Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Setiap manusia yang ada di dunia ini pada umumnya mengalami siklus kehidupan yng
dimulai dai saat masih di dalam rahim, bayi, menjadi seorang anak-anak kemudian menjadi seorang
remaja, kemedian menjadi seorang dewasa. Setaip perkembangan dan pertumbuhan manusia pada
umumnya terjadi dandapat di pengaruh beberapa faktor,yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Dimana adapun faktor-faktor lain yang memperngaruhi yaitu lingkungan, biologis dan faktor
hormonal yang membentuk anak tersebut, Ada beberapa orang yang dapat mengalami kelainan
tingkah laku yang disebabkan oleh adanya tekanan lingungan maupun faktor-faktor lain yang
membuat dampak negatief pada pekembangan tersebut. Pertumbuhan perubahan tubuh yang
bersifat kuantitatif dan perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan ini, banyak hal yang mempengaruhinya, seperti faktor herediter,
lingkungan, dan internal.1
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk membahas mengenai kelainan tingkah laku yang
terjadi paa anak-anak. Dalam tulisan ini diulas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
sekarang anak dalan perkembangannya, dampak yang diberikan terhadap perkembanga psikologis
anak dan bagaimana cara pemeriksaanya.
Rumusan Masalah
Anak perempuan 15 tahun di bawa ke poli psokiatri karena malu bergaul.
Hipotesis
Adanya faktor-faktor lingkungan dan biologis yang membuat anak malu bergaul.
Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa/i mampu memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap psikologis anak.
2. Mahasiswa/i mampu memahami dampak yang terjadi pada psicologia anak.
3. Mahasiswa/i mampu memahami pemeriksaan psikologis anak.
Perkembangan Anak
Seorang anak hidup paling aktif di dalam masa perkembangannya. Kepribadian sedang
dalam pembentukan dan di dalam stadium perkembangan banyak sekali terjadi perubahan atau
modifikasi tingkah laku. Sebab itu perlu mengetahui ciri tingkah laku normal pada setiap stadium
perkembangan anak dan membedakannya dengan gejala patologis. Lingkungan tempat anak
tumbuh dan bergantung ialah keluaraga dan terutama sekali orang tua, sehingga dalam program
pengobatan orang tua selalu diikutsertakan.2
Agar seseorang anak secara psikososial dapat berkembang spontan dan wajar, perlu anak
itu memperoleh kasih sayang, pengertian, perasaan, aman, disiplin, penghargaan dan penerimaan
dari masyarakat sekitarnya. Seorang anak perlu merasakan kepuasan dalam hubungan dengan
orang tua, merasa disayang, dihargai dan mempunyai kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan
dirinya.1
Erickson meninjau perkembangan kepribadian dari segi psikososial tertentu yang harus
diatasi oleh anak itu agar dapat melewati stadium perkembangan manusia dalam delapan masa,
yaitu; 3
Faktor Bawaan
Setiap orang dilahirkan dengan konstitusi (faktor bawaan) yang unik. Konstitutiv ini
manyangkut tanda-tanda fisis dan tempramen. Tanda tisis misalnya hidung mancung, mata jeli, raut
muka cantik/cakap atau keadaan yang sebaliknya. Hal ini dimilili sejak lahir dan dapat
mempengaruhi perkembangan anak, misalnya dalam bentuk kualitas hubungan anak dengan
orangtua, teman-teman dan sebagainya. Lingkungan cenderung memberikan respons positif
terhadap anak-anak yang menarik daripada terhadap anak yang mempunyai kelainan. Dalam hal
temperament (gaya tingkah-laku seseorang), Thomas, Chese, Birch (1968) mengemukakan adana
pola gaya tingkah-laku yang sifatnya individua. Ada beberapa templaren yang tidal langsung
menyebabkan kelainan, tetapi merupakan prediktor dari timbulnya kelainan tingkah-laku (misalnya
ketidak-teraturan, ketidak-sesuaian/ non adaptability, respon menarik diri, mood yang negative
dalam intensities yang tinggi). Untuk mengetahui apakah tempramen mempunyai andil dalam
kelainan tingkah-laku seseorang, diperlukan suatu penelitian tentang hubungan tempramen tertentu
yang dimilili anak tersebut dengan lingkungan.
Faktor Lingkungan
Dalam hal ini dimaksudkan hal-hal salam lingkungan yang dianggap mengandung risiko
tinggi untuk terjadinya kelainan tingkah-laku, yaitu:
Lingkungan nonfamilial (tidak mengandung suasana kekeluargaan.
Penelitian Spitz membuktikan bahwa anak-anak yang tinggal disuatu lembaga akan
mengalami deprivasi, yakni dismaying mengalami keadaan terpisahkan dari orangtua, kemiskinan
dan malnutrisi, juga menderita kekurangan rangsangan sensoris, isolasi sosial dan budaya.
