Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
3.1.1. Umum
Fungsi saluran transmisi daya listrik tiga phasa saluran udara, adalah untuk
memindahkan daya yang besar ke pusat beban, dan pemakaian untuk industri
melalui saluran distribusi primer. Suatu sistem tranmisi terdiri dari tanah, menara
dan peralatan pada sisi pelayanan, termasuk saluran, pensaklaran, gardu induk,
antara pembangkit dan pusat beban. Peralatan dan saluran memegang peranan
sumber–sumber pembangkit.
sistem yang dibutuhkan. Pada tingkatan ini diperlukan faktor–faktior berikur ini:
1. Tingkat tegangan
6. Perlindungan sistem
7. Pentanahan
8. Koordinasi isolsi
9. Rancangan mekanis
b. Komposisi penghantar
32
c. Jarak hantaran
a. Jenis menara
b. Perhitungan tekanan
atau reaktans kapasitif dan resistans bocor atau konduktans yang biasa
diabaikan.
3.1.2.1. Resistans
l
Rdc = , dengan
A
= resistivity conduktor
l = panjang konduktor
Internasional (satuan SI) satuan l dalam meter, A dalam meter kuadarat, dan
dalam ohm meter. Sedangkan dalam sistem tenaga di United States, dalam
R2 T t2
= o ; dengan :
R1 To t1
Gejala arus bolak–balik yang cenderung mengalir pada lapisan, luar dari luasan
penampang penghantar disebut efek kulit, (Skin effec). Kulit adalah fungsi dari
r r
Gambar 3.6. medan magnet dan medan listrik pada saluran fasa tunggal
34
besarnya sama dengan arus dikalikan dengan reaktansi (IX). Jika R adalah
resistans pada tiap penghantar, maka rugi total tegangan pada rangkaian yang
Oleh karena itu jatuh tegangan pada saluran phasa tunggal karena
Dm
VD = 2l (R + j0,2794 log10 ) I volt ................................ 3.2.
Ds
Dengan :
Dm
L = 2 x 10-7 ln H/m ......................................................... 3.3
Ds
Dm
L = 0.7411 log10 H/mile .................................................. 3.4
Ds
persamaan :
Dm
XL = 2 fL = 2,02 x 10-3 f ln .............................................. 3.5
Ds
Dm
Atau XL = 4.567 x 10-3 f log10 ................................................... 3.6
Ds
Atau pada 60 Hz
Dm
XL = 0,2794 log10 /mi ...................................................... 3.7
Ds
Dm
XL = 0,1213 ln /mi ........................................................... 3.8
Ds
induktans dan reaktans induktif dapat dengan mudah dibuat. Tabel biasanya
Umumnya jarak Dab, Dbc, Dca antara penghantar dari satu saluran
penghantar yang diberikan, nilai rata–rata dari induktans dan kapasirtasn dapat
dihitung melalui gambaran sistem dengan ekivalen jarak yang sama. Jarak
a Position 1
Conductor a Conductor c Conductor b
Ia
Dab Position 2
Conductor b Conductor a Conductor c
b Dca
Ib
Position 3
Dbc
Conductor c Conductor b Conductor r a
Ic
c
dilakukan di gardu induk. Oleh karena itu induktansi perphasa diberikan oleh :
D eg
La = 2 x 10-7 ln H/m ........................................................ 3.10
Ds
Atau
Dm
L = 0.7411 log10 H/mile .................................................. 3.11
Ds
Dm
XL = 0,1213 ln /mi ........................................................... 3.12
Ds
Atau
Dm
XL = 0,2749 log10 H/mile ................................................... 3.13
Ds
penghantar paralel yang identik a dan b,jari–jari luas penampang r, jarak dari
a +q -q b
r D r
Oleh karena itu kapasitansi saluran terhadap netral dapat dituliskan sebagai
berikut:
0 ,0388
Cn = CaN = CbN = F/mi terhadap netral ...... (3.19)
log 10 ( D / r )
Ini dapat dengan mudah dibuktikan karena CN harus sama dengan 2Cab
CN X CN C
Cab = = N ......................................................... 3.20
CN CN 2
1
Xc = .......................................................................... 3.21
2fC N
38
1
bc = CN atau bc = ......................................................... 3.23
Xc
atau :
14 ,267
bc = mS/mi terhadap netral.............................. 3.24
log 10 ( D / r )
phasa yang membentuk segitiga sama sisi, jarak dari pusat penghantar ke pusat
penghantar dengan D.
