimana tergambar dalam diagram dibawah ini
Dalam diagram tergambar portofolio pasar yang akan menjadi fokus pengembangan
pasar pariwisata Indonesia, baik yang terkait dengan pengembangan pasar
wisatawan nusantara (meliputi segmen personal dan bisnis), serta pasar pariwisata
mancanegara.
Pembangunan kepariwisataan dilaksanakan di daerah, sehingga koordinasi dan
kolaborasi pengembangan destinasi dan pemasaran wisata harus didorong pada
tingkat daerah dengan menjunjung tinggi prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berkeadilan. Pemerintah melakukan Koordinasi Strategis Lintas Sektor pada tataran
kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan
kepariwisataan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 64 Tahun
2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan.
Dalam melaksanakan pengembangan pariwisata, Kementerian Pariwisata berperan
sebagai penggerak utama, yaitu sebagai katalisator, advokator, regulator,
koordinator, fasilitator, hub agency, public outreach, dan sekaligus sebagai
konsumen, yang akan sentiasa menjaga keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan
budaya, serta lingkungan.
Strategi yang dilakukan Kementerian Pariwisata pada tahun 2016 dapat disampaikan, sebagai
berikut:
VISI
Visi Pembangunan Kementerian Pariwisata, menggunakan pijakan Visi Presiden
Republik Indonesia periode 2014-2019, yaitu:
Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan/atau
sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di
masa depan adalah Indikator Kinerja Utama. Perjanjian Kinerja Kementerian Tahun
2016 disajikan pada tabel berikut :
Indikator dalam sasaran meningkatnya kualitas destinasi pariwisata yaitu (1) jumlah
daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem, (2) jumlah
fasilitasi peningkatan destinasi wisata, budaya, alam dan buatan, (3) jumlah fasilitasi
peningkatan tata kelola destinasi pariwisata, (4) jumlah fasilitasi pemberdayaan
masyarakat, sesuai hasil review Indikator Kinerja Utama dengan Kementerian PAN-
RB tahun 2016, indikator tersebut merupakan indikator yang bersifat output. Namun
demikian, pada tahun 2017 indikator pada sasaran meningkatnya kualitas destinasi
pariwisata telah diusulkan untuk berubah menjadi “jumlah destinasi pariwisata yang
berkualitas” dengan target 10 destinasi pariwisata prioritas. Jumlah destinasi yang
%
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET REALISASI
CAPAIAN
Dari tabel capaian Indikator Kinerja Utama di atas, dapat dilihat pada tahun 2016 dari
target 34 provinsi telah tercapai sebanyak 34 provinsi yang difasilitasi untuk
pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata.
Untuk melihat perkembangan capaian indikator Jumlah daerah yang difasilitasi untuk
pengembangan infrastruktur dan ekosistem, bila dibandingkan Realisasi dengan
Target setiap tahunnya sejak Tahun 2015-2016, dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 3.3 Realisasi Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan
infrastruktur dan ekosistem (provinsi)
2016 2015
INDIKATOR KINERJA UTAMA CAPAIAN CAPAIAN
REALISASI REALISASI
(%) (%)
Jumlah daerah yang 34 100 28 103
difasilitasi untuk
pengembangan
infrastruktur dan ekosistem
(provinsi)
Gambar 3.5 Directore Sustainable Development of Tourism UNWTO, Dirk Glaesser menyerahkan
piagam pengakuan 3 Pusat Pemantauan STO Indonesia kepada Menteri Pariwisata
Berdasarkan tabel di atas, dari target sebanyak 25 lokasi, telah tercapai sebanyak 25
lokasi yaitu (1) KSPN Nongsa – Pulau Abang dskt, (2) KSPN Natuna dskt, (3) KSPN
Ijen-Baluran dskt, (4) KSPN Gili Tramena dskt, (5) KSPN Weh dskt, (6) KSPN Toba dskt,
(7) KSPN Teluk Dalam-Nias dskt, (8) KSPN Tanjung Kelayang dskt, (9) KSPN Kota Tua-
Sunda Kelapa dskt, (10) KSPN Kep Seribu dskt, (11) KSPN Borobudur dskt, (12) KSPN
Bromo-Tengger-Semeru dskt, (13) KSPN Kuta-Sanur-Nusa Dua dskt, (14) KSPN
Kintamani-Danau Batur dskt, (15) KSPN Menjangan-Pemuteran dskt, (16) KSPN
Rinjani dskt, (17) KSPN Komodo dskt, (18) KSPN Ende-Kelimutu dskt, (19) KPSN
Sentarum dskt, (20) KSPN Tanjung Puting dskt, (21) KSPN Bunaken dskt, (22) KSPN
Toraja dskt, (23) KSPN Wakatobi dskt, (24) KSPN Morotai dskt, dan (25) KSPN Raja
Ampat dskt.
Untuk melihat perkembangan capaian indikator Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi
wisata budaya, alam dan buatan, bila dibandingkan Realisasi dengan Target setiap
tahunnya sejak Tahun 2015-2016, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Gambar 3.9 Penghargaan Friendly Hotel : The Trans Luxury Hotel Bandung, (5)
World Halal Tourism
World’s Best Halal Beach Resort : Novotel Lombok
Resort & Villas, (6) World’s Best Halal Tour Operator : ERO Tour, Sumatera Barat,
(7) World’s Best Halal Travel Website : www.wonderfullomboksumbawa.com, (8)
World’s Best Halal Honeymoon Destination : Sembalun Valley Region, NTB, (9)
World’s Best Hajj & Umrah Operator : ESQ Tours and Travel, Jakarta, (10) World’s
Best Halal Destination : Sumatera Barat, (11) World’s Best Halal Culinary
Destination: Sumatera Barat, dan (12) World’s Best Halal Cultural Destination :
Aceh.
3. Peningkatan Kunjungan pada Destinasi Wisata Geopark
Pengembangan wisata alam salah satunya melalui pengembangan wisata geopark.
Enam (6) lokasi geopark yang menjadi prioritas Pemerintah yaitu 1) Batur
UNESCO Global Geopark, 2) Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, 3) Geopark
Nasional Kaldera Toba, 4) Geopark Nasional Rinjani-Lombok, 5) Geopark Nasional
Merangin Jambi, serta 5) Geopark Nasional Ciletuh-Pelabuhanratu. Pada tahun
2016 jumlah kunjungan wisatawan ke 6 geopark tersebut naik 12% jika
dibandingkan tahun 2015. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Sumber :
- Data yang diolah oleh Kementerian Pariwisata, 2016 dengan Politeknik Negeri Jakarta
- Data dari ICCA, UIA, Bali Nusa Dua Convention Center, Jakarta Convention Center, Pacific
World , ASPERAPI, Intelkam Mabes POLRI
Dari data tersebut dapat dilihat pada tahun 2016, kunjungan wisatawan mancanegara
dengan tujuan bisnis MICE mengalami pertumbuhan sebesar 17%. Dan berikut data
dampak ekonomi dari pengembangan destinasi wisata MICE:
42% 42%
1 2015 350.000 354.087 833,220,500 842,950,135
(dari tahun 2014) (dari tahun 2014)
17% 17%
2 2016 410.000 415.453 976,058,300 989,039,875
(dari tahun 2015) (dari tahun 2015)
Gambar 3.10 Fasilitasi Penataan Atraksi Kawasan Islamic Center di Mataram, NTB
Realisasi capaian jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.13 Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola
destinasi pariwisata
INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO TARGET REALISASI % CAPAIAN
(IKU)
3 Jumlah fasilitasi peningkatan 25 26 104
tata kelola destinasi
pariwisata (lokasi)
Pada tabel di atas dapat terlihat, dari target yang ditetapkan sebanyak 25 lokasi, pada
tahun 2016 telah terealisasi sebanyak 26 lokasi (Cluster), atau tercapai sebesar
108%. Adapun dari 26 lokasi tersebut, 24 cluster adalah cluster existing dan 2 cluster
baru. Cluster existing adalah Sabang, Toba, Muaro Jambi, Palembang, Kota Tua,
Kepulauan Seribu, Pangandaran, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Pemuteran,
Batur, Sanur, Rinjani, Komodo, Flores, Wakatobi, Toraja, bunaken, Derawan,
Sentarum, Belitung (Tanjung Kelayang), Tanjung Puting, Pulau Morotai, dan Raja
Ampat. Sedangkan Cluster baru pada tahun 2016 adalah Tanjung Lesung dan
Mandalika. Dari cluster-cluster tersebut, 10 diantaranya termasuk dalam 10 Destinasi
Pariwisata Prioritas.
