You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN

ILEUS PARALITIK DAN OBSTRUKTIF

Di tujukan guna untuk memenuhi tugas sistem pencernaan

Dosen Penganpu : Tina Mawardika S.Kep.,Ns

Nama Kelompok 6

1. Haryanti
2. Heni Listyowati
3. Hilda Novaliana Ayu Ningtyas
4. Huriah
5. I Gusti Ngurah Kardisaputra
6. I Putu Suarnawa
7. I Wayan Erditayasa

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2015
A. Patofisiologi Ileus Paralitik
Akumulasi isi usus,cairan,dan gas terjadi di daerah di atas usus yang
mengalami obstruksi. Distensi dan retensi cairan mengurangi absorbsi cairan dan
merangsang lebih banyak sekresi lambung. Dengan peningkatan distensi, tekanan
dalam lumen usus meningkat, menyebabkan penurunan tekanan kapiler,vena dan
arteriola. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan edema,kongesti,nekrosis,dan
akhirnya ruptur atau perfosi dari dinding usus, dengan akibat peritonitis.
Muntah refluks dapat terjadi akibat distensi abdomen. Muntah mengakibatkan
kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung,serta menimbulkan penurunan
klorida dan kalium dalam darah, yang akhirnya mencetuskan alkalosis metabolik.
Dehidrasi dan asidosis yang terjadi kemudian, disebabkan karena hilangnya cairan
dan natrium. Dengan kehilangan cairan akut, syok hipovolemik dapat terjadi.

(Brunner & Suddarth.2002)


A. Woc Ileus Paralitik

Predisposisi sistemik meliputi, sepsis,obat- Predisposisi pascaoperatif


obatan,gangguanelektrolit dan metabolik bedah abdominal
infarkmlokard,pneumonia,trauma biller dan ginjal
kolik,cidera kepala dan ,prosedur bedah
saraf,inflamasi intra abdomen dan peritonitis
refroperitoneal ILEUS

Hipomotilitas (kelumpuhan) intestinal

Ketidakmampua Gangguan Hilangnya kemampuan


n absorbsi gastriontestinal intestinal dalam pasase
material feses

Penurunan Mual muntah


intake cairan konstipasi

Kekurangan volume
cairan Kehilangan cairan Asupan nutrisi tidak
dan elektrolit adekuat
Penurunan volume
cairan intra sel
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Resiko syok Resiko
(hipovolemik) ketidakseimbangan
elektrolit

Distensi Respon lokal saraf


nyeri
abdomen terhadap inflamasi

ansietas Kecemasan pemenu Respon psikologis


kebutuhan informasi misintrepretasi
perawatan dan
pengobatan

(Arif Mutaqien, Salemba Hal 615)


A. Definisi Ileus
Ileus adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang
saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi
usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus
halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
Ada 2 tipe ileus yaitu :
1. Mekanis (ileus obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh
peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis
akibat korsinoma yang melingkari. Misalnya, intusepsi,tumor polipoid dan
neuplasma stenosis, obstruksi batuempedu,striktura,perlengketan,hernia dan abses.
2. Neurogenik/fungsional (ileus paralitik)

Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan
peristaltik usus terhenti sehingga tidak mamu mendorong isi sepanjang usus.
Contohnya amiloidosis,distropi otot,gangguan endokrin seperti diabetes
melitus,atau gangguan neurologis seperti penyakit parkinson.

(Hardhi Kusuma.2013)

B. Etiologi
1. Sepsis
2. Obat-obatan
3. Gangguan elektrolit dan metabolik
4. Infark miokard
5. Pneoumonia
6. Trauma (patah tulang,iga,cedera spinal)
7. Cedera kepala
8. Inflamasi intraabdomen dan peritonitis
9. Hematoma retroperitoneal
C. Manisfestsai Klinis

Gejala awal biasanya berupa nyeri kram yang terasa seperti gelombang dan
bersifat kolik. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan material
fekal dan tidak terdapat flatus. Terjadi muntah. Pola ini adalah karakter yang sering
muncul.

Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat


keras dan akhirnya berbalik arah, dan isi usus terdorong ke depan mulut. Apabila
obstruksi terjadi pada ileum, maka muntah fekal dapat terjadi. Pertama, pasien
memuntahkan isi lambung, kemudian isi duodenum dan jejunum yang mengandung
empedu, dan akhirnya dengan disertai nyeri paroksisme, pasien memuntahkan isi
ileum yaitu suatu bahan mirip fekal yang berwarna lebih gelap.

(Brunner & Suddarth.2002,hlm 1121)

D. Penatalaksanaan
1. Pengobatan dan Terapi Medis
a. Pemberian anti obat antibiotik, analgetika,anti inflamasi
b. Obat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut
c. Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot
d. Bedrest
2. Konservatif
Laparatomi Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis
seperti takikardia, pireksia (demam), lokal tenderness dan guarding, rebound
tenderness. Nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal, untuk mengetahui secara pasti
hanya dengan tindakan laparatomi.
Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Ileus Paralitik

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Pasien
Jenis Kelamin/Umur
Tempat Dan Tanggal Lahir
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Status Perkawinan
Gol Darah
TB/BB
Diagnosa Medis
Diagnosa Keperawatan
Alamat
b. Identitas penanggung jawab

Nama

Jenis kelamin/Umur

Status Perkawinan

Pekerjaan

Hub. Dgn Pasien

(Marilynn E.Doenges Mary Frances Moohouse Alice C.Geissler thn.2002, hlm.20)

2. KeluhanUtama
Pada anamnesa keluhan utama yang lazim didapat adalah keluhan
kembung dan tidak bisa flaktus bersifat akut disertai mual,muntah,anoreksia,dan
nyeri ringan pada abdomen.
3. RiwayatPenyakit
Perawat mengkaji pembedahan abdominal, jenis pembenahan, penyebab
adanya intervensi bedah, kondisi klini pre operatif,pengetahuan mobilisasi dini
pada pasien preoperatif dan adanya penyakit sistemik yang memperberat seperti
adanya sepsis gangguan metabolik,penyakit jantung,prosedur bedah saraf dan
trauma abdominal berat.
a. RiwayatPenyakitDahulu
Biasanyakliensebelumnyamenderitapenyakitapa
b. RiwayatPenyakitKeluarga
Ada keluargadenganriwayat atresia illeumdanyeyenum.
c. Activity Daily Life
 Pola nutrisi dan metabolik
Gejala : anoreksia,mual/muntah, penurunan berat badan,tidak toleran
terhadap diet/sensitif mis.,buah segar/sayur.produk susu,makanan
berlemak
Tanda : penrunan lemak subkutan/masa otot
Kelemahan,tonus ototdan turgor kulit buruk
Membran mukosa pucat;luka;inflamasi rongga mulut
 Eliminasi : Klienmengalamikonstipasidantidakbisa flatus
karenaperistalticususmenurun/ berhenti.
 Istirahat : Tidakbisatidurkarenanyerihebat, kembungdanmuntah.
Kelemahan, kelelahan, cepat leleh,insomnia,dan merasa gelisa
 Aktivitas : Badanlemahdankliendianjurkanuntukistirahatdengantirah
baring sehinggaterjadiketerbatasanaktivitas.
 Personal Hygiene : klientidakmampumerawatdirinya,bau badan
 Nyeri/kenyamanan : nyeri tekan abdomen/distensi.
(Marilynn E.Doenges Mary Frances Moohouse Alice C.Geissler thn.2002, hlm.472)

Pengkajian fisik Dilakukan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan


perkusi, yaitu :

