You are on page 1of 28

I.

PENDAHULUAN

Perairan yang subur adalah perairan yang banyak


mengandung unsur hara, yang subur dapat mendukung
kehidupan organisme dalam air tawar terutama algae atau
phytoplankton dalam mempercepat pertumbuhannya dan
kelimpahannya. Kesuburan perairan adalah kapasitas atau
kesanggupan atau kemampuan perairan untuk menyediakan
unsur hara yang sesuai bagi kehidupan phytoplankton
sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimum.

Gambar 1. Pemupukan Kolam Ikan

pada prinsipnya, tanah yang subur adalah tanah yang secara


konsisten memberikan hasil yang baik tanpa penambahan
1
Cara Pengapuran Kolam
pupuk. Apabila diperlukan penambahan pupuk maka terjadi
tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan hasil yang
cukup tinggi terhadap pemupukan kimia maupun organic
serta pemberian air migrasi. Untuk menanggulangi
keasaman, pengolahan tanah yang sering kali dilakukan
adalah pengapuran (kapur, kapur lohor, dolomite, kalsit).

Menurut Hardjowigeno (2007), pupuk dapat dibedakan


menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah
puuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam,
pupuk organik (pupuk kandang, kompas) dan sebagainya.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan
jenis dan kadar unsure haranya sengaja ditambahkan dalam
upuk tersebut dalam jumlah tertentu.Pupuk buatan yang
mengandung dua atau tiga unsure zat makanan disebut
pupuk buatan majemuk atau pupuk buatan ganda.
Salah satu upaya untuk meningkatkanpH tanah adalah
dengan pengapuran. Cara ini biasa dilakukan pada lahan-
lahan yang memiliki pH rendah di areal yang baru dibuka
ataupun peremajaan (replanting).

Pengapuran juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation


(KTK), namun perlu dipahami bahwa peningkatan KTK
2
Cara Pengapuran Kolam
tersebut tidak bersifat permanen atau dengan kata lain hanya
temporer karena untuk meningkatkan KTK tanah diperlukan
upaya merubah jenis mineral liat atau penambahan bahan
organik. Masalahnya keduanya adalah faktor alami dan
selama ini tidak pernah diterapkan dalam dunia perkebuan.
Peningkatan KTK disebabkan unsur-unsur basa yang dapat
dipertukarkan semakin meningkat, namun setelah batas
waktu tertentu dimana kation-kation tersebut telah habis
diserap tanaman atau hilang tercuci, maka KTK tanah akan
menurun kembali.

Gambar 2. Pengapuran Kolam

Dapat dikatakan, dampak langsung dari pengapuran yang


dikombinasikan dengan pemupukan adalah mengkatnya pH

3
Cara Pengapuran Kolam
dan KTK tanah. Adapun dampak tidak langsungnya adalah
dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, hasil
pengamatan menunjukkan pengapuran tidak berkolerasi
positif terhadap pertumbuhan tanaman dalam hal ini
perkembangan lilit batang tanaman. Pemberian kapur cukup
dilakukan setahun sekali selama tiga tahun berturut-turut dan
terbukti dapat meningkatkan pH tanah. Walaupun demikian,
pengapuran tidak menjamin stabilnya tingkat kesuburan
tanah sehingga pengapuran tetap harus dikombinasikan
dengan pemupukan sesuai rekomendasi.

4
Cara Pengapuran Kolam
II. PUSTAKA

Pakan alami merupakan pakan terbaik bagi pertumbuhan


ikan, baik itu bagi larva ikan maupun ikan dewasa. Pakan
alami pada dasarnya sudah terdapat dalam air kolam. Namun
agar jumlahnya melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam.

Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk organik


maupun pupuk anorganik. Pupuk organik yang biasa
digunakan dalam pemupukan kolam adalah kotoran ayam
atau kotoran puyuh. Sedangkan pupuk anorganik yang biasa
digunakan adalah urea dan TSP. Pemupukan kolam dengan
menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah
200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam.
Sedangkan jika kolam dipupuk dengan pupuk anorganik,
dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram Urea
per meter persegi luas kolam.

