You are on page 1of 5

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Berdasarkan model penyebab kerugian yang dikemukakan oleh Det Norske Veritas (DNV, 1996)
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, memperlihatkan bahwa kecelakaan kerja
menimbulkan kerugian yang mencakup manusia/pekerja, properti, proses,lingkungan, dan
kuantitas.

Lack of Basic Immediate Incident Loss


Control Cause Cause
1. Inadequate Contact
Programm with
e People
Personal Substandard Energy or Property
2. Inadequate Factors Acts Substance
Programm Process
e Standard Environment
Substandard Quality
3. Inadequate Job Factors Conditions
Complian
ce to
Standards

Lack of Control Basic Cause Immediate Incident Loss


Cause
1. Inadequate
Programme Substandard
People
2. Inadequate Personal Factors Acts
Property
Programme Contact with Process
Standard Energy or Environtment
3. Inadequate Substance Quality
Complilance Job Factors Substandard
to Standards Conditions
Gambar 2.1 The DNV Loss Causation Model

Pada tahun 1959 Heinrich menyusun aftar kerugian terselubung akibat kecelakaan
sebagai berikut (ILO, 1989) :

1. Kerugian akibat hilangnya waktu keryawan yang luka. Kerugian akibat hilangnya
waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena :
a. Rasa ingin tahu
b. Rasa simpati
c. Membantu menolong karyawan yang terluka
d. Alasan-alasan lain.
2. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para pemimpin
lainnya antara lain sebagai berikut :
a. Membuka karyawan yang terluka
b. Menyelidiki penyebab kecelakaan
c. Mengatur agar proses produksi di tempat karyawan yang terluka tetap dapat
dilanjutkan oleh karyawan lainnya.
d. Memilih, melatih ataupun menerima karyawan baru untuk menggantikan posisi
karyawan yang terluka.
e. Menyiapkan laporan peristiwa kecelakaan atau mengadiri dengan pendapat
sebelum dikeluarkannya suatu penjelasan resmi.
3. Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan
staf departemen rumah sakit, apabila pembiayaan ini tidak ditanggung oleh
perusahaan asuransi.
4. Kerugian akibat rusakny mesin, perkakas atau peralatan lainnya atau oleh karena
tercemarnya bahan-bahan baku / material.
5. Kerugian incidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi pesanan
pada waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda, ataupun akibat-akibat lainnya
yang serupa.
6. Kerugian akibat pelaksanaan kesejahteraan dan maslahat bagi karyawan.
7. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran untuk meneruskan
pembayaran upah penuh bagi karyawan yang dulu terluka stelah mereka kembali
bekerja, walaupun mereka (mungkin belum pulih sepenuhnya) hanya menghasilkan
separuh dari kemampuan pada saat normal.
8. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas karyawan
yang luka dan akibat dari mesin yang menganggur.
9. Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja karena
kecelakaan tersebut.
10. Kerugian biaya umum (overhead) perkaryawan yang luka misalnya biasa penerangan,
pemanasan, sewa dan hal lain yang serupa yang terus berlangsung semasa karyawan
yang terluka dan tidak produktif.

Kerugian Kecelakaan Kerja menurut teori Accident Cost Iceberg atau disebut juga teori
gunung es yang diperkenalkan pertamakali oleh Heinrich pada tahun 1931, dan kemudian
diperbaharui oleh Frank E. Bird tahun 1974, menunjukkan bahwa kecelakaan yag terjadi ternyata
bukan hanya mengakibatkan kerugian berupa cidera atau kesakitan (perawatan medis atau biaya
kompensasi), akan tetapi berdampak lebih besar dan selama ini tidak begitu diperhatikan, teori
ini digambarkan seperti fenomena gunung es yang hanya terlihat ujung atas sementara bagian
lain yang lebih besar tertutup oleh air laut. Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerja kerugian
yang "tampak/terlihat" lebih kecil dari pada kerugian keseluruhan. Dalam hal ini kerugian yang
"tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban
kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk
korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material)
yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara
lain :

1. Biaya langsung kerugian kecelakaan kerja :


a. Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.
b. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).
2. Biaya tidak langsung kerugian kecelakaan kerja :
a. Biaya kerusakan peralatan, mesin, material, dan fasilitas.
b. Hilangnya waktu produksi (akibat tindakan gawat darurat, kerusakan, kegagalan
dal proses, produksi berhenti karena ditutup).
c. Biaya kebakaran, biaya tindakan gawat darurat.
d. Keterlambatab dalam pengiriman produksi.
e. Biaya Administratif
f. Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
g. Sewa Mesin Sementara
h. Waktu untuk Investigasi
i. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang
j. Biaya Perekrutan dan Pelatihan
k. Biaya Lembur (Investigasi) untuk mengganti waktu produksi yang hilang,
l. Biaya Ekstra Pengawas(an)
m. Waktu untuk Administrasi
n. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang kembali karena Cedera
o. Kerugian Bisnis dan Nama Baik
DAFTAR PUSTAKA

 Dedi Laksono. 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Kampanye


Kesehatan Keselamatan Cidera Tangan Akibat Kerja di TOTAL E&P INDONESIE.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tersedia di :
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125466-S-5757-Faktor-faktor%20yang-Literatur.pdf
[Diakses 06 Maret 2018]

 http://staff.unila.ac.id/suudi74/files/2014/10/Materi-6-K3-Kerugian-Kecelakaan-Kerja-
K3-2014.pdf [Diakses 06 Maret 2018]

You might also like