Tabel 3.15
Jumlah Kunjungan Wisatawan di 16 Cluster DMO Tahun 2015-2016
Wisman % Wisnus %
No Cluster Lama
2015 2016 Growth 2015 2016 Growth
1. DMO Batur 451,133 458,712 2% 159,216 235,545 48%
DMO
2. 253,358 303,185 20% 3,895,017 4,263,936 9%
Borobudur
3. DMO BTS 16,639 30,311 82% 433,350 421,657 -3%
4. DMO Bunaken 38,400 53,673 40% 1,070,681 1,091,502 2%
5. DMO Derawan 6,119 2,521 -59% 99,416 84,274 -15%
6. DMO Flores 58,035 67,932 17% 66,078 95,827 45%
DMO Kota Tua
7. 41,761 33,426 -20% 1,241,504 1,425,137 15%
Jakarta
DMO
8. 16,515 10,776 -35% 2,442,413 1,977,614 -19%
Pangandaran
DMO Raja
9. 6,674 13,786 107% 1,401 3,301 136%
Ampat
10. DMO Rinjani 25,835 22,926 -11% 67,706 24,171 -64%
11. DMO Sabang 5,582 10,501 88% 623,635 440,301 -29%
12. DMO Sanur 495,414 607,259 23% 85,036 68,290 -20%
DMO Tanjung
13. 9,767 8,581 -12% 2,797 5,174 85%
Puting
14. DMO Toba 61,337 71,169 16% 1,268,445 1,458,712 15%
15. DMO Toraja 40,312 57,325 42% 84,545 1,127,039 1,233%
16. DMO Wakatobi 6,626 7,815 18% 11,401 8,165 -28%
1,759,89
TOTAL 1,533,507 15% 11,552,641 12,730,645 10%
8
Tahun 2016
No Cluster Baru
Wisman Wisnus Total
1. DMO Belitung 5,072 199,864 204,936
2. DMO Kepulauan Seribu 19,955 683,761 703,716
3. DMO Mandalika 2,405,850 913,035 3,318,885
DMO Menjangan
4. 210,170 141,503 351,673
Pemuteran
5. DMO Morotai 279 5,941 6,220
6. DMO Muaro Jambi 464 71,177 71,641
7. DMO Palembang 10,683 1,896,110 1,906,793
8. DMO Sentarum 258 13,546 13,804
9. DMO Tanjung Lesung 2,680 453,350 456,030
TOTAL 2,652,731 3,924,937 6,577,668
Sumber : (1) BPS Provinsi/Kab/Kota, (2) Dinas Pariwisata masing-masing daerah
Dari data di atas dapat terlihat adanya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara
dan wisatawan nusantara di cluster DMO. Meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan memberikan dampak positif, terutama manfaat ekonomi bagi masyarakat
sekitar. Sebagai contoh, salah satu cluster yaitu cluster marine Sabang telah berhasil
menunjukkan performansi tinggi di tahun 2016. Capaian pengembangan atraksi
antara lain meliputi diversifikasi produk (Km Nol, Pantai Timur dan Selatan),
akseibilitas (pembangunan jalan menuju destinasi wisata KM Nol, penambahan
maskapai Penerbangan Wings Air satu minggu 3 kali penerbangan), amenitas
(peningkatan jumlah dive operator, penataan fasilitas pariwisata Marina Lhok Weng).
Adapun capaian dampak ekonomi dari aktivitas wisata bahari di cluster Sabang dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Dari tabel di atas, dapat terlihat pada tahun 2016 telah tercapai target kunjungan
yacht dan cruise melebihi target, dan telah dihasilkan sebesar
Rp 13.518.390.000,00 manfaat ekonomi bagi masyarakat dari aktivitas bahari di
Sabang. Tentu saja hal tersebut tidak dapat terlepas dari adanya penerapan tata
kelola destinasi pariwisata yang berkualitas dengan melibatkan peran serta
pemangku kepentingan terkait, serta fokus pada critical success factors dengan arah
pengembangan sesuai portofolio produk untuk mendukung pencapaian target
pariwisata nasional.
Program/kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung tercapainya target
peningkatan tata kelola destinasi pariwisata yaitu sebagai berikut:
1) Asistensi Tata Kelola Destinasi Pariwisata
Kegiatan yang dilakukan antara lain melalui stakeholder meeting, convergence
meeting, workshop dan bimbingan teknis di 26 cluster. Hasil kegiatan tersebut
adalah adanya identifikasi, rekomendasi dan komitmen terkait pengembangan
destinasi pariwisata di masing-masing cluster yang dapat memberikan
kemudahan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan untuk meningkatkan
kualitas destinasi pariwisata dan mencapai target pariwisata nasional.
2) Jumlah Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pilar dalam strategi
pengembangan destinasi pariwisata. Masyarakat memegang peranan yang sangat
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa dari target 34 provinsi telah tercapai fasilitasi
di bidang pemberdayaan masyarakat sebesar 100% yakni di 34 provinsi.
Sebagai upaya untuk menjadi tuan rumah yang baik dan peningkatan pelayanan yang
baik kepada wisatawan, diperlukan upaya terus-menerus untuk meningkatkan
pemahaman tentang Sadar Wisata bagi para pemangku kepariwisataan sebagai
stakeholder dan masyarakat pada umumnya. Masyarakat yang sadar wisata nantinya
akan dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai penting yang terkandung
dalam Sapta Pesona yakni keamanan, ketertiban,kebersihan, kesejukan, keindahan,
keramahan, dan kenangan. Aktualisasi nilai-nilai tersebut menjadi perilaku sehari-
hari dalam melayani wisatawan sehingga menjadi pendukung tumbuhnya iklim
kepariwisataan dan menjiwai nilai kearifan budaya lokal.
Untuk melihat perkembangan capaian Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat,
bila dibandingkan Realisasi dengan Target setiap tahunnya sejak Tahun 2015-2016,
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.19 Realisasi Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat (provinsi)
2016 2015
INDIKATOR KINERJA UTAMA CAPAIAN CAPAIAN
REALISASI REALISASI
(%) (%)
Jumlah fasilitasi pemberdayaan 34 100 34 100
masyarakat (provinsi)
ASEAN dalam ASEAN Tourism Forum memberikan apresiasi yang tinggi terkait
keterlibatan masyarakat dalam pariwisata, yaitu terkait homestay dan community
based tourism.
Indonesia berhasil memperoleh 5 penghargaan untuk ASEAN Homestay Award dan 3
penghargaan untuk ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award. Adapun para
pemenang dalam kedua awards tersebut adalah:
1) ASEAN Homestay Award
Kriteria penilai untuk Homestay award antara lain terkait dengan pengelolaan
homestay pada aspek produk, pelayanan dan pengelolaan. Dari kriteria tersebut
telah terpilih 5 homestay, yaitu:
a) Homestay Suweden, Kab. Tabanan, Prov. Bali
b) Homestay Bunga, Kab. Banjarnegara, Prov. Jawa Tengah
c) Homestay Adiluhung, Kab. Bantul, Prov. DI Yogyakarta
d) Homestay Suheri, Kab. Malang, Prov. Jawa Timur
e) Homestay Teratai 3, Kab. Kuningan, Prov. Jawa Barat
Gambar 3.11 Menteri Pariwisata bersama para pemenang ASEAN Homestay Award dan
ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award di Singapura
Berdasarkan laporan “Travel & Tourism Investment in ASEAN” Tahun 2016 oleh World
Travel Tourism Council (WTTC), baik investasi dari pemerintah maupun investasi
swasta menjadi faktor penting dalam pengembangan kepariwisataan di ASEAN. Hal ini
disebabkan karena:
1. Investasi dapat meningkatkan kapasitas: untuk mendukung tingginya permintaan
dan jumlah wisatawan, investasi dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur
yang lebih baik serta peningkatan fasilitas.
2. Investasi dapat menjaga dan meningkatkan infrastruktur yang ada: melanjutkan
investasi pada infrastruktur yang sudah ada dapat meningkatkan fungsi dan
kualitas, serta dapat mendorong regulasi baru dan standar lingkungan yang lebih
baik.
3. Mendorong permintaan wisatawan: Investasi untuk meningkatkan atraksi dapat
mendorong permintaan baru dan merebut pangsa pasar dari pesaing.
Mulai tahun 2016, sasaran kedua diatas diukur hanya melalui indikator jumlah
investasi sektor pariwisata. Berbeda dengan tahun pertama renstra 2015-2019,
indikator yang digunakan adalah Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total
investasi nasional. Perubahan ini sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata bahwa
untuk sasaran tersebut lebih fokus pada nilai investasi (US Dollar)
Adapun realisasi jumlah investasi sektor pariwisata tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.21 Jumlah investasi sektor pariwisata (US$ Juta)
Rincian realisasi Top 3 pada Penanaman Modal Asing (PMA) Tahun 2016 berdasarkan
jenis usaha, tujuan investasi dan asal negara dapat terlihat sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis usaha : 61.22% hotel bintang, 22.59% kegiatan konsultasi
manajemen, 6.33% penyediaan akomodasi jangka pendek lainnya
2. Berdasarkan tujuan investasi : 54.31% DKI Jakarta, 21.19% Bali, 7.18% Jawa
Barat
3. Berdasarkan asal negara (67.62% dari total PMA) : 48.29% Singapura, 12.06%
British Virgin Island, 7.27% Hongkong
Adapun rincian realisasi Top 3 pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Tahun
berdasarkan jenis usaha dan tujuan investasi dapat terlihat sebagai berikut :
1. Berdasarkan jenis usaha : 59.32% hotel bintang, 18.29% wisata tirta, 7.68% hotel
melati.
2. Berdasarkan tujuan investasi : 24.77% Jawa Barat, 20.06% Bali, 15.02% DI
Yogyakarta.
Meskipun presentase capaian realisasi investasi di tahun 2016 tidak mencapai target,
namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah realisasi investasi
pariwisata dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel
berikut :
Pada tahun 2016, terdapat realisasi investasi pada jenis usaha daya tarik wisata alam
(KBLI 9322) sebesar 0.92 juta USD, Daya Tarik Wisata Buatan/Binaan Manusia (KBLI
9323) sebesar 0.30 juta USD, dan Kegiatan Taman Bertema atau Taman Hiburan (KBLI
9321) sebesar 0.02 juta USD. Jenis-jenis usaha tersebut merupakan jenis usaha dari
Daftar Negatif Investasi yang sudah terbuka untuk kepemilikan modal asing sebesar
100%.
Meningkatnya investasi di sektor pariwisata juga tidak terlepas dari adanya komitmen
yang kuat untuk melakukan pengembangan investasi di bidang pariwisata sesuai
dalam amanah PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Nasional (Ripparnas), adanya dukungan dari berbagai pihak
(Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, dan stakeholder terkait), serta
ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten.
Penyusunan proposal investasi telah dimulai dari tahun 2012 dengan jumlah
lokasi sebanyak 3 lokasi, tahun 2013 sebanyak 4 lokasi, tahun 2014 sebanyak 6
lokasi, tahun 2015 sebanyak 55 lokasi pada 16 Kabupaten/Kota dan di tahun 2016
ini sebanyak 73 lokasi di 34 Kabupaten/Kota. Proposal-proposal investasi
tersebut bertujuan untuk menarik minat investor asing maupun dalam negeri
untuk berinvestasi di bidang pariwisata.