Pemupukan kolam biasanya dilakukan pada saat persiapan


kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren
kolam diperbaiki. Tanah dasar kolam di cangkul dan di

5
Cara Pengapuran Kolam
biarkan kering 2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik
lalu di tebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30-40
cm. Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh.
Sebelum ikan dimasukkan, air kolam ditambah sampai
kedalaman yang di inginkan.Untuk pemupukan pada kolam
yang sedang dipergunakan, pemupukan sebaiknya
menggunakan pupuk organik. Pupuk organik tersebut tidak
langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan
akan menurunkan kualitas air kolam. Pemupukan kolam
dilakukan dengan cara memasukkan pupuk etabol ke dalam
karung, lalu karung tersebut dimasukkan ke dalam kolam.
Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah 5-7 hari.

Dari beberapa penelitian mengenai kultur plankton yang telah


dilakukan, pupuk etabol yang sering digunakan adalah pupuk
kandang seperti; pupuk kotoran kambing (Pamukas, 2004)
dan kotoran burung puyuh (Pamukas, 2006). Penggunaan
pupuk kandang tersebut ternyata dapat
meningkatkankelimpahan fitoplankton pada media budidaya,
akan tetapi karena kandungan etabo haranya (N, P dan K)
yang rendah mengakibatkan dalam penggunaannya
dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Hal tersebut

6
Cara Pengapuran Kolam
memberikan dampak etaboli terhadap beberapa parameter
kualitas air seperti; terjadinya peningkatan kekeruhan,
kandungan CO2 bebas dan peningkatan suhu pada proses
penguraiannya. Untuk mengatasi hal tersebut pupuk kandang
dapat diganti dengan pupuk etabol cair yang dibutuhkan
dalam jumlah yang sangat kecil (hanya 1 l/ha pada tambak-
tambak udang), sehingga etaboli tidak memberikan dampak
etaboli terhadap kualitas air.

Menurut ACI Indonesia (2005) pupuk etabol cair dapat;


memperbaiki standar kualitas air, meningkatkan DMA (Daya
Menggabung Asam) air yang berfungsi sebagai pencegah
terjadinya perubahan pH air secara mendadak, menekan
angka kematian (mortalitas) larva, meningkatkan
ketersediaan makanan alami udang dan ikan (plankton),
mempunyai aroma yang khas, yang mampu meningkatkan
daya rangsangan makan udang dan ikan, meningkatkan daya
tahan udang dan ikan terhadap serangan penyakit dan dapat
menetralisir kadar garam/salinitas air tambak, sehingga dapat
meningkatkan hasil budidaya tambak.

7
Cara Pengapuran Kolam
Isnansetyo dan Kurniastuti (1995) menyatakan bahwa pada
kultur plankton sangat dibutuhkan berbagai macam senyawa
an etabol baik sebagai hara makro (N, P, K, S, Na, Si dan Ca)
maupun hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Mo, Co, B dan lain-
lain). Setiap etabo haramempunyai fungsi-fungsi khusus, N,
P dan S penting untuk pembentukan protein, K berfungsi
dalam etabolism karbohidrat, Fe dan Na berperan untuk
pembentukan klorofil, sedangkan Si dan Ca merupakan
bahan untuk pembentukan dinding sel atau cangkang.

Penggunaan kapur merupakan aksi yang penting dalam


memperbaiki kesuburan tanah kolam terutama yang
bermasalah dengan kemasaman tanah. Tanah Podsolid
Merah Kuning (PMK) yang tersebar luas di wilayah Sumatera
berada pada area potensial untuk dibagun kolam. Kelemahan
tanah ini adalah kemasaman tanahnya yang lebih disebabkan
oleh tingginya kandungan Al dan Fe pada tanah.

