You are on page 1of 26

I.

PENDAHULUAN

Selamat !!!!! Anda telah dapat menyelesaikan modul sebelumnya dengan baik,
sehingga anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari modul ini.
Modul ini merupakan modul 5 dari Keperawatan Maternitas yang
membicarakan tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (neonatus)
sebagai lanjutan dari asuhan keperawatan ibu bersalin.
Setelah mempelajari modul 5 ini Anda diharapkan dapat memahami
konsep dasar asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal dan bayi baru lahir
bermasalah.
Agar supaya memudahkan Anda mudah dalam belajar, modul ini dibagi ke dalam
3 kegiatan belajar sebagai berikut :
1. Kegiatan Belajar 1 : Konsep bayi baru lahir dan prinsip pelayanan kesehatan
neonatus
2. Kegiatan Belajar 2. : Adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir
3. Kegiatan Belajar 3. : Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir

Dalam setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan tujuan pembelajaran


yang harus dipahami terlebih dahulu dan setelah itu dilanjutkan dengan
mempelajari materinya.
Penulisan modul ini juga dilengkapi dengan tes mandiri yang harus Anda
kerjakan sehingga Anda dapat menilai diri Anda sendiri seberapa jauh Anda telah
menguasai manteri yang telah Anda pelajari, dengan mencocokkan jawaban pada
kunci yang telah disediakan pada lembaran belakang modul. Anda dikatakan
betul-betul memahami modul ini bila penguasaan Anda sudah mencapai 80 %.
Bila penguasaan belum mencapai 80 %, anda diwajibkan mengulang lagi
mempelajari uraian materi yang belum Anda kuasai, dan tidak melanjutkan ke
kegiatan belajar berikutnya.
Waktu yang Anda butuhkan untuk mempelajari modul ini cukup 6 X 50
menit, dan untuk mendalami modul ini Anda dianjurkan mempelajari buku-
buku sumber lain yang relevan, atau jika mungkin berdiskusi dengan teman
Anda. Semoga sukses senantiasa menyertai Anda
II. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar-1

KONSEP BAYI BARU LAHIR

A. TUJUAN
Setelah mempelajari kegiatan belajar-1, Anda diharapkan dapat :
1. menyebutkan definisi bayi baru lahir,
2. menyebutkan definisi asuhan segera pada bayi baru lahir,
3. menjelaskan 5 prinsip pelayanan kesehatan neonatus, dan
4. menguraikan masing-masing 5 prinsip pelayanan kesehatan neonatus.

B. POKOK MATERI
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, maka Anda harus mempelajari
pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari meliputi :
1. Definisi bayi baru lahir
2. Definisi asuhan segera bayi baru lahir
3. Lima prinsip pelayanan kesehatan neonatus
4. Prinsip persalinan yang bersih dan aman
5. Prinsip mempertahankan suhu tubuh bayi
6. Prinsip memulai pernafasan spontan
7. Kegunaan menyusui bayi segera setelah lahir
8. Prinsip pencegahan dan tata laksana penyakit

C. URAIAN MATERI
1. Definisi bayi baru lahir
Tahukah Anda, apakah yang dimaksud bayi baru lahir ?
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus adalah masa sejak bayi baru
lahir hingga berusia 28 hari.

2
2. Asuhan segera bayi baru lahir
Sedangkan yang dimaksud dengan asuhan segera bayi baru lahir adalah
asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama 1 jam pertama setelah
kelahiran.

3. Lima prinsip pelayanan kesehatan neonatus


Bayi baru lahir akan melalui masa yang tidak stabil selama 6-8 jam
pertama kehidupannya. Fase-fase ini secara keseluruhan disebut dengan
fase transisi antara kehidupan intra uterin dan ekstra uterin yang
membutuhkan penyesuaian diri yang baik dari bayi.
Ada berapa prinsip pelayanan kesehatan bayi baru lahir, tahukan Anda ?
Menurut WHO kesehatan neonatus sangat ditentukan oleh pelayanan yang
didasarkan pada lima (5) prinsip sebagai berikut :
a. Persalinan yang bersih dan aman
b. Mempertahankan suhu tubuh
c. Dimulainya pernafasan spontan
d. Menyusui segera setelah lahir
e. Pencegahan dan tata laksana infeksi
Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan uraian prinsip tersebut di
bawah ini.
a. Persalinan yang bersih dan aman
Apakah yang yang dimaksud dengan persalinan yang bersih dan aman,
tahukan saudara?. Persalinan yang bersih sudah dilaksanakan sejak
ibu memasuki kala 1 persalinan dengan menggunakan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi dan asuhan persalinan normal antara lain dengan
meningkatkan personal hygiene ibu, terutama daerah genitalianya,
kebersihan pakaian ibu, serta alat-alat untuk ibu melahirkan, periksa
dalam hanya bila ada indikasi, terutama bila ketuban sudah pecah.
Sedangkan persalinan yang aman untuk bayi adalah dengan
menghindari atau meminimalkan manipulasi pada ibu, seperti
mendorong abdomen, penggunaan oxitosin tanpa pengawasan ketat