Kegiatan Waktu
Tempat Hasil
No Pelaksanaan
1 Gulf and Abu Dhabi 8 – 9 Februari Ketertarikan investor Abu Dhabi National Bank
Indian 2016 dan Asiya Investment Kuwait untuk mendukung
Ocean Hotel pembiayaan di KEK Mandalika dan Tanjung
Investor’s Lesung, namun masih membutuhkan proses
Summit penjajakan, mengingat investasi KEK yang sangat
(GIOHIS) besar dapat mencapai angka hingga Rp 10 triliun.
2 Pertemuan Hongkong 11 – 12 Pada tanggal 21 Maret 2016, Meridian Capital akan
Bisnis di Februari datang ke Indonesia untuk menandatangani
Hong Kong 2016 Kerangka Acuan yang telah diperbaharui, bersama
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat
3 Internationa Berlin, 7 – 9 Maret Ketertarikan dari International Finance
l Hotel Jerman 2016 Corporation, sebuah anak perusahaan dari World
Investment Bank Group untuk pembiayaan proyek-proyek
Forum pembangunan hotel di Indonesia dengan maksimal
(IHIF) jumlah pembiayaan mencapai angka USD 200 Juta
per proyek.
4 MIPIM (Le Cannes, 15 – 18 Maret Business meeting dengan 50 pengusaha dan
marché Perancis 2016 investor di bidang pariwisata dan hospitality,
international marina, properti, teknologi arsitektur, dan
des industrial
professionnel Komitmen investor diantaranya Ecoregions
s de International Singapore, PT Dharmakusala
l’immobilier) Waskita Brana, Islamic Development Bank
untuk investasi hotel, sarana rekreasi,
inrastruktur, di KEK Mandalika. Total komitmen
yang dicapai sebesar USD 287,5 Juta atau Rp
3,88 Triliun.
5 Pertemuan Monaco, April 2016 Perusahaan funding dari Monaco siap untuk
Bisnis di Perancis membantu pengembangan kepariwisataan di
Monaco Indonesia.
6 Hospitality Jakarta 28 – 29 April Louvre Hotel Group (grup investor China)
Investment 2016 berencana melakukan pengembangan dan
Conference pembangunan hotel baru di seluruh Indonesia
Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun. Telah tersedia dana
(HICI) Rp + 10 Triliun untuk pembelian dan
pembangunan hotel baru di Indonesia.
7 Marketing Melbourne 9 -10 Mei Tiga investor Australia akan melakukan investasi
Investasi – Brisbane, 2016 di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi
Australia Utara di tahun 2016 yaitu: 1 (satu) investor akan
membangun usaha marina dan hotel bintang di
Kabupaten Lombok Barat dengan nilai investasi +
Rp 200 Miliar; dan 2 (dua) investor yang
tergabung dalam AIBC akan membangun usaha
marina dan hotel bintang di Kota Manado di atas
lahan seluas 200 ha, dengan nilai investasi + Rp
300 Miliar.
Gambar 3.16 MIPIM (Le marché international des professionnels de l’immobilier), Cannes – Perancis
Sektor pariwisata memberikan dampak ekonomi yang luas bagi sektor-sektor lainnya.
Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5
tahun. Pariwisata merupakan pencipta lapangan kerja termurah yaitu dengan US$
5.000/satu pekerjaaan, dibanding rata-rata industri lainnya sebesar US$ 100.000/satu
pekerjaan.
Jumlah tenaga kerja langsung (direct), tidak langsung (indirect), dan ikutan (induced)
di sektor pariwisata dihitung dari total tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor
perekonomian akibat adanya aktivitas pariwisata, baik langsung (direct), tidak
langsung (indirect), maupun ikutan (induced).
Gambar 3.17 Comparative Economic Impact of Travel & Tousim WTTC, 2012
Sumber : The Comparative Economic Impact of Travel & Tousim WTTC, 2012
Tabel 3.27 Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan
sektor pariwisata (juta orang)
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET REALISASI % CAPAIAN
Realisasi jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata
Tahun 2016 sebesar 12 juta orang, atau tercapai sebesar 102%. Angka tersebut
sifatnya masih merupakan angka estimasi sementara, hingga terbitnya publikasi
Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) 2016 di akhir Tahun 2017.
Adapun berdasarkan laporan Travel and Tourism Economic Impact Tahun 2016 untuk
Indonesia dari World Travel Tourism Council (WTTC), diestimasikan jumlah tenaga
kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata di tahun 2016 adalah
sebesar 10,547 juta orang.
Tabel 3.29 Jumlah Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya Tahun 2010 – 2016
HOTEL AKOMODASI
TAHUN TOTAL
BERBINTANG LAINNYA
2016 * 2.387 16.442 18.829
2015 2.197 16.156 18.353
2014 1.996 15.488 17.484
2013 1.778 14.907 16.685
2012 1.623 14.375 15.998
2011 1.489 13.794 15.283
2010 1.306 13.281 14.587
Sumber : BPS, 2016.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, yaitu persentase dari dampak
yang dihasilkan oleh sektor pariwisata, baik yang bersifat langsung maupun tak
langsung, terhadap nilai PDB nasional. Perhitungan indikator ini dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan dilaporkan
sebagai cerminan keberhasilan pemasaran pariwisata untuk meningkatkan
kedatangan dan perjalanan wisatawan di Indonesia yang berkualitas sehingga mampu
meningkatkan PDB sektor pariwisata.
Indikator kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional merupakan dukungan
Kementerian Pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB sektor
pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan seiring dengan
penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, penciptaan rekreasi dan
pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas.
Indikator keberhasilan dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.30 Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
7 Kontribusi sektor pariwisata terhadap 5 4,03* 80.6*
PDB nasional (Persentase)
*angka sangat sementara
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja untuk Kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDB nasional yang memiliki target sebesar 5% terealisasi sebesar 4,03%
dengan total nilai sebesar 500,19 triliun rupiah.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDB Nasional tahun 2016 sebesar 4,03% menurun -6,5% jika dibandingkan dengan
tahun 2015 sebesar 4,31% dan jika dibanding dengan realisasi tahun 2014 terjadi
penurunan sebesar 0,98% dari 4,07 % tahun 2014 menjadi 4,03% pada tahun 2016.
Apabila dilihat sejak awal RPJMN, terlihat grafik tren kontribusi sektor pariwisata
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mengalami peningkatan yang
signifikan, sebagaimana terlihat dalam Tabel berikut ini.
Penggalian
PDB yang dihasilkan dari pariwisata nasional mengalami peningkatan yang cukup
berarti tiap tahunnya. Pada tahun 2012 pariwisata menghasilkan PDB sebesar 296,97
triliun rupiah dan meningkat di tahun 2013 menjadi 326,24 triliun rupiah, di tahun
2014 sebesar 419,08 triliun rupiah, serta pada tahun 2015 nilai PDB yang dihasilkan
mencapai 476,48 triliun rupiah. Lebih lanjut pada tahun 2016 PDB yang dihasilkan
dari sektor pariwisata mencapai 500,19 triliun rupiah.
Berikut grafik dampak kepariwisataan terhadap PDB dikontribusikan oleh kegiatan
kepariwisataan:
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran tahun 2016
yaitu “Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia” mencapai 12.023.971 orang
atau sebesar 100,2%, dari target yang telah ditentukan sebelumnya sebesar
12.000.000 wisatawan mancanegara. Keberhasilan ini tidak terlepas dari terobosan-
terobosan yang dilakukan Kementerian Pariwisata. Salah satu terobosan baru yang
sangat berpengaruh pada peningkatan kunjungan wisman ini adalah adanya
kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang diberikan kepada 169 negara. Terobosan
lain yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata adalah melalui optimalisasi
kegiatan-kegiatan di cross border dan ektrapolasi atau penggunaan Mobile Positioning
Data (MPD) untuk menghitung Wisman yang masuk melalui Pintu Lintas Batas (PLB).
Adapun rincian data kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia
selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.34 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2016
Berdasarkan pintu masuk, Bandara Ngurah Rai, merupakan tempat masuk wisman
paling tinggi, yaitu sebesar 40,63%, disusul oleh Bandara Soekarno Hatta (21,65%),
Batam, (12,56%), Tanjung Uban (2,57%) dan Juanda (1,92%). Sedangkan 20,67%
sisanya masuk melalui pintu lain.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran meningkatnya
kuantitas wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah Jumlah wisatawan
mancanegara ke Indonesia.
Data pokok wisatawan mancanegara (wisman) diperoleh setiap bulan dari laporan
Ditjen Imigrasi, yang meliputi seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di
Indonesia. Sejak tahun 2015, penghitungan jumlah kunjungan wisman dilengkapi
dengan survey wisman lintas batas:
1. Sampling hanya beberapa lokasi PLB.
2. Sampling diambil dalam kurun waktu 1 minggu, pada jam kerja, setiap bulannya.
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2016, kunjungan wisatawan
mancanegara berhasil mencapai 12,02 juta wisman, angka ini melampaui target yang
telah ditetapkan sebelumnya sebesar 12 juta wisman. Jumlah ini meningkat sebesar
15,54% dibanding tahun 2015, sebesar 10,41 juta wisman.
ENDORSER
Metode pengiklanan ini adalah dengan menggunakan brand ambassador dan
testimoni artis di sosial media. Pada tahun 2016, Kementerian Pariwisata
mengendorse jurnalis-jurnalis dan blogger luar negeri.
