You are on page 1of 27

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Corporate Governance (CG) adalah sesuatu hal yang baru di dunia manajemen bisnis.
Secara garis besar Corporate Governance memiliki kaitan dengan sistem mekanisme hubungan
yang mengatur dan membuat intensif yang cocok antara pihak yang mempunyai kepentingan
supaya perusahaan tersebut dapat mencapai semua tujuan usaha secara optimal. Pedoman
Corporate Governance bertujuan agar dunia bisnis memiliki acuan dasar mengenai konsep serta
pola pelaksanaan Corporate Governance (CG) yang sesuai dengan pola di internasional pada
umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Dengan penerapan Corporate Governance (CG)
diharapkan suatu perusahaan dapat mampu meningkatkan kinerja melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang baik, dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002,


Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujutkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan sakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Adapun tujuan akhir dari
penerapan system ini adalah untuk menaikkan nilai saham dalam jangka panjang tetapi tetap
memperhatikan kepentingan para stakeholder lainnya (Darmawati, 2004).

Kinerja keuangan disuatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu corporate
governance. Pada tahun 1998 sewaktu Indonesia mengalami krisis corporate governance, dan hal
itu menjadi bahasan yang hangat dan menarik untuk dibahas. Disisi lain, teori keagenan (agency
theory) telah menjadi acuan dalam penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi.
Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan muncul ketika satu orang atau lebih (principal)
mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudianmendelegasikan
wewenang pengembalian keputusan kepada agent tersebut. Adanya pemisah antara kepemilikan
dan pengelolaan perusahaan tersebut berpotensi menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang
disebut konflik keagenan (agency conflict) disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
antara pihak aden dan principal (Jensen dan Meckling, 1976).
Secara definitive Good Corporate Governance merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama pentingnya hak pemegang
saham untuk memperoleh informasi yang akurat (benar) dan tepat pada waktunya, dan kedua,
kewajiban-kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat,
tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan
stakeholder (Sutedi,2012:2).

Corporate Governance menurut Komite Cadbury adalah sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan
kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholder. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan
pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya. Cadbury Commite adalah
seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor,
pemerintah , karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun
eksternal sehubung dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka (Surya dan Ivan, 2006).

I.2. Rumusan Masalah

Pada pembahasan evaluasi ini penulis akan membahas mengenai Corporate Governance
pada perusahaan di Sektor Industri Dasar dan Kimia dengan jumlah sampel yang di ambil 50
(lima puluh) sampel perusahaan yang terdaftar di BEI.

I.3. Tujuan Evaluasi

Untuk melihat dan menganalisis Corporate Governance pada sektor Industri Dasar dan
Kimia melihat data pada tahun 2016.

I.4. Manfaat Evaluasi

Dari hasil evaluasi yang dilakukan semoga dapat menjadi pemikiran dan menambah
pengetahuan mengenai Corporate Governance pada Sektor Industri Dasar dan Kimia.
BAB II

Metode Evaluasi

2.1. Jenis Evaluasi

Pada evaluasi yang dikakukan memiliki sifat evaluasi deskriptif. Dimana evaluasi ini
dilakukan dengan menggunakan metode comparative dimana evaluasi ini membandingkan
informasi pada masing-masing perusahaan dengan menggunakan data statistic perusahaan yang
telah didapatkan dan dimasukkan kedalam table data tabulasi dengan masing-masing indicator
yang telah ditetapkan.

2.2. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data

Pada sektor Industri Dasar dan Kimia terdapat 60 perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Efek Jakarta, nama karena keterbatasan waktu dan akses, pada evaluasi ini dilakukan pada 50
perusahaan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia.

Samber dara didapatkan dari situs resmi Bursa Efek Jakarta www.idx.co.id . Data diambil
pada pada setiap sub menu perusahaan yang bersangkutan. Populasi jumlah perusahaan yang di
ambil pada Sektor Industri Dasar dan Kimia data yang di ambil data laporan tahun 2016
(terlampir). Sampel perusahaan yang diambil disektor Industri Dasar dan Kimia ada 69
perusahaan, karena keterbatasan waktu dan kondisi akses, maka jumlah sampel yang di ambil
sebanyak 50 perusahaan.