3
dan harus melakukan monitoring kemajuan persalinan melalui
penggunaan partograf.

b. Mempertahankan suhu tubuh


Tahukah saudara dengan apa kita mempertahankan suhu bayi ?. Pada
saat ibu memasuki kala 2 persalinan, ruangan tidak boleh dalam
keadaan dingin, pendingin ruangan / AC atau kipas angin harus
dimatikan. Jika ibu merasa kepanasan cukup dikipasi saja. Pakaian
bayi harus dihangatkan jika mungkin diletakkan diatas sterilisator
atau diatas meja bayi yang diberi lampu 100 watt dengan jarak 20-30
cm diatas mejanya sampai bayi lahir. Setelah bayi lahir segera lakukan
skin to skin kontak, keringkan bayi pasang topinya kemudian bungkus
bayi dengan segera.
Suhu tubuh bayi yang turun (hipotermia) sangat berbahaya untuk
jaringan otak. Ada 3 tingkatan hipotermia yaitu : Stres kedinginan
(suhu antara 36,0 0 C – 36,4 o C), hipotermia sedang (32,0 0 C– 35,9 0

C) dan hipotermia berat (suhu dibawah 32 0 C).

c. Dimulainya pernafasan spontan


Bayi baru lahir harus dibantu agar dapat bernafas spontan dengan
membebaskan jalan nafasnya dan memberikan rangsangan-rangsangan
fisik yang memadai pada tubuh bayi

d. Menyusui segera setelah lahir


Makin cepat bayi disusukan pada ibunya, makin cepat pula bayi
mendapat perlindungan melalui nutrient yang ada dalam kolostrum dan
antibodi yang terdapat dalam kolostrum.

e. Pencegahan dan tata laksana infeksi


Selain pemberian kolostrum sedini mungkin maka prinsip-prinsip
pencegahan infeksi pada bayi baru lahir harus diperhatikan, seperti
mencuci tangan setiap akan memegang bayi, pakaian bayi, alat-alat

4
mandi dan air mandi, serta kebersihan ibu harus ditingkatkan.
Disamping itu peralatan tali pusat dan deteksi dini tanda-tanda infeksi
harus selalu dilaksanakan

D. RANGKUMAN
Bayi baru lahir adalah masa sejak bayi baru lahir hingga berusia 28 hari.
WHO menganjurkan ada 5 prinsip pelayanan kesehatan neonatus, yaitu
persalinan yang bersih dan aman, prinsip mempertahankan suhu tubuh bayi,
memulai pernafasan spontan, menyusui bayi segera setelah lahir, serta
pencegahan dan tata laksana infeksi.

E. TES MANDIRI
1. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat:
a. Neonatus adalah ………..
b. Masa tidak stabil neonatus berlangsung pada saat
……………
c. Skin to Skin kontak bertujuan untuk …………
d. Rangsangan-rangsangan fisik pada saat membersihkan bayi dapat
membantu tumbuhnya …………….
e. Keuntungan pemberian kolostrum sedini mungkin
……………
2. Kesehatan neonatus sangat ditentukan oleh pelayanan yang didasarkan
pada 5 prinsip. Sebutkan ke 5 prinsip tersebut.

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Jika anda telah menjawab pertanyaan diatas, maka cocokkan jawaban anda
dengan kunci jawaban yang terlampir pada akhir modul ini. Lakukan
penilaian atas pekerjaan Anda. Jika 80 % dari jawaban yang Anda berikan
adalah benar, maka Anda boleh melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
Sebaliknya jika tidak mencapai 80 % coba pelajari kembali dengan baik
materi sebelumnya.

5
Kegiatan Belajar-2

ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR

A. TUJUAN
Setelah mempelajari kegiatan belajar-2, Anda diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
1. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem pernafasan,
2. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem kardiovaskuler,
3. Mekanisme perubahan suhu,
4. Mekanisme perubahan metabolisme glukosa,
5. Mekanisme perubahan sistem gastro intestinal, dan
6. Mekanisme perubahan sistem immunitas.