Gambar 3.21 Philip Kotler (Bapak Marketing Dunia) ditunjuk menjadi Brand Ambassador
Wonderful Indonesia pada kesempatan ASEAN Marketing Summit, 9 Oktober 2015 di Jakarta
BAIDU
CTRIP
a. CTRIP memiliki pangsa pasar sebesar 68%+ dari pasar travel online
Tiongkok
b. Ctrip memiliki 20,000,000+ outbound vacation tahunan, 120,000
pemesanan hotel di 200 negara serta tiket penerbangan yang mencakup 5,000
kota di 6 benua
c. Mobile app Ctrip telah diunduh lebih dari 1 milyar kali
TripAdvisor
a. TripAdvisor merupakan portal
wisata terbesar di dunia, yang
membantu wisatawan
merencanakan dan memesan
perjalanan impian, menawarkan
saran dari jutaan wisatawan (375
juta pengunjung unik setiap
bulannya, serta menampilkan lebih
dari 290 juta ulasan dan opini tentang lebih dari 5.3 juta akomodasi, restoran,
dan objek wisata) serta berbagai pilihan dan fitur perencanaan wisata dengan
link cepat ke alat bantu pemesanan yang memeriksa ratusan portal web untuk
mencari harga hotel terbaik.
b. Beroperasi di 47 negara di seluruh dunia dengan 28 bahasa
c. TripAdvisor mengumpulkan pendapat positif, dan juga negatif, dari para
wisatawan yang sedang dan telah mengunjungi suatu destinasi sebagai basis
untuk memberikan reviu bagi wisatawan potensial.
War Room M-17 itu berisi data-data real up date, terkini. Dengan menggunakan big
data, maka pergerakan angka-angka baik di internal maupun di rival-rival pariwisata
Indonesia akan kelihatan dengan konkret. Cara untuk menjadi pemenang yang
terbaik, tercepat dan paling cerdas adalah benchmark, untuk mencapai global best
practices. Menempatkan rival atau pesaing sebagai tolak ukur. Apa yang dilakukan
Promosi di mancanegara pun, Kemenpar sudah mulai menggunakan pola digital. Dari
Booking Portal, seperti TripAdvisor, Ctrip, Expedia, dan lainnya. Komposisi promosi
dulu alokasi branding 80%, maka tahun 2017 nanti sellingnya 50%, Advertising 30%
dan Branding 20%.
Ketiga: ITX –Indonesia Travel Xchange, digital market place, semacam pasar bagi
industri pariwisata yang mempertemukan antara supplay side dan demand side
dalam sebuah platform. Harapan kita semua industry pariwisata agar didigitalkan, agar
bisa terkoneksi dengan buyers dan sellers di seluruh dunia. Semua industry, dari
perhotelan, airlines, rent a car, transportasi, travel agent, souvenir shop dan restorant,
park dan semua atraksi bisa bergabung dalam satu ekosistem pariwisata.
ITX saat ini sedang disosialisasi ke industry di berbagai kota di Indonesia, dari Batam
Kepri, Medan Sumatera Utara, Magelang Joglosemar, Surabaya Jatim, Banyuwangi
Jatim, Jakarta, Nusa Dua Bali, Lombok NTB, Labuan Bajo NTT, dan Palembang Sumsel.
“Keunggulannya, semua produk akan lebih beragam, lebih luas dan real time yang
masuk di ITX ini. Lebih Responsif & Kreatif. Akses Pasar menjadi lebih luas, seluruh
dunia, bisa bertemu antara supplier dan distributor. Membangun opportunity
mengisi low season, dan untuk masuk ke platform ini free”.
Jadi, semua industry yang masuk ke ITX difasilitasi oleh Kemenpar. Free template
website yang sudah commerce. Free booking system, yang langsung bisa memonitor
inventory. Free payment engine, yang membuat orang semakin digital dari searching,
booking hingga payment. Dan semua dipandu, diasistensi, sampai benar-benar bisa
menjadi OnLine Travel Agent (OTA).
ATF – Travex 2016 merupakan event pameran B2B tahunan terbesar di wilayah
ASEAN yang memberikan kesempatan kepada para pelaku industri pariwisata ASEAN
untuk mempromosikan destinasi-destinasi ASEAN kepada buyers dari seluruh dunia
melalui sistem pre - scheduled appointment. dihadiri oleh kurang lebih 1600 delegasi
terdiri dari 1000 ASEAN exhibitors dari 10 negara anggota ASEAN, 450 international
buyers dari berbagai Negara serta 150 media internasional dan lokal.
Pada keikutsertaan ATF – Travex 2016, Kemenpar menyewa lahan seluas 96 m2 (16
booth) dengan nomor booth C1 pada komplek Indonesia, bersebelahan dengan
Malaysia dan Brunei Darussalam. Industri pariwisata yang bergabung dalam booth
Kemenpar berjumlah 19 industri (16 full-delegatedan 3 co delegate) dari 4 destinasi
provinsi, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali, serta 28 Industri
diluar booth Kemenpar.
MATTA Fair adalah pameran pariwisata skala internasional terbesar di Kuala Lumpur
yang bersifat B to C (Consumer show) yang diselenggarakan oleh Malaysian
Association of Tour and Travel Agents (MATTA) setiap tahun 2 kali khususnya di
Kuala Lumpur dan satu kali setiap tahun di beberapa kota Malaysia lainnya, yaitu;
Johor Bahru, Sabah, dan Malaka. MATTA Fair Kuala Lumpur Maret 2016 berlangsung
Paviliun Indonesia terdiri dari 3 area yang memfasilitasi hal-hal sebagai berikut: Hall
26 A No. 122 seluas 401 m2 memfasilitasi 100 business table, 3 counter informasi
(Kemenpar, Pemda Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi
Utara, D.I. Yogyakarta, Surakarta dan Garuda Indonesia), area spa, dan 2 (dua) VIP
Meeting Room untuk pertemuan Menteri Pariwisata dengan Sekjen UNWTO,
Perwakilan PT. Hotel Indonesia Natour, dan para wholesaler besar Eropa seperti De
Jong Holland, TUI Netherland, Thomas Cook UK, FOX Holland, Mappamondo Italy,
Asia Voyage, Tour Asia Switzerland, Hotelplan Italia, dan Travelution Holland. Selain
itu, juga dimanfaatkan oleh beberapa peserta pavilion Indonesia seperti Panorama,
ACCOR Indonesia, dan Seraya Hotels & Resorts. Hall 26 A No. 123 seluas 66 m2
memfasilitasi area promosi kopi, mixologist, dan Oculus Virtual Reality. Hall 26 C No.
303 seluas 48 m2 memfasilitasi industri pariwisata seperti Montigo Resorts Bali,
Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta PATA Chapter
Indonesia.
Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 101 peserta pavilion Indonesia, masing-
masing peserta mendapatkan rata-rata 28 potensial appointment, rata-rata new
contact sebanyak 12 perusahaan, hasil penjualan rata-rata sebesar 4.000 pax,
perkiraan rata-rata transaksi masing-masing peserta sebesar USD 375.605, dan
perkiraan penerimaan devisa yang diperoleh dari ITB Berlin 2016 sebesar Rp. 6,5
Trilyun (meningkat sekitar 54% dari tahun 2015, sebesar Rp. 4,2 Trilyun) dari biaya
investasi sebesar Rp. 24 Miliar.
Delegasi yang dipimpin Menteri Pariwisata Arief Yahya menjajaki peningkatan kerja
sama dengan Ctrip untuk menjaring lebih banyak wisatawan asal Tiongkok ke
Indonesia. Pada kesempatan itu Ctrip menawarkan sejumlah skema kerja sama untuk
mendatangkan 500.000 wisman Tiongkok ke Indonesia. Ctrip di antaranya
menawarkan sejumlah paket wisata kepada masyarakat di Tiongkok berikut promosi
yang melibatkan merchant-merchant rekanannya agar bisa menarik lebih banyak
wisman Tiongkok ke Indonesia.
Menteri Arief Yahya setelah mempertimbangkan berbagai hal kemudian menyepakati
bahwa kerja sama dengan OTP terbesar di Tiongkok itu merupakan sesuatu yang
Seperti kegiatan travel show B2B lainnya, kegiatan ATM berfokus pada B2B, di mana
hanya para industri pelaku pariwisata yang diberikan kesempatan untuk bertemu
dengan perwakilan industri pariwisata lainnya dari berbagai negara untuk
berkomunikasi dan membuka peluang untuk dapat bekerja sama. Walaupun
demikian, pameran juga dibuka untuk umum dapat mengunjungi.
Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 52 peserta paviliun Indonesia, masing-
masing peserta mendapatkan rata-rata 44 potensial appointment, dan perkiraan
penerimaan devisa yang diperoleh dari ATM Dubai 2016 sebesar Rp. 783.1 milyar
Gambar 3.34 Promosi Wonderful Indonesia Di Pacific Travel Associato (Pata) Travel Mart
Gambar 3.35 Promosi Wonderful Indonesia di Tokyo Big Sight East Hall, Jata Tourism Expo
(Jte)
Partisipasi Indonesia kali ini yaitu menjadi sponsorship berupapendistribusian
Forum Bag dengan logo Wonderful Indonesia yang disistribusikan pada saat opening
ceremony kepada 2.100 participants. Industri Pariwisata Indonesia yang
tergabungdalam pavilion Indonesia berjumlah36 Peserta, yang berasaldari Bali,
Banten, Surabaya, Jakarta, Gorontalo, Yogyakarta, terdiridari Hotel(16 industri),
Travel Agent/Tour Operator (12 industri), DMO (3industri), Airlines (2 Airlines,
Garuda Indonesia dan Air Asia), dan Dinas Pariwisata daerah (3 dispar). Di samping
itu, ada beberapa industri pariwisata Indonesia yang menyewa booth tersendiri di
luar pavilion Kementerian Pariwisata, yaitu: Bali-Tours.com dan Adventure Indonesia
Gambar 3.36 Promosi Wonderful Indonesia di Marina Bay Sands, Singapura – ITB Asia
Sebagai exhibitor di ITB Asia 2016, Kemenpar mendapatkan 1 (satu) slot Destination
Show case pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 13.00-13.30 di Presentation Hub,
Marina Bay Sands. Ketua Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata
Prioritas pada kesempatan ini mengisi slot tersebut dan memaparkan potensi dan
Partisipasi pada ITB Asia 2016 sampai dengan berakhirnya pameran berjalan dengan
lancar dan sukses. Pavilion Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan
exhibitor lainnya termasuk Singapura sebagai tuan rumah dan Finlandia sebagai
Official Country Partner. Luasnya lahan yang disewa Kemenpar merupakan
tindaklanjut dari arahan Menteri untuk menyatukan industri Indonesia dalam satu
pavilion.