a. Inspeksi Perut distensi,


Dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal,
femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi
dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai
bila ada bekas luka operasi sebelumnya. Kadang teraba massa seperti pada
tumor, invaginasi, hernia, rectal toucher.
Selain itu, dapat juga melakukan pemeriksaan inspeksi pada :
Sistem Penglihatan Posisi mata simetris atau asimetris, kelopak mata
normal atau tidak, pergerakan bola mata normal atau tidak, konjungtiva
anemis atau tidak, kornea normal atau tidak, sklera ikterik atau anikterik, pupil
isokor atau anisokor, reaksi terhadap otot cahaya baik atau tidak, Sistem
Pendengaran Daun telinga, serumen, cairan dalam telinga.
Sistem Pernafasan Kedalaman pernafasan dalam atau dangkal, ada atau
tidak batuk dan pernafasan sesak atau tidak.
 Sistem Hematologi Ada atau tidak perdarahan, warna kulit
 Sistem Saraf Pusat Tingkat kesadaran, ada atau tidak peningkatan tekanan
intrakranial
 Sistem Pencernaan Keadaan mulut, gigi, stomatitis, lidah bersih, saliva,
warna dan konsistensi feces.
 Sistem Urogenital Warna BAK
 Sistem Integumen Turgor kulit, ptechiae, warna kulit, keadaan kulit,
keadaan rambut.
b. Palpasi
 Sistem Pcncernaan Abdomen, hepar, nyeri tekan di daerah epigastrium
 Sistem Kardiovaskuler Pengisian kapiler
 Sistem Integumen Ptechiae
c. Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase
lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang
d. Perkusi
Hipertimpani
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan sinar-x : otot polos menunjukan kuantitas abnormal dari gas dan
cairan dalam usus dan menunjukan adanya udara di diagfragma dan terjadi
perforasi usus.
b. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap akan menunjukan
gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi
c. Terapy
a. Intravenous fluids dan electrolyte
- Terapi Na+,K+,komponen darah.
- Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan intertisial
- Dektrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
b. Analgesik bila terjadi nyeri

(http://adysusanto48.blogspot.com/2014/09/lp)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre operasi :
a. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan,mual dan muntah
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC.Hlm 627)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
absorbsi nutrisi
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC.Hlm 654)
c. Konstipasi b/d Hilangnya kemampuan intestinal dalam pasase material feses
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC.Hlm 655)

2. Post op
a. Nyeri b/d intestinal,distensi abdominal
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC.Hlm 660)
b. Ansietas b/d kecemasan pemenuhan kebutuhan informasi
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC.Hlm 573)
C. Intervensi
 Pre-Operasi

No Tujuan Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan a. Manajemen a. Meningkatkan
keperawatan selama...x24 cairan keseimbangan cairan
jam,diharapkan kekurangan b. Manajemen dan mencegah
volume cairan seimbang. elektrolit komplikasi akibat
dengan kriteria hasil : c. Pemantauan kadar cairan yang
a. Klien mendapat cairan cairan abnormal atau yang
yang cukup untuk (Buku Saku tidak diharapkan
mengganti cairan yang Diagnosis b. Meningkatkan
hilang. Keperawatan keseimbangan
b. Klien menunjukkan tanda- NANDA NIC elektrolit dan dan
tanda hidrasi yang adekuat
NOC Edisi mencegah
9.2013) komplikasi akibat
dari kadar elektrolit
serum yang tidak
normal atau yang
tidak diharapkan
c. Mengumpulkan dan
menganalisis data
pasien untuk
mengatur
keseimbangan
2 Setelah di lakukan tindakan a. Kaji adanya a. Alergi makanan
keperawatan selama..x24 alergi makanan. harus dihindari
jam, diharapkan mampu b. Monitor jumlah agar jangan
mempertahankan masukan nutrisi dan sampai klien
nutrisi yang adekuat. dengan kandungan kalori. menjadi alergi
kriteria hasil : c. Berikan diet yang akibat intake
a.Mempertahankan atau dimakan yang diberikan
meningkatkan berat badan. mengandung b. Menghitung dan
b.Tidak ada tanda – tinggi serat untuk memastikan
tandamalnutrisi mencegah jumlah nutrisi
c. mampu mengidentifikasi konstipasi. dan kalori
kebutuhan nutrisi d. Kaji faktor yang penting untuk
merubah dalam memberikan
pemasukan jumlah nutrisi
nutrisi. yang tepat
e. Berikan makan c. Makanan tinggi
sedikit tapi serat dapat
sering. menahn air pada
f. Timbang berat feeses sehingga
badan harian. feses tidak keras
g. Kolaborasi dan kontipasi
dengan ahli gizi dapat dihindari
untuk d. Faktor-faktor
menentukan seperti
jumlah kalori dan anoreksia,
nutrisi yang muntah dan
dibutuhkan perubahn
pasien. mukosa mulut
(Nur Arif Amin Huda, penting dikaji
Kusuma Hardhi. 2013. agar dapat
Aplikasi Asuhan menentukna
Keperawatan metode
Berdasarkan Diagnosa pemberian
Medis dan NANDA NIC nutrisi yang tepat
NOC.Hlm 654) e. Makanan yang
sedikit tapi
sering dapat
mencegah
peningkatan
HCL
f. menentukan
status nutrisi dan
menentukankebu
tuhan diet
g. perlu kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
perhitungan dan
pertimbangan
yang lebih tepat
tentang nutrisi
yang dibutuhkan
3 Setelah dilakukan tindakan a. manajemen konstipasi a. mencegah dan
keperawatan selama..x24 b. manajemen defekasi mengatasi
jam,konstipasi dapat teratasi (Buku Saku Diagnosis konstipasi/impaksi
dengan kriteria hasil : Keperawatan Edisi 9 b. membentuk dan
a. mempertahankan NANDA NIC mempertahankan
bentuk feses lunak NOC.2013) pola eliminasi
setiap 1-3 hari defekasi yang teratur
b. bebas dari
ketidaknyamanan
dan konstipasi
c. feses lunak dan
berbentuk
 Post-Operasi