B. POKOK MATERI
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, maka Anda harus mempelajari
pokok-pokok materi sebagai berikut :
1. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem pernafasan
2. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem kardiovaskuler
3. Mekanisme perubahan suhu
4. Mekanisme perubahan metabolisme glukosa
5. Mekanisme perubahan system gastro intestinal
6. Mekanisme perubahan sistem immunitas

C. URAIAN MATERI
Kelahiran merupakan proses yang alamiah, tetapi dari sudut pandang
bayi, proses kelahiran merupakan pengalaman traumatik karena dengan
adanya persalinan, janin dipaksa keluar melalui jalan lahir yang sempit,
sehingga rasa nyaman dan kehangatan yang didapatkan selama + 9 bulan

6
dalam rahim, berubah menjadi rasa sakit dan terganggu dengan situasi
lingkungan yang jauh berbeda dari lingkungan sebelumnya.

Tanggung jawab perawat tidak hanya membantu kelahiran bayi


seaman mungkin, namun juga memfasilitasi proses adaptasi fisik dari
kehidupan intra uterin kedalam kehidupan ekstra uterin, sehingga seorang
bayi akan lahir dalam kondisi fisik yang diharapkan dan dapat menjalani
kehidupan dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat dan optimal.
Periode adaptasi pada bayi baru lahir disebut dengan periode transisi
yang dapat berlangsung sampai 1 bulan atau lebih setelah kelahiran terutama
untuk beberapa sistem tubuhnya, namun juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor-faktor antepartum dan intra partum yang dapat menimbulkan
masalah pada jam-jam pertama kehidupan bayi. Perubahan-perubahan
tersebut meliputi :
1. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem
pernafasan .
Penyesuaian paling kritis saat kelahiran adalah sistem respirasi. Paru-
paru bayi menampung cairan yang mengisi saluran pernafasan
sampai ke alveoli. Selama berlangsungnya kelahiran melalui vagina,
beberapa cairan ini akan menguap atau mengering. Dengan
pernafasan yang pertama terjadi pengosongan cairan dari paru-paru,
terbentuk fungsi paru-paru yang khas di samping perubahan sirkulasi.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi baru
lahir adalah :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada karena kompresi dada selama
persalinan sehingga udara masuk ke paru-paru secara mekanis
dan jaringan alveolus paru-paru akan mengembung untuk pertama
kalinya.
Agar alveolus dapat berfungsi harus terdapat surfaktan yang cukup
dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai 20

7
minggu kehamilan dan meningkat sampai paru-paru matang sekitar
30-34 minggu kehamilan. Dengan beberapa kali tarikan nafas
pertama, udara memenuhi rongga trachea dan bronchus.
Sisa cairan dalam paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh darah
dan limfe, sehingga semua alveolus akan berkembang dan terisi oleh
udara sesuai dengan perjalanan waktu.

Setelah respirasi dilakukan, pola respirasi dangkal dan tidak teratur,


berkisar antara 30-60 kali permenit dengan periode apnea yang
pendek (15 detik). Apnea sering terjadi selama siklus tidur yang aktif
yang berangsur-angsur menurun sesuai dengan usia. Bunyi rales
(seperti gemercik) mungkin ada selama satu jam pertama karena cairan
paru-paru masih ada. Mukosa membrane bayi sangat lembut, kapiler
sangat rapuh dan epitel yang berada dibawah pita suara cenderung
membengkak, disamping itu semua lumina bayi lebih sempit dan
lebih mudah untuk menjadi kolaps. Karena itu jalur respirasi bayi
lebih rentan terhadap trauma. Bayi lebih memiliki pernafasan hidung,
dan pada saat inspirasi, dada dan abdomen bayi naik secara bersamaan.

2. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem


kardiovaskuler.
Setelah bayi lahir, darah harus melewati paru dan mendistribusikan
oksigen ke seluruh tubuh. Untuk itu harus terjadi 2 perubahan besar
yaitu :
Penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus
arteriosus botalli.
Ada dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh
darah yaitu :
a. Pada saat tali pusat di potong, resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun karena aliran
darahnya menurun dan juga diikuti penurunan volume atrium.
Darah yang mengandung oksigen dalam jumlah yang kurang akan

8
mengalir lagi ke paru-paru untuk mengalami proses oksigenasi
ulang.

b. Pada saat pernafasan pertama, resistensi pembuluh darah paru


menurun ke tekanan atrium kanan meningkat, kemudian tekanan
pada atrium kiri menurun, sehingga foramen ovale menutup.
Perubahan-perubahan dari sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi
baru lahir sangat berkaitan dengan hasil pernafasan yang adekuat.