WORLD TRAVEL MARKET (WTM) 2016
ExCel London-Inggris
7 s.d 9 November 2016
Kementerian Pariwisata menyewa lahan seluas 383.5 m2, booth No. AS600,
berbentuk empat sisi terbuka (island), terletak tepat di depan pintu masuk S10, dan
bersebelahan dengan booth Filipina. Konstruksi paviliun Indonesia dibuat 2 (dua)
Gambar 3.37 Promosi Wonderful Indonesia Di Excel London-Inggris - World Travel Market
(Wtm)
Pemutaran video Wonderful Indonesia di Boulevard Screen ExCel London (double
sided), dan di West Podium Digital di West Entrance ExCel London. Pemasangan
image Wonderful Indonesia di S10 Hall Entrance sebesar 12x4 m2 dan Boulevard 96-
5 sebesar 12x3 m2. Pemasangan image Wonderful Indonesia di WTM Publications
Preview, Business Magazine, 1 (satu) halaman advert di Catalogue, Catalogue
Bookmark, Route Planner, Review, dan Online Advertisers Guide; Dari total 50
perusahaan yang berpartisipasi pada WTM London 2016, masing-masing peserta
mendapatkan rata-rata 30 potensial appointment, rata-rata new contac sebanyak 18
perusahaan, hasil penjualan rata-rata sebesar 2.132 pax, dan perkiraan rata-rata
transaksi masing-masing peserta sebesar USD 1.316.391,28. Mengingat World Travel
Market merupakan pameran pariwisata Internasional, sehingga untuk menghitung
ekspektasi penerimaan devisa menggunakan expenditure per visit 2015 sebesar USD
1.208,79. Ekspektasi penerimaan devisa yang dihasilkan sebesar Rp. 2,1 Trilyun.
Gambar 3.43 Promosi Wonderful Indonesia Di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat
DEMA juga menjadi sponsor seminar yang memiliki keterkaitan dengan isu-isu
industridan ekonomi terkini terkait dunia selam (diving). DEMA Show juga dihadiri
Gambar 3.38 Promosi Wonderful Indonesia Di Shanghai New International Expo Center (SNIEC), Shanghai,
Tiongkok
Pertemuan dengan CYTS yang merupakan BUMN terbesar di Tiongkok dalam bidang
pariwisata, yang membahas kerjasama investasi dan MOU peningkatan kunjungan
wisman 500.000 sampai dengan 1 juta oleh CYTS. Dari sisi industri pariwisata
Kementerian Pariwisata juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih karena
hubungan antara pelaku pariwisata kedua negara semakin baik sejak Asosiasi Travel
Agents kedua negara bekerjasama untuk saling memberikan daftar travel agents yang
resmi dan legal.
Pada kesempatan ini Kemenpar menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas
performansi wisman Tiongkok ke Indonesia yang mengalami peningkatan significant
dengan pertumbuhan diatas 20 persen periode Januari sampai dengan September
2016. Bahkan Tiongkok telah menjadi ranking 1 untuk jumlah kedatangan wisman ke
Indonesia pada periode dimaksud. Mengingat 75 % wisman yg datang ke Indonesia
melalui udara maka saat ini Kementerian Pariwisata melakukan upaya yang agresif
untuk meningkatkan konektivitas dengan mendorong banyak penerbangan asing
untuk terbang ke Indonesia. Oleh karena itu kami juga mendorong maskapai
penerbangan Tiongkok untuk terbang ke berbagai destinasi di Indonesia baik reguler
maupun charter. Untuk hal ini Kementerian Pariwisata siap untuk memfasilitasi dan
berkoordinasi dengan lembaga terkait.
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada para peserta, sebagai bahan
evaluasi, diperoleh informasi perkiraan transaksi selama kegiatan China International
Travel Mart 10.000 orang. Apabila dengan asumsi pengeluaran wisman China
perkunjungan sebesar US$ 1059 maka total devisa yang diharapkan adalah US$
10.590.000 atau Rp. 137.670.000.000 (dengan kurs US$ 1 = Rp.13.000). Jadi
ekspektasi devisa yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 137 milyar. Berdasarkan
masukan dari industri peserta, efektifitas dan hasil kegiatan CITM 2016 umumnya
dianggap sangat baik, mengingat China masuk ke dalam Free Visa. Dari segi
penampilan pavilion, desain dan konstruksi pavilion Indonesia tahun ini sangat
menarik. Aktifitas di pavilion yang sangat beragam dan menarik, membuat pavilion
Indonesia banyak sekali dikunjungi pengunjung pameran.
PEMASANGAN BRANDING WONDERFUL INDONESIA DI PASAR FILIPINA
Exhibition site,
Subway Route U2, Berlin
Entrance North on the left and right side
Gambar 3.43 Pemasangan Branding Wonderful Indonesia Di Pasar Jerman
Grafik 3.8 Perbandingan Kunjungan Wisman Antara Indonesia dan Negara Kompetitor
Dengan demikian, diperlukan terobosan dan strategi yang lebih baik lagi dalam upaya
meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia. Adapun upaya yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Membuat perjanjian kerjasama dengan beberapa maskapai penerbangan
Internasional untuk menambah seat capacity dan frekuensi penerbangan dari
negara-negara pasar ke Indonesia;
2) Bekerja dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki
aksesibilitas ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia;
3) Bekerja dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki sarana dan
prasarana yang ada di destinasi-destinasi wisata di Indonesia; dan
4) Membuat perjanjian kerjasama dengan Wholeseller (Tour Operator / Travel
Agent) berskala internasional untuk memperbanyak paket-paket wisata ke
Indonesia serta bekerja sama dengan Tourism Exchange Indonesia (TXI) dalam
membuat market place digital sebagai tempat pelaku bisnis pariwisata dalam
memasarkan produk secara online.
Minyak dan Minyak dan Minyak & Gas Minyak & Gas
1 32.633,2 30.318,8 18,574.4 10,752.2
Gas Bumi Gas Bumi Bumi Bumi
Minyak Minyak Kelapa
2 Batu Bara 24.501,4 Batu Bara 20.819,3 16,427.0 12,136.1
Kelapa Sawit Sawit
Minyak Minyak
3
Kelapa Sawit
15.839,1
Kelapa Sawit
17.464,9 Batu Bara 14,717.9 Pariwisata* 10,134.8
5 Karet Olahan 9.316,6 Pakaian Jadi 7.450,9 Pakaian Jadi 6,410.9 Pakaian Jadi 5,118.6
Barang
Peralatan perhiasan dan
6 Pakaian Jadi 7.501,0 Karet Olahan 7.021,7 4,510.4 3,854.3
Listrik barang
berharga
Makanan Peralatan
7 Alat Listrik 6,418,6 6.486,8 Karet Remah 3,564.1 3,784.2
Olahan Listrik
Kertas dan
Makanan
8 5.434,8 Alat Listrik 6.259,1 Barang dari 3,546.3 Bahan Kimia 2,934.6
Olahan
Kertas
Barang
Kertas dan
perhiasan dan
9 Tekstil 5.293,6 Tekstil 5.379,7 3,319.9 Barang dari 2,775.8
barang
Kertas
berharga
Kertas dan
Kayu Olahan
10 Barang dari 3.802,2 3.914,1 Bahan Kimia 3,174.0 Karet Remah 2,591.5
Kertas
11 Kayu Olahan 3.514,5 Bahan Kimia 3.853,7 Benang Pintal 1,927.6 Benang Pintal 1,558.7
Kertas dan
Furnitur dan Furnitur dan
12 Bahan Kimia 3.501,6 Barang dari 3.780,0 1,352.2 1,055.6
kayu kayu
kertas
Sumber : Litbangjakpar & BPS
1 AUD 9,737.58 9,638.48 9,879.97 10,099.89 9,816.98 9,874.64 9,875.06 10,035.97 9,958.90 9,918.87 10,031.91 9,850.03
1 BND 9,691.04 9,611.28 9,602.18 9,760.60 9,792.68 9,852.81 9,706.26 9,768.51 9,650.98 9,411.15 9,439.15 9,343.35
1 CAD 9,766.59 9,787.01 9,969.36 10,265.78 10,377.37 10,354.66 10,051.36 10,124.45 10,025.03 9,835.58 9,900.33 10,044.46
1 CHF 13,803.32 13,614.52 13,430.53 13,673.39 13,706.17 13,766.20 13,334.88 13,554.10 13,465.48 13,194.95 13,377.68 13,160.30
1 CNY 2,119.61 2,069.41 2,028.03 2,035.38 2,055.20 2,028.20 1,964.67 1,979.89 1,966.07 1,934.72 1,946.60 1,939.49
1 DKK 2,022.23 2,010.35 1,967.37 2,007.83 2,038.41 2,017.70 1,949.62 1,982.12 1,974.30 1,930.20 1,933.25 1,902.90
1 EUR 15,090.66 15,003.83 14,670.96 14,944.21 15,162.55 15,006.06 14,502.32 14,748.35 14,703.53 14,360.88 14,385.22 14,150.01
1 GBP 20,017.13 19,340.79 18,773.46 18,849.45 19,508.19 18,993.27 17,310.15 17,266.27 17,257.86 16,084.19 16,540.42 16,738.90
1 HKD 1,785.37 1,736.72 1,699.73 1,699.19 1,728.54 1,720.54 1,691.35 1,697.42 1,691.31 1,678.12 1,716.14 1,729.34
100 JPY 11,760.71 11,780.30 11,678.64 12,012.21 12,312.91 12,652.69 12,530.94 12,989.37 12,874.52 12,549.74 12,328.41 11,570.41
1 KRW 11.54 11.10 11.13 11.49 11.43 11.43 11.52 11.84 11.83 11.56 11.45 11.32
1 KWD 45,679.01 45,036.71 43,812.49 43,687.93 44,499.53 44,293.89 43,400.69 43,657.42 43,500.72 43,028.36 43,823.13 43,905.51