2.3. Bagan Proses Evaluasi

Proses pengolahan data perusahaan pada evaluasi kali ini dapat dilihat pada bagan di
bawah ini :

Mengumpulkan Informasi Mengumpulkan Membuat Tabulasi Data


Tentang Kode Perusahaan Ringkasan Kinerja Perusahaan Sesuai
dan Informasi Perusahaan Perusahaan dengan Indikator

Melakukan Evaluasi
Menganalisis Data
Mendapatkan Hasil Perbandingan dengan Standar
Menggunakan Program SPSS
yang ada.
BAB III

Pembahasan

Dikarenakan keterbatasan waktu, akses, dan sumber data, maka kami hanya dapat
melakukan pengumpulan data pada Good Corporate Covernance (GCG), dimana standat tersebut
sebagai berikut :

Kepemilikan Publik (KP)

Kepemilikan publik merupakan presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak
luar ( outsider ownership). Tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan maka di
perlukan pendanaan yang diperoleh baik melalui pendanaan internal maupun pendanaan
eksternal. Sumber pendanaan ekternal diperoleh dari saham masyarakat (publik).

Kepemilikan Institutional (KI)

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh


institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan
institusi lain (Tarjo, 2008).

Kepemilikan Asing (KA)

Kepemilikan asing adalah presentase kepemilikan saham perusahaan oleh investor asing.
Menurut Undang- undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 6 kepemilikan asing adalah
perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan pemerintah asing yang melakukan
penanaman modal di wilayah Republik Indonesia.

Jumlah Dewan Komisaris (JDK)

Dewan komisaris merupakan salah satu fungsi kontrol yang terdapat dalam suatu
perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh Dewan komisaris merupakan salah satu bentuk
praktis dari teori agensi. Di dalam suatu perusahaan, Dewan komisaris mewakili mekanisme
internal utama untuk melaksanakan fungsi pengawasan dari principal dan mengontrol perilaku
oportunis manajemen. Dewan komisaris menjebatani kepentingan principal dan manajer di
dalam perusahaan. KNKG (2006) mendefinisikan Dewan komisaris sebagai mekanisme
penggendalian internal tertinggi yang bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
pengawasan dan memberi masukan kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan GCG.

Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI)

Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota
dewan komisaris lainnya, direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Jumlah Komite Audit (JKA)

Komite Audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa: (i)
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
(ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan audit
internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv)
tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Komite Audit memproses calon
auditor eksternal termasuk imbalan jasanya untuk disampaikan kepada dewan komisaris. Jumlah
anggota komite audit harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap
memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan. Bagi perusahaan yang sahamnya
tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan
mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat
luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, komite
audit di ketuai oleh komisaris independen dan anggotanya dapat terdiri dari komisaris dan atau
pelaku profesi dari luar perusahaan. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan
kemampuan akuntasi dan atau keuangan KNKG (2006).

Komposisi Komite Audit Independen (KKAI)

Komite Audit Independen pengertiannya tugasnya sama dengan Komite Audit di atas,
bedanya komite Audit Independen tidak memiliki hubungan dengan apapun dan dengan
siapapun.
Dewan Direksi (JDD)

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam
mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan
tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas
Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Agar
pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif.

KAP (Big 4)

Adalah empat firma jasa professional terbesar di seluruh dunia, yang menawarkan jasa
terkait akuntansi, seperti audit, penjaminan (assurance), perpajakan, konsultasi manajemen,
advisori, dan keuangan korporasi (corporate finance), empat Firma Besar adalah sebegai berikut :

Sumber : AUDITOR-CLIENT COMPATIBILITY AND AUDIT FIRM SELECTION, Stephen V. Brown, Arizona State University, W. Robert
Knechel, University of Florida : 48

Umur Perusahaan

Melihat sudah berapa lama perusahaan berdiri dari dahulu sampai sekarang, umur
perusahaan ini kita kategorian perusahaan yang memiliki umur lebih dari 10 tahun di anggap
perusahaan sudah tua, dan sedangankan perusahaan yang memiliki umur kurang dari 10 tahun di
anggap perusahaan masih muda.