Kandungan kalsium dalam tanah kebanyakan berkisar antara


0,1-1,2% dari berat contoh tanah dan didalamnya terdapat
kalsium tidak dapat diperpertukarkan dan yang dapat
dipertukarkan berada dalam larutan tanah (Balík et al. 2005).

8
Cara Pengapuran Kolam
Tindakan pengapuran dengan menggunakan CaCO3 lebih
kepada mengatasi kemasaman tanah.Selanjutnya Balík et al.
2005 mengemukakan pada tanah yang baik untuk ditanamai
dengan kisaran pH netral hingga mendekati sedikit masam
jumlah kalsium yang dapat dipertukarkan > 80% dari nilai
KPK,dan pada tanah hutan yang berpH masam sekitar 1-5%,
atau bahkanbisa mencapai 30%.

Kalsium di dalam larutan tanah bukan saja berasal dari


kalsium yangdapat dipertukarkan di komplek penyerapan
tetapi juga yang berasal dari kalsium yang tidak dapat
dipertukarkan yang berasal dari silica dan kalsium karbonat
secara kantinu tersedia di dalam larutan tanah.Kelarutan
karbonat berhubungan dengan produksi CO2yang berasal
dari aktivitas bilogi di dalam tanah, khususnya selama proses
mineralisasi bahan organic dalam tanah yang bersifat
labil(Kolar et al. 2005).

9
Cara Pengapuran Kolam
III. PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN KOLAM

3.1 Pengapuran
3.1.1 Pengertian Pengapuran
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah
pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca
tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah
perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap
tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.

Pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi


selain pengoksidasian dan pembìlasan tanah Untuk
mengatasi Permasalahan utama pada tambak tanah sulfat
masam antara lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor
(P), kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur
molibdium (Mo) dan besi (Fe) serìng berlébihan sehingga

10
Cara Pengapuran Kolam
dapat meracuni organisme; serta kelarutan aluminium (Al)
sering tinggi sehingga merupakan penghambat ketersediaan
P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering
tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur
toksìk sepertì AI, Fe, dan Mn tidak diatasi.

3.1.2 Fungsi Pengapuran


Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman
(pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH rendah dapat
menyebabkan rendahnya pH air tambak. oleh karena itu,
perbaikan pH air tambak harus dimulai dari perbaikan pH
tanah dasar tambak. selain untuk memperbaiki keasaman
dasar tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan
penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. tanah
dasar tambak yang mengandung pirit harus direklamasi
terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum diberi
kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha.

Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk


meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk
sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH,
desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik,
11
Cara Pengapuran Kolam
mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan
merangsang pertumbuhan plankton serta benthos).

Menurut kordi et al (2010), fungsi pengapuran antara


lain:
1) Meningkatkan pH tanah dan air.
2) Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan
hewan liar.
3) Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus.
4) Memperbaiki kualitas tanah.
5) Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton.

3.1.3 Manfaat Pengapuran


Adapun manfaat dari pengapuran adalah sebagai
berikut :
1) menormalkan asam-asam bebas dalam air,
sehingga pH meningkat.
2) mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH
air atau tanah yang mencolok.

12
Cara Pengapuran Kolam
3) mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan
organik sehingga garam dan zat hara akan
terbebas.
4) mengendapkan koloid yang melayang layang dalam
air tambak.

3.1.4 Teknik Pengapuran


Menurut Mahyudin (2008), Pemberian kapur dilakukan
dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar
kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik
dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam
lapisan tanah dasar. pengapuran untuk kolam semen dan
terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal
dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air .

Sebelum mengapurnya, kita harus mengeringkan


tambak terlebih dahulu. Tebarkan kapur secara merata di
permukaan tambak dengan jumlah yang disesuaikan dengan
luas tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan adalah

13
Cara Pengapuran Kolam
kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran disesuaikan
dengan pH tanah.

Pengapuran yang dilakukan dìbagi atas 2 tahap yaitu


pengapuran dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran
dasar dìlakukan setelah pengerìngan tambak dengan dosis
1.000--1.875 kg/ha yang ditebaŕ secara merata ke permukaan
tanah dasar tambak,‘tergantung pH tanah dasar tambak.

