You are on page 1of 3

STEP 7

1. Syarat keberhasilan dan kegagalan yang mungkin terjadi pada saat melakukan
perawatan saluran akar
Penyebab Kegagalan Perawatan Saluran Akar
Menurut tahapan perawatannya, kegagalan perawatan saluran akar
dapat digolongkan dalam kegagalan pra perawatan, selama perawatan, dan
pasca perawatan. Kegagalan yang terjadi sebelum perawatan biasanya
disebabkan oleh diagnosis dan seleksi kasus yang salah. Prognosis gigi yang
akan dirawat sebetulnya buruk akan tetapi perawatan tetap dilakukan sehingga
dalam waktu yang tidak lama akan timbul lagi gejala yang merupakan
kegagalan perawatan.
Kegagalan selama perawatan biasanya disebabkan oleh tahap
pembersihan, pembentukan, dan pengisian saluran akar yang benar. Perawatan
endodontik yang baik biasanya berpedoman pada Triad Endodontik. Triad
endodontik yang pertama adalah mendapatkan akses yang lurus kedalam
saluran akar. Triad endodontik yang kedua adalah preparasi saluran akar untuk
membuang atau mengurangi iritan yang berbahaya dalam ruang pulpa dan
menutup ruang tersebut, mengontrol mikroorganismenya dan menangani
inflamasi periapeksnya. Preparasi yang tidak melebihi saluran akar akan
memberikan prognosis yang baik. Instrumentasi yang melewati apeks (over
instrumentation) dapat menyebabkan terdorongnya mikroorganisme, serpihan
dentin dan sementum ke periapeks dan menyebabkan inflamasi yang persisten.
Triad endodontik yang ketiga adalah pengisian saluran akar. Kesalahan dalam
pengisian terjadi akibat proses pembentukan saluran akar yang kurang baik
atau pengisian yang kurang tepat. Kondensasi isi saluran akar menyebabkan
hasil pengisian lebih hermetis, sehingga iritan yang tertinggal di dalam saluran
akar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Demikian pula pengisian
saluran akar yang terlalu pendek atau panjang juga akan menimbulkan
masalah.
Kegagalan pasca perawatan dapat disebabkan oleh penutupan bagian
korona gigi yang tidak baik karena restorasi yang tidak adekuat Gigi pasca
perawatan saluran akar mempunyai sifat fisik yang berbeda dengan gigi vital,
yaitu rentan terhadap fraktur karena struktur gigi yang hilang akibat karies
atau prosedur perawatan. Restorasi pasca perawatan saluran akar harus
mempunyai retensi dan berfungsi, serta dapat melindungi sisa jaringan gigi
terhadap fraktur dan mempunyai kerapatan (seal) yang baik. Apabila salah
satu persyaratan tidak dipenuhi dapat menyebabkan lepasnya restorasi atau
terjadinya fraktur pada gigi atau restorasi sehingga perawtan menjadi gagal.
Dalam penelitian Ingle dan Taintor (1994), pengisian saluran akar
merupakan tahap yang sangat kritis dan hampir seluruh kegagalan perawatan
endodontik yaitu kira-kira 58-60% adalah karena pengisian yang tidak
sempurna. Keberhasilan atau kegagalan perawatan saluran akar merupakan
penilaian dari sejumlah faktor yaitu: pengisian dengan bahan pengisi gutta
point (overfilling/under filling), kualitas pengisian yang baik, kelainan
periapikal setelah perawatan. Pengisian saluran akar harus terisi dengan baik
sampai di atas foramen apikal untuk mecegah timbulnya infeksi ulang.
Kriteria hasil pengisian saluran akar yang maksimal yaitu bahan pengisi tepat
dan padat mengisi daerah apikal, kemudian hasil pengisian terdeteksi melalui
foto roentgen dilihat dari lateral, mesial, dan distal dengan tidak ada
radiolusensi yang merupakan rongga kosong dalam ruangan obturasi atau
dinding saluran akar dan pengisian saluran akar sesuai dengan panjang kerja
(1-2 mm dari apikal).
Kegagalan oleh karena pengisian saluran akar yang tidak baik dapat
terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dari penelitian,
diketahui kegagalan makin lama makin meningkat bila bahan pengisi utama
masuk ke daerah periapeks. Pada pemeriksaan secara histologis nampak
adanya inflamasi dan ganggguan penyembuhan serta adanya rasa tidak
nyaman. Dampaknya adalah iritasi dan kebocoran apeks. Sitotoksisitas dan
neurotoksik juga dapat terjadi, adanya reaksi tubuh terhadap benda asing.
Tetapi jika pengisian yang kurang panjang (underfilling) akan meninggalkan
iritan pada saluran akar apikal. Inflamsi periapeks dapat timbul setelah jangka
waktu lama.

Daftar pustaka
1. Friedman S. Orthograde Retreatment. Dalam: Walton RE, Torabinejad M (ed).
Principles and Practice of Endodontics 3rd ed, Philadelphia: WB Saunders.
2002: 346-356.
2. Asgeir Sugurdsson.Evaluation of Success and Failure.Dalam: Walton
RE,Torabinejad M (ed).Principles and Practice of Endodontics 3rd
Philadelphia:WB Saunders.2002:331-344.
3. Grossman L.i. Oliet S., and Rio C.E.D. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Alih
Bahasa Rafiah Byono. EGC. Jakarta. 1995.h: 196-247.
4. Bence, R.,. Buku Pedoman Endodontik Klinik, ed 1. UI-Press.Jakarta.
1990.h:80-82

You might also like