You are on page 1of 16

THE STRATEGY PROCESS

A. Pengertian Strategi
Proses strategi merupakan suatu proses dimana strategi itu terjadi. Dimana proses
strategi ini berhubungan dengan beberapa pertanyaan, dan berhubungan dengan
kapan, siapa, dan bagaimana dari strategi itu. Proses strategi ini dapat dikembangkan
dengan menganalisis perumusan, pengaplikasian, perubahan dan pengontrolan.
Strategy content (isi strategi), hasil dari strategi proses disebut sebagai isi strategi
(content strategy). Kontek strategi ini berkaitan dengan dimana strategi itu terjadi, da
nisi strategi itu tertanam.
Dibawah ini merupakan bagian dari strategi proses:

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David,
p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:
1. Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian Khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian,
strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai
dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu
mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
3. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan
yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan
tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi,
yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-
citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh
perusahaan dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor -faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang (Hariadi, 2005).

B. Tingkat-Tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu:

a) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok
yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam
masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai
kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok
sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi
dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat
menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa
organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi
pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita
mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi
bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi
nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini,
yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi
utamadirektorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini,
badan itu? Begitu seterusnya.

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau


keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi
universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka
akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu
dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan
perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di
tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para
penguasa, para pengusaha, para investor dan sebagainya. Semua itu
dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan – keuntungan strategi
yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat
yang lebih baik.

d) Functional Strategy.
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
 Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi
yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan,
pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
 Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, implementating,
controlling, staffing, leading, motivating, communicating,decision
making, representing, dan integrating.
 Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan,
baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang
belum diketahui atau yang selalu berubah (J. Salusu, p 101, 1996).

Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi
setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat
dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan
soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).

C. Jenis-jenis Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun
strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan
yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-
divisi yangberlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang
berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi
defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis-
jenis strategi adalah sebagai berikut:
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok,
dan/atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi
konglomerat.
4. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi
melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan
dan laba yang sedangmenurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik atau
reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana
strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari
para pemegang saham, karyawan dan media.

Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi
sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan
digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat
menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan
organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal
terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.

Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap


sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan
dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.
Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita
kerugian dalam jumlah besar.

5. Strategi Umum Michael Porter


Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.Keunggulan biaya
menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat
rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi
adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang
dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif
tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk
dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil
konsumen (David, p.231, 2004).

D. Strategi dalam Organisasi


Strategi merupakan penerjemahan dari analisis lingkungan dan analisis terhadap
kemampuan internal atau kapabilitas organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan ke
dalam struktur organisasi.

Gambar 1.2. Strategi dalam organisasi


Sumber: Robbins, 1990: 123.
Proses Penyusunan Strategi
 Planning Mode / Rasional yakni mereka yang meyakini bahwa strategi adalah
suatu perencanaan atau seperangkat panduan eksplisit yang disusun sebelum
organisasi menggambil tindakan.

Penyusunan Strategi – Model Rasional


1. Analisis

2. Formulasi

3. Implementasi

Gambar 1.3. Penyusunan strategi model rasional


 Evolutionary mode / Emergent, melihat bahwa strategi tidak mesti berupa
suatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mengambil keputusan
strategis secara bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan
perkembangan organisasi itu sendiri, sebelum pada akhirnya menjadi suatu
strategi yang utuh dan lengkap.

Gambar 1.4. Strategi sebagai Salah Satu 7 S Organisasi


Empat dimensi pokok dalam strategi
 Inovasi secara khusus dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang
mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing.
 Diferensiasi Pasar ditujukan untuk menciptakan loyalitas konsumen melalui
suatu produk atau jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dari apa yang
telah ada di pasar.
 Jangkauan (Breadth) adalah penetapan ruang lingkup pasar yangakan dilayani
oleh organisasi, ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis
produk atau jasa yang akan ditawarkan.
 Pengendalian Biaya (Cost-Control)dimaksudkan adalah sejauh mana
perusahaan mengontrol biaya atau anggaran secara ketat.

Perbedaan Strategi dan Tujuan


Tujuan
 Mengacu kepada tujuan-tujuan akhir organisasi (ends),
 Tujuan-tujuan organisasi adalah bagian dari strategi.
 Tujuan-tujuan organisasi lebih mengacu ke dalam (internal), yakni apa-apa
yang ingin dicapai berdasarkan kapabilitas dan sumberdaya yang tersedia
dalam organisasi.
Strategi
 Mengacu kepada tujuan-tujuan akhir organisasi (ends) dan cara-cara
mencapainya (means).
 Strategi lebih menekankan keluar (eksternal), yakni bagaimana mencocokkan
kapabilitas dan sumberdaya internal (kelemahan dan kekuatan organisasi)
dengan ”peluang dan ancaman” lingkungan sedemikian rupa agar tujuan-
tujuan tersebut dapat tercapai.

