You are on page 1of 19

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kenyataan menunjukkan bahwa makhluk hidup penghuni planet bumi kita sangat
beranekaragam yang tertampak dari struktur tubuh, fungsi-fungsi tubuh, dan perilaku setiap
jenis (spesies) makhluk. Walaupun di antara jenis-jenis makhluk hidup itu beranekaragam,
namun kemiripan dalam hal-hal tertentu masih juga terlihat. Bukankah, sebagai contoh,
antara singa dengan kucing terdapat perbedaan ukuran tubuh dan warna bulu (rambut) pada
badan, namun secara keseluruhan tampang mereka amat mirip ? Berlandaskan pada
kenyataan yang demikian ini para ilmuwan mencoba untuk menafsirkan bahwa jenis-jenis
yang beraneka-ragam itu terlihat pola yang sama, sehingga diduga berasal dari moyang yang
sama. Dengan kata lain, antara jenis satu dengan yang lain ada hubungan kekerabatan.
Pendapat ini merupakan paham dalam teori evolusi.
Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang
sangat lama, sehingga berkembang menadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur
tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk
hidup zaman dahulu. Tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup
yang pertama kali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau.(Isahi,
2010)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan penyebab dari variasi genetik?
2. Bagaimana prinsip Hukum Herdy-Weinberg?
3. Bagaimana proses evolusi yang meliputi perubahan genetic?
4. Bagaimana proses evolusi yang meliputi seleksi alam?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah biologi umum pada bab genetika dan evolusi.
2. Memberikan informasi mengenai genetika dan evolusi yang meliputi penyebab variasi
genetic, prinsip hukum herdy-weinberg, proses evolusi yang meliputi perubahan genetic
dan seleksi alam.
BAB II
Pembahasan
Pengertian dan Penyebab Variasi Genetik
1. Pengertian variasi genetik
Variasi adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan karakteristik
spesies dalam satu populasi (Lee Ching, 2008). Perbedaan ini bisa disebabkan oleh faktor
internal yaitu genetik dan faktor eksternal atau lingkungan. Sedangkan variasi genetik adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan variasi dalam urutan DNA disetiap genom
individu. Variasi genetik pada populasi sangat penting bagi suatu spesies dalam menghadapi
perubahan lingkungannya. Jika semua spesies dalam suatu populasi secara genotip sama maka
fenotip spesies dipopulasi tersebut juga menunjukkan ciri yang sama. Ini menunjukkan bahwa
proses fisiologis semua spesies tersebut juga sama, hal ini akan menjadi masalah ketika terjadi
perubahan pada lingkungan mereka. Mereka mungkin bisa beradaptasi pada kondisi
lingkungan yang optimal, tetapi mereka bisa saja gagal beradaptasi saat terjadi perubahan
lingkungan yang ekstrem. Hal ini dapat mengancam kelestarian suatu populasi, utamanya bagi
suatu spesies.
2. Penyebab variasi genetik
Lee Ching (2008), menjelaskan bahwa secara umum variasi genetik dapat disebabkan
oleh lima hal, antara lain.
a. Rekombinasi
Komposisi gen pada suatu organisme diwariskan pada keturunannya melalui proses
reproduksi seksual. Pada reproduksi aseksual komposisi genetik keturunannya sama
dengan induknya. Pada reproduksi seksual perubahan susunan gen pasti akan terjadi
karena adanya pindah silang pada tahap akhir profase I atau awal metafase I meiosis I.
Penggabungan gamet selama fertilisasi merupakan sumber terjadinya variasi genetik pada
organisme disuatu populasi.
Variasi genetik akibat rekombinasi gen
Sumber: Snustard, 2012

b. Mutasi
Mutasi adalah terjadinya perubahan struktur DNA pada suatu organisme. Mutasi
tersebut dapat mengubah kumpulan gen suatu populasi dengan cepat. Mutasi ini terjadi
secara acak. Hampir setiap gen bisa jadi pernah mengalami mutasi sekali pada saat proses
pembelahan sel pembelahan (Sastrodihardjo, 1980). Kecepatan mutasi bervariasi pada
setiap gen yang berbeda. Alel yang lebih stabil, frekuensinya akan cenderung bertambah
banyak, sedangkan alel yang mudah bermutasi frekuensinya akan cenderung berkurang.
Mutasi yang akhirnya menyebabkan variasi genetik pada organisme ini sangat penting
bagi evolusi karena mutasi mempertinggi viabilitas suatu organisme di lingkungannya.

