You are on page 1of 6

Analisis Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah

ISSN 1412-565 X
Matematika .... (Johan Subur)

ANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH


MATEMATIKA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA
DI KELAS

Johan Subur
Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Subang
johan_subur@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari latar belakang pemikiran mengenai perlunya meningkatkan hasil belajar matematika
sebagai respon terhadap gejala melemahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika khususnya dalam
proses pengembangan kreativitas siswa. Proses pembelajaran yang terpaku pada buku teks tanpa menelaah
lebih jauh kreativitas siswa baik dari pemberian materi maupun soal matematika serta jarangnya pemberian
soal pemecahan matematika mengakibatkan sulit diketahuinya perkembangan kreativitas siswa. Hal ini terjadi
pada SDN Angkasa I Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Oleh karena itu perlu pengkajian kreativitas siswa
untuk mengetahui perkembangan kreativitas siswa berdasarkan kemampuan matematika siswa. Sehingga peneliti
membuat judul penelitian ini Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan
Tingkat Kemampuan Matematika Di Kelas VI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kreativitas
siswa berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa matematika siswa Kelas VI SDN Angkasa I Kecamatan
Kalijati Kabupaten Subang. Dari hasil penelitian, kemampuan matematika siswa mempengaruhi kreativitas siswa,
makin tinggi tingkat kemampuan matematika makin tinggi pula kreativitasnya.
Kata kunci: kreativitas, masalah matematika, kemampuan matematika, kelas VI sekolah dasar

ABSTRACT
This study departs from the rationale of the need for improving mathematics learning outcomes in response
to symptoms of weakening the quality of processes and outcomes of learning mathematics in particular in the
process of developing student creativity. The learning process that focused on textbooks without further examine
students’ creativity both from giving material and math problems as well as lack of provision makes it difficult
math problem solving creativity of students known developments. This happens on SDN I district Kalijati Space
Subang. Therefore it is necessary to know the students ‘creativity assessment students’ creativity development
based mathematical skills of students. So the researchers made the title of this study Analysis Student Creativity
In Problem Solving Based Mathematics Mathematical Ability Level VI classes. This study aims to determine the
description of the creativity of students by ability level math students math students SDN Space VI Class I district
Kalijati Subang. From the research, mathematical skills of students affects students’ creativity, the higher the rate the
higher the capability mathematical creativity.
Keywords: creativity, math problems, math ability, class VI elementary school

PENDAHULUAN matematika dalam standar kompetensi


Matematika merupakan salah satu ilmu kurikulum 2006 yang harus dikembangkan
yang sangat penting. Karena pentingnya, dalam diri siswa adalah kreativitas.
matematika diajarkan mulai dari jenjang` Kreativitas merupakan suatu bidang yang
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan sangat menarik untuk dikaji namun cukup
tinggi. Bagi siswa selain untuk menunjang rumit sehingga menimbulkan berbagai
dan mengembangkan ilmu-ilmu lainnya, perbedaan pandangan. Menurut Supriadi
matematika juga dipergunakan untuk bekal (2001) kreativitas didefinisikan secara
terjun dan bersosialisasi dalam kehidupan berbeda-beda tergantung pada bagaimana
masyarakat. Salah satu dari beberapa aspek orang mendefinisikannya. Tidak ada satu
yang terdapat dalam tujuan pembelajaran definisipun yang dianggap dapat mewakili