Ukuran Perusahaan

Theacini dan Wisadha (2014) mengatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah
satu variabel penting dalam pengelolaan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan
seberapa besar aset total yang dimiliki perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan
menggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya.Semakin besar ukuran
perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pula
pengelolaannya. Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas.
Dengan demikian, biasanya perusahaan besar memiliki kecenderungan untuk selalu menjaga
stabilitas dan kondisi perusahaan. Untuk menjaga stabilitas dan kondisi ini, perusahaan tentu saja
akan berusaha Mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya.

Disini kita mengkategorikan perusahaan yang memiliki asset perusahaan di atas


47.600.000.000 rupiah sebagai perusahaan yang memiliki asset yang besar, dan sebaliknya,
perusahaan yang memiliki asset dibawah 47.600.000.000 rupiah sebagai perusahaan yang
memiliki asset yang kecil.

Leverage

Adalah penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas. Leverage
merupakan pedang bermata dua menurut Van Horne (2007) yang mana jika laba perusahaan
dapat diperbesar, maka begitu pula dengan kerugiannya. Dengan kata lain, penggunaan leverage
dalam perusahaan bisa saja meningkatkan laba perusahaan, tetapi bila terjadi sesuatu yang tidak
sesuai harapan, maka perusahaan dapat mengalami kerugian yang sama dengan persentase laba
yang diharapkan, bahkan mungkin saja lebih besar.

Pada studi kasus ini, nilai laverage yang kita pakai adalah dengan nilai standar 53.90%.

Profitabilitas

Adalah mengukur seberapa besar kemamapuan perusahaan memperoleh laba baik dalam
hubungan dengan penjual, asset maupun laba bagi modal sendiri. Dan pada profitabilitas batas
standarnya adalah 5%.
Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi pada pembahasan ini dilakukan dengan membandingkan dengan kinerja
tiap-tiap perusahaan dengan standar Corporate Governan yang ada. Dan menganalisis kinerja
perusahaan pada sektor Industri Dasar dan Kimia, dengan indikator mendeskriptifkan kinerja
perusahaan dari data statistik deskriptif yang sudah dikumpulkan.

Evaluasi dalam penerapan Corporate Governance (CG) pada sektor Industri Dasar dan
Kimia adalah :

1). Kepemilikan Publik (KP)

Pada komposisi kepemilikan publik pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki oleh
perusahaan Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) dengan komposisi kepemilikan publik sebesar
51,13 %, dan komposisi kepemilikan public terendah dimiliki oleh perusahaan Keramika
Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) dengan komposisi kepemilikan public 3.69 %.

2). Kepemilikan Institusional (KI)

Pada komposisi kepemilikan institusional pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki
oleh perusahaan Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) dengan komposisi kepemilikan
institusional sebesar 95.61 %, dan komposisi kepemilikan institusional terendah dimiliki oleh
perusahaan Champion Pacific Indonesia Tbk (KIAS) dengan komposisi kepemilikan public 5.4
%.

3). Kepemilikan Asing (KA)

Pada komposisi kepemilikan asing pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki oleh
perusahaan Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) dengan komposisi kepemilikan asing
sebesar 93.31 %, dan komposisi kepemilikan asing terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Tunas
Alfin Tbk (TALF) dengan komposisi kepemilikan public 6.05 %.

4). Jumlah Dewan Komisaris (JDK)

Pada jumlah dewan komisaris pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki oleh
perusahaan Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) dan perusahaan Indo Acidatama Tbk
(SRSN)dengan jumlah anggota dewan komisaris sebanyak 8 orang, dan jumlah dewan komisaris
terendah terendah dimiliki oleh perusahaan Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI),Betonjaya
Manunggal Tbk (BTON), Jakarta Kyoei Steel Work Tbk (JKSW), Ekadharma International TBK
(EKAD), PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI), dengan jumlah dewan komisaris ada 2 orang.

5). Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI)

Pada komposisi dewan komisaris independen pada sektor Industri Dasar dan Kimia
dimiliki oleh perusahaan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) dengan komposisi dewan
independennya sebesar 60 %, dan komposisi dewan komisaris independen terendah dimiliki oleh
24 perusahaan yaitu Semen Indonesia (SMGR), Aewana Citramulia (ARNA), Keramika
Indonesia Assosiasi Tbk KIAS), Mulia Industrindo Tbk (MLIA), Alakasa Industrindo Tbk
(ALKA), Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI), Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA),
Betonjaya Manunggal Tbk (BTON), Citra Tubindo Tbk (CTBN), Gunawan Dianjaya Steel Tbk
(GDST), Indal Aluminium Industry Tbk (INAI), PT Steel Pipe Industry Of Indonsia Tbk (ISSP),
Jaya Pari Steel Tbk (JPRS), Krakatau Steel (KRAS), Lion Metal Works Tbk (LION), Lionmesh
Prima Tbk (LMSH), Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), Tembaga Mulia Semanan Tbk
(TBMS), Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI), Eterindo
Wahanatama Tbk (ETWA), PT Anugrah Kagum Karya Utama Tbk (AKKU), PT Lotte Chemical
Titan Tbk (FPNI), Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL), dengan persentase komposisi dewan
komisaris independen sebesar 0 %.

6). Jumlah Komite Audit (JKA)

Pada jumlah komite audit pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki oleh perusahaan
PT Wakita Beton Precast Tbk (WSBP), dengan jumlah anggota komite audit sebanyak 5 orang,
dan jumlah anggota komite audit terendah dimiliki oleh perusahaan Indal Aluminium Industry
Tbk (INAI), Lion Metal Works Tbk (LION),Lionmesh Prima Tbk (LMSH),Tembaga Mulia
Semanan Tbk (TBMS),Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA),PT Anugrah Kagum Karya Utama
Tbk (AKKU), dengan jumlah jumlah komite audit ada 2 orang.
7). Komposisi Komite Audit Independen (KKAI)

Pada jumlah komposisi komite audit independen pada sektor Industri Dasar dan Kimia
dari semua perusahaan yang ada, tidk ada perusahaan yang memiliki komite audit independen.

8). Jumlah Dewan Direksi (JDD)

Pada jumlah dewan direksi pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki oleh
perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG), Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO), dengan
jumlah dewan direksi sebanyak 11 orang, dan jumlah anggota komite audit terendah dimiliki
oleh perusahaan Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO),PT. Lotte Chemical Titan Tbk
(FPNI),Sekawan Intipratama (SIAP) dengan jumlah jumlah dewan direksi ada 2 orang.

9). Kantor Akuntan Publik (KAP)

Pada kantor akuntan publik pada sektor Industri Dasar dan Kimia memiliki 17
perusahaan yang menggunakan Big 4, dan ada 33 perusahaan yang tidak menggunakan Big 4
dalam akuntan publiknya.

10). Umur Perusahaan (UM)

Pada sektor Industri Dasar dan Kimia perusahaan tertua adalah perusahaan Keramika
Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) yang berdiri pada tahun 1901 dimana pada tahun sekarang tela
berumur 116 tahun, dan perusahaan termuda adalah PT. Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
yang berdiri pada tahun 2014 yang ini baru berumur 3 tahun.

11). Ukuran Perusahaan (UK)

Pada ukuran perusahaan pada sektor Industri Dasar dan Kimia dimiliki dilihat dari asset
yang dimiliki oleh perusahan yang paling banyak dimiliki oleh perusahaan Krakatau Steel
(persero) Tbk (KRAS) dengan jumlah asset 49 triliun, dan jumlah asset perusahaan terendah
dimiliki oleh perusahaan PT. Anugrah Kagum Karya Utama (AKKU) dengan jumlah asset yang
ada 0.007 triliun.
12). Leverage (LEV)

Pada sektor Industri Dasar dan Kimia komposisi leverage yang ditinjau dari DAR
persentase perusahaan. Leverage tertinggi 246 % yang dimiliki oleh perusahaan Jakarta Kyoei
Steel Works Tbk (JKSW), dan nilai laverage terendah dimiliki oleh perusahaan Sekawan
Intipratama Tbk (SIAP) dengan nilai laverage 5 %.

13). Profitabilitas (PRO)

Pada sektor Industri Dasar dan Kimia nilai profitabilitas dilihat pada nilai ROI, dan nilai
yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) dengan nilai
ROI 13.79 %, dan nilai ROI terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Anugrah Kagum Karya
Utama (AKKU) dengan nilai ROI -15.47%.