3. Mekanisme perubahan suhu


Janin menghasilkan panas yang dialirkan ke tubuh ibu melalui placenta.
Setelah lahir bayi belum mampu mengatur produksi suhunya dengan baik
sehingga bayi baru lahir yang tubuhnya basah oleh air ketuban hampir
selalu mengalami penurunan suhu tubuh terutama dalam 30 menit
pertama kelahiran karena terjadinya penguapan dari air ketuban.
Penguapan air ketuban ini dapat terjadi karena lingkungan kamar bersalin
jauh lebih dingin dari lingkungan intra uterin yang hangat, sehingga
mendinginkan darah bayi. Bayi akan meningkatkan suhunya melalui
gerakan-gerakan menggigil dan dengan tangisan yang kuat, namun
sebenarnya dengan cara inipun bayi masih belum mampu mengatasi
kehilangan panas tersebut secara baik. Upaya adaptasi lain adalah dengan
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas dengan bantuan glukosa,
tetapi cadangan lemak ini akan habis dalam waktu singkat dan jika bayi
tetap kedinginan, dia akan mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.

Cara-cara kehilangan panas dapat melalui evaporasi (cairan menguap


dari kulit yang basah), melalui konduksi (kontak kulit bayi dengan benda
yang lebih dingin), dan melalui konveksi (bayi telanjang di ruangan
dengan suhu 25 0 C atau kurang) serta secara radiasi (adanya kipas angin
yang mengenai tubuh bayi, AC atau bayi berada dekat jendela).

4. Mekanisme perubahan metabolisme glukosa

9
Glukosa penting untuk fungsi otak. Setelah tali pusat dijepit maka
glukosa darah akan turun dalam waktu 1-2 jam. Bayi akan mendapatkan
koreksi penurunan gula darah ini dengan 3 cara yaitu : melalui
penggunaan ASI sesegera mungkin, melalui glikogenolisis, dan
glukoneogenesis.

Seorang bayi yang mengalami hipotermia saat lahir akan menggunakan


glikogen yang disimpan selama bulan-bulan terakhir kehamilan.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama
pada bayi cukup bulan yang sehat. Bila persediaan glikogennya habis
karena kelahiran dengan situasi dingin maka otak bayi dalam keadaan
beresiko.
Simpanan energi bayi dapat berkurang atau digunakan sebelum lahir
pada prematuritas, postmatur, gangguan pertumbuhan dalam rahim serta
kondisi fetal distress.

5. Mekanisme perubahan sistem gastro intestinal


Bayi baru lahir belum mampu mencerna makanan dengan baik selain
susu. Hubungan antara usofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna sehingga susu sering keluar spontan lagi. Kapasitas lambung
dibawah 30 cc, kemudian berangsur-angsur akan bertambah. Karena itu
pengaturan makanan dilakukan oleh bayi sendiri (yang memakai ASI)
disebut memberi ASI on demand.

6. Mekanisme perubahan sistem immunitas


Sistem immunitas bayi baru lahir belum matang sehingga bayi sangat
rentan terhadap infeksi dan alergi. Sel-sel darah tidak mampu melokalisasi
dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan
muncul kemudian.
Bayi baru lahir mempunyai kekebalan pasif pada penyakit tertentu yang
didapat dari ibunya melalui plasenta. Reaksi antibody keseluruhan
terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal

10
kehidupan anak. Karena adanya defisiensi kekebalan alami, bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi
masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu pencegahan infeksi dan
alergi serta pencegahan terhadap mikroba dan deteksi dini infeksi
sangat penting. Pencegahan ini misalnya dengan praktek persalinan yang
aman, mendapatkan ASI dini / kolostrum, perawatan sehari-hari yang
sangat bersih, tali pusat harus dijaga sekering mungkin, mengusap kedua
mata dengan kapas atau kasa kering dan menggunakan air yang telah
dididihkan untuk mandi bayi (tidak dicampur dengan air yang tidak
dimasak) dan lain-lain.

D. RANGKUMAN
1. Periode adaptasi bayi baru lahir disebut dengan periode transisi yang
merupakan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterin kepada kehidupan
ekstra uterin.
2. Perubahan fisiologis pada sistem pernafasan yang pertama adalah :
terjadinya pengosongan cairan dari paru-paru.
3. Dua perubahan besar yang terjadi pada sistem kardio vaskuler adalah
penutupan foramen ovale dan duktus arteriosus botalli.
4. Neonatus belum mampu mengatur produksi suhunya dengan baik, karena
itu neonatus membutuhkan bantuan untuk pencegahan kehilangan
suhunya selama proses adaptasi.
5. Metabolisme glukosa berlangsung untuk mencegah hypothermia,
sehingga keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4
jam pertama kehidupannya.
6. Neonatus belum mampu mencerna makanan dengan baik selain susu.
7. Sistem immunitas neonatus belum matang sehingga sangat rentan
terhadap infeksi dan alergi.