Cn
D D
N N
N
Cn Cn
c b
Cn N Cn
D
Gambar 3.11. Konfigurasi saluran tiga phasa yang membentuk segitiga sama
sisi
39
0 ,0388
Cn = F/mi terhadap netral ............................ 3.26
log 10 ( D / r )
Ditinjau dari sisi lain, jika jarak diantara pengahantar pada saluran tiga
phasa adalah tidak sama maka kapasitans saluran terhadap netral dapat dihitung
dengan persamaan:
0 ,0388
Cn = F/mi terhadap netral ............................ 3.27
log 10 ( D / r )
untuk perhitungan. Konsep ini atas usulan dari W.A. Lewis, berdasarkan konsep
Dm
XL = 0,1231 ln /mi
Ds
1
XL = 0,1231 ln + 0.1231 ln Dm /mi ................................ 3.29
Ds
Dimana:
Ds = GMR, yang dapat diperoleh dari tabel untuk penghantar yang diberikan
Oleh karena itu persamaan 3.29 dapat ditulis kembali persamaan berikut:
Xl = xa – xd /mi...................................................................... 3.30
40
Dimana :
1
xa = Reaktans induktif pada jarak pemisah 1 ft = 0.1231 in /mi 3.31
Ds
untuk frekuensi yang diberikan, nilai dari xa tergantung hanya dari GMR, yang
mana fungsi dari jenis penghantar, sebaliknya xd hanya tergantung dari jarak
pemisah Dm. Jika jarak pemisah lebih dari 1 ft, xd mempulnyai nilai positif dan
langsung ditambahkan pada nilai xa. dari sisi lain, jika jarak pemisah kuran dari 1
ft,xd mempunyai nilai negatif dan dapat dikurangkan langsung dari nilai xa. Tabel–
yakni :
Xc = 0.06836 log10(D/r) M
Dimana :
1
xa = Reaktans induktif pada jarak pemisah 1 ft = 0.1231 in /mi 3.35
Ds
sebagai untai distribusi tetap sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 3.12.
Resistans, Induktans, Kapasitans dan Konduktans bocor dari satu untai distribusi
r L r L r L
C G C G C G
terhadap tanah biasanya diabaikan, seperti diperlihatkan pada gambar 3.13. oleh
karena itu saluran tranmisi ini dapat diperlakukan sederhana, dimana impedans
tetapnya mengumpul pada satu tempat (lumped) dan dapat dinyatakan oleh ;
Dimana :
l = panjang saluran
r L
a a’
+ +
Seindeng end Vs Vs Seindeng end
(source) (source)
- -
N N
l
Arus masuk saluran dari sisi pengirim sama dengan arus keluar dari sisi
Vs
IR . Z
R IR . Xl
R VR
s IR . R
Is = Ir = I
Gambar 3.14. Diagram phasor dari saluran transmisi pendek yang dihubungkan
masing–masing dengan beban induktif
Vs
IR . Xl
I = Is = Ir
IR . Z
R
R s
IR . R
VR
Gambar 3.15. Diagram phasor dari saluran transmisi pendek yang dihubungkan
masing–masing dengan beban kapastif
43
Vs = VR + IR Z .......................................................................... 3.38
Is = IR =I .......................................................................... 3.39
VR = Vs – Is Z .......................................................................... 3.40
Dimana :
Oleh karena itu, jika VR sebagai pedoman atau referens maka persamaan 3.38
Dimana tanda positif dan negatif ditentukan oleh sudut faktor daya R pada sisi
penerima atau beban. Jika faktor daya mengikuti (lagging), tanda negatif
dipergunakan.
sebagai berikut :
Dimana S adalah sudut faktor daya pada sisi pengiriman, yang ditentukan
sebelumnya, demikian pula tanda positif dan tanda negatif yang akan digunakan.