50
Analisis Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah
ISSN 1412-565 X
Matematika .... (Johan Subur)

pemahaman yang beragam tentang kreativitas materi yang diajarkan yang telah didahului
atau tidak ada satu definisipun yang dapat dengan contoh oleh guru, bukan merupakan
diterima secara universal. Munandar (2009), masalah matematika. Pemberian soal rutin
menyatakan bahwa kreativitas adalah seperti itu membuat siswa hanya menguasai
kemampuan untuk melihat atau memikirkan teknik penyelesaian yang sudah dicontohkan
hal-hal yang luar biasa, tidak lazim, sebelumnya dan tidak memberikan ruang
memadukan informasi yang tampaknya bagi siswa berkreasi dengan pengalaman
tidak berhubungan dan mencetuskan solusi- matematika sebelumnya.
solusi baru atau gagasan-gagasan baru Hal itu, sesuai dengan salah satu tujuan
yang menunjukan kefasihan, keluwesan, pembelajaran matematika menurut
dan orisinalitas dalam berpikir. Ciri-ciri kurikulum 2006 yaitu agar siswa memiliki
kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan memecahkan masalah yang
ciri kognitif (aptitude) dan ciri non-kognitif meliputi kemampuan memahami masalah,
(nonaptitude).Ciri kognitif dari kreativitas merancang model matematika, memecahkan
terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas dan model dan menafsirkan solusi yang
kefasihan. Sedangkan ciri nonkognitif dari diperoleh. Masalah matematika hanya
kreativitas meliputi motivasi, kepribadian, akan bisa dipecahkan jika siswa memiliki
dan sikap kreatif. Kreativitas yang baik motivasi, kemampuan berpikir kreatif,
meliputi ciri kognitif maupun ciri non keterampilan dan pengetahuan akan masalah
kognitif merupakan salah satu potensi yang yang diberikan di samping aspek lainnya.
penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Dengan begitu kreativitas siswa yang ada
Kreativitas sebagai kemampuan untuk pada siswa bisa diketahui dan dimunculkan.
melihat kemungkinan-kemungkinan untuk Seperti menurut Sternberg (2006) kreativitas
memecahkan suatu masalah, merupakan sudah jelas terdapat pada anak-anak. Dengan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini demikian usaha kita untuk memunculkan
masih kurang mendapat perhatian dalam kreativitas yang ada pada siswa semaksimal
pendidikan formal. Siswa lebih dituntut mungkin.
untuk berpikir linier, logis, penalaran, Mc Cabe (dalam Daniel Fasko, 2000)
ingatan atau pengetahuan yang menuntut mengungkapkan bahwa ada hubungan antara
jawaban paling tepat terhadap permasalahan tinggi skor IQ verbal dalam matematika
yang diberikan. Kreativitas yang menuntut dengan kreativitas yang tinggi yang diukur
sikap kreatif dari individu itu sendiri perlu dengan Torrance Test of Creative Thinking
dipupuk untuk melatih anak berpikir luwes (TTCT).
(flexibility), lancar (fluency), asli (originality),
menguraikan (elaboration) dan dirumuskan Sedangkan menurut Livne dan Milgram
kembali (redefinition) yang merupakan ciri (2006) mengungkapkan bahwa kecerdasan
berpikir kreatif yang dikemukakan oleh umum dapat digunakan untuk memprediksi
Guilford (dalam Munandar, 2009). kemampuan matematika namun tidak
dapat memprediksi kemampuan kreatif dan
Dalam kenyataannya, kreativitas siswa sebaliknya kemampuan kreatif tidak dapat
dalam matematika belum diperhatikan oleh memprediksi kemampuan matematika siswa.
guru. Berdasarkan hasil observasi pada SD
Negeri Angkasa I, kegiatan pembelajaran Berdasarkan kenyataan ini, penulis tertarik
sudah difokuskan pada siswa. Siswa dibentuk untuk melihat dan mendeskripsikan
dalam kelompok belajar dan bertanggung kreativitas siswa dalam memecahkan masalah
jawab atas LKS yang diberikan guru. matematika berdasarkan tingkat kemampuan
Namun soal yang diberikan sebatas pada matematika. Kajian ini memungkinkan