No Tujuan Intervensi Rasional

1 Setelah di lakukan a. Kaji status nyeri a. Menilai


tindakan keperawatan b. Monitor tanda – perkembangan
selama...x24jam,dihara tanda vital masalah nyeri
pkan nyeri c. Berikan posisi b. Meningkatakan
dapatberkurang sampai senyaman sirkulasi
dengan hilang dengan mungkin. umum,menurunkan
kriteria hasil : d. Ajarkan area tekanan lokal
a. Mampu penggunaan c. Menilai
mengontrol nyeri teknik manajemen perkembangan
b. Menyatakan rasa nyeri tanda-tanda vital
nyaman e. Kolaborasi d. Mengalihkan
dengan tim medis perhatian terhdap
(dokter) dalam nyeri
pemberian e. Menurunkan nyeri
analgesik malalui mekanisme
(Nur Arif Amin Huda, penghambat
Kusuma Hardhi. 2013. rangsang nyeri
Aplikasi Asuhan
Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC
NOC.Hlm 660)
2 Setelah dilakukan a. Penurunan a. Meminimalkan
tindakan keperawatan ansietas kekhawatiran,ketaku
selama..x24jam,diharap b. Teknik tan,prasangka atau
kan ansietas dapat menenangkan perasaan tidak
teratasi dengan kriteria diri tenang yang
hasil : c. Peningkatkan berhubungan dengan
a. Klien mampu koping sumber bahaya yang
mengidentifikasi d. Bimbingan diantisipasi dan tidak
dan anstipasi jelas
mrngungkapkan (Buku Saku b. Meredakan
gejala cemas Diagnosis kecemasan pada
b. Vital sign dalam Keperawatan pasien yang
batas normal NANDA NIC mengalami distres
NOC Edisi akut
9.2013) c. Membantu pasien
untuk beradaptasi
dengan
persepsi,perubahan
atau ancaman yang
menghambat
pemenuhan tuntutan
dan peran hidup
d. Mempersiapkan
pasien menghadapi
kemungkinan krisis
perkembangan atau
situasional
A. Patofisiologi Ileus Obstruktif

Akumulasi isi usus,cairan,dan gas terjadi di daerah di atas usus yang


mengalami obstruksi. Distensi dan retensi cairan mengurangi absorbsi cairan dan
merangsang lebih banyak sekresi lambung. Dengan peningkatan distensi, tekanan
dalam lumen usus meningkat, menyebabkan penurunan tekanan kapiler,vena dan
arteriola. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan edema,kongesti,nekrosis,dan
akhirnya ruptur atau perfosi dari dinding usus, dengan akibat peritonitis.