Vs = V R I R cos R I Q sin R 2
IX cos R I Q sin R 2
3.43
IX cos R I Q sin R
Atau ...................................................... 3.45
VR cos R IX sin R
Vs A B VR
I C D I .............................................................. 3.46
S R
Dan AD – BC = 1
Sehingga diperoleh :
Vs 1 Z VR
I 0 1 I ............................................................... 3.49
S R
dan
1
Vs 1 Z VR Vs 1 Z VR
I 0 1 I I 0 1 I
S R S R
berikut:
saluran 3 phasa.
output
=
output rugi rugi
VR cos R
= ..................................................... 3.50
VR I cos R 2 I 2 R
3 VR cos R
= ................................................ 3.51
3 VR I cos R 3 I 2 R
= Z . Oleh karena itu daya aktif yang dikirim pada keadaan ajeg kesisi
berikut :
2
Vs x VR VR
PR = x cos ( - ) - x cos ................... (3.52)
Z Z
dan sama halnya daya reaktif yang dikirim ke sisi penerimaan dapat dinyatakan
Vs x VR 2
VR
QR = Z x sin ( - ) - x sin ....................... (3.53)
Z
persamaan (3.52) dan (3.53) memberikan nilai PR dan QR perfasa. Pada sisi lain,
jika nilai PR dan QR yang diperoleh dikalikan 3, atau tegangan Vs dan VR yang
dipergunakan adalah nilai tegangan antara saluran, maka persamaan daya aktif
dan daya reaktif adalah tiga fasa, kemudian dikirim kesisi penerimaan saluran
Jika semua variabel dalam persamaa dalam (3.52) dipegang tetap kecuali
maka daya real (aktif) yang dikirim sebesar PR adalah fungsi dari , dan nilai PR
keadaan ajeg, daya maksimun yang diperoleh tersebut pada sisi penerimaan
2
VR V
PR max = 2
( s x Z R ) .................................................... (3.54)
Z VR
Persamaan daya aktif maksimum tersebut dapat juga dituliskan sebagai berikut :
VR x cos
2
Vs x VR
PR max = - ............................................. (3.55)
Z Z
Jika Vs = VR , maka :
2
VR
PR max = Z (1 - cos ) ................................................ (3.56)
Atau
VR
PR max = ( )2 ( Z – R ) ................................................. (3.57)
Z
sama halnya dengan daya aktif diatas maka daya reaktif yang dikirim ke beban
2
VR
QR = x sin .................................................................. (3.58)
Z
Jika diperhatikan maka persamaan (3.37) dan (3.38) adalah bebas dari
tegangan Vs. tanda negatif dalam persamaan (3.38) menyatakan bahwa beban
menyerap daya reaktif mendahului (leading vars), yang berarti daya reaktif
tersebut akan kebeban, atau reaktif sumber adalah keterbelakang (leading vars)
yang berarti daya reaktifnya dari beban ke sumber. Daya tiga fasa total yang
dikirim pada saluran tiga fasa adalah tiga kali dari daya yang dihitung dengan
menggunakan persamaan diatas. Jika satuan tegangan dalam volt, maka daya
dapat dikatakan dalam watt dan var, sebaliknya jika satuan tegangan dalam kilo
47
volt (kV) maka daya dapat dinyatakan dalam megawatt (MW) dan megavar
(MVAR).
Dengan cara yang sama, daya aktif dan daya reaktif pada sisi pengiriman dari
2
V V x VR
Ps = s x cos - s x cos ( + ).............................. (3.59)
Z Z
2
V V x VR
Qs = s x sin - s x sin ( + ) .............................. (3.60)
Z Z
daya aktif pada sisi pengiriman, Ps adalah funsi dari , dan mempunyai harga
maksimum bila + = 1800, oleh karena itu daya maksimum pada sisi
berikut :
2
V V x VR
Ps max = s x cos - s ............................................... (3.61)
Z Z
2
Vs x R V x VR
Qs max = 3
+ s ................................................ (3.62)
Z Z
Vs
Ps max = ( ) 2 ( Z + R ) ....................................................... (3.63)
Z
Sama halnya dengan daya reaktif pada sisi pengiriman, daya reaktif infut (vars)
2
Vs
Qs = 2 sin ..................................................................... (3.64)
Z
48
Sebagai kenyataannya, kedua persamaan (3.63) dan (3.64) adalah bebas dari
Vs VR
Persen Regulasi tegangan = x 100 ....................... (3.65)
VR
Atau
VR ,NL VR ,FL
Persen Regulasi tegangan = x 100 ............... (3.66)
VR ,FL
Dimana :
dengan Vs
Akan tetapi jika beban dihubungakn dengan sisi penerimaan dari saluran :
Vs = VR,NL
dan
VR = VR,NL
( R cos R X sin R )
Persen regulasi tegangan IR x 100 (3,67)
VR
1 2
1
Zxy
Zxy
3
3 4
Zyy Zyy Zxy
4
(a) (b)
1 2
1:1
4
3
Zyy - Zxy
Impedansi gandeng Zyy terdapat pada salah satu dua saluran yang
perbadingan lilitan 1:1, teknik ini diperlukan juga untuk saluran tiga phasa.