E. TES MANDIRI

11
Cocokkan pernyataan pada lajur sebelah kiri dengan kata-kata yang ada
pada lajur sebelah kanan.
1. ………. Pernafasan pertama a. Foramen ovale menetap
2. ………. Tekanan atrium kiri menurun b. Produksi panas
3. ………. Penggunaan lemak coklat c. Hipoksia akhir persalinan
4. ………. Hipotermia d. Penguapan air ketuban
5. ………. Evaporasi e. Hipoglikemia
6. ………. Simpanan energi berkurang f. Defisiensi kekebalan
7. ………. Rentan infeksi g. Susu keluar spontan
8. ………. Kolostrum h. Fetal distress
9. ………. Hubungan usofagus i. Anti bodi
10. ……… Kapasitas lambung j. 30 cc.

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Sama seperti umpan balik pada kegiatan belajar-1 yaitu : Jika anda telah
menjawab pertanyaan diatas, maka cocokkan jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terlampir pada akhir modul ini. Lakukan penilaian selanjutnya.
Jika 80 % dari jawaban yang diberikan adalah benar, maka anda boleh
melanjutkan kegiatan belajar berikutnya. Sebaliknya jika tidak mencapai 80
% coba pelajari kembali dengan baik materi sebelumnya.

12
Kegiatan Belajar-3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. TUJUAN
Setelah mempelajari kegiatan belajar-3, anda diharapkan dapat :
1. menjelaskan pentingnya melakukan pengkajian segera pada menit
pertama,
2. menyebutkan hal-hal yang harus dikaji melalui pemeriksaan
fisik,
3. merumuskan diagnosa keperawatan,
4. menjelaskan intervensi dan rasionalisasi suatu tindakan, dan
5. mengevaluasi asuhan yang diberikan.

B. POKOK MATERI
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, maka anda harus mempelajari
pokok-pokok materi sebagai berikut :
1. Pentingnya melakukan pengkajian segera
pada menit pertama
2. Hal-hal yang harus dikaji melalui
pemeriksaan fisik
3. Diagnosa keperawatan pada bayi baru lahir
4. Intervensi dan rasionalisasi suatu tindakan
5. Evaluasi asuhan yang diberikan

C. URAIAN MATERI
1. Pengkajian
a. Pengkajian segera (pada menit-menit pertama)

13
Pengkajian segera bertujuan untuk mengkaji penyesuaian bayi terhadap
kehidupan ekstra uterin dengan menggunakan sistem scoring APGAR
untuk kondisi fisik dan scoring GRAY untuk interaksi bayi dan orang
tua. Penilaian menurut skor APGAR merupakan tes sederhana untuk
memutuskan apakah seorang bayi baru lahir membutuhkan pertolongan.
Penilaian secara APGAR dilakukan pada menit pertama setelah lahir dan
kemudian pada 5 menit berikutnya.
Untuk melakukan scoring APGAR dapat digunakan tabel berikut :
TABEL SKOR APGAR
Nilai 2 Nilai 1 Nilai 0
Appearance (warna - Tubuh merah Tubuh dan muka
tubuh) : muda, tangan pucat atau biru
Tubuh dan wajah dan kaki biru
seluruhnya merah - Tubuh dan muka
muda. pucat.

Pulse (Nadi ) : 100 denyut / menit Denyut jantung tidak


Denyut jantung atau kurang denyut ada
lebih dari 100 per jantung lemah
menit, denyut
jantung kuat
Grimace Of face Muka menyeringai Tidak ada respon
(Menyeringai) : atau merengut
Batuk, bersin atau
menangis
Activity : Ada sedikit gerakan Tangan dan kaki
Gerakan aktif sebagai respon lemas tak ada gerak
menggerakkan terhadap sebagai respon
tangan dan kaki rangsangan terhadap stimulasi
Respirasi (Nafas) : Nafas lambat dan Tidak bernafas tidak
Tangisan kuat tak teratur . menangis
Retraksi dada,
merintih atau
tangisan lemah

Jumlahkan nilai APGARnya. Catat nilai tersebut pada Kartu persalinan


dan Nifas. Bayi normal biasanya mempunyai nilai total 7-10, sedangkan
bayi abnormal nilai totalnya 0-6 dan membutuhkan tindakan segera.
Penilaian dengan scoring GRAY untuk interaksi bayi dan orang tua atau
bonding attachment.