Adapun cara-cara pengapuran tambak agar


memperoleh hasil yang baik diantaranya:
1) Tanah dasar tambak setelah pengeringan digali dengan
kedalaman sekitar 0,1 meter, selanjutnya dicampur
dengan kapur dan diaduk.
2) Pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan
adonan yang homogen serta sempurna.
3) Setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan
diratakan pada dasar tambak.
4) Pengapuran dilakukan setiap musim penebaran benur
atau nener

14
Cara Pengapuran Kolam
Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar
merata dipermukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran
selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan
cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan
tanah dasar, pengapuran untuk kolam semen dan terpal
dilakukan dengan cara dinding kolam dan terpal dikuas
dengan kapur yang telah dicampur air.

Cara Pengapuran Tambak menurut Tim Perikanan


WWF Indonesia (2011) yaitu periksa pH tanah pada beberapa
titik yang berbeda pada dasar tambak dengan menggunakan
alat pengukur pH hingga sesuai dengan yang diharapkan.
 pH 4-5 digunakan kapur 500 - 1000 kg/ha.
 pH 5-6 digunakan kapur 250 - 500 kg/ha.
 pH > 6 digunakan dolomit 100 – 250 kg/ha.

Pemberian kapur harus disesuaikan dengan tekstur


dan pH tanah. Kemudian dolomit/kapur ditebarkan ke seluruh
dasar dan pematang tambak dan tambak siap diisi sampai
ketinggian yang dinginkan.

15
Cara Pengapuran Kolam
3.1.5 Jenis-Jenis Kapur Yang Biasa Dipakai Dalam
Pengapuran Tambak
Menurut Ratnawati (2008), jenis kapur yang digunakan
pada kegiatan budidaya udang tradisional plus ini adalah
kapur dolomite (Ca Mg(CO3)2, karena kapur ini memiliki
pengaruh yang lebih lama, mudah diperoleh, meninggalkan
residu dan kecepatan reaksìnya lebih lambat, sertajuga
mengandung Mg selaìn Ca.

Menurut Kholis (2010), Jenis kapur yang biasa


digunakan untuk pengapuran kolam adalah kapur aktif atau
kapur tohor (CaO) dan kapur pertanian (CaCO3) atau
CaMg(CO3)2. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang
pembuatannya melaluin proses pembakaran. bahan
penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang.
Kapur pertanian adalah kapur karbonat yang bahan
penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melaluin proses
pembakaran, tetapi langsung digiling. terdapat dua macam
kapur pertanian, yaitu kalit dan dolomit. kalsit bahan bakunya
didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium

16
Cara Pengapuran Kolam
(CaCO3), sementara dolomit bahan bakunya didominaso oleh
kalsium karbonat dan magnesium karbonat (CaMg(CO3)2).

Jenis kapur yang dapat diaplikasikan di tambak TSM


menurut Sammut et.al. (2011) yaitu kapur karbonat, kapur
oksida dan kapur hidrat.

1) Kapur karbonat : kapur karbonat diperoleh dengan


menggiling batu kapur tanpa pemanasan. yang tergolong
kapur karbonat adalah:Kalsit (CaCO3) dan dolomit
(CaMg(CO3)2).

Gambar 3. Kapur Karbonat

17
Cara Pengapuran Kolam
2) Kapur oksida : kapur ini diproduksi setelah pemanasan
kapur karbonat. kapur oksida dikenal pula sebagai kapur
bakar atau kapur tohor (CaO).