3.1.6. Saluran transmisi menengah (sampai dengan 150 mil, atau 240 km)
50
pendek atau analisisnya akan memberikan hasil yang tidak teliti. Oleh karena itu
efek dari arus bocor melalui kapasiansi harus diperhitungkan sebagai analisis
pendekatan yang lebih teliti. Jadi admintasi paralel (shunt) yang digambarkan
salah satu dari dua rangkaian, untaian nomial T atau untai nominal
R XL R XL
j j
Is 2 2 2 2 Is
a a
Iy
+ +
VS G Vy VS
- -
N N
(a)
Is 2 Is
a a
Iy
+ +
Y
VS Vy VS
- -
N N
(b)
Is I R + jXL I IR
a a
Iy1 Iy2
+ +
VS C/2 G/2 G C/2 G/2 VS
- -
N N
(a)
Is I I Is
a Z a
Iy1 Iy1
+ +
Y/2 Y/2
VS VS
- -
N N
(b)
VS = IS x Z + IR x ½ Z + VR
= IR + (VR +IR x ½ Z) Y ½ Z + VR + IR x ½ Z
atau
VS = (1 + ½ Z Y) VR + ( Z + ¼ YZ2 ) IR ............................. 3.68
A
B
dan
IS = IR + (VR + IR x ½ Z) Y
atau
52
IS = Y x VR + ( 1 + ½ Z Y ) IR ........................................ 3.69
C D
IC = IY dan VC = VY
Menghasilkan
IC = VC x Y
VC = VR + IR x ½ Z
VS = VC + IS x ½ Z
= VR + IR x ½ Z + [VR Y + IR (1 + ½ YZ)] ( ½ Z)
atau
VS = (1 + ½ ZY) VR + ( Z + ¼ YZ2 ) IR ............................... 3.70
C
D
Demikian pula,
IS = IR + IC
= IR + VC Y
= IR + ( VR + IR x ½ Z) Y
diperoleh :
IS = Y x VR + ( 1 ½ ZY ) IR ............................................... 3.71
C D
Oleh karena itu diperoleh :
A = 1 + ½ ZY .......................................................................... 3.72
C = Y .......................................................................... 3.74
D = 1 + ½ ZY .......................................................................... 3.75
Untuk untai –T,matrik parameter untai secara umum, dan matrik transfer menjadi
sebagi berikut:
53
A B 1 1 / 2 ZY Z 1 / 4 YZ 2
C D
Y 1 1 / 2 ZY
Vs 1 1 / 2 ZY Z 1 / 4 YZ 2 VR
I = I ..................... 3. 76
S Y 1 1 / 2 ZY R
dan
1
Vs 1 1 / 2 ZY Z 1 / 4 YZ 2 Vs
I = Is ........................ 3.77
S Y 1 1 / 2 ZY
untuk untaian nominal seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.20 diperoleh :
VS = (VR x ½ Y + IR) Z . VR
Atau
VS = (1 + ½ YZ) VR + Z+ IR .................................... 3.78
A B
dan
IS = ½Y VS + ½YX x VR + IR ........................................... 3.79
Menghasilkan
I = ½ Y x VR x IR ............................................................ 3.81
Juga :
VS = VR x IZ ...................................................................... 3.82
VS = VR + (½ Y x VR + IR) Z
Atau
VS = (1 + ½ YZ) VR + Z x IR ............................................. 3.83
A B
54
dan
Ic1 = ½ YZ +VS
dan karena
IS = IR + IC ....................................................................... 3.86
IS = ½ YVR + IR + ½Y (1 + ½ YZ)+VR + ½ YZ IR
atau
IS = Y x ¼ Y2Z)VR + ( 1 ½ YZ ) IR .................................... 3.87
C
D
oleh karena itu akhirnya diperoleh :
A = 1 + ½ YZ ........................................................... 3.88
B = Z ...................................................................... 3.89
C = Y + ¼ YZ2.......................................................... 3.90
D = 1 + ½ YZ ........................................................... 3.91
A B 1 1 / 2 ZY Z
C D = ......................... 3.92
Y 1/ 4Y Z 1 1 / 2 ZY
2
Vs 1 1 / 2 ZY Z VR
I = ................... 3.93
S Y 1/ 4Y Z 1 1 / 2 ZY I R
2
dan
Vs 1 1 / 2 ZY Z 1 Vs