1 MYR 3,197.30 3,231.01 3,238.16 3,379.43 3,318.64 3,271.04 3,264.59 3,266.96 3,191.88 3,118.30 3,072.75 3,006.98
1 NOK 1,573.94 1,570.95 1,555.19 1,601.71 1,630.67 1,607.20 1,547.49 1,583.51 1,597.31 1,596.34 1,582.71 1,567.02
1 NZD 9,074.69 8,957.36 8,879.54 9,080.23 9,122.93 9,381.46 9,329.24 9,514.33 9,590.31 9,321.60 9,521.30 9,440.72
1 PGK 4,611.55 4,442.51 4,310.19 4,239.84 4,271.78 4,291.82 4,149.14 4,163.70 4,139.76 4,108.28 4,197.78 4,230.48
1 PHP 292.13 283.69 282.99 284.55 286.93 287.31 278.64 282.10 276.19 269.17 270.56 269.52
1 SAR 3,701.98 3,603.83 3,517.90 3,514.37 3,578.00 3,561.03 3,497.90 3,510.44 3,497.33 3,470.40 3,548.89 3,577.17
1 SEK 1,626.37 1,595.41 1,579.75 1,622.08 1,631.43 1,609.42 1,530.58 1,553.40 1,537.06 1,480.38 1,459.34 1,456.75
1 SGD 9,691.04 9,611.28 9,602.18 9,760.60 9,792.68 9,852.81 9,706.26 9,768.51 9,650.98 9,411.15 9,439.15 9,343.35
1 THB 384.07 379.51 374.59 375.53 378.79 378.20 374.38 379.03 377.78 371.36 376.83 374.92
1 USD 13,889.05 13,515.70 13,193.14 13,179.86 13,419.65 13,355.05 13,118.82 13,165.00 13,118.24 13,017.24 13,310.50 13,417.67
Data jumlah wisatawan nusantara diperoleh dari hasil Survei Rumah Tangga (Modul
Perjalanan) yang dilakukan sejalan dengan pelaksanaan SUSENAS. Data hasil survei
ini kemudian diolah dan dipublikasikan oleh BPS setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan
selang waktu perbedaan data adalah 3 (tiga) bulan sejak bulan publikasi yang
kemudian diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata. Indikator keberhasilan dari
sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.47 Target dan Realisasi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian dari indikator kinerja jumlah
perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) yang pada tahun 2016 ditargetkan sebesar
Jumlah sebaran wisatawan nusantara berdasarkan lokasi dapat diketahui hingga level
provinsi. Provinsi dengan jumlah wisatawan tertinggi berturut-turut adalah Jawa
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jakarta. Keempat provinsi ini terletak di pulau
Jawa, dan merupakan pusat aktivitas serta relatif berkembang dengan baik. Jawa
Tengah dan Jawa Barat merupakan pusat budaya di pulau Jawa, sedangkan Jakarta
dan Jawa Timur adalah pusat bisnis di Indonesia. Indonesia memiliki potensi untuk
mampu melaksanakan diversifikasi tujuan wisata, mengingat potensi wisata yang
dimiliki di berbagai provinsi di Indonesia. Performansi pasar wisatawan nusantara
berdasarkan data provinsi asal adalah sebagai berikut:
Pencapaian pada sasaran ini di dorong oleh beberapa faktor di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Timing promosi pada saat liburan ganda dan liburan nasional
Adanya libur nasional merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya
peningkatan wisatawan nusantara. Seiring dengan banyaknya libur nasional dan
dengan adanya kebijakan pemerintah dalam Surat keputusan Bersama
keputusan bersama menteri agama, menteri ketenagakerjaan, dan menteri
pendayagunaan aparatur dan reformasi birokrasi republik indonesia Nomor 150
tahun 2015 Nomor 2/SKB/Men/VI/2015 Nomor 01 tahun 2015 Tentang Hari
libur nasional dan cuti bersama tahun 2016 yang mengakibatkan lonjakan
wisatawan nusantara yang tampak di bulan tertentu, misalnya saat libur Idul Fitri
di bulan Juli 2016. Sehingga strategi promosi yang dilaksanakan oleh Deputi
Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara memperhatikan kalendar dan Surat
Keputusan Bersama tersebut.
JUM
BLN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 HK HL
LAH
JAN 20 11 31
FEB 20 9 29
MAR 21 10 31
APR 21 9 30
MEI 21 10 31
JUN 22 8 30
JUL IF IF 19 12 31
AGU 22 9 31
SEP 21 9 30
OKT 21 10 31
NOP 22 8 30
DES Natal Natal 21 10 31
JUMLAH 251 115 366
LIBUR SEKOLAH :
O B P P 1. International Event
2. Regional Event
: H-2 Bulan
: H-1 Bulan
3. Regional Event (Border) : H-1 Minggu
D A O O
Origin
Branding Paid Media Pre Event
Event
Based
T S S P
Destination Advertising On Event
Owned Media
Program
Based
E
+
Endorser
Branding-Advertising-Selling (BAS)
Branding yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Nusantara adalah memperkenalkan Pesona Indonesia sebagai simbol dan konten
pariwisata pada daerah asal wisatawan nusantara dan daerah tujuan wisatawan
nusantara. Advertising yang dimaksud dalam hal ini adalah memulai ketertarikan
tentang produk-produk atau objek daya tarik wisata (ODTW) pada daerah asal
wisatawan nusantara dan daerah tujuan wisatawan nusantara. Sedangkan untuk
Selling merupakan upaya Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Nusantara mulai mempromosikan produk yang berisi tentang insentif penjualan pada
daerah asal wisatawan nusantara dan daerah tujuan wisatawan nusantara.
BRANDING
Origin
Destinasi Brand Awareness memperkenalkan PESONA INDONESIA sebagai
simbol dan sebagai konten Pariwisata pada Daerah Asal Wisnus Pasar (Market Alokasi Anggaran Alokasi Anggaran
[DAW] dan Daerah Tujuan Wisnus [DTW]. Area) (Semester I - 2016) (Semester II - 2016)
Timeline : Low,Peak & High Seasone serta Liburan akhir minggu (weekend)
ADVERTISING
Origin
Branding 30% 20%
Destinasi Mulai membuat ketertarikan tentang produk-produk atau ODTW
(Objek Daya Tarik Wisata) pada DAW dan DTW.
Timeline : Low,Peak & High Seasone serta Liburan akhir minggu (weekend)
Advertising 30% 30%
LET’S GO TO
RADJA
SELLING Selling 40% 50%
AMPAT Origin
PROMO
3D2N Destinasi : Mulai mempromosikan produk berisi tentang insentif penjualan
16 ORANG/TRIP
pada DAW dan DTW.
JELAJAH
Timeline : Low,Peak & High Seasone serta Liburan akhir minggu (weekend)
PESONA
INDONESIA TOTAL 100% 100%
+
Paid Media Owned Media Sosial Media Endorser
Menggunakan media Menggunakan media Menggunakan sosial media Pendukung iklan,
berbayar Nasional dan yang telah di miliki sesuai origin sebagai sarana Expert, Selebriti,
lokal Originasi dan sebagai sumber dari untuk menciptakan
Public Figure.
keterikatan dengan target
Destinasi wisnus untuk segala informasi DTW, Contoh : Pevita
pasar melalui i-marketing,
menciptakan website destinasi dan www.indonesia,travel dan Pearce.
awareness, event. www.kemenpar.go.id ; FB:
Convergence, media www.indonesia,travel indonesia.travel; Twitter:
content : elektronik, www.kemenpar.go.id @indtravel; Google+:
online, cetak, dan Contoh : indonesia.travel; Instagram:
indtravel; youtube :
sosmed www.rajaampat.go.id indonesia.travel
Media Publikasi yang bekerja sama adalah beberapa Televisi nasional, Televisi
Berlangganan, dan radio yang mempunyai misi memperkenalkan branding Pesona
Indonesia ke seluruh Indonesia pada khususnya. (terlihat pada daftar paid media di
atas)
Pre-On-Post (POP)
Melalui Pre Event merupakan upaya promosi, misalnya berpromosi H-7 di tradisional
media dan digital, kegiatan selling dan lain sebagainya. On Event adalah pendukungan
melalui promotion item (umbul-umbul, T-Shirt, Payung, Baliho, dan bahan promosi
lainnya). Sedangkan untuk Post Event merupakan pelaporan kegiatan dalam bentuk
penulisan artikel (advertorial), testimony, dan lain sebagainya sebagai wujud
apresiasi untuk kegiatan yang dilaksanakan.
MEDIA ONLINE
MEDIA ONLINE
Publikasi
Jenis : Half Page Full Colour, Full Page Full 1. Paid : Kompas, Liputan6, Okezone, Republika, Antara, Kapanlagi, Tribunnews,
Colour, Double Page Full Colour Elshinta, Vivanews, Merdeka.com, Suara.com
Jumlah : 30 kali tayang,
Waktu penayangan : 1 - 2 kali tayang per media 2. Own : Indonesia.travel
Periode penayangan : Januari – Desember 2016
MEDIA PROMOSI
MEDIA PROMOSI (lanjutan)
Media Ruang
Media Elektronik Jenis : Pemasangan di Kereta Bima Eksekutif (TVC di KA TV, dan Coverseat),
Jenis : TV Commercials, TV Event Pariwisata, Vignettes, Bumper in, Bumper out, Commuterline Jabodetabek, Branding Pilar, Panel Bus Trans Jakarta,
Panel Bus Damri, DOOH (Videotron), KM Kelud, serta materi event-
Running Text, Super impuse, Talk Show, Peliputan, Bioskop dan Radio event di Billboard.