14
Nilai 1- 4 diberikan dalam setiap observasi dan kemudian dijumlahkan
Nilai 10 - 12 sangat positif
Nilai 3 - 6 sangat negatif

Untuk jelasnya dapat digunakan tabel berikut :


GRAFIK PENILAIAN INTERAKSI ORANGTUA - BAYI
BAGAIMANA TINDAKAN IBU TERHADAP BAYINYA
SKOR BONDING MELAKUKAN
MEMANDANG BERKATA
SESUATU
1. Sang Penampilan Membuat suatu Memfokuskan
at negative, umum :depresi, sebutan bagi bayi dan perhatian pada
tidak tepat ketakutan, marah, suaminya ; dirinya; menolak
2. Agak apatis memperlihatkan untuk melihat
negative, tidak permusuhan atau kea rah bayinya ;
tepat rasa kecewa terhadap menangis
3. Agak jenis kelamin
positif, sesuai Sangat gembira, bayinya.
4. Sang bahagia, antusias
at positif, Mengulurkan
sesuai Berbicara langsung tangan ingin
pada bayi, memegang,
menggunakan nama memerksa,
bayinya, membuat kontak
memperlihatkan mata dengan
reaksi positif bayinya.

b. Pengkajian transisional
Periode 1 : - Reaktivitas ( 30 menit I ) yaitu :
o Bayi terjaga menangis dan mengisap kuat.
o Nafas 70 – 82 kali per menit
o Denyut jantung 80 x per menit
o Bising usus aktif
- Restfullnes (setelah 30 menit sampai 2-4 jam)
o Suhu, nafas dan denyut jantung turun.
Periode 2 : - Reaktivitas ( 4 jam setelah lahir sampai 2-5 jam ) :
o Bayi bangun
o Denyut jantung dan nafas meningkat

15
o Reflek Gag aktif
o Adakalanya mekonium dan urine keluar.
Periode 3 : - Stabilisasi ( 12-24 jam setelah lahir ) :
Tanda vital stabil
o Kulit kemerahan dan hangat
o Bayi lebih mudah untuk tidur

c. Pengkajian Periodik / lanjutan (setelah 24 jam pertama)

1) Vital sign :
 Nadi 100 kali per menit saat tidur, 100 – 180 kali permenit saat
bangun atau menangis.
 Nafas 30-60 kali permenit, cenderung dangkal, irregular dan
menjadi dalam bila bangun.
 Suhu 36, 5 0 C - 37 0 C (aksila)
 Tekanan darah 78/42 mmHg
2) Berat : 2500 - 4000 gram. Panjang 45 – 55 cm.
3) Kepala :
 Lingkar kepala : 33 – 35 cm (Circumferentia Occipitofrontalis),
harus diulang pada hari kedua dan hari ketiga dimana kaput
suksedanium dan molding sudah menghilang. Ukuran kepala ini
biasanya ¼ dari panjang badan.
 Mata : Tidak mengeluarkan cairan / secret ukuran sama.
 Hidung : Tidak mengeluarkan lendir kecuali saat bersin-bersin.
 Mulut : Tidak kering gerakan bibir simetris, gusi pink.
4) Leher : Gerakan bebas, kelenjar tiroid tidak teraba.
5) Dada : Lingkar dada 2-3 cm lebih kecil dari lingkar dada yaitu kira-
kira 30-33 cm. Gerakan simetris, payudara menonjol + 6 mm.
6) Abdomen :
 Tali pusat berwarna putih keabu-abuan berisi 1 vena, 2 arteri.
 Lingkar perut sama dengan lingkar dada, tidak teraba masa,
 Peristaltik terdengar dalam 1-2 hari tidak distensi

16
 Gerakan dinding abdomen dan dada sinkron saat bernafas.
7) Genitalia wanita :
 Klitoris oedem
 Labia Mayora oedem menutupi labia minora.
 Ditemui smegma dan pengeluaran secret.
Genitalia Laki-Laki :
 Preputium menutupi gland penis dan tidak retraksi.
 Scrotum besar, oedem, ditutupi rugae.
 Testis teraba pada kedua skrotum.
 Urine keluar dalam 24 jam lebih kurang 6-10 kali.
 Ereksi dapat terjadi spontan atau bila genitalia disentuh.
8) Ekstrimitas :
 Tangan dan kaki sedikit fleksi, jari-jari mengepal,
 Gerakan kaki spontan seperti mendayung sepeda..
 Rentang gerak sendi normal.
9) Punggung :
 Spina lurus dan mudah fleksi.
 Mampu mengangkat kepala dalam posisi tengkurap
10) Anus : mengeluarkan mekonium dalam 24 jam.
11) Reflek-reflek
 Reflek pelindung
- Moro : Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan
terangkat ke atas dank e bawah, terkejut, dan rileksasi
dengan lambat.

17
- Tonus leher : Respons “ fencing” postural ; kepala, lengan,
dan tungkai mengarah ke salah satu sisi, relaksasi dengan
lambat.
- Menggenggam : bayi menggenggam setiap benda yang
diletakkan ke dalam tangannya cukup kuat sehingga dapat
menyebabkan tubuhnya terangkat, relak.
- Mata berkedip : Kelopak mata manutup dan membuka
ketika di rangsang dengan cahaya atau sentuhan
- Menangis : Sakit mendadak, dingin, lapar karena udara
masuk melalui pita suara.
 Reflek Makan

18
- Menghisap : bibir monyong, lidah melipat, menarik ke dalam

atau menghisap disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.