Deprivasi pada masa dini merupakan kunci terjadinya kelainan tingkah laku. Bowbly (1951)
menyatakan bahwa untuk mendapatkan kesejateraan jiwa, seseorang hendaknya mendapatkan
kehangatan, kemesraan dan hubungan yang erat dari tokoh ibu (pengganti ibu) pada masa away dari
kehidupannya.
Segi Perkembangan
Adanya masa perkembangan yang panjang memungkinkan manusia memeperkaya diri,
tetapi kadang-kadang terjadinya interupsi yang menimbulkan ketidakkeseimbangan dan
maladaptasi. Pada individu tertentu peka terhadap interupsi ini dapat terjadi keadaan yang berakibat
lanjut menjadi kelainan psikiatris. Ada masa-masa terntentu dimana banyak anak yang dibawa ke
klinik bimbingan anak berkaitan dengan pertumbuhan fisis, cara berpikir dan proses memasuki
suatu system pendidikan baru.
Kesimpulan yang tegas mengenai kebab dari suta kelainan tingkah laku tidaklah mudah.
Setiap kelainan tingkah laku dapat dicari sebabnya dari dalam diri anak maupun dari dalam
lingkungannya. Adanya risiko tinggi dari kedua unsur tersebut, memudahkan timbulnya kelinan
tingkah-laku. Suatu kelainan tingkah-laku hendaknya ditinjau dari sudut interaksi antara anak
dengan lingkungannya. Anak pada taraf perkembangan yang berbeda dengan jenis masalah yang
berbeda, memerlukan pengertian dan penanganan yang khas dan sebgai orangtua hendaknya tidak
hanya memberikan label kelainan tingkah-laku secara humus untuk semua pada segala tahap
perkembangannya.
Pemeriksaan Psikologi3,4
1. Anamesis
Ditanyakan mengenai perkembangan anak yang meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial
dan gangguan yang mungkin timbul dalam perkembangannya. Hubungan antara perkembangan
anak dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya orang tua, saudara-saudara,
lingkungan rumah, lingkungan pergaulan dan lain-lain.
2. Observasi
Sebagai salad satu cara penilaian kepribadian yang meliputi penampilan fisis, sikap dan
tingkah laku dalam pemeriksaan, kebiasaan tertentu yang diperlihatkan dan reaksi terhadap
lingkungan.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap anak yang sudah cutup besar untuk mengetahui lebih
mendalam mengenai kehidupan emosi, sikap dan pendapatnya mengenai orang tua dan saudara-
saudaranya. wawancara juga digunakan sebagai informal test untuk mengetahui fungsi inteleknya
yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, seperti misalnya berapa kakinya dan sebagainya.
4. Uji Psikologis
Pemeriksaan ini umumnya digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Uji Inteligensia
Untuk mengetahui berbagai semi dari funis intelek (misalnya data ingatan, konsentrasi) baik
secara khusus maupun secara umum yang dinyatakan dengan Intelligence Quotient (IQ). Contoh:
Wechesrler Intelligence Scale for Children (WISC)
b. Uji Kepribadian
Banyak dipergunakan dengan metode proyeksi, artinya anak memproyeksi ciri-ciri
karakterologikny (misalnay emosi, cara penyesuaian diri) pada suta screen.
Contoh: Children’s Apperception Test (CAT).
Kesimpulan
Didalam pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya terjadi akibat perkembangan
secara jasmani saja. Seorang anak akan terus berkembang dengan adanya kemampuan seorang anak
yang terus melakukan interaksi sosial di lingkungan maupun dimana saja. Dallas melakukan
hubungan sosial dengan orang lain akan bank faktor yang membnatu perkembangan anak secara
psikologis yaitu lingkungan, hormonal, situasi dan pengalaman sera sega perkembangan diri anak
tersebut. Dari faktor-faktor yang berlangsung pada anak tersebut, ada dampak yang terjadi dimana
tidak semua yang terjadi dapat di termina anak secara positif tetapi dapat juga menjadi dampak
yang negatief sehingga terjadi kelainan dari tingkah laku anak. Dari kelainan yang terjadi dapat di
lakukan pemeriksaan dengan pendekatan secara psikologi oleh orang tua, saudara, guru maupun
ahi-ahli psikologis. Apabila hacia pemeriksaan keluar diberikan tindakan secara langsung, tidak
langsung, dan penyaluran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Supartini Y, Ester M (editor). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2006.
2. Soetjiningsih, Ranuh IGNG (editor). Tumbuh kembang anak. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2007.
3. Elvira SD, Gitayanti, Hadisukanto. Buku ajar psikiatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2010.
4. Wong DL, Yudha EK, Yulianti D, Subekti NK, Wahyuningsih NE, Ester M. Buku ajar
keperawatan pediatrik wong volume 1. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2008.
5. Bagian Ilmu Keshatan Anak. Hassan R, Alatas H, editor. Buku kuliah ilmu kesehatan anak 1.
Edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2008.
6. Sadock BJ, Sadovk VA. Kaplan & sadock’s concise textbook of clinical psychiatri. 2 nd ed. USA:
Lippincot Williams & Willkins Inc ; 2006.