51
Analisis Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah
ISSN 1412-565 X
Matematika .... (Johan Subur)

diperolehnya sumbangan pengetahuan baru Tehnik Pengumpulan Data


dalam melihat kemampuan dan kreativitas Tekhnik pengumpulan data yang digunakan
siswa dan bagaimana memanfaatkannya. dalam penelitian ini yaitu melalui
Sehingga kreativitas yang ada pada siswa dokumentasi dan wawancara. Teknik
bisa dimunculkan semaksimal mungkin. pengumpulan data tersebut dapat diharapkan
dapat saling melengkapi, sehingga diperoleh
METODE PENELITIAN suatu informasi yang diharapkan.
Jenis Penelitian 1. Tes
Penelitian ini adalah penelitian lapangan, Menurut  (Arikunto, 2006) tes adalah
yang artinya sebagai penelitian yang datanya serentetan pertanyaan atau latihan serta
diperoleh dengan cara mengumpulkannya alat lain yang digunakan untuk mengukur
dari pengalaman empiris di lapangan keterampilan, pengetahuan intelegensi,
penelitian dengan pendekatan kualitatif. Jenis kemampuan atau bakat yang dimiliki
penelitian kualitatif ini adalah deskriptif, oleh individu atau kelompok.
yang selanjutnya disebut deskriptif
2. Dokumen
kualitatif, artinya bahwa penelitian ini
bermaksud melakukan penyelidikan dengan Dokumen adalah suatu teknik dimana
menggambarkan atau melukiskan keadaan data diperoleh dari dokumen-dokumen
objek/subjek penelitian pada saat sekarang yang ada pada benda-benda tertulis seperti
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau buku-buku notulensi, makalah, peraturan-
sebagaimana adanya (Robert, S Bogdan dan peraturan, buletin-buletin, catatan harian
Sari Knope Biklan, 1982). dan sebagainnya (Arikunto, 2006).
Metode ini digunakan untuk menggambarkan 3. Wawancara
bagaimana kondisi di lapangan, proses apa- Esterberg (dalam Sugiyono, 2012)
apa saja yang telah berlangsung dengan cara mendefinisikan wawancara adalah
diagnosa dan menerangkan hubungan yang pertemuan dua orang untuk bertukar
terjadi di lapangan dengan kajian teori, untuk informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna
kemudian dapat ditarik kesimpulan dari
dalam suatu topik tertentu. Pedoman
masalah yang ada sekarang, yang kesemuanya wawancara tetap membantu para peneliti
disusun secara sistematis berdasarkan data- untuk berfokus pada topik penelitian.
data yang telah dikumpulkan (Moleong, Kebebasan ini dapat membantu
2005). pewawancara untuk menyesuaikan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan isi
Subjek Penelitian dan situasi kepada orang-orang yang
Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya diwawancara (Lindlof dan Taylor,
adalah siswa kelas VI SD Negeri Angkasa 2002). Teknik pengumpulan data ini
I Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang, mendasarkan diri pada laporan tentang
sekolah yang sudah RSBI, sehingga diri sendiri atau self-report atau setidak-
peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan tidaknya pada pengetahuan dan atau
kreativitasnya serta dari observasi lapangan keyakinan pribadi. Wawancara dapat
ternyata guru masih mengalami kesulitan
dilakukan secara terstruktur maupun
dalam mengembangkan kreativitas siswa,
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
sehingga belum diketahui pasti bagaimana
kretivitas siswa dalam memecahkan masalah. melalui tatap muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon (Sugiyono,

52
Analisis Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah
ISSN 1412-565 X
Matematika .... (Johan Subur)

2012: 137). display, dan conclusion drawing/verification.