Dan dari data table tabulasi perusahaan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia, dapat kita lakukan
uji F dengan menggunakan program SPSS, dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Umur Perusahaan

Untuk uji F pada Umur Perusahaan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia, perusahaan
yang memiliki Umur Perusahaan lebih dari 10 Tahun diberikan tanda angka 1 ada 49
perusahaan, dan Umur Perusahaan yang kurang dari 10 Tahun diberikan tanda angka 0 ada 1
perusahaan, dapat kita lihat setelah dilakukan uji F menggunakan program SPSS.

Untuk uji F pada Kepemilikan Publik (KP) pada perusahaan yang memiliki umur ≥ 10
tahun dengan nilai rata-ratanya 25.76. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun dengan
nilai rata-ratanya 40.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.
Untuk uji F pada Kepemilikan Institusi (KI) pada perusahaan yang memiliki umur ≥ 10
tahun dengan nilai rata-ratanya 50.52. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun dengan
nilai rata-ratanya 60.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.

Untuk uji F pada Kepemilikan Asing (KA) pada perusahaan yang memiliki umur ≥ 10
tahun dengan nilai rata-ratanya 23.00. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun dengan
nilai rata-ratanya 0.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.

Untuk uji F pada Jumlah Dewan Komisairs (JDK) pada perusahaan yang memiliki umur
≥ 10 tahun dengan nilai rata-ratanya 25.76. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun
dengan nilai rata-ratanya 40.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.
Untuk uji F pada Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI) pada perusahaan
yang memiliki umur ≥ 10 tahun dengan nilai rata-ratanya 141.19. dan perusahaan yang memiliki
umur ≤ 10 tahun dengan nilai rata-ratanya 57.14, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.

Untuk uji F pada Jumlah Komite Audit (JKA) pada perusahaan yang memiliki umur ≥
10 tahun dengan nilai rata-ratanya 2.96. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun dengan
nilai rata-ratanya 5.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.

Untuk uji F pada Komposisi Komite Audit Internal (KKAI) pada perusahaan yang
memiliki umur ≥ 10 tahun dengan nilai rata-ratanya 0.00. dan perusahaan yang memiliki umur ≤
10 tahun dengan nilai rata-ratanya 0.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.
Untuk uji F pada Jumlah Dewan Direksi (JDD) pada perusahaan yang memiliki umur ≥
10 tahun dengan nilai rata-ratanya 4.95. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun dengan
nilai rata-ratanya 7.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.

Untuk uji F pada Big 4 (KAP) pada perusahaan yang memiliki umur ≥ 10 tahun dengan
nilai rata-ratanya 0.34. dan perusahaan yang memiliki umur ≤ 10 tahun dengan nilai rata-ratanya
0.00, dan untuk nilai signifikannya tidak ada.

Ukuran Perusahaan

Untuk uji F pada Ukuran Perusahaan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia, perusahaan
yang memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar diberikan tanda angka 1 ada 48 perusahaan, dan Asset
yang ≤ dari 47.6 Miliyar diberikan tanda angka 0 ada 2 perusahaan, dapat kita lihat setelah
dilakukan uji F menggunakan program SPSS.

Untuk uji F pada Kepemilikan Publik (KP) nilai rata-rata pada perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 25.92. dan perusahaan yang memiliki Asset ≥
dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 29.16, dan untuk nilai signifikannya 0.046.
Untuk uji F pada Kepemilikan Institusi (KI) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 49.87. dan perusahaan yang memiliki Asset ≥
dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 70.83, dan untuk nilai signifikannya 0.049.

Untuk uji F pada Kepemilikan Asing (KA) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 23.81. dan perusahaan yang memiliki Asset ≥
dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 0, dan untuk nilai signifikannya 0.017.

Untuk uji F pada Jumlah Dewan Komisaris (JDK) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 4.25. dan perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 3.00, dan untuk nilai signifikannya 0.016.
Untuk uji F pada Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI) nilai mean pada
perusahaan yang memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 144.62, dan
perusahaan yang memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 16.66, dan untuk
nilai signifikannya 0.702.

Untuk uji F pada Jumlah Komite Audit (JKA) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 3.02. dan perusahaan yang memiliki Asset ≥
dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 2.50, dan untuk nilai signifikannya 0.446.