Gambar 4. Kapur Oksida

3) Kapur hidrat : kapur ini diperoleh dengan menambahkan


air pada kapur oksida. kapur hidrat dikenal pula dengan
nama kapur bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2

Gambar 5. Kapur Bangunan

18
Cara Pengapuran Kolam
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai
material penertal tergantung pada beberapa faktor antara lain
kekuatan menetralisir, harga, tingkat reaksi dengan tanah,
tingkat kehalusan butir, dan kemudahan untuk
digunakan/tidak beresiko. Biasanya dolomit dan kalsit yang
lebih umum digunakan oleh para petani tambak dengan
alasan tersebut di atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih
lama, mudah diperoleh, tidak meninggalkan residu dan
kecepatan reaksi lebih lambat.

3.1.6 Dosis Kapur Dalam Pengapuran Tambak


Sebelum menentukan dosis kapur pada persiapan
tambak, maka perlu diketahui cara pengukuran pH
menggunakan pH meter. Setelah nilai pH tanah diketahui
maka dosis kapur yang digunakan disesuaikan dengan
tingkat keasaman tanah.
Kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari
derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, tambak
yang sudah beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan

19
Cara Pengapuran Kolam
udang akan ber-pH rendah karena telah terjadi proses
pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran
udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi.
semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang diperlukan juga
semakin banyak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1) Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu
sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan
yang lambat bereaksi dengan tanah.
2) Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak)
agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3) Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
4) Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan
pelan dan bertahap.
5) Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai
pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.

3.2 Pemupukan
Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung
unsur-unsur hara yang di butuhkan oleh organism nabati.
Kadar suatu pupuk di ukur berdasarkan presentase

20
Cara Pengapuran Kolam
kandungan zat hara didalamnya. Tujuan utama pemupukan
dikolam atau tambak adalah untuk menumbuhkan pakan
alami yang berupa: plankton, klekap dan lumut. Namun
demikian pemberian pupuk ini juga sering menimbulkan
masalah seperti :
 Kolam yang keruh karena keberadaan lumpur, akan
menghalangi sinarb matahari yang masuk. Hal ini
akan menyebabkan pupuk tidak berfungsi dan tidak
dapat tumbuh fitoplankton.
 Pemberian pupuk pada kolam yang banyak umbuh
pakropyta pada waktu musim panas, maka ppuk ini
akan lebih banyak di gunakan oleh makropyta
tersebut dibandingkan yang digunakan oleh
phytoplankton, sehingga pemupukan akan si-sia.
 Pemupukan yang tidaka sesuai dengan dosis, sering
menimbulkanadanya blooming plankton yang tidak
dikehendaki. Kolam yang sedang mengalami
blooming, jangan dilakukan pemupukan, tunggu
sampai jumlah plankton menurun.
Setelah dilakukan pemupukan diusahakan jangan
mengganti air kolam dalam waktu 3-4 minggu, sebab
kemungkinan dalam waktu tersebut, pupuk belum

21
Cara Pengapuran Kolam
memproduksi pakan alami, karena pupuk bisa hanyut atau
hilang saat penggantian air.

3.2.1 Jenis Pupuk Kolam


Menurut asalnya, pupuk di bagi menjadi 2 macam,
yaitu:
1) Pupuk alami
2) Pupuk buatan.

Di samping pupuk alami dan buatan juga terdapat


adanya pupuk hewani (padatan/dung) dan pupuk nabati
(hijauan).

Menurut jenisnya, pupuk dibagi menjadi 2 macam


yaitu:
1) Pupuk organic

Gambar 6. Pupuk Organik 22


Cara Pengapuran Kolam
2) Pupuk anorganik

Gambar 7. Pupuk Anorganik

Sedangkan menurut macamnya, pupuk organic dibagi


menjadi 2 macam, yaitu :
1) Pupuk padatan

Gambar 8. Pupuk Organik Padat

23
Cara Pengapuran Kolam
2) Pupuk cairan

Gambar 9. Pupuk Organik Cair

Pupuk anorganik tergantung pada zat hara yang


dikandungnya, Ca, N, P, K dan P merupakan kunci kesuburan
perairan.

