Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
VERONIKA SRI PURNAMANINGTIAS
NIM : SN162201
1
ABORTUS IMMINEN
A. Definisi
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari
Abdul, 2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan
kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat
( Mansjoer, Arif M, 1999)
Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak
pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan
abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang
menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma
X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan
temabakau dan alkohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan
dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk
abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan
bawaan uterus.
C. Gambaran Klinis
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat, perdarahan
2
pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi,
rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang
akibat kontraksi uterus
3. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium,
ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau
lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak
nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak
nyeri.
3
Pathway
F. Komplikasi :
1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi
2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat
terjadi kelainan pembekuan darah.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
5
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang
meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan
adanya perdarahan pervaginam berulang pervaginam berulang
c. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi
ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan
pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang
pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan
di mana tindakan tersebut berlangsung.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya
penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan
penyakit-penyakit lainnya.
f. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui
genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai
penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
g. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe,
siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan
adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya
h. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji
bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga
saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
i. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien,
jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
j. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-
obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
k. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan
dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
6
l. Pemeriksaan fisik, meliputi :
1) Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya
terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran
dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain :
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi,
lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan
kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan
ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
2) Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh
dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal
3) Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung
pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi
tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
4) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan
bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan
menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar :
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk
bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung
janin. (Johnson & Taylor, 2005 : 39)
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri b.d agen injuri biologis
7
b. Cemas b.d perubahan status kesehatan
c. Resiko kekurangan cairan d.f.r. kehilangan cairan melalui rute
normal (perdarahan)
d. Resiko infeksi d.f.r prosedur invasif
8
3. Tujuan, Kriteria Hasil (NOC) dan Intervensi Keperawatan (NIC)
9
NO DX TUJUAN KRITERIA HASIL (NOC) NIC
7. Tingkatkan
istirahat
Administrasi Analgesik
1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
2. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
3. Berikan analgesic tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
4. Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan
gejala (efek samping)
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Mampu mengidentifikasi dan Peningkatan Koping
keperawatan selama 3 x 24 jam mengungkapkan gejala cemas 1. Berikan informasi factual meengenai
cemas terkontrol 2. Menunjukkan tehnik mengontrol cemas diagnosis, pengobatan dan prognosis
2. Dukung penggunaan mekanisme koping
yang tepat
3. Gunakan pendekatan yang menenangkan
4. Dukung pengungkapan secara verbal
tentang perasaan dan ketakutan
10
NO DX TUJUAN KRITERIA HASIL (NOC) NIC
5. Turunkan rangsangan lingkungan yang
dapat diartikan sebagai suatu ancaman
3 Setelah dilakukan tindakan 1. Tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi Manajemen Cairan
keperawatan selama 3 x 24 jam dalam batas normal 1. Monitor status hidrasi
volume cairan tubuh terpenuhi 2. Tidak ada tanda tanda dehidrasi (turgor 2. Monitor vital sign
kulit baik, membrane mukosa oral 3. Monitor masukan makanan
lembab, tidak ada rasa haus yang 4. Dorong masukan oral
berlebihan
4 Setelah dilakukan tindakan 1. Suhu tubuh dalam batas normal Kontrol Infeski
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Tidak tampak kelelahan kronis 1. Batasi pengunjung jika perlu
infeksi terkontrol 3. WBC dalam batas normal 2. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci
tangan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
4. Pertahankan tindakan yang aseptic selama
tindakan perawatan
5. Berikan terapi antibiotic jika perlu
6. Tingkatkan intake nutrisi
Perlindungan Infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
11
NO DX TUJUAN KRITERIA HASIL (NOC) NIC
local
2. Dorong untuk istirahat
3. Ajarkan pasien dan keluaraga cara untuk
menghindari infeksi
4. Berikan perawatan vulva
4. Evaluasi
1. Nyeri berkurang/terkontrol
2. Cemas berkurang sampai dengan hilang
3. Kebutuhan cairan tercukupi
4. Tidak terjadi infeksi
12
Daftar Pustaka
13