Muntah refluks dapat terjadi akibat distensi abdomen. Muntah mengakibatkan


kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung,serta menimbulkan penurunan
klorida dan kalium dalam darah, yang akhirnya mencetuskan alkalosis metabolik.
Dehidrasi dan asidosis yang terjadi kemudian, disebabkan karena hilangnya cairan
dan natrium. Dengan kehilangan cairan akut, syok hipovolemik dapat terjadi.

(Brunner & Suddarth.2002)


B. Woc Ileus Obstruktif

Penyempitan lumen usus : Hernia Inkarserata

(isi lumen : benda asing,skibala,ascariasis.

Dinding usus :stenosisi (radang kronik),keganasan.

Ekstra lumen: Tumor intraabdomen)

Ileus Abstruksi

Akumulasi isi usus,cairan,dan gas didaerah diatas usus yang mengalami abstruksi

Distensi abdomen kehilangan H2Odn elektrolit

Tekanan intralumen usus mengurangi absorbsi cairan

Tekanan kapiler vena dan arteriola dan merangsang lebih banyak

Edema, kongesti,nekrosis danakhirnya sekresi lambung

Ruptur atau perforasi dinding usus asam lambung

peritonitis Refluk

pengeluaran mediaator kimia pengeluaran inter lukin I MK : ketidakseimbangan

(bradikinin,serotonin,hstamin, setpoint temperatur nutrisi

Dan prostagladi) febris volume ECF

Merangsang ujung saraf hipertermi syok hipovolemik

Madula spinalis abses


Mk: Kekurangan vol cairan
Resiko infeksi
Talamus

Respon nyeri Mk: gangguan rasa nyaman nyeri

(sumber :Sylvia A.Price Lorraine M.Wilson.thn 2006,halm.451)


A. Etiologi
1. Perlengketan

Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau
pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen.

2. Intusepsi
Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada
dibawahnya akibat penyempitan lumen usus.
3. Volvulus

Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan


demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang
terjadi amat distensi.

4. Hernia

Protusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot
abdomen.

5. Tumor

Tumor yang ada dalam dinding usu meluas kelumen usus atau tumor diluar
usus menyebabkan tekanan pada dinding usus.

6. Kelainan kongenital

(Brunner & Suddarth.2002,hlm 1121)

B. Manifestasi Klinis
1 Nyeri tekan pada abdomen
2 Muntah
3 Konstipasi (sulit BAB).
4 Distensi abdomen.
5 BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus
(Kapita Selekta, 2000, hal 318).
C. Penatalaksanaan
Dekompresi usus melalui selang usus halus atau nasogastrik. Apabila usus
tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi memerlukan intervensi
bedah. Sebelum pembedahan, terapi intravena diperlukan untuk mengganti penipisan
air,natrium,klorida,dan kalium.
Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus sangat tergantung pada
penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi, seperti hernia dan
perlekatan, prosedur bedah mencakup perbaikan hernia atau pemisahan perlekatan
pada usus tersebut.

(Brunner & Suddarth.2002,hlm 1122)


Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Dengan Ileus Obstruktif

A. Pengkajian

Pengkajianadalahtahapawaldariproseskeperawatandanmerupakanupayauntukp
engumpulandata secaralengkapdansistematismulaidaripengumpulan data,
identitasdanevaluasi status kesehatanklien.

(Nursalam, 2001)

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Pasien
Jenis Kelamin/Umur
Tempat Dan Tanggal Lahir
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Status Perkawinan
Gol Darah
TB/BB
Diagnosa Medis
Diagnosa Keperawatan
Alamat
b. Identitas penanggung jawab
Nama
Jenis kelamin/Umur
Status Perkawinan
Pekerjaan
Hub. Dgn Pasien
Alamat