- Menelan : Otot-otot tenggorokan menutup trakea dan


membuka esophagus ketika makanan berada dalam mulut.
- Gag : Pada rangsangan uvula, esophagus terbuka ; terjadi
peristaltic balik.

- Rooting : Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan


kepala menoleh ke arah sentuhan

19
 Reflek Bernafas
- Gerakan pernafasan : Otot-otot dada dan abdomen
menyebabkan gerakan otot inspirasi dan ekspirasi
- Bersin : Aliran udara yang keras melalui hidung dan
tenggorokan
- Batuk : Aliran udara yang kuat dari tenggorokan dan paru-
paru.
 Indera khusus
- Sentuhan, rasa sakit, tekanan ; bibir bayi paling sensitive
- Penciuman : Persepsi bau
- Pengecap : Manis dan hambar, nikmat dipelajari kemudian
- Pendengaran : Persepsi bunyi keras
- Penglihatan : Pengenalan suara
Sensitif cahaya
Menerima cahaya dan mengikutinya
Fokus dan pembentukan air mata

2. Diagnosa Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir.


Diagnosa keperawatan tergantung dengan respon-respon bayi yang
muncul serta kebutuhan bayi yang biasanya bervariasi antara satu
bayi dengan lainnya.
Diagnosa yang sering ditemui pada bayi baru lahir normal adalah :
a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
secret
b. Resiko kegagalan pertukaran gas berhubungan dengan hipotermia
c. Resiko infeksi berhubungan dengan belum matangnya system
immunitas bayi.

3. Intervensi Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir


a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
secret

20
1) Bersihkan hidung dan mulut segera setelah kepala lahir
Rasional :
Kompressi dada selama persalinan akan membantu udara masuk
ke paru-paru secara mekanis

2) Letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala


lebih rendah dari tubuh, selimuti dan gosok pungungnya dengan
hati-hati, ulangi membersihkan jalan nafas, kapan perlu dengan
pipet.
Rasional :
Posisi ini memudahkan drainase mucus, membersihkan ulang
perlu agar jalan nafas betul-betul bebas dari mucus.

3) Jika nafas dangkal dan lambat, cuping hidung kembang


kempis, dan tidak ada tangisan, baringkan bayi telentang / kepala
ekstensi, pastikan leher tidak tertekuk kemudian isap hidung, mulut
dan tenggorokan dengan kateter penghisap lendir.

b. Resiko kegagalan pertukaran gas berhubungan dengan hipotermia


1) Keringkan bayi segera dan berikan skin to skin kontak dengan ibu
nya sesegera mungkin
Rasional :
Skin to Skin kontak dapat mencegah kehilangan panas secara
evaporasi dan memberikan panas secara konduksi
2) Bungkus bayi dan suruh ibunya mendekap serta segera di susukan.
Rasional :
Penggunaan ASI sesegera mungkin dapat mengoreksi penurunan
gula darah
3) Pastikan ruangan bayi terbaring cukup hangat
Rasional :
Mencegah kehilangan panas secara radiasi.

21
4) Pastikan bayi tetap hangat dengan mengganti kain yang sudah
basah. Periksa telapak kaki setiap 15 menit bila telapak kaki dingin
dan suhu dibawah 36, 5 0 C, bayi segera dihangatkan.
5) Hindari memendikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan jika
suhunya 36, 5 0 C atau lebih
Rasional :
Pengaturan sistem panas bayi baru lahir belum sempurna fungsinya

c. Resiko infeksi berhubungan dengan belum matangnya sistem


immunitas bayi.
1) Perhatikan kesterilan pada saat memotong tali
pusat, kemudian olesi dengan obat antiseptic
Rasional :
Tempat pemotongan tali pusat merupakan lokasi pintu masuk
mikroba
2) Rawat tali pusat dengan sistim terbuka atau tutup
dengan kain bersih dan longgar
Rasional :
Perawatan terbuka membantu tali pusat cepat kering
3) Jika tali pusat terkena tinja atau kotoran, cuci
dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan.
Rasional :
Tinja bayi pada tali pusat merupakan media yang baik bagi
mikroba.
4) Cuci tangan setiap akan memegang bayi
Rasional :
Untuk pemutusan rantai infeksi
5) Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan
beritahu supaya segera merujuk jika ditemui tanda-tanda tersebut.
Rasional :
Upaya deteksi dini adanya infeksi
6) Berikan ASI sesering mungkin

22
Rasional :
ASI mengandung anti bodi terhadap mikro organisme tertentu
7) Gunakan air mandi bayi yang telah dimasak dan
perhatikan pakaian bayi agar betul-betul bersih
Rasional :
Meminimalkan kontaminasi dengan mikro organisme

d. Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir.