TingkatandalamStrategi Organisasi
 Corporate strategy
Untuk perusahaan atau organisasi yang memiliki lebih dari satu unit
bisnis.Tujuan dari strategi korporat adalah mengidentifikasi dan
mengimplementasikan sinergi di antara unit- unit bisnis.

 Bussines strategy
Pada level unit bisnis, masing-masing pengelola juga perlu menyusun strategi
bagi unitnyaperusahaan multi-bisnis masing-masing divisi akan
mengembangkan strateginya sendiri berkaitan dengan produk atau jasa yang
ditawarkan, kelompok konsumen yang menjadi sasaran, harga yang akan
dipasang, dan seterusnya. Titik-beratnya adalah memperkuat daya saing unit
bisnis.

 Functional strategy
Pada level yang lebih rendah, yakni level operasional kita menemukan pula
strategi lain. Setiap fungsi di dalam suatu unit bisnis, biasanya merumuskan
strategi tersendiri dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.
Setiap tingkatan strategi organisasi memiliki 3 komponen yaitu:
1. Strategi Korporasi
Menentukan bidang usaha atau serangkaian bidang usaha yang yang diminati
dan bagaimana perusahaan merencanakan strategi secara mendasar untuk
dapat memimpin pass bidang usaha tersebut.
2. Strategi Bisnis
Merupakan istilah yang umum untuk menunjukkan bagaimana sebuah unit
usaha merencanakan untuk bersaingan dengan perusahaan lain yang bergerak
pada bidang usaha yang sama.
3. Strategi Fungsional
Berisi rencana untuk mencapai tingkat penggunaan sumber daya secara
efesien, efektif dan optimal pada setiap fungsi guna mendukung strategi
korporasi dan bisnis.
Strategi Dan Kinerja Perusahaan
Diukur dengan Balanced Scorecard (BSC) yang merupakan pengukuran kinerja,
dimana perspektif finansial diletakkan dalam keseimbangan dengan 3 persepektif
lain, non finansial:
1.Perspektif Pelanggan

2.Perspektif Proses internal

3.Perspektif Learning and Growth


Empat Perspektif Dalam Menyusun Strategi
1. Strategi Finansial, yakni strategi mengelola pertumbuhan, tingkat keuntungan,
dan resiko.
2. Strategi Pelanggan, yaitu strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi
produk. Ini dilihat dari kacamata pelanggan.
3. Strategi Proses internal, yakni penentuan proses-proses internal strategis, yang
mampu untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan pemilik saham.
4. Strategi Learning and Growth, yakni strategi untuk menciptakan iklim yang
kondusif bagi pembelajaran organisasi, inovasi dan pertumbuhan.

Gambar 1.5. BSC sebagai Sentral dari Proses Pengelolaan Organisasi


Gambar 1.6. Rangkaian Implementasi Visi Misi Dalam BSC
Menurut Minztberg (1990), ada dua faktor yang menentukan posisi penyusun strategi
dalam organisasi, yaitu
 Kompleksitas (complexity) dan
 Tingkat perubahan (rate of change).
Gambar 1.7. Posisi penyusunan strategi di berbagai lingkungan

E. Strategi dalam Bisnis


 PENGERTIAN STRATEGI PROSES DALAM BISNIS

Strategi proses (process strategy) atau strategis transformasi adalah sebuah


pendekatan untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa.

 TUJUAN STRATEGI PROSES


Tujuan strategi proses adalah menemukan suatu cara memproduksi barang dan
jasa yang memenuhi persyaratan dari pelanggan dan spesifikasi produk yang ada
dalam batasan biaya dan batasan manajerial lainnya. Proses yang dipilih akan
berdampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi, serta fleksibilitas,
biaya, dan kualitas barang yang diproduksi.
 EMPAT STRATEGI PROSES
Fokus pada proses (process focus)

Sebuah fasilitas produksi yang diorganisasikan di sekitar proses-proses untuk


memfasilitasi produksi bervolume rendah, tetapi keragamannya tinggi pada
tempat yang disebut “job shop”. Dalam sebuah pabrik, proses yang ada
mungkin berupa departemen yang menangani pengelasan, penghalusan, dan
pengecatan. Dalam sebuah kantor, proses yang ada dapat berupa bagian utang,
penjualan, dan pembayaran. Dalam sebuah restoran, proses-proses tersebut
mungkin berupa bar, panggangan dan toko roti. Fasilitas yang ada terfokus
pada proses dalam hal peralatan, tata letak, dan pengawasannya. Mereka
menyediakan tingkat fleksibilitas produk yang tinggi seiring produk-produk
berpindah sesaat diantara proses-proses yang ada. Setiap proses dirancang
untuk melaksanakan beragam aktivitas dan menghadapi perubahan yang kerap
muncul. Oleh karena itu, proses ini disebut juga proses sesaat.