(Marilynn E.Doenges Mary Frances Moohouse Alice C.Geissler thn.2002, hlm.20)


c. KeluhanUtama
 Kapan terjadinya nyeri
 Bagian mana yang terasa nyeri
d. RiwayatPenyakit
 RiwayatPenyakitDahulu
Biasanyakliensebelumnyamenderitapenyakitapa
 RiwayatPenyakitKeluarga
Ada keluargadenganriwayat atresia illeumdanyeyenum.
e. Pemeriksaan
Keadaan umum: Lemah, kesadaran menurun sampai syok hipovolemia
suhu meningkat(39oc,pernapasan meningkat(24x/mnt), nadi meningkat(110x/mnt)
tekanan darah(130/90 mmHg)
Pemeriksaan fisik ROS (Review Of System)
o Sistem kardiovaskular: tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada oedema,
tekanan darah 130/90 mmHg, BJ I dan BJ II terdengar normal
o Sistem respirasi: pernapasan meningkat 24x/mnt, bentuk dada normal, dada
simetris, sonor (kanan kiri), tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi
o Sistem hematologi: terjadi peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya
infeksi.
o Sistem perkemihan: produksi urin menurun BAK < 500 cc
o Sistem muskuloskeletal: badan lemah, tidak bisa melakukan aktivitas secara
mandiri
o Sistem integumen: tidak ada oedema, turgor kulit menurun, tidak ada sianosis,
pucat
o Sistem gastrointestinal: tampak mengembang atau buncit, teraba keras, adanya
nyeri tekan, hipertimpani, bising usus > 12x/mnt, distensi abdomen
1. Pemeriksaan Diagnostik
Adapunpemeriksaandiagnostik yang biasdilakukanantara lain:
 Rontgen toraks: diafragmameninggi akibatdistensi abdomen
 Rontgen abdomen dalamposisitelentang: mencaripenyebab (batuempedu,
volvulus, hernia)
 Pemeriksaansinar x: Untukmenunjukankuantitas abnormal dari gas
ataucairandalamusus.
 Pemeriksaanlaboratorium
(misalnyapemeriksaanelektrolitdanjumlahdarahlengkap)
akanmenunjugambarandehidrasidankehilangan volume plasma
dankemungkinaninfeksi.
 Pemeriksaan radiogram abdomen
sangatpentinguntukmenegakkandiagnoseobstruksiusus.
(Doenges, Marilyn E, 2000)
f. Therapy / TindakanPenanganan
Dasarpengobatanobstruksiususadalah :
1. Koreksikeseimbangancairandanelektrolit.
2. Menghilangkanperegangandanmuntahdenganmelakukanintubasidandidekompr
esi.
3. Memperbaiki peritonitis dansyok (bilaada).
4. Menghilangkanobstruksiuntukmemulihkankontinuitasdanfungsiususkembali
normal.
5. Pembedahan.

B.Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen
2. Resiko kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d output
berlebih
3. Gangguan eliminasi bowel konstipasi b.d mal absorbsi usus
4. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit, pemeriksan diagnosa dan
tindakannya.
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC)

b. Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d insisi bedah
2. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d ouput yang berlebih
3. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan primer, tindakan invasif, adanya
insisi bedah
4. ketidakseimbanagn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d pembedahan
abdomen
(Nur Arif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC)
B. Intervensi
 Pre-Operasi

