Professional Documents
Culture Documents
A. Pengkajian Keluarga
i. Komposisi kelurga
No Nama Umur JK Hubungan Pekerjaan Pendidikan
1 Ny “B” 35 P Istri IRT SMP
2 An “S” 14 L Anak Tidak ada SD
3 An “S” 10 P Anak Sekolah SD
4 An ”Z” 5 thn L Anak BS _
1bln
Genogram
j. Tipe keluarga
Keluarga Tn “S” merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga terdiri dari ayah,
ibu dan 3 orang anak.
m. Status sosial
Yang mencari nafkah dalam keluarga adalah Tn “S” yang bekerja sebagai buruh harian yang
berpenghasilan +Rp. 450.000 – Rp. 500.000 perbulan.
n. Rekreasi
Kegiatan waktu luang keluarga adalah nonton TV bersama.
III. Lingkungan
a. Jenis bangunan rumah Tn “S” adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4 m. Lantai
rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, ventilasi rumah
tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik.
b. Kebersihan rumah
Ruang tamu dan kamar tidur nampak pakaian yang bergantungan, banyak sampah yang
berserakan di ruang dapur, dapur nampak kurang bersih, keluarga mengatakan tidak mengetahui
kondisi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Pemakaian air
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn “S” adalah air PAM dimana air PAM digunakan
untuk keperluan sehari-hari, keadaan fisik air tidak berwarna, tidak berbau dan berasa.
f. Kandang ternak
Keluarga Tn “S” tidak mempunyai hewan ternak.
g. Pencemaran lingkungan
Jenis pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga langsung ke SPAL terbuka
dengan keadaan airnya warna hitam dan berbau.
h. Denah rumah
Keterangan :
1.
3
Ruang tamu
2.
4
Ruang tidur
3.
3
Dapur
4. Wc
5. Kamar mandi
IV. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan baik, bahasa yang
digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar dan kadang-kadang menggunakan
bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Tn “S” selaku kepala keluarga.
c. Struktur peran
Tn “S” sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah sedangkan Ny “B” sebagai
pengasuh anak dan mensosialisasikan anak, serta sebagai ibu rumah tangga.
d. Nilai dan norma keluarga
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang dianut oleh keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan.
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi biologis
Keluarga selalu mengatakan makan makanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur
mayur .
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan pelayanan
kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya
e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn ”S” bekerja sebagai buruh harian dalam mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
f. Fungsi reproduksi
Tn ”S” berusia 35 tahun dan Ny “ B “ berusia 35 tahun merupakan usia produktif, saat ini Ny “
B“ menggunakan alat kontrasepsi suntik
VI. Koping Keluarga
a. Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisi An.”Z” yang
menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan
stres jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mempu mengenal dan
merawat penyakit An.”Z”
b. Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa
An.”Z” ke Puskesmas.
c. Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat mengerti
tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar masalah kesehatan dapat diatasi.
6. Kesehatan mata
Konjungtiva tidak anemis, simentris kiri dan kanan, pergerakan bola mata kanan dan kiri normal,
sklera tidak ikterus.
7. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, tidak ada nyeri tekan dan ada sekret
yang menghalangi penciuman.
8. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen yang menghalangi pendengaran, klien tidak ada
gangguan pendengaran
9. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi tampak bersih frekuensi mennggosok gigi 2 x /sehari
Bibir klien nampak lembab,tidak ada stomatitis,tidak ada gangguan menelan
10. Pemeriksaan thoraks
a. Jantung
Bunyi jantung S1 lup di dengarkan pada interkosta 2dan 3 dan bunyi jantung S2 dup terdengar
pada interkosta 4dan 5 murni tidak ada suara tambahan.
b. Dada/paru
Dada nampak simetris kiri dan kanan pergerakan mengikuti pola napas, frekuensi pernapasan
30x/i bunyi nafas ronchi
ANALISA DATA
N Data Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan
o
1 DS : ISPA pada An.”Z” 1. Hipertermia
- Ibu An. “Z” mengatakan anaknya keluarga Tn.”S” pada An.”Z” keluarga
demam sejak 5 hari yang lalu Tn.”S”berhubungan
- Ibu klien mengatakan anaknya dengan :
batuk-batuk dan suka menangis Ketidak mampuan
- Ibu An.”Z” mengatakan anaknya keluarga mengenal
pilek masalah ISPA
DO
- Klien nampak rewel
- badan An.”Z” teraba panas
-nampak ada pengeluaran sekret
cair
tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
N : 100x/i P:30x/i
S : 38,5 oC
DS:
- Keluarga mengatakan tidak
2 mengerti tentag syarat – syarat 2. Resiko
. rumah sehat Terjadinya berbagai
DO: Sanitasi lingkungan macam penyakit
- jenis SPAL terbuka yang tidak memenuhi menular (DHF, Diare
- selokan kotor syarat pada keluarga dan Thypoid) pada
- Ventilasi tidak ada Tn.”S” keluarga Tn. “S”
- Rumah nampak kotor berhubungan dengan
- nampak ruang dapur kotor dan ketidak mampuan
perabotan tidak tertata dengan keluarga mengenal
rapi sanitasi lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan.
PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil pembahasan diatas :
Maka urutan prioritas masalah :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.”Z” keluarga Tn. “S” b/d ketadak mampuan
keluarga mengenal masalah ISPA skor (5).
2. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga
Tn. “S” b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan skor (3 2/3).
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
3.2.Anjurkan untuk
minum air hangat
bila ada sekret
4. Keluarga mampu
menciptakan 3.3 Anjurkan klien
lingkungan rumah untuk banyak
yang sehat istirahat
4.1. Motivasi keluarga
untuk
menciptakan
lingkungn rumah
yang bersih
5. Keluarga mampu suasana rumah
memanfaatkan yang tenang dan
fasilitas kesehatan. nyaman
5.1. Motivasi keluarga
untuk mengontrol
kesehatan An.
”Z” ketempat
pelayanan
kesehatan
terdekat
5.2. Anjurkan kepada
lekuarga untuk
memeriksakan
kesehatan
kepuskesmas
minimal sebulan
1x
5.1 Motivasi
keluarga untuk
5. Keluarga mampu membuang
memanfaatkan sampah pada
fasilitas yang ada tempatnya
di rumah
5.2 Anjurkan
keluarga untuk
membuat lubang
tempat
penampungan
sampah.
CATATAN PERKEMBANGAN
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu
merawat
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan
4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan yang
mamanuhi syarat
kesehatan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas yang ada
5. NDX. 2
6. NDX. 2
RESUME KASUS
Tn”S” berumur 35 tahun mempunyai anggota keluarga 4 orang terdiri dari 3 orang anak
dan seorang istri myang merupakan keluarga inti yang tinggal serumah dilingkungan heterogen,
keluarga Tn”S” adalah suku Makassar yang menganut agama Islam. Dalam pelayanan kesehatan,
keluarga memanfaatkan sarana kesehatan terdekat yaitu puskesmas.
Tahap perkembangan keluarga yaitu berada pada tahap anak sekolah, dimana orang tua
membantu anak untuk bersosialisasi baik dengan tetangga maupun di sekolah serta memenuhi
kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
Jenis bangunan rumah Tn “S” adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4 m.
Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, dapur
nampak kotor, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik.
Keadaan lingkungan rumah kurang memenuhi syarat dimana halaman nampak kotor,
selokan nampak kotor, dan SPAL terbuka.klien menampung sampahnya di kantong plastik dan
kemudian di buang di tanah kosong disamping rumah dan jika sudah bertumpuk kemudian
dibakar.
Pengkajian fisik pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu An.”Z” dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas dengan TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/I, S : 38,5C, Ibu klien
mengatakan anaknya demam, batuk-batuk, ingusan, dan suka menangis.
Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan sehingga keluarga tidak
mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi sehingga tidak mampu mencegah dan
mengatasi masalah yang ada.
Adapun diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang dilakukan
yaitu :
1. Hipertimia b/d ketidak mampuan mengenal masalah penyakit ISPA.
Intervensi :
tentang ISPA
da orang tua klien untuk memberikan kompres air hangat..
c. Anjurkan minum air hangat bila ada sekret.
d. Ajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.
Implementasi yang dilakukan :
a) Memberi penjelasan kepada keluarga tentang penyakit ISPA
b) Menganjurkan ibu klien untuk memberi minum air hangat bila masih ada sekret.
c) Mengajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
d) Menganjurkan untuk beristirat yang cukup.
Evaluasi :
Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang manfaat
memberikan kompres air hangat.
Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, Diare, Thypoid pada keluarga Tn”S” b/d
ketidakmampuan keluarga mengenal sanitasi lingkungan syarat kesehatan.
Intervensi:
a. Beri penjelasan (HE) tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang
ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan
b. Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang ada hubungannya dengan lingkungan yang
kurang bersih,terutama penyakit menular.
c. Motivasi dan anjurkan keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
d. Anjurkan dan motivasi untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
Implementasi yang dilakukan :
a) Memberikan penjelasan tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang
ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan.
b) Memotivasi keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
c) Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah
yang sehat.
Evaluasi :
Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang sanitasi
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, dan mengatakan akan membersihkan rumahnya
setiap hari.