Instrumen Penelitian Prosedur Penelitan
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti Kegiatan penelitian tersebut dilakukan dalam
bertindak sebagai peran utama, serta tiga tahapan kegiatan pokok, yaitu:
penelitian ini lebih menekankan proses dan
1. Tahap Persiapan
hasil dalam penelitian. Dalam penelitian ini
digunakan instrumen pendukung sebagai 1) Orientasi lapangan atau observasi ke
berikut: sekolah
1. Indikator Kreativitas 2) Pengkajian teori kreativitas dan
penyusunan indikator kreativitas
Dalam penelitian ini kreativitas dilihat
dari aspek proses kreatif dan poduk kreatif 3) Pengembangan instrumen
yakni kefasihan/kelancaran (fluency), a. Menyusun kisi-kisi soal tes
keluwesan/luwes (flexibility), kebaruan kemampuan matematika
(novelty) serta keterincian (elaboration).
b. Menyusun instrumen soal tes
2. Soal Tes Kemampuan Matematika kemampuan matematika
Instrumen ini digunakan untuk c. Menyusun instrumen soal
mengetahui kemampuan matematika pemecahan masalah.
siswa secara keseluruhan, butir soal tes
ini tidak terbatas pada sebuah materi d. Validasi instrumen oleh ahli
tertentu namun matematika secara umum e. Uji coba instrumen
yang pernah dipelajari siswa.
f. Menyiapkan instrumen dan
3. Soal Tes Pemecahan administrasi penelitian
Masalah Soal tes pemecahan masalah 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
terdiri dari dua buah soal yang digunakan
untuk mengetahui bagaimana siswa Tahap ini adalah kegiatan utama penelitian
memecahkan masalah kemudian yang meliputi :
ditelusuri kreativitasnya berdasarkan 1) Memberikan soal tes kemampuan
indikator yang ditetapkan metematika dengan tujuan memper-
4. Pedoman Wawancara oleh gambaran pengelompokan
kemampuan siswa.
Pedoman wawancara dalam penelitian ini
berupa pertanyaan garis besarnya saja. 2) Pemilihan subjek berdasarkan tiap
tingkat kemampuan matematika yakni
masing-masing 2 siswa dari kelompok
Analisis Data dengan kemampuan rendah, sedang
Teknik analisis data yang digunakan dalam dan tinggi.
penelitian ini adalah analisis data kualitatif, 3)
Memberikan soal pemecahan
mengikuti konsep yang diberikan Miles and masalah dan hasilnya akan dianalisis
Huberman (Sugiyono, 2012). Miles and dengan indikator kreativitas dan
Huberman (Sugiyono, 2012), mengemukakan diadakan wawancara terhadap subjek
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif penelitian.
dilakukan secara interaktif dan berlangsung 3. Tahap Penyelesaian
secara terus menerus pada setiap tahapan 1) Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian sehingga sampai tuntas, dan penelitian
datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data 2) Penyusunan laporan hasil penelitian

53
Analisis Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah
ISSN 1412-565 X
Matematika .... (Johan Subur)

HASIL PENELITIAN dan keterincian. Hampir serupa dengan


1. Kreativitas Siswa Kemampuan Rendah siswa pada tingkat kemampuan rendah
Untuk Masalah Bangun Datar untuk masalah bangun datar, siswa
pada tingkat kemampuan sedang pun
Pada masalah bangun datar, subjek tidak memenuhi dua aspek yang paling
memenuhi dua aspek kreativitas yakni ditekankan atau merupakan tingkat teratas
kefasihan dan keterincian. Aspek dalam mendefinisikan individu yang
fleksibilitas tidak terpenuhi karena subjek kreatif. Kecenderungan ini disebabkan
tidak terbiasa mengerjakan masalah atau siswa cenderung terpaku pada pola yang
soal matematika bangun datar dengan ada yakni dalam menggambar bangun
cara yang biasa dipelajari di kelas. ruang harus diketahui rumusnya. Siswa
2. Kreativitas Siswa Kemampuan Rendah pada tingkatan ini pun tidak menunjukan
Untuk Masalah Bilangan Bulat kreativitas yang lebih dari tingkatan
sebelumnya dimana hanya dua dari empat
Pada masalah bilangan bulat, subjek indikator yang dapat terpenuhi.
memenuhi dua aspek kreativitas yakni
kefasihan dan keterincian. Subjek 5. Siswa Kemampuan Tinggi Untuk
menampikan kreativitas yang kurang Masalah Bangun Datar
karena hanya mampu memenuhi dua Pada tingkat ini, siswa cenderung
indikator kreativitas. Siswa dengan memenuhi keempat aspek kreativitas
kemampuan rendah memecahkan masalah yakni kefasihan, kebaruan, fleksibilitas
atau membuat penyelesaian yang mudah dan keterincian. Siswa pada tingkat
dan menghindar dari kecenderungan hal- kemampuan ini telah menunjukan
hal yang sulit. Hal ini diduga diakibatkan perbedaan yang signifikan dengan kedua
karena malas ataupun kurangnya latihan tingkat sebelumnya. Nampaknya siswa
dalam mengembangkan kreativitas. pada tingkat ini siswa menyukai tantangan
3. Kreativitas Siswa Kemampuan Sedang menginginkan penampilan yang berbeda
Untuk Masalah Bangun Datar dengan tingkat yang lainnya dilihat dari
jawaban subjek yang beda dari yang
Pada masalah geometri, subjek memenuhi lainnya.
keempat aspek kreativitas yakni
kefasihan, kebaruan, dan keterincian. 6. Siswa Kemampuan Tinggi Untuk
Dibandingkan dengan subjek pada tingkat Masalah Bilangan
kemampuan rendah masalah bangun Pada kemampuan ini subjek memenuhi tiga
datar, subjek pada tingkat ini menunjukan aspek indikator kreativitas yaitu kefasihan,
perbedaan kemampuan dapat menunjang fleksibilitas dan keterincian. Siswa pada
kemampuan untuk kreatif. Subjek juga tingkat kemampuan ini telah menunjukan
menunjukkan ketertarikannya dengan
perbedaan yang signifikan dengan kedua
memecahkan masalah matematika dengan
tingkat sebelumnya. Meskipun belum
menampilkan pemecahan masalah yang
berbeda dengan subjek yang lain hanya menemukan yang baru tapi memiliki cara
saja sudut pandang dalam menyelesaikan yang banyak dalam menemukan jawaban
masalahnya subjek masih kurang karena untuk menyelesaikan masalah.
kebiasaan subjek yang selalu terpaku
pada penyelesaian standar atau rumus KESIMPULAN
yang biasa dipelajari di kelas. Berdasarkan hasil analisis, peneliti
4. Kreativitas Siswa Kemampuan Sedang menyimpulkan sebagai berikut:
Untuk Masalah Bilangan Bulat 1. Kreativitas siswa pada aspek proses dan
Pada masalah aljabar, subjek memenuhi produk dalam memecahkan masalah
dua aspek kreativitas yakni kefasihan matematika dengan tingkat kemampuan

