You are on page 1of 2

2) Prostatektomi SuprapubisYaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi yang dibuat

pada kandung kemih.3) Prostatektomi retropubisYaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui


insisi pada abdomen bagian bawah melalui fosa prostat anterior tanpa memasuki kandung
kemih.4) Prostatektomi PeritonealYaitu pengangkatan kelenjar prostat radikal melalui sebuah
insisi diantara skrotum danrektum.5) Prostatektomi retropubis radikalYaitu pengangkatan
kelenjar prostat termasuk kapsula, vesikula seminalis dan jaringan yang berdekatan melalui
sebuah insisi pada abdomen bagian bawah, uretra dianastomosiskan keleher kandung kemih
pada kanker prostat.d. Terapi Invasif Minimal1)
Trans Uretral Mikrowave Thermotherapy
(TUMT)Yaitu pemasangan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar
prostatmelalui antena yang dipasang melalui/pada ujung kateter.2)
Trans Uretral Ultrasound Guided Laser Induced Prostatectomy
(TULIP)3)
Trans Uretral Ballon Dilatation
(TUBD)G.

PE
M
ERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doenges (1999), pemeriksaan penunjang yang mesti dilakukan pada pasien dengan
BPH adalah :a. Laboratorium1). Sedimen UrinUntuk mencari kemungkinan adanya proses
infeksi atau inflamasi saluran kemih.2). Kultur UrinMencari jenis kuman yang menyebabkan
infeksi atau sekaligus menentukan sensitifitas kumanterhadap beberapa antimikroba yang
diujikan. b. Pencitraan1). Foto polos abdomenMencari kemungkinan adanya batu saluran kemih
atau kalkulosa prostat dan kadang menunjukan bayangan buii-buli yang penuh terisi urin
yang merupakan tanda dari retensi urin.2). IVP (
Intra Vena Pielografi
)Mengetahui kemungkinan kelainan ginjal atau ureter berupa hidroureter atau
hidronefrosis,memperkirakan besarnya kelenjar prostat, penyakit pada buli-buli.3).
Ultrasonografi (
trans abdominal
dan
trans rektal
)Untuk mengetahui, pembesaran prostat, volume buli-buli atau mengukur sisa urin dan
keadaan patologi lainnya seperti difertikel, tumor.4). Systocopy

Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra parsprostatika dan
melihat penonjolan prostat ke dalam rektum.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN BPH
A.

PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien BPH dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan. Menurut
Doenges(1999) fokus pengkajian pasien dengan BPH adalah sebagai berikut :a. SirkulasiPada
kasus BPH sering dijumpai adanya gangguan sirkulasi; pada kasus preoperasi dapat
dijumpaiadanya peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh karena efek pembesaran
ginjal. Penurunantekanan darah; peningkatan nadi sering dijumpai pada. kasus postoperasi
BPH yang terjadi karenakekurangan volume cairan. b. Integritas EgoPasien dengan kasus
penyakit BPH seringkali terganggu integritas egonya karena memikirkan bagaimana akan
menghadapi pengobatan yang dapat dilihat dari tanda-tanda seperti kegelisahan, kacaumental,
perubahan perilaku.c. EliminasiGangguan eliminasi merupakan gejala utama yang seringkali
dialami oleh pasien dengan preoperasi, perlu dikaji keragu-raguan dalam memulai aliran urin,
aliran urin berkurang, pengosongan kandungkemih inkomplit, frekuensi berkemih, nokturia,
disuria dan hematuria. Sedangkan pada postoperasiBPH yang terjadi karena tindakan invasif
serta prosedur pembedahan sehingga perlu adanya obervasidrainase kateter untuk mengetahui
adanya perdarahan dengan mengevaluasi warna urin. Evaluasiwarna urin, contoh : merah
terang dengan bekuan darah, perdarahan dengan tidak ada bekuan, peningkatan viskositas,
warna keruh, gelap dengan bekuan. Selain terjadi gangguan eliminasi urin, juga ada
kemugkinan terjadinya konstipasi. Pada preoperasi BPH hal tersebut terjadi karena
protrusi prostat ke dalam rektum, sedangkan pada postoperasi BPH, karena perubahan pola
makan danmakanan.d. Makanan dan cairanTerganggunya sistem pemasukan makan dan
cairan yaitu karena efek penekanan/nyeri pada abomen(pada preoperasi), maupun efek dari
anastesi pada postoperasi BPH, sehingga terjadi gejala: anoreksia,mual, muntah, penurunan
berat badan, tindakan yang perlu dikaji adalah awasi masukan dan pengeluaran baik cairan
maupun nutrisinya.e. Nyeri dan kenyamananMenurut hierarki Maslow, kebutuhan rasa
nyaman adalah kebutuhan dasar yang utama. Karenamenghindari nyeri merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi. Pada pasien postoperasi biasanyaditemukan adanya nyeri suprapubik,
pinggul tajam dan kuat, nyeri punggung bawah.f. Keselamatan/ keamanan

Pada kasus operasi terutama pada kasus penyakit BPH faktor keselamatan tidak luput dari
pengkajian perawat karena hal ini sangat penting untuk menghindari segala jenis tuntutan
akibat kelalaian paramedik, tindakan yang perlu dilakukan adalah kaji adanya tanda-tanda
infeksi saluran perkemihanseperti adanya demam (pada preoperasi), sedang pada postoperasi
perlu adanya inspeksi balutan dan juga adanya tanda-tanda infeksi baik pada luka bedah
maupun pada saluran perkemihannya.g. SeksualitasPada pasien BPH baik preoperasi maupun
postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan
seksualnya, takut inkontinensia/menetes selama hubungan intim, penurunan kekuatan
kontraksi saat ejakulasi, dan pembesaran atau nyeri tekan pada prostat.h.
LaboratoriumPemeriksaan laboratorium diperlukan pada pasien preoperasi maupun
postoperasi BPH. Pada preoperasi perlu dikaji, antara lain urin analisa, kultur urin, urologi.,
urin, BUN/kreatinin, asam fosfatserum, SDP/sel darah putih. Sedangkan pada postoperasinya
perlu dikaji kadar hemoglobin dan hematokrit karena imbas dari perdarahan. Dan kadar
leukosit untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.Diposkan oleh Y.D. Hartanto S.Kep., Ns di12.24

You might also like