Untuk uji F pada Komposisi Komite Audit Independen (KKAI) nilai mean pada
perusahaan yang memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 0.00. dan
perusahaan yang memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 0.00, dan untuk
nilai signifikannya tidak dapat diproses dikarenakan perusahaan sektor industry dasar dan kimia
tidak ada memiliki komite audit independen.

Untuk uji F pada Jumlah Dewan Direksi (JDD) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 5.04. dan perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 4.00, dan untuk nilai signifikannya 0.088.

Untuk uji F pada Big 4 (KAP) pada perusahaan nilai mean pada perusahaan yang
memiliki Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 0.35. dan perusahaan yang memiliki
Asset ≥ dari 47.6 Miliyar dengan nilai rata-ratanya 0.00, dan untuk nilai signifikannya 0.008.
Leverage

Untuk uji F pada Leverage pada Sektor Industri Dasar dan Kimia, perusahaan yang
memiliki nilai Leverage lebih dari 53.90 % diberikan tanda angka 1 ada 20 perusahaan, dan nilai
Leverage yang kurang dari 53.90% diberikan tanda angka 0 ada 30 perusahaan, dapat kita lihat
setelah dilakukan uji F menggunakan program SPSS

Untuk uji F pada Kepemilikan Publik (KP) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 25.48. dan perusahaan yang memiliki nilai Leverage ≤
0.53% dengan nilai rata-ratanya 26.43, dan untuk nilai signifikannya 0.83.

Untuk uji F pada Kepemilikan Institusi (KI) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 56.18. dan perusahaan yang memiliki nilai Leverage ≤
0.53% dengan nilai rata-ratanya 47.06, dan untuk nilai signifikannya 0.055.

Untuk uji F pada Kepemilikan Asing (KA) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 17.40. dan perusahaan yang memiliki nilai Leverage ≤
0.53% dengan nilai rata-ratanya 26.49, dan untuk nilai signifikannya 0.148.
Untuk uji F pada Jumlah Dewan Komisaris (JDK) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 4.20. dan perusahaan yang memiliki nilai
Leverage ≤ 0.53% dengan nilai rata-ratanya 4.20, dan untuk nilai signifikannya 0.092.

Untuk uji F pada Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI) nilai mean pada
perusahaan yang memiliki Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 16.07. dan perusahaan yang
memiliki nilai Leverage ≤ 0.53% dengan nilai rata-ratanya 221.80, dan untuk nilai signifikannya
0.116.
Untuk uji F pada Jumlah Komite Audit (JKA) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 2.85. dan perusahaan yang memiliki nilai Leverage ≤
0.53% dengan nilai rata-ratanya 3.10, dan untuk nilai signifikannya 0.78.

Untuk uji F pada Komposisi Komite Audit Independen (KKAI) nilai mean pada
perusahaan yang memiliki Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 0. dan perusahaan yang
memiliki nilai Leverage ≤ 0.53% dengan nilai rata-ratanya 0, dan untuk nilai signifikannya tidak
dapat diproses SPSS dikarenakan pada Komposisi Komite Audit Independen pada perusahaan
sektor Industri Dasar dan Kimia tidak ada memiliki Komposisi Komite Audit Independen.

Untuk uji F pada Jumlah Dewan Direksi (JDD) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki Leverage ≥ 0.53 dengan nilai rata-ratanya 4.95. dan perusahaan yang memiliki nilai
Leverage ≤ 0.53% dengan nilai rata-ratanya 5.03, dan untuk nilai signifikannya 0.128.
Untuk uji F pada Big 4 (KAP) nilai mean pada perusahaan yang memiliki Leverage ≥
0.53 dengan nilai rata-ratanya 0.30. dan perusahaan yang memiliki nilai Leverage ≤ 0.53%
dengan nilai rata-ratanya 0.36, dan untuk nilai signifikannya 0.328.

Profitablilitas

Untuk uji F pada Profitabilitas pada Sektor Industri Dasar dan Kimia, perusahaan yang
memiliki nilai Profitabilitas ≥ 5% diberikan tanda angka 1 ada 12 perusahaan, dan nilai
Profitabilitas yang ≤ 5% diberikan tanda angka 0 ada 38 perusahaan, dapat kita lihat setelah
dilakukan uji F menggunakan program SPSS.