54
Analisis Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah
ISSN 1412-565 X
Matematika .... (Johan Subur)

matematika rendah siswa hanya mampu indikator kreativitas yang telah


memenuhi dua indikator kreativitas ditentukan.
yaitu kefasihan dan keterincian dari 3. Kreativitas siswa pada aspek proses dan
empat indikator kreativitas yang telah produk dalam memecahkan masalah
ditentukan. matematika dengan tingkat kemampuan
2. Kreativitas siswa pada aspek proses dan matematika tinggi. Pada tingkat ini,
produk dalam memecahkan masalah siswa cenderung memenuhi keempat
matematika dengan tingkat kemampuan aspek kreativitas yakni kefasihan,
matematika sedang. Subjek memenuhi kebaruan, fleksibilitas dan keterincian.
tiga aspek kreativitas yakni kefasihan, Meskipun masih ada kekurangan dalam
kebaruan, dan keterincian dari empat menyelesaikan masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Basuki, H. (2005). Pengembangan Kreativitas. [Online]. Tersedia: http:/repository.gunadarma.ac.id:8000/
kommit2004_psikologi_012_362. pdf. [18 November 2011]
Bogdan, R S. (1982). Qualitative Research for education an Introduction to Theory and Methods. Boston. Allynan
Bacon
Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
Depdiknas.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas. (2008). Kreativitas.
Jakarta: Depdiknas.
Fasko, D. (2000). Education and Creativity. Creativity Research Journal. Vol. 13, Nos. 3 & 4, 317–327
Hardianti, T. (2010). Intelegensi dan Kreativitas, Adakah Hubungan di Antara Keduanya?http://edukasi.
kompasiana.com/2010/11/18/intelegensi-dan kreativitas adakah-hubungan-di-antara-keduanya/
Hudoyo, H. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Universitas Negeri Malang
Lindlof, T. R. & Taylor, B. C. (2002). Qualitative communication research methods. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications
Livne and Milgram. (2006). Academic Versus Creative Abilities in Mathematics: Two Components of
the Same Construct? [Online]. http://www.psychologieaktuell.com/fileadmin/download/
PschologyScience/2-2008/13_Holling.pdf. [7 Juni 2012]
Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung. PT. Remaja Rosda Karya
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Robinson, J.R. (2008). Webster`s Dictionary Defenition of Creativity. Online Journal of Workforce Education and
Development. Volume III. P 3-4
Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Pusat pengembangan dan
penataran guru.
Shadiq, F. (2004). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Pusat pengembangan dan penataran guru.
Sternberg, R. J. (2006). The nature of creativity. Creativity Research Journal. 18 (1). p. 93-94
Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian.Bandung: Alfabeta
Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA

55

You might also like