No Tujuan Intervensi Rasional


1. Setelah di lakukan a. Kaji status nyeri a. Menilai perkembangan
tindakan keperawatan b. Monitor tanda – masalah nyeri
selama...x24 jam,di tanda vital b. Meningkatakan
harapkan nyeri c. Berikan posisi sirkulasi
dapatberkurang sampai senyaman umum,menurunkan
dengan hilang dengan mungkin. area tekanan lokal
kriteria hasil : d. Ajarkan c. Menilai perkembangan
a. Mampu mengontrol penggunaan tanda-tanda vital
nyeri teknik d. Mengalihkan perhatian
b. Menyatakanrasa manajemen nyeri terhdap nyeri
nyaman e. Kolaborasi e. Menurunkan nyeri
dengan tim medis malalui mekanisme
(dokter) dalam penghambat rangsang
pemberian nyeri
analgesik
(Nur Arif Amin Huda,
Kusuma Hardhi. 2013.
Aplikasi Asuhan
Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC
NOC.Hlm 660)
2 Setelah dilakukan a. Manajemen a. Meningkatkan
tindakan keperawatan cairan keseimbangan cairan
selama...x24 b. Manajemen dan mencegah
jam,diharapkan elektrolit komplikasi akibat
kekurangan volume c. Pemantauan kadar cairan yang
cairan seimbang. cairan abnormal atau yang
dengan kriteria hasil : (Buku Saku Diagnosis tidak diharapkan
a. Klien mendapat cairan Keperawatan NANDA b. Meningkatkan
yang cukup untuk NIC NOC Edisi 9.2013 keseimbangan
mengganti cairan yang elektrolit dan dan
hilang. mencegah komplikasi
b. Klien menunjukkan akibat dari kadar
tanda-tanda hidrasi
elektrolit serum yang
yang adekuat
tidak normal atau yang
tidak diharapkan
c. Mengumpulkan dan
menganalisis data
pasien untuk mengatur
keseimbangan
3 Setelah dilakukan a. Memantau a. Membantu pasien
tindakan keperawatan penggunaan obat untuk pemberian obat
selama..x24jam,diharapk dengan sifat b. Untuk membantu
an gangguan eliminasi antikolinergik pasien agar cepat
urin dapat teratasi b. Memonitor efek dari sembuh dengan obat
dengann kriteria hasil : obat-obatan yang yang sudah diberikan
a. Tidak ada residu urin diresepkan oleh tim medis
>100-200 cc c. Anjurkan pasien c. Untuk mengecek
b. Intake cairan dalam atau keluarga untuk berapa pasien
rentang normal merekam output urin mengeluarkan urin
d. Masukkan kateter setiap harinya
kemih d. Membantu pasien
Nur Arif Amin untuk BAK
Huda, Kusuma
Hardhi. 2013.
Aplikasi Asuhan
Keperawatan
Berdasarkan
Diagnosa Medis
dan NANDA NIC
NOC.Hlm 597)
4 Setelah dilakukan e. Penurunan a. Meminimalkan
tindakan keperawatan ansietas kekhawatiran,ketakuta
selama..x24jam,diharapk f. Teknik n,prasangka atau
an ansietas dapat teratasi menenangkan diri perasaan tidak tenang
dengan kriteria hasil : g. Peningkatkan yang berhubungan
a. Klien mampu koping dengan sumber bahaya
mengidentifikasid h. Bimbingan yang diantisipasi dan
an anstipasi tidak jelas
mrngungkapkan (Buku Saku Diagnosis b. Meredakan kecemasan
gejala cemas Keperawatan NANDA pada pasien yang
b. Vital sign dalam NIC NOC Edisi 9.2013) mengalami distres akut
batas normal c. Membantu pasien
untuk beradaptasi
dengan
persepsi,perubahan
atau ancaman yang
menghambat
pemenuhan tuntutan
dan peran hidup
d. Mempersiapkan pasien
menghadapi
kemungkinan krisis
perkembangan atau
situasional
 Post-Operasi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan a. Kaji status nyeri a. Menilai
keperawatan selama...x24 b. Monitor tanda – perkembangan
jam,di harapkan nyeri tanda vital masalah nyeri
dapatberkurang sampai c. Berikan posisi b. Meningkatakan
dengan hilang dengan senyaman sirkulasi
kriteria hasil : mungkin. umum,menurunk
a. Mampu mengontrol d. Ajarkan an area tekanan
nyeri penggunaan teknik lokal
b. Menyatakanrasa manajemen nyeri c. Menilai
nyaman e. Kolaborasi dengan perkembangan
tim medis (dokter) tanda-tanda vital
dalam pemberian d. Mengalihkan
analgesik perhatian
(Nur Arif Amin Huda, terhdap nyeri
Kusuma Hardhi. 2013. e. Menurunkan
Aplikasi Asuhan nyeri malalui
Keperawatan mekanisme
Berdasarkan Diagnosa penghambat
Medis dan NANDA NIC rangsang nyeri
NOC.Hlm 660)
2 Setelah dilakukan tindakan a. Manajemen cairan a. Meningkatkan
keperawatan selama...x24 b. Manajemen keseimbangan
jam,diharapkan kekurangan elektrolit cairan dan
volume cairan seimbang. c. Pemantauan cairan mencegah
dengan kriteria hasil : (Buku Saku Diagnosis komplikasi
c. Klien mendapat cairan Keperawatan NANDA akibat kadar
yang cukup untuk NIC NOC Edisi 9.2013 cairan yang
mengganti cairan yang abnormal atau
hilang. yang tidak
d. Klien menunjukkan tanda-
diharapkan
tanda hidrasi yang adekuat
b. Meningkatkan
keseimbangan
elektrolit dan
dan mencegah
komplikasi
akibat dari kadar
elektrolit serum
yang tidak
normal atau
yang tidak
diharapkan
c. Mengumpulkan
dan
menganalisis
data pasien
untuk mengatur
keseimbangan
3 Setelah dilakukan tindakan a. monitor tanda dan a. untuk memantau
keperawatan gejala infeksi apa yang
selama..x24jam,diharapkan sistemik dan lokal menyebabkan
resiko infeksi dapat teratasi b. batasi pengunjung pasien terinfeksi
denagn kriteria hasil : c. berikan perawatan b. agar pasien bisa
a. Klien bebas dari kulit pada area istirahat untuk
tanda dan gejala epidema mengurangi
infeksi d. inspeksi kondisi nyerinya
b. Menunjukkan yang terinfeksi c. untuk membantu
kemampuan untuk atau luka pasien dalam
mencegah (Nur Arif Amin membersihkan
timbulnya infeksi Huda, Kusuma kulit yang
Hardhi. 2013. terinfeksi
Aplikasi Asuhan d. melihat
Keperawatan bagaimana
Berdasarkan kondisi pasien
Diagnosa Medis
dan NANDA NIC
NOC.Hlm 674)