I = Is ................. 3.94
S Y 1/ 4Y Z 1 1 / 2 ZY
2
Untai nominal –T dan untai nominal - tidak ekivalen satu terhadap yang
lain, tidak semudah membuktikan hubungan transformasi delta wye. Hasil ini
55
tidak seperti yang diharapkan karena dua pendekatan yang berbeda yang dibuat
untuk untai yang sederhana, tidak ada satupun yang benar dan mutla. Hasil yang
Rugi daya pada saluran akan diberikan oleh persamaan sebagai berikut :
Yang mana variabel pendekatannya adalah kuadrat arus melalui saluran. Daya
reaktif yang diserap dan suplay saluran akan diberikan oleh persamaan berikut :
QL = I2 XL ................................................................................... 3.96
Dan
QL = V2 b ................................................................................... 3.97
Variabel pendekatan untuk QL adalah pangkat dua dari arus pada saluran,
sebaliknya variabel pendekatan untuk Qc juga pangkat dua dari tegangan. Hasil
dari kenaikan transmisi akan menurunkan daya reaktif yang diserap oleh
saluran untuk beban berat, dan menaikkan daya reaktif yang disuplay dari beban
ringan.
Vs / A VR ,F ,L
Persen Regulasi Tegangan = 100 % 3.98
VR ,F ,L
Dimana :
netral)
56
VR,FL = besar tegangan phasa pada ujung sisi penerima (saluran terhadap
3.1.7. Saluran transmisi jarak panjang (di atas 150 mil atau 240 km)
dari saluran yang digambarkan tidak mengumpul hanya pada satu tempat seperti
tambahan setebal z dx pada jarak x dari ujung sisi penerima, impedansi serinya
adalah sebesar x dx dan admintans paralel (shunt) adalah sebesar y dx, dimana
sama halnya dengan perubahan arus pada bagian tambahan dapat dituliskan
sebagai berikut :
dVx
Is IX + dlx IR
a a
Z dXx
+ +
X + dXx Vx
VS VS
- -
N N
X=1 Z=0
dx
t
57
Gambar 3.21 Hubungan satu phasa dengan netral dari saluran transmisi
dVx
= zIx ........................................................................... 3.101
dx
dan
dI x
= yVx ......................................................................... 3.102
dx
d 2 Vx dI
2
= z x ................................................................... 3.103
dx dx
dan
d2Ix dVx
= y .................................................................... 3.104
dx 2 dx
subsitusitusikan nilai–nilai dIx/dx dan dVx/dx dari persamaan 3.101 dan 3.102
d 2 Vx
= yzVx ........................................................................ 3.105
dx 2
d2Ix
= yzIx........................................................................... 3.106
dx 2
diffrensial orde dua 3 .105 dan 3.106 akan diberikan oleh pesamaan berikut :
z
V(x) = {cos (yz) . x } VR +{ sinh (yz) . x} IR.......... 3.107
y
A B
58
Sama halnya :
y
I(x) = { ( ) sinh (yz) x } {cosh (yz). x} IR .................... 3.108
z
C D
Dimana :
Dimana
(perubahan sudut phsa antara dua tegangan atau arus pada dua titik
Persamaan 3.112 dan 3.113 dapat ditulis dengan bentuk matrik sebagai berikut :
59
oleh karena
Z
B = Zc sinh l = sinh (YZ) = YZ cos ............... 3.122
Y
Z
C = Yc sinh l = sinh (YZ) = YZ cos ............... 3.123
Y
e l e l
sinh l = ............................................................. 3.126
2
60
e l e l
cosh l = ............................................................. 3.127
2
hiperbolik kompleks atau kalkulator saku yang mempyai fungsi kompleks. Kalau