3.2.2 Teknik Pemupukan


Terdapat 3 macam cara pemupukan di kolam/ tambak
yaitu :
1) Langsung di tebar diatas tanah.
Apabila over dosis maka organism yang hidup akan
berusaha mencari tempat yang lebih aman. Keuntungan,
apabila menggunakan pupuk organic dapat langsung
dimakan dan apabila dosis tepat kesuburan akan merata.
Tetapi apabila digunakan pupuk anorganik, bila

24
Cara Pengapuran Kolam
ditebarkan langsung kemungkinan akan hilang. Tujuan
dari cara ini adalah untuk menstimulir atau merangsang
tumbuhnya fitoplankton, tetapi dapat juga menstimulir
gulma yang mengapung.

2) Dengan diaduk di dasar perairan


Tujuan dari cara ini adalah untuk menstimulir organism
benthos. Keuntungan dari pupuk organic adalah :
 Bisa memperbaiki habitat
 Untuk mengurangi porocity/kebocoran dasar kolam
 Banyak digunakan pada kolam-kolam yang baru
dibuat, sehingga untuk membuat dasar kolam lebih
lunak.
Sedangkan kerugian jika menggunakan pupuk organic
adalah : apabila dasar kolam sangat asam/sangat basa
maka pupuk akan masuk ke dalam tanah (liching)
sehingga tidak terjangkau oleh organism
nabati/fitoplankton.
3) Digundukkan di suatu tempat
Cara ini khusus untuk pupuk organic. Tujuan dari
pemupukan ini untuk membatasi terjadinya overdosis.

25
Cara Pengapuran Kolam
IV. HUBUNGAN PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN

Hubungan pengapuran dan pemupukan sangat erat dan


berkaitan karena kedua aspek tersebut dapat meningkatkan
produktivitas budidaya, kedua aspek ini memiliki perbedaan
yang sangat siknifikan tetapi tujuan utama dari pengapuran
dan pemupukan adalah meningkatkan produktivitas, jika kita
melakukan persiapan lahan/kolam budidaya sebaiknnya kita

26
Cara Pengapuran Kolam
melakukannya dengan baik dan menguasai teori terlebih
dahulu, contohnya pada petani yang hanya modal nekad saja
mereka tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam
berbudidaya, untuk itu dalam berbudidaya di dahulukan
pengapuran dibanding pemupukan, kita sudah membahas
pengapuran itu bertujuan untuk membasmi bibit penyakit
bahkan dapat memperbaiki pH dan unsur-unsur yang tidak
berguna menjadi berguna, sedangkan pemupukan bertujuan
untuk meningkatkan dan menumbuhkan unsur hara untuk
menciptakan pakan alami bagi ikan. Jika dalam berbudidaya
didahulukan pemupukan dibanding pengapuran maka hasil
nya tidak efektif, bukan berarti keduanya tidak penting bahkan
jika salah satu aspek ini di abaikan produktivitas dalam siklus
budidaya tidak akan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://dhariyan.blogspot.com/2012/10/pengapuran-
tambak.html. di akses pada 15 Desember 2014.

Budi Santoso.Budidaya Ikan Mas.Kanisius.1993. Abbas S


D.Pakan Alami II

Pamukas,Niken Ayu. 2011.perkembangan fitoplankton


dengan pemberian pupuk organic cair.Berkala
27
Cara Pengapuran Kolam
Perikanan Terubuk, februari 2011,vol 39 no.1, hlm 79-
90 ISSN 0216-6165.

Tardulus,et al.2012.Penggunaan kapur CaCo3 pada tanah


dasar kolam ikan berbeda umur di desa Koto Mesjid
Kabupaten Kampar.Berkala perikanan terubuk, vol.40.
No.02,juli 2012, hlm 34-46.ISSN 0126-4265.

Mahasri,gunanti,et al.2012.menejemen Kualitas Air.Fakultas


perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

28
Cara Pengapuran Kolam

You might also like