4 Setelah di lakukan tindakan a. Kaji adanya alergi a. Alergi makanan


keperawatan selama..x24 makanan. harus dihindari agar
jam, diharapkan mampu b. Monitor jumlah nutrisi jangan sampai klien
mempertahankan masukan dan kandungan kalori. menjadi alergi
nutrisi yang adekuat. c. Berikan diet yang akibat intake yang
dengan kriteria hasil : dimakan mengandung diberikan
a. Mempertahankan atau tinggi serat untuk b. Menghitung dan
meningkatkan berat mencegah konstipasi. memastikan jumlah
badan. d. Kaji faktor yang nutrisi dan kalori
b. Tidak ada tanda – tanda merubah dalam penting untuk
malnutrisi pemasukan nutrisi. memberikan jumlah
c. Mampu e. Berikan makan sedikit nutrisi yang tepat
mengidentifikasi tapi sering. c. Makanan tinggi
kebutuhan nutrisi f. Timbang berat badan serat dapat menahn
harian. air pada feeses
g. Kolaborasi dengan ahli sehingga feses tidak
gizi untuk menentukan keras dan kontipasi
jumlah kalori dan dapat dihindari
nutrisi yang d. Faktor-faktor seperti
dibutuhkan pasien. anoreksia, muntah
(Nur Arif Amin Huda, dan perubahn
Kusuma Hardhi. 2013. mukosa mulut
Aplikasi Asuhan penting dikaji agar
Keperawatan dapat menentukna
Berdasarkan Diagnosa metode pemberian
Medis dan NANDA NIC nutrisi yang tepat
NOC.Hlm 654) e. Makanan yang
sedikit tapi sering
dapat mencegah
peningkatan HCL
f. menentukan status
nutrisi dan
menentukan
kebutuhan diet
g. perlu kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk perhitungan
dan pertimbangan
yang lebih tepat
DAFTAR PUSTAKA

Hardhi, Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


&Nanda. EGC : Jakarta
Brunner &Suddarth. 2002. BukuAjar :KeperawatanMedikalBedah. EGC: Jakarta
Harrison. 2000. Prinsip-prinsip Penyakit Dalam, edisi XIII, EGC: Jakarta.
Vanilow, Barry. 2010. Askep Ileus Obstruksi . (http://barryvanilow.blogspot.com/.
Diaksestanggal 18 Nopember 2011)
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

You might also like