You are on page 1of 10

KETERAMPILAN MEMBIMBING

DISKUSI KELOMPOK KECIL

DOSEN PENGASUH :

Dra. Siti Hawa, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Widya Cahya Kusuma


Nim : 06131381520040
No. Urut : 21

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PALEMBANG

2018
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

A. Definisi Diskusi Kelompok Kecil


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu proses
percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi
termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan
langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu
pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan untuk
mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik diskusi
pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi kedalam kelompok-
kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman dari siswa dalam
kelompok tersebut. Setiap siswa dalam anggota kelompok masing-masing bebas tanpa ada
tekanan dari pihak manapun untuk urun rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi
pengalaman, untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya masalah yang
didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi siswa didorong untuk
belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi, saling menghargai, dan
berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang dikesankan terlalu mendominasi
pembicaraan dengan sendirinya akan hilang. Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif,
bahkan melalui diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif.

B. Tujuan dan Manfaat Diskusi


Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi kesempatan kepada
siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara setiap siswa menagjukan
pendapat, saling tukar pemikiran untuk diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang
dilakukannya. Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat
yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung
jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3. Mendorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam
kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang
dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian
dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.

C. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode pwmbelajaran.
Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses
pembelajaran secara aktif dan efektif dalam rangka mencapai tujuan (kompetensi)
pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan
perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan yang didiskusikan.
Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka
pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta
diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan.
Sebagai contoh, guru sedang mengajar siswa kelas 2 dengan tema pembelajaran yaitu
“Bermain di Lingkunganku”, subtema “Bermain di Tempat Wisata”, pembelajaran ke-
4. Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan
lagu “Libur telah tiba”, selanjutnya guru melemparkan pertanyaan-pertanyaan kecil terkait
lagu dinyanyikan tadi, seperti misalnya apa judul lagu yang kita nyanyikan tadi?, Jika liburan
telah tiba anak-anak sering berlibur kemana? Pernahkah anak-anak berlibur ke tempat
wisata?, dan lain sebagainya. Selanjutnya, untuk memusatkan perhatian siswa guru
menunjukkan sebuah gambar “Berwisata ke Pantai”, kemudian bertanya jawab tentang
gambar tersebut. Setelah itu guru meminta siswa membaca teks percakapan “Berwisata ke
Pantai”, siswa diminta membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7
orang. Siswa diajak bermain peran dengan membacakan teks tersebut di depan kelas bersama
kelompoknya. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha
memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan
tentang berwisata ke pantai, guru tidak boleh membahas tentang materi lain.

2. Merumuskan Tujuan
Merumuskan tujuan diskusi yaitu merumuskan tujuan atau kompetensi secara jelas
dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang akan
dilakukan. Tujuan tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Sebagai contoh, dari pembelajaran di atas, tujuannya adalah :
a. Dengan kegiatan mengamati gambar berwisata ke pantai, siswa dapat menyebutkan
bentuk-bentuk kegiatan saat berwisata bersama teman dengan benar.
b. Dengan kegiatan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk kegiatan saat
berwisata bersama teman dengan benar.
Artinya tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan diskusi yaitu siswa diharapkan dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk kegiatan saat berwisata bersama teman dengan benar.

3. Menjelaskan Langkah-langkah Diskusi


Sebelum memulai diksusi, guru terlebih dahulu harus menjelaskan langkah-langkah
diskusi kepada siswa, atau dengan kata lain ada petunjuk pengerjaan dalam diskusi. Guru bisa
membicarakan secara langsung kepada siswa langkah-langkah diskusi.
Sebagai contoh, dari pembelajaran di atas guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang. Siswa bersam kelompoknya
diminta mengurutkan gambar berwisata ke pantai dengan tepat. Guru menjelaskan bahwa
masing-masing kelompok nantinya akan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok yang telah selesai duluan boleh mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

4. Merumuskan Kembali Masalah


Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat, atau
gagasan yang disampaikan siswa ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada
topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru
dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan mengganggu
proses dan hasil diskusi itu sendiri.
Oleh karena itu guru , harus segera memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan
peserta diskusi yang kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Dengan demikian
melalui upaya guru turut memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap siswa akan
memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan oleh anggota kelompok diskusi.
Sebagai contoh, untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, guru
dapat menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas
dipahami oleh seluruh siswa, mengajukan pertanyaan secara acak untuk meminta komentar
siswa untuk lebih memperjelas pendapat yang disampaikannya, dan memberikan informasi
tambahan berkenaan dengan pendapat yang disampaikan siswa, seperti melalui ilustrasi atau
contoh, sehingga dapat lebih memperjelas pendapat yang disampaikan itu. Misalnya dari
pembelajaran di atas, ada salah satu siswa belum jelas mengenai perintah yang diberikan
guru, guru bias menjelaskannya kembali agar siswanya mengerti. Contoh lain misalnya,
setelah salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru meminta siswa untuk
mengomentari hasil diskusi temannya, bisa dengan menunjuk perwakilan kelompok atau
langsung menunjukkan perwakilan elompok dengan langsung menyebutkan nama. Kemudian
guru menanggapi komentar dari siswa tersebut.