(beberapa kota) Jumlah : >70 Spot
Jumlah : 22.000 spots, 15 TVC Detinasi Pariwisata, Bioskop (14 Kota, 55 Studio) Periode penayangan : Januari – Desember 2016
: 60% prime time : 40 % regular time, antara pukul 06.00 -23.00 local time
Periode penayangan : Januari – Desember 2016 Jenis dan Lokasi :
a. Billboard : - Bandara : Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Padang, Medan,
Aceh, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak,
Regional Coverage : TV Nasional (iNews TV, RCTI, Global TV, Metro TV, Indosiar, SCTV, Trans Mataram, Kupang, Denpasar, Makassar, Manado,
TV, Trans 7, Kompas TV) Kendari, Palu , Gorontalo, Surabaya
- Pelabuhan : Aceh, Medan, Batam, Lampung, Banten, Makassar,
Kaltim, Bali, Mataram, Kupang.
b. Videotron : Jakarta, Bogor , Bandung, Cipularang, Yogyakarta , Semarang,
Surabaya, Malang, Padang, Medan, Pekanbaru, Makassar, Denpasar
c. TVC KA Eksekutif : 42 jurusan Kereta api eksekutif di Pulau Jawa
d. Trans Jakarta : DKI Jakarta
e. Damri Bandara : Jabodetabek, Purwakarta
f. Stasiun KA (Papan Iklan) : Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Jember, Banyuwangi, Jakarta, Solo,
Bandung
g. Commuterline : Jabodetabek
h. KM Kelud
i. T-Banner : Pemasangan pada event – event Pariwisata Nusantara
j. Souvenir & Merchandise : Untuk mendukung event – event Pariwisata Nusantara
berupa: T-shirt, Topi, Shopping Bag, Payung, Power Bank dll.
Tabel 3.50 Target dan Realisasi Jumlah Pengeluran Wisatawan Nusantara Tahun 2016
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
11 Jumlah pengeluaran wisatawan 223.6 241.08 107.8
nusantara (Triliun Rupiah)
Sumber : Litbangjakpar & BPS
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai total penerimaan dari
pengeluaran wisatawan nusantara melampaui target yang diharapkan dengan
capaian sebesar 107.8 % dengan nilai 241.08 triliun rupiah.
Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan nusantara disebabkan oleh hal-hal
berikut:
Tabel 3.51 Perbandingan Realisasi Jumlah Pengeluaran Wisatawan Nusantara tahun 2014-2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
Indikator Kinerja Pengeluaran Wisatawan Nusantara selalu mengalami
peningkatan dan selalu melampaui dari target yang telah ditetapkan.
b) Meningkatnya rata-rata jumlah pengeluaran wisatawan nusantara, sebesar Rp.
914.300,- atau meningkat 3.79 % dibandingkan dengan jumlah rata-rata
pengeluaran tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 880.940,-. Selengkapnya
tercantum pada tabel dan grafik berikut:
Gerhana Matahari Total tahun 2016 memiliki keistimewaan tersendiri bagi Indonesia,
karena di tahun tersebut jalur totalitas Gerhana Matahari melewati Indonesia, dan
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat mengamati fenomena GMT
dari daratan. Adapun fenomena Gerhana Matahari Total dengan durasi terlama
Gambar 3.54 Kegiatan Gerhana Matahari Total di Belitung, Provinsi Bangka Belitung
Gambar 3.59 Pembukaan acara Nusa Dua Fiesta oleh Menteri Pariwisata
Gambar 3.62 Pembukaan Acara SKIF (Shotokan Karate-Do International Federation Indonesia)
World Championship XII oleh Wakil Presiden, Jusuf kalla
Tour de Singkarak
Perpaduan antara event promosi pariwisata
dan olahraga prestasi dalam bentuk lomba
balap sepeda internasional terbukti telah
memberikan kontribusi yang besar bagi
percepatan pertumbuhan dan pengembangan
Gambar 3.63 Start Tour de Singkarak wilayah dan pengembangan kepariwisataan di
Sumatera Barat serta kabupaten/ kota yang ada didalamnya. Selama 8 tahun terakhir
ini kita dapat melihat peningkatan yang luar biasa pembangunan infrastruktur,
sarana prasarana, usaha dan fasilitas pariwisata di berbagai daerah di Sumatera
Barat, demikian juga peningkatan arus kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat terus
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Beberapa kali mengalami terpaan
bencana gempa bumi, Tour de Singkarak-pun mampu menjadi salah satu akselerator
pemulihan ekonomi Sumatera Barat. Tour de Singkarak telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejak penyelenggaraan pertamanya di Tahun 2009.
Tabel 3.53 Target dan Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pariwisata Tahun 2016
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
12 Jumlah tenaga kerja di sektor 35.000 35.150 100.4
pariwisata yang disertifikasi (orang)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator kinerja Jumlah Tenaga Kerja di
Sektor Pariwisata Yang disertifikasi mencapai target 100,4%.
Tabel 3.54 Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pariwisata Tahun 2016
INDIKATOR 2016 2015 2014
KINERJA REALISASI CAPAIAN REALISASI CAPAIAN REALISASI CAPAIAN
UTAMA (%) (%) (%)
Jumlah tenaga 35.150 100.4 17.500 100 0 -
kerja di
sektor
pariwisata
yang
disertifikasi
(orang)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator kinerja Jumlah Tenaga Kerja
di Sektor Pariwisata yang disertifikasi pada tahun 2016 mencapai target 100,4%.
Peningkatan target sertifikasi kompetensi SDM kepariwisataan pada tahun 2016
mengalami kenaikan 100% dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, hal
ini dikarenakan tingginya kebutuhan SDM bidang pariwisata yang kompeten dan
bersertifikat. Strategi yang dilakukan Kementerian Pariwisata dalam mencapai
target tersebut adalah dengan melakukan sertifikasi kompetensi terhadap SDM
pendidikan tinggi pariwisata diluar kementerian pariwisata.
Kegiatan Sertifikasi Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh 28 Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) pihak ke 3 (tiga) pada bidang pariwisata yang
bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
Bidang Pariwisata yang melaksanakan sertifikasi tersebut antara lain:
Tabel 3.55 Lembaga Sertifikasi Profesi
BIDANG BIDANG YANG
NAMA LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
DISERTIFIKASI
1. LSP Pramuwisata Indonesia 1. Hotel & Restoran
2. LSP SPA Nasional 1. Biro Perjalanan Wisata (BPW)
3. LSP COHESPA 1. MICE
4. LSP Jasa Boga 1. SPA
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa capaian dari indikator kinerja Jumlah
Lulusan Pendidikan Tinggi Kepariwisataan Yang Tersalurkan Di Industri Pariwisata
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator kinerja Jumlah Lulusan
pendidikan tinggi kepariwisataan yang tersalurkan di industri pariwisata pada tahun
2016 sebesar 1.786, terjadi peningkatan jumlah dibanding tahun 2015 sebesar 1.750
dan pada tahun 2014 sebesar 1.685 lulusan. Namun secara persentase capaian sesuai
target yang telah ditetapkan sebelumnya terjadi penurunan.
Keberhasilan capaian di atas tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan standar mutu Sumber Daya Manusia dalam industri pariwisata. Hal ini
diharapkan mampu untuk diimplementasikan dalam dunia kerja, sehingga dapat
meningkatkan mutu dan citra baik dari industri pariwisata Indonesia. Berbagai
kegiatan tersebut, antara lain :
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa sebesar 10.897 peserta telah mendaftar ke
empat sekolah tinggi, akademi serta politeknik pariwisata di Indonesia dan 19,81%
diantaranya atau sebesar 2.159 peserta didik telah diterima pada tahun 2016.
Wisuda
Pendidikan tinggi pariwisata dibawah naungan kementerian pariwisata
melaksanakan wisuda sekali dalam setahun. Jumlah lulusan pendidikan tinggi
pariwisata tahun 2016 sejumlah 1.786 lulusan dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 3.62 Target dan Realisasi Indeks Reformasi Birokrasi Tahun 2016
CAPAIAN
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI
(%)
14 Indeks Reformasi Birokrasi 75% 74,82% 99,76
(Persentase)
Dari tabel diatas, Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata tahun 2016
adalah sebesar 74,82% dari target yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar 75%
atau dengan capaian sebesar 99,76%, Hasil penilaian ini sesuai dengan Surat Menteri
PAN dan RB Nomor B/114/M.RB.06/2017 tanggal 16 Februari perihal Hasil Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2016.
Dalam prosesnya, penilaian diatas terlebih dahulu dilakukan oleh Inspektorat pada
bulan Maret-Juni 2016 melalui PMPRB, hasilnya dievaluasi kembali oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada bulan Juli-Agustus
2016, hasilnya baru akan menjadi hasil final Indeks Reformasi Birokrasi Tahun2016.
Rincian penilaiannya terlihat pada tabel berikut:
Nilai Nilai %
No Komponen Penilaian Bobot
2015 2016 Capaian
A Pengungkit
Tabel 3.64 Perbandingan Target dan Realisasi Indeks Reformasi Birokrasi Tahun 2014-2016
2016 2015 2014
INDIKATOR
REALISASI CAPAIAN REALISASI CAPAIAN REALISASI CAPAIAN
KINERJA UTAMA
(%) (%) (%)
Indeks 74,82 99,76 65.23 92.10 60.23 70.86
Reformasi
Birokrasi
(Persentase)
Selain itu, reformasi birokrasi kepariwisataan secara internal juga dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata melalui digitalisasi program untuk pemantauan media, e-
procurement, e-office, Electronic Control Management Direction and Order (e-
CoManDO), serta seleksi bersama masuk sekolah tinggi, akademi, dan politeknik
pariwisata.