Fokus berulang (repetitive focus)


Proses produksi yang menggunakan modul yang berorientasi pada produk.
Modul adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya
yang sering berada dalam proses yang kontinu. Lini proses berulang sama
dengan lini perakitan klasik. Lini yang digunakan secara luas di hampir
seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah tangga, lebih terstruktur dan
karenanya menjadi lebih tidak fleksibel dibandingkan suatu fasilitas yang
terfokus pada proses.

Fokus pada produk (product-focused)

Fasilitas yang diorganisasikan di sekeliling produk, sebuah proses berorientasi


produk bervolume tinggi, tetapi berkeragaman rendah. Proses ini juga disebut
proses kontinu sebab mempunya lintasan produksi yang sangat panjang dan
kontinu.

Produk seperti kaca, kertas, lembaran timah, bola lampu, bir dan baut dibuat
melalui proses yang kontinu. Sebuah fasilitas yang berfokus pada produk
menghasilkan produk dengan volume tinggi dan keragaman rendah. Fasilitas
dengan sifat khusus ini biasanya membutuhkan biaya tetap yang tinggi.
Namun, fasilitas dengan biaya variabel yang rendah dapat dihasilkan utilisasi
fasilitas yang tinggi.

Fokus kustomisasi massal

Manajer operasi telah memproduksi jasa dan barang-barang pilihan ini


melalui apa yang disebut dengan kustomisasi massal. Kustomisasi massal
merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang semakin unik secara cepat dan murah. Namun, kustomisasi
massal bukan hanya mengenai keragaman produk, tetapi juga bagaimana
secara ekonomis mengetahui apayang diinginkan pelanggan dan kapan
pelanggan menginginkannya dengan tepat. Kustomisasi massal memberikan
kita keragaman produk yang biasanya dapat disediakan oleh manufaktur
bervolume rendah (fokus pada proses) dengan biaya seperti manufaktur
bervolume tinggi dan terstandardisasi (fokus pada produk). Membangun
proses yang gesit yang memproduksi produk terkustomisasi secara cepat dan
murah membutuhkan pemanfaatan sumber daya organisasi secara imajinatif
dan agresif. Kaitan antara logistik, produksi, dan penjualannya harus erat.

Membuat kustomisasi massal berfungsi

Kustomisasi maasal berarti sebuah sistem dimana produk dibuat sesuai


pesanan (built-to-order). Build-to-order berarti memproduksi sesuai pesanan
pelanggan, bukan sesuai peramalan pasar. Namun, built-to-order adalah
strategi yang sulit. Beberapa tantangan terbesar built-to-order antara lain:

o Desain produknya harus cepat dan imajinatif


o Desain prosesnya haruslah cepat, fleksibel, serta mampu
mengakomodasi perubahan desain dan teknologi.
Manajemen persediaan memerlukan pengendalian yang ketat. Agar berhasil,
sebuah perusahaan harus menghindari tertahan oleh komponen yang tidak
populer atau kuno.
Jadwal yang ketat pada pemesanan dan bahan dari desain hingga pengiriman
hanya dapat diimplementasikan kepada karyawan yang penuh dedikasi.
Produk dan proses desain yang memungkinkan kustomisasi untuk
dijadwalkan akhir pada proses produksi juga berkontribusi pada kustomisasi
massal yang efisien. Penjadwalan ini disebut penundaan.
Mitra yang responsif pada rantai pasokan menghasilkan kerjasama yang
efektif. Kerjasama dengan pertukaran informasi yang cepat dan terbuka
adalah hal yang penting ketika sistem operasi bergerak menuju era di mana
kompetisi bukan lagi terjadi antara perusahaan, melainkan antara rantai
pasokan.

Beberapa keuntungan dalam kustomisasi massal dan built-to-order adalah:


 Perusahaan memperoleh pesanan dan tetap berjalan dengan memenuhi
permintaan pasar, sebagai tambahan mereka dapat mengurangi
pengeluaran besar pada organisasi yang ada (dari karyawan hingga
gudang hingga fasilitas) karena perkiraan penjualan yang tidak tepat.
 Kustomisasi massal dan build-to-order dapat dilakukan dan manajer
operasi pada perusahaan-perusahaan terkemuka sanggup menerima
tantangan tersebut.

http://ampundeh.wordpress.com/2012/09/23/strategi-proses/

DAFTAR PUSTAKA
Ruhana Ika

You might also like