Evaluasi asuhan diberikan berdasarkan kriteria hasil yang ditetapkan
serta sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yang pada akhirnya
seorang bayi akan melanjutkan kehidupannya dengan aman dan sehat.

Adapun evaluasi meliputi kriteria hasil :


a. Jalan nafas paten, suara nafas bersih dan tidak terlihat kesulitan
bernafas
b. Suhu tubuh stabil antara 36, 5 0 C sampai 37, 2 0 C
c. Bebas dari tanda-tanda infeksi
d. Bebas dari trauma
e. Orang tua mengerti cara-cara perawatan bayi sehari-hari.
5. Prosedur – Prosedur Rutin Pada Bayi Baru Lahir
a. Pemberian obat mata eritromisin
0,5 % atau tetrasiklin 1 % untuk pencegahan infeksi pada mata.
b. Pemberian vitamin K. untuk
mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K,
dengan dosis 1 mg per hari selama 3 hari peroral atau 0,5 – 1 mg
parenteral untuk bayi resiko tinggi.
c. Alat-alat pengenal / identifikasi
bayi segera pasca persalinan di pasang sampai bayi dipulangkan
d. Sidik telapak kaki bayi dan sidik
jari ibu dalam catatan yang tidak mudah hilang
e. Memandikan bayi setelah 6 jam
kelahiran

23
f. Immunisasi BCG, Polio,
Hepatitis B dalam 24 jam dan sebelum bayi dipulangkan.
g. Pembelajaran untuk ibu seperti :
- Cara merawat tali pusat
- Perawatan sehari-hari
- Mengenal tanda-tanda bahaya
- Jadwal kunjungan ulang
- Dan lain-lain tergantung kondisi bayi

D. RANGKUMAN
1. Pengkajian bayi baru lahir terdiri dari pengkajian segera, pengkajian
transisional, dan pengkajian periodic.
2. Pengkajian segera dilakukan dengan sistem scoring APGAR dan scoring
GRAY
3. Pengkajian transisional terdiri dari 3 periode yaitu 30 menit pertama
sampai 4 jam ; sampai 5 jam dan sampai 24 jam setelah lahir
4. Pengkajian periodik dilakukan setelah 24 jam
5. Diagnosa keperawatan yang biasa ditemui pada bayi baru lahir adalah :
a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan
dengan penumpukan mucus
b. Kegagalan pertukaran gas berhubungan
dengan hipotermia
c. Resiko infeksi berhubungan dengan belum matangnya sistem
immunitas bayi.
6. Intervensi-intervensi keperawatan adalah :
a. Pembebasan jalan nafas dari mucus
b. Mengatur posisi bayi
c. Mengeringkan bayi sesegera mungkin
d. Menjaga ruangan bayi tetap hangat
e. Melakukan skin to skin kontak
f. Perawat bayi sehari-hari

24
g. Perawat tali pusat
h. Pemberian ASI sedini mungkin
i. Mengajar ibu tentang cara-cara perawat bayi dan mengenali tanda-
tanda bahaya.
j. Dan lainnya sesuai masalah dan kebutuhan bayi.

E. TES MANDIRI
Bacalah kasus dibawah ini baik-baik dan jawablah pertanyaan yang diajukan.
KASUS : Bayi F. baru lahir, setelah dilakukan pembersihan jalan nafas,
tangisan bayi lemah, tubuh merah muda, tangan dan kaki biru. Denyut jantung
kurang dari 100 x per menit, gerakan sedikit, batuk dan bersin. Setelah 5 menit
kemudian, bayi menangis kuat, seluruh tubuh merah muda dan gerakan aktif.

PERTANYAAN :
1. Berapa nilai APGAR bayi tersebut
2. Rumuskan salah satu diagnosa keperawatan
3. Tuliskan 2 (dua) intervensi keperawatan untuk pencegahan infeksi

Anda telah selesai mengerjakannya ?


Cocokkan jawaban anda dengan kunci yang ada di belakang modul.

III. PENUTUP

Anda telah selesai mempelajari kegiatan mengajar 1, 2 dan 3 yang


meliputi konsep bayi baru lahir, adaptasi fisiologis serta memahami asuhan
keperawatan. Coba anda aplikasikan hasil belajar anda dalam aktifitas sehari-hari
sehingga anda akan mendapat pengalaman untuk memantapkan hasil belajar.

25
Anda akan mengikuti evaluasi belajar pada akhir program pengajaran.
Untuk itu selalulah mengulang-ulang materi yang sudah didapat dan untuk
pengkayaan anda, agar menceri sumber-sumber lain yang berkaitan serta selalu
memanfaatkan peren tutor secara maksimal.

26

You might also like