Jika upaya yang sudah dilakukan di atas dikaitkan dengan hasil reformasi birokrasi
yang dapat dirasakan oleh masyarakat atau pihak penerima layanan dari
Kementerian Pariwisata, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indeks persepsi anti korupsi
Indeks persepsi anti korupsi merupakan persepsi penerima layanan terhadap
integritas petugas pemberi layanan. Integritas ini ditinjau tidak hanya dari
sistem layanan yang mungkin berpotensi menyimpang, namun juga perilaku
pemberi layanan dalam bersikap, misalnya menawarkan layanan yang lebih
cepat, kesediaan menerima gratifikasi, ketersediaan sarana pengaduan dan
sebagainya. Hasil survei atas indeks persepsi anti korupsi menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan 1,20 poin dibanding tahun sebelumnya dari sebesar 2,61
menjadi 3,81 dalam skala 4. Indeks tersebut berada diatas indeks rata-rata
Kementerian yaitu sebesar 3,30.
11. ENING KAT NYA KUALIT AS KINE RJA ORG ANI SASI KEMENTE RIAN PARIWISATA
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan
Kementerian Pariwisata pada tahun 2016 Kementerian Pariwisata berhasil
memperoleh predikat Opini Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
atas laporan keuangan tahun anggaran 2015, atas target WDP yang ditetapkan
sebelumnya.
Dari tabel di atas terlihat pada tahun 2015 capaian Opini mengalami peningkatan
yang signifikan, dari Disclaimer menjadi Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP. Pada
saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 ini, Laporan Keuangan
masih dalam proses audit oleh BPK, sehingga belum dapat diketahui apakah Opini
WTP berhasil dipertahankan oleh Kementerian Pariwisata.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah perkembangan informasi dan
kebijakan baru yang di keluarkan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan
dalam penatausahaan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan. Terbitnya
kebijakan dan peraturan-peraturan baru di bidang keuangan diharapkan dapat
menjadi momentum dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara.
Sistem Pengendalian
3) Implementasi SPIP
Kegiatan evaluasi hasil penilain
risiko merupakan kegiatan
penilaian atas risiko yang telah
teridentifikasi untuk dilakukan
pengendalian terhadap
kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran Instansi Pemerintah.
Kegiatan evaluasi hasil penilaian risiko menjadi dasar kegiaatan pengendalian
yang akan dilakukan, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko,
serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan
bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Untuk
menindaklanjuti hasil tersebut, maka dilakukan Identifikasi risiko dan Analisis
risiko. Setelah teridentifikasi, selanjutnya memperkirakan seberapa sering
kemungkinan risiko terjadi (probability/likehood) dan dampak yang
ditimbulkan jika risiko terjadi (impact/consequencies), sehingga perlu dibuat
perencanaan didalam memetakan risiko.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1)
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Kementerian Pariwisata
wajib menyelenggarakan SPIP. Sekretariat Kementerian sebagai perangkat dari
Rencana Kerja
Tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan aktivitas tersebut adalah menyusun
dokumen rencana kerja dan anggaran (RKA-K/L) sesuai hasil kesepakatan
Rakornis untuk selanjutnya akan di bahas dan telaah oleh Kementerian Keuangan
dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Masing–
masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata melakukan
penyusunan RKAKL beserta dengan data dukungnya yaitu Kerangka Acuan Kerja
(KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang Pagu Anggaran dan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang
Alokasi Anggaran.
RKAKL yang telah disusun beserta dengan data dukungnya akan digunakan
sebagai bahan penelaahan dengan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian
Keuangan.
RKAKL yang telah ditelaah akan menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) yang akan direview dan diteliti oleh Aparat Pengawas Internal (APIP)
Kementerian Pariwisata yang terdiri dari Inspektorat Kementerian dan Biro
Perencanaan dan Keuangan. Setelah itu akan dilakukan penelaahan oleh
Kementerian Keuangan dan ditetapkan untuk menjadi pedoman pelaksanaan
kegiatan.
RKAKL ini nantinya akan diproses lebih lanjut untuk menjadi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang akan menjadi pedoman dalam hal
pelaksanaan anggaran bagi Kementerian Pariwisata. Setelah DIPA ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, Kementerian Pariwisata akan menerbitkan Petunjuk
Operasional Kegiatan yang menjadi acuan dalam hal pelaksanaan program dan
kegiatan bagi Kementerian Pariwisata
Pemanfaatan Laporan
Kegiatan Reviu
RKA-KL dilakukan
setelah
dilaksanakannya
Penelitian RKA-KL
melalui verifikasi atas
kelengkapan dan
kebenaran dokumen yg
dipersyaratkan,
kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran, yang
difokuskan meneliti konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-KL
sesuai dengan sasaran kinerja dalam Renja K/L dan RKP, kesesuaian total pagu
dan rincian sumber dana dalam RKA-KL dengan pagu anggaran K/L,
kesesuaian sumber dana dalam RKA-KL dengan pagu anggaran K/L, kepatuhan
dalam pencantuman tematik APBN pada level keluaran dan kelengkapan
dokumen pendukung RKA-KL.
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator kinerja Predikat SAKIP
Kementerian Pariwisata Tahun 2016 dengan target A (Memuaskan) dapat
direalisasikan dengan peringkat BB (Sangat Baik). Nilai akuntabilitas kinerja tahun
2016, diperoleh berdasarkan hasil evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh
Kementerian PAN & RB dan disampaikan kepada Kementerian Pariwisata melalui
surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Tabel 3.69 Perbandingan Capaian tahun 2014 s.d. tahun 2016 terhadap
Perjanjian Kinerja (PK)
INDIKATOR 2016 2015 2014
KINERJA UTAMA REALISASI % REALISASI % REALISASI %
Predikat SAKIP BB 4,33 BB - B -
Kementerian (75,20) (72,08) (73,97)
Pariwisata
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian pada tahun 2016 dengan nilai sebesar 75,20
naik sebesar 3,12 dari nilai 72,08 pada tahun 2015. Sedangkan capaian tahun 2015
dengan nilai sebesar 72,08 turun sebesar 1,89 dari nilai 73,97 pada tahun 2014,
namun tingkat Akuntabilitas Kinerja tahun 2015 Kementerian Pariwisata mengalami
peningkatan dari predikat B (Baik) menjadi predikat BB (Amat Baik) dari tahun
sebelumnya.
Hasil evaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB terhadap
Kementerian Pariwisata meliputi 5(lima) komponen besar managemen kinerja yaitu
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan
Capaian Kinerja, dengan penilaian sebagai berikut :
Berdasarkan hasil evaluasi di atas dapat dilihat peningkatan pada setiap komponen
dibanding tahun 2015, Untuk komponen perencanaan kinerja dengan nilai 21,57
menjadi 23,23, komponen pengukuran kinerja dengan nilai 17,60 menjadi 18,11,
komponen pelaporan kinerja dengan nilai 12,42 menjadi 12,46, komponen evaluasi
kinerja dengan nilai 6,28 menjadi 6,69, komponen capaian kinerja dengan nilai 14,21
menjadi 14,71.
Berdasarkan uraian diatas serta dalam rangka lebih mengefektifkan budaya kinerja di
lingkungan Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN dan RB memberikan
rekomendasi sebagai berikut:
1) Memanfaatkan dokumen rencana aksi sebagai jalur alternatif perbaikan dalam
mengarahkan dan mengorganisasi kegiatan organisasi dan memantau
pencapaian rencana aksi tersebut;
2) Memanfaatkan pengukuran capaian kinerja mulai dari pejabat Eselon IV ke atas
sebagai dasar pemberian reward dan punishment, dan menyusun kinerja individu
sesuai tugas, fungsi dan perannya berdasarkan sasaran kinerja atasannya
berdasarkan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan dengan melibatkan unit
yang menangani kepegawaian dan perencanaan kinerja;
3) Menyempurnakan aplikasi agar dapat mengintegrasikan informasi kinerja dan
keungan, sehingga dapat memberikan informasi, khususnya tentang capaian
kinerja secara berkala dan menuangkannya dalam Rencana Aksi yang membantu
memudahkan pimpinan dalam penentuan strategi serta pengambilan keputusan;
Renja K/L merupakan dokumen perencanaan yang berisi program dan kegiatan
suatu Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari Rencana Strategis K/L
5. E-Performance
Dalam rangka meningkatkan kualitas
akuntabilitas kinerja dan
menindaklanjuti amanah dalam Road
Map Reformasi Birokrasi, perlu
adanya sistem yang mampu
mendorong tercapainya kinerja
organisasi dengan tujuan untuk
memudahkan proses
Sosialisasi Sistem Informasi pemantauan
e-Performance dan pengendalian kinerja, yang salah satunya
di DI Yogyakarta
Grafik 3.14 Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2016 per Jenis Belanja
SATKER KANTOR
1 1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255
PUSAT
SATKER
3 DEKONSENTRASI 85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222
(DK)
TOTAL 2.479.340.591.000 2.102.336.219.932 84,79% 377.004.371.068
a. Pertama, Capaian sektor pariwisata dapat dilihat antara lain: melalui beberapa
indikator jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 12,02 Juta atau
b. Kedua, hingga akhir tahun 2016 jumlah wisnus yang melakukan perjalanan
sebanyak 263.68 juta atau di atas target yang ditetapkan sebesar 260 juta
perjalanan wisnus. Dari jumlah perjalanan wisnus tersebut total uang yang
dibelanjakan mencapai Rp 241.08 triliun dengan perhitungan pengeluaran per
perjalanan setiap wisnus sebesar Rp 914.300.
Capaian kinerja Kemenpar pada tahun 2016 ini menjadi modal positif dalam rangka
pencapaian target sektor pariwisata di tahun 2017 yang penuh harapan dan
tantangan.
1|P a g e
2|P a g e
3|P a g e
4|P a g e
5|P a g e
6|P a g e
7|P a g e
8|P a g e
9|P a g e