Untuk uji F pada perusahaan Kepemilikan Publik (KP) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki probabilitasnya ≥ 5%dengan nilai rata-ratanya 26.6867, dan perusahaan yang nilai
probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 25.8547, dimana nilai signifikannya 0.636.

Untuk uji F pada perusahaan Kepemilikan Institusi (KI) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki probabilitasnya ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 46.23. dan perusahaan yang memiliki
nilai probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 52.13, dan untuk nilai signifikannya sebesar
0.348.
Untuk uji F pada perusahaan Kepemilikan Asing (KA) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki probabilitasnya ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 27.33 dan perusahaan yang memiliki
nilai probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 21.44, dan untuk nilai signifikannya sebesar
0.747.

Untuk uji F pada Jumlah Dewan Komisaris (JDK) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki probabilitasnya ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 4, dan perusahaan yang memiliki nilai
probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 4.26, dan untuk nilai signifikannya sebesar 0.934.
Untuk uji F pada Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI) nilai mean pada
perusahaan yang memiliki probabilitas ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 25.79. dan perusahaan
yang memiliki nilai probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 175.42, dan untuk nilai
signifikannya sebesar 0.284.

Untuk uji F pada Jumlah Komite Audit (JKA) nilai mean pada perusahaan yang memiliki
probabilitas ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 3. dan perusahaan yang memiliki nilai
probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 3, dan untuk nilai signifikannya sebesar 0.546.

Untuk uji F pada Komposisi Komite Audit Independen (KKAI) nilai mean pada
perusahaan yang memiliki probabilitas ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 0. dan perusahaan yang
memiliki nilai probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 0, dan untuk nilai signifikannya
tidak dapat diproses oleh program SPSS dikarenakan pada sektor industri dasar dan kimia tidak
ada yang memiliki Komite Audit Independen.
Untuk uji F pada Jumlah Dewan Direksi (JDD) nilai mean pada perusahaan yang
memiliki probabilitas ≥ 5% dengan nilai rata-ratanya 5.66. dan perusahaan yang memiliki nilai
probabilitasnya ≤ 5% dengan nilai rata-ratanya 4.78, dan untuk nilai signifikannya 0.28.

Untuk uji F pada Big 4 (KAP) nilai mean pada perusahaan yang memiliki probabilitas ≥
5% dengan nilai rata-ratanya 0.50. dan perusahaan yang memiliki nilai probabilitasnya ≤ 5%
dengan nilai rata-ratanya 0.28, dan untuk nilai signifikannya 0.122.
Bab IV

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa :

 Pada sektor Industri Dasar dan Kimia, komposisi Kepemilikan Institusional sebesar 95.61
%
 Pada rata-rata dewan komisaris pada sektor Industri Dasar dan Kimia, rata memiliki
jumlah Dewan Komisaris sebanyak 4 orang
 Perusahaan yang memiliki Dewan Direksi pada perusahaan sektro Industri Dasar dan
Kimia rata-rata memiliki 5 orang dewan direksi.
 Dalam penggunaan big four hanya 17 perusahaan yang menggunakan big four

Pada hasil uji F yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada uji F yang dilakukan
pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia pada kategori Umur Perusahaan, bisa dikatakan
tidak terlihat adanya penerapan Corporate Governance. Pada bagian Ukuran Perusahaan, dalam
penerapan Corporate Governance juga tidak terlihat. Pada Laverage penerapan Corporate
Governance juga tidak terlihat. Dan pada bagian Profitabilitas penerapan juga tidak dapat terlihat
ada.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id

Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum, Jakarta.

Saham Oke. 2017. Perusahaan Jasa: Sektor Property, Real Estate & Kontruksi Bangunan.
Www.sahamoke.com.

Forum for Corporate in Indonesia. 2015. www.fcgi.or.id

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Booklet Perbankan Indonesia 2014. Jakarta.

2014. Siaran Pers No.SP-41/DKNS/OJK/11/2014. Press Release Risk and Governance Summit 2014
“Passion to Governance: Implementing Strategy into Action”. Jakarta.

2015. PeraturanOtoritasJasaKeuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan Dan Pedoman


Pelaksanaan Kerja Komite Audit harus meliputi keseluruhan komite dengan memenuhi
persyaratan pada Pasal 7. Jakarta.

You might also like