sinh l = sinh (l + jl ) = sinh l cosh l + j cosh l sinh l..... 3.128
cosh l = cosh (l + jl ) = cosh l sinh l + j sinh l sinh l..... 3.129
seri total saluran perphasa, dalam hal ini akan menghasilkan persamaan 3.119
menjadi :
Z Z
VS = {cosh (YZ)} VR + ( ( )sinh ( )} IR ............ 3.130
Y Y
Dan
Z
IS = {( ) sinh (YZ)} VR + (cosh (YZ)IR.............. 3.131
Y
sinh XY
VS = {cosh (YZ)} VR + ( Z} IR ................ 3.132
XY
Dan
sinh XY
IS = { } YVR + (cosh (YZ)IR ................. 3.133
XY
Faktor–faktor yang ada dalam kurung persamaan 3.130 dam 3.133 dapat
diperoleh dengan mudah memakai grafik Woodruff, yang tidak dibahas disini, tapi
sebagai berikut :
61
YX Y X 2 2 3
Y X 3 Y4X4
A = 1+ + + + ..... 3.314
2 24 720 40 . 320
YX Y 2 X 2 Y 3 X 3 Y4X4
B = 1+ + + + ............... 3.314
6 120 5040 362.880
YX Y 2 X 2 Y 3 X 3 Y4X4
C = 1+ + + + ............... 3.314
2 24 720 40 . 320
Dimana:
= yl = (g +jb ) l S
Secara praktis bisanya tidak lebih dari 3 faktor yang diperlukan dari
konstanta ABCD dari saluran transmisi udara yang panjangnya kurang dari 500
km sebagai berikut:
A = 1 + ½ YZ .......................................................... 3.137
Akan tetapi kesalahan akan menjadi cukup besar untuk diabaikan pada aplikasi
yang pasti :
3.22 berikut:
62
Zr
+ +
Yn/2 Yn/2
VS VS
- -
(a)
Zr/2 Zr/2
+ +
Y/2
VS VS
- -
(b)
Gambar 3.22. Untai ekivlen dan T dari saluran transmisi jarak pajang
Untuk untai :
Sinh YZ
= Z ................................................... 3.142
YZ
dan
Yn A 1 cosh 1
= = ......................................... 3.143
2 B Z C sinh
atau
2 tanh1/2 l
Y = .................................................. 3.144
ZC
atau
63
Yn Y 2 tanh1/2 l
= = ......................................... 3.145
2 2 ZC
untuk untaian ekivalen T :
ZT A 1 cosh 1
= = ......................................... 3.146
2 C YC sinh
atau
ZR = 2 Zc tanh ½ l ..................................................... 3.147
Atau
Zr Z 2 tanh1/2 l
= = .............................................. 3.148
2 2 ZC
dan
YT = C = Yc sin ................................................... 3.149
Atau
2 sinh l
YT = ......................................................... 3.150
ZC
Atau
2 sinh YZ
YT = Y ................................................ 3.151
YZ
e l e l
cosh l = ................................................................. 3.153
2
e l e l
sinh l = .................................................................. 3.154
2
64
Tegangan dan arus pada sisi pengiriman dan sebelumnya sudah dibahas
sebagai berikut :
VR I R Z C VR I R Z C
Vs = el ejl + e-l e-jl ................... 3.155
2 2
VR . YC I R VR YC I R
Is = el ejl + e-l e-jl ............... 3.156
2 2
besarnya jarak l dari sisi ujung penerimaan demikian pula tegangan datang akan
menurun baik besaran maupun fasenya sesuai dengan penuruan fase dari sisi
menurun baik besaran maupun fasanya sesuai dengan jarak kenaikan l dari sisi
ujung penerimaan ke ujung pengiriman. Oleh karena itu untk setiap saluran yang
yang datang dan tegangan pantul. Disini faktor e1 akan berubah sesuai dengan
fungsi dari l, sebaliknya ejl selalu mempunyai besaran satu dan memyebabkan
Dari persamaan 3.155 bila kedua fasor adalah lebih besar dari 1800,
maka akan menjadi pergerseran, hal tersebut terjadi bila saluran tidak dibebani,