5. Menandai Persetujuan dan Ketidaksetujuan


Menandai persetujuan dan ketidaksetujuan artinya melihat bagaimana respon siswa
dalam menanggapi hasil diskusi, apakah setuju atau tidak setuju dnegan pendapat yang telah
disampaikan teman kelompok yang lain. Sebagai contoh, dari pembelajaran di atas, setelah
salah satu kelompok maju untuk memepresentasikan hasil diskusinya, siswa yang lain akan
di tanya pendapatnya mengenai hasil diskusi dari temannya, apakah mereka setuju atau tidak
dengan hasil diskusi yang telah disampaikan temannya.
6. Meneliti Alasannya
Guru bisa mencari tau apa alasan siswa setuju atau tidaknya dengan hasil diskusi dari
temannya. Guru bisa meneliti alasannya dengan melemparkan pertanyaan secara acak kepada
siswa. Sebagai contoh, dari pembelajaran di atas, guru dapat melemparkan pertanyaan-
pertanyaan secara acak kepada beberapa siswa seperti misalnya apakah kelompok 1 sudah
tepat mengurutkan gambarnya dan lain sebagainya.

7. Memotivasi Siswa untuk Bertanya


Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan berfikir
siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar, kritik, dan lain sebagainya.
Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka mengembangkan kemapuan
berfikir siswa secara optimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap
anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah pikirannya dalm forum diskusi
tersebut.
Untuk memfasilitasi keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi yang dilakukan, ada
beberapa aspek yang ditempuh oleh guru, antara lain:
a. Mengajukan pertanyaan yang menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan
gagasannya.
b. Memberi waktu berpikir yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk
menyampaikan pendapatnya.
c. Memberikan perhatian kepada setiap anggota kelompok sehingga saling menghargai
dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi memberikan
pendapat selama diskusi dilakukan.

8. Menunggu Respon Siswa


Dalam kegiatan diskusi guru perlu menunggu respon siswa, untuk memancing respon
siswa guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan serta memberikan contoh, dimana
melalui contoh tersebut menggugah siswa untuk berfikir. Sebagai contoh, guru menunjukkan
sebuah gambar, kemudian meminta siswa untuk mengamati gambar tersebut. Setelah itu guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti gambar apakah itu? Kegiatan apa yang sedang
dilakukan anak dalam gambar tersebut, dan lain sebagainya.
9. Memberi Dukungan atau Penguatan
Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru perlu memberikan dukungan atau
penguatan sebagai bentuk apresiasi dari keberanian siswa. Dalam pembelajaran di atas , dapat
diambil contoh misalnya guru memberikan penguatan kepada siswa yang telah berani
menanggapi hasil diskusi, memberikan penguatan kepada kelompok yang berani tampil
mempaparkan hasil diskusinya dengan diapresiasi melalui tepuk tangan, dan lain sebagainya.

10. Memberi Kesempatan Siswa untuk Berpatisipasi


Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama
peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang sama
untuk menyampaikan ide dan pendapatnya. Guru harus mampu mengendalikan kegiatan
diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang tertentu saja.
Guru harus bisa mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok.
Sebagai contoh, dari pembelajaran di atas, untuk memberi kesempatan siswa dalam
berpartisipasi, guru bisa memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya tentang hasil diskusi, sehingga siswa tersebut
terdorong untuk mengeluarkan pendapatnya, memberi kesempatan kepada siswa yang
dianggap pendiam untuk berbicara, dan mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari
temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta diskusi.

11. Mencegah Pembicaraan Berlebih


Mencegah pembicaraan berlebih dalam diskusi dalam pembelajaran tersebut bisa
dilakukan guru dengan cara menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa
secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan pemahaman yang
dimilikinya.

12. Menutup Diskusi Bersama Siswa (Merangkum)


Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Diskusi
dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi berkesempatan mengemukakan
ide atau pikirannya, sehingga setelah berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil
berpikir bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam menutup
diskusi pada pembelajaran di atas antara lain adalah membuat rangkuman sebagai kesimpulan
atau pokok-pokok pikiran yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan,
menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan,
baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya, dan
melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, penilaian ini
berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa
terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada
kegiatan berikutnya.

D. Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil


Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil :
1. Termotivasi oleh kehadiran teman
2. Mengurangi sifat pemalu
3. Meningkatkan pemahaman diri siswa
4. Melatih siswa untuk berfikir kritis
5. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
6. Melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa

E. Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil


1. Waktu belajar lebih panjang
2. Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
3. Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti
kegiatan pembelajaran

Semua kekurangan tersebut dapat diminimalisir dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa,
dan membagi perhatian pada semua kelompok.
Diskusi kelompok kecil banyak manfaatnya. Tidak hanya pengetahuan siswa yang
bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan berbagi sesama
siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang
harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang harus dihindari
tersebut adalah :
1. Topik diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2. Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan
jawaban yang terlalu banyak.
3. Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak
relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
4. Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang
sebetulnya tidak penting.
5. Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka
mencapai tujuan diskusi.
6. Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
7. Gagal menutup diskusi dengan efektif.

Kesimpulan
Dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya
diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada
dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi semua siswa
untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat. Untuk itu, pelaksanaan diskusi
harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk
berpartisipasi. Selain itu guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus
mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu
meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan
masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang
melatarbelakangi topik diskusi, serta penetapan besar anggota kelompok dan penataan
tempat duduk.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program Pengalaman
Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang: Universitas Negeri Malang.

Sukiraman,D M.Pd. Drs. dan Drs. Mamad Kasmad, S.Pd. 2006. PEMBELAJARAN MIKRO
Bandung:UPI PRESS

Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),


(http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html, diakses 4
April 2018).

Mirat. 2009.Kemampuan memimpin Diskusi Kecil, (Online),


(http://www.mirat.cc.cc/2009/08/kemampuan-memimpin-diskusi-kecil.html, diakses 4 April
2018).

Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online),


(http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html, diakses 4
April 2018).

You might also like