dimana :
antara dua titik yang menghasilkan pergeseran phasa 2 radian ataau 3600
2
= .................................................................................. 3.157
hal ini ada gelombang pantul dari kedua hal yakni tegangan dan arus, oleh
karena itu :
Vr = IR ZC
Dalam persamaan 3.115 dan 3.156 dan salura disebut satu saluran
Dalam buku stevenson diberikan nilai khusus dari Z sebesar 400 ohm
untuk sirkit tunggal dan 200 ohm untuk sirkit gnda yang paralel. Sudut phasa dari
biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat subpenghantar seperti diperlihatkan
d d
a b c
d d d
a a’ a a’ a a’
D12 D12
D31
Gambar 3.24. Susunan penghantar bekas : (a). Dua sub penghantar berkas (b) Tiga sub
penghantar berkas (c) Empat sub penghantar berkas, (d) penampang melintang
penghantar berkas untuk saluran tiga phasa sirkit tunggal dengan konfigurasi menara
mendatar.
(3). Menaikkan tegangan kristis korona, sehingga mengurangi rugi korona, radio
Jika sub penghantar di transpose maka arus akan terbagi merata pada
penghantar berkas. GMR dari penghantar berkas yang terdiri dari dua, tiga, dan
berikut :
Dengan :
Ds = GMR subpenghantar
Deg
La = 2 x 10-7 il b
H/m ................................................ 3.162
Ds
Dan induktive adalah :
Deg
XL = 0,1213il b
ohm /m.............................................. 3.16
Ds
perhitungan kapasitans, yang terdiri dari dua, tiga dan empat sub penghantar
oleh karena itu kapasitans antara saluran dengan netral dapat dinyatakan
dengan persamaan :
2 x 8,8538 x 10 12
Cn = F/m 3.168
D eg b
ln C
Ds
55,63 x 10 12
Atau : Cn = F/m 3.169
D eg b
ln C
Ds
sederhana dengan fasilitas yang jauh lebih hebat dan lebih mudah digunakan
seperti sinus, cosinus dan tangen. Seperti kalkulator yang dapat diprogram,
MATLAB dapat digunakan untuk menyimpan dan memanggil data, dapat juga
membuat aplikasi dimana kita dapat membuat antar muka grafis (Grafical User
masalah–masalah tertentu.
lebih komplit dari kalkulator manapun. Lebih lagi matlab juga menyediakan
yang dinamakan toolbox, symbolic math toolbox, bahkan kita dapat membuat
perintah yang kita berikan dan nilai–nilai dari variabel yang kita buat. Perintah
dan variabel itu dikatakan tinggal dalam ruang kerja MATLAB, dan dapat
3.2.2. Variabel
terdiri dari satu kata tanpa spasi. Nama variabel dibedakan antara huruf kecil
dan huruf kapital. Panjang maksimal nama variabel adalah 31 karakter, dan
karakter setelah karakter ke-31 diabaikan. Nama variabel harus diawli dengan
huruf, diikuti dengan sembarang bilangan, huruf, atau garis bawah. Karakter–
khusus, adalah:
Variabel
Nilai
khusus
flops tengahnya.
nargin i=j= 1
71
umum yang penting untuk matematika, teknik dan ilmu pengetahuan. Sebagai
Fungsi–fungsi Umum
rem (x,y) sisa pembagian: rem (x,y) menghasilkan sisa pembagian x/y
sign (x) menghasilkan tanda dari argumen, misalnya sign (1.2) = 1, sign
tangen
Semua teks setelah tanda persen (%) dalam baris itu dianggap sebagai
matematika. Namun jika dalam sesaat kita ingin melakukan operasi yang sama
dan tentu saja tidak praktis. Untuk mengatasi ini MATLAB menyediakan operasi
fasilitas kontrol ini, maka hal ini bukanlah hal baru bagi kita. Namun jika kontrol
program merupakan suatu hal baru bagi kita, materi ini mungkin agak rumit. Jika