Ubi jalar (Ipomoea batatas) anti hama


Sumber: Ambarwati., et al. 2001.

c. Hanyutan genetik
Hanyutan genetik adalah perubahan frekuensi gen pada suatu populasi kecil akibat
kejadian acak (Hendriani, 2008). Secara ideal suatu populasi harus berukuran besar agar
hanyutan genetik tidak mempengaruhi kumpulan gennya. Pada umumnya hanyutan
genetik disebabkan oleh bencana besar dan pembentukan koloni baru oleh sejumlah kecil
individu.
Bencana besar misalnya letusan gunung berapi dan tsunami bisa mengurangi ukuran
populasi secara drastis, akibatnya struktur genetik populasi yang tersisa tidak mewakili
struktur populasi semula. kondisi ini biasanya disebut sebagai efek leher botol (bottleneck
effect). Hilangnya sebagian besar alel dari kumpulan gen akan mengurangi
keanekaragaman genetik dalam suatu populasi. Efek leher botol juga menjelaskan
mengapa populasi Cheetah memperlihatkan variasi genetik yang sangat sedikit.
variasi genetik pada populasi cheetah akibat bottleneck effect
Sumber: Dada, 2007
Hanyutan genetik juga dapat terjadi ketika pembentukan koloni baru oleh beberapa
individu yang menempati suatu habitat terisolasi. Semakin kecil ukuran populasi koloni
baru, maka semakin kecil kemungkinan susunan genetiknya akan mewakili kumpulan gen
populasi asalnya. Hanjutan genetik dalam suatu koloni baru dikenal sebagai efek pendiri
(pendahulu) (founder effect). Contohnya, penduduk Afrika keturunan Belanda yang
menempati Afrika Selatan adalah keturunan dari koloni baru. Sekarang, penduduk Afrika
memiliki gen yang frekuensinya sangat tinggi yang menimbulkan penyakit Huntington,
karena penjajah Belanda yang datang awal membawa gen yang frekwensinya sangat
tinggi. Akibatnya sangat mudah dikenali dalam penyakit genetika, tetapi tentu saja,
frekuensi dari semua jenis gen dipengaruhi oleh peristiwa pendahulunya.
d. Seleksi alam
Kita mengetahui bahwa setiap populasi di alam terdiri dari individu-individu yang
bervariasi. Beberapa individu varian menghasilkan keturunan yang lebih banyak
dibanding dengan individu non varian. Keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi ini
adalah bagian dari proses seleksi alam. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh viabilitas dan
kemampuan reproduksi spesies.
Pada The American Heritage Science Dictionary, seleksi alam adalah suatu proses
dimana organisme-organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan akan
menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibandingkan yang lain. Sebagai hasil dari
seleksi alam, proporsi organisme suatu spesies dengan karakteristik yang bersifat adaptif
terhadap lingkungan akan meningkat pada setiap generasi. Oleh karena itu, seleksi alam
secara tidak langsung memodifikasi variasi asal dari genetik suatu spesies sehingga alel-
alel yang bersifat adaptif akan mendominasi, sedangkan alel-alel yang tidak adaptif akan
berkurang.

Biston betularia sayap gelap lebih adaptive terhadap lingkungan


Sumber: Snustad, 2012

e. Gen Flow (Aliran Gen)


Aliran gen (campuran gen atau migrasi gen) adalah pertukaran dari variasi genetik
antar populasi, ketika geografi tidak menjadi pengalang. Di sisi lain, Campbell (2003)
menyatakan bahwa aliran gen cenderung mengurangi perbedaan antara populasi yang
telah terakumulasi akibat seleksi alam atau hanyutan genetik. Jika hal ini terjadi cukup
luas, aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah
populasi tunggal dengan struktur genetik yang sama. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa gen dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi alel suatu populasi, dimana jika
frekuensi alel suatu populasi berubah maka disana telah terjadi proses mikroevolusi.
Hukum Hardy – Weinberg
Menjelaskan bahwa populasi tidak mengalami evolusi. frekuensi alel dan genotip dalam
gen pool tidak mengalami perubahan selama beberapa generasi
Hukum Hardy – Weinberg hanya dapat terjadi apabila :
1. Populasi sangat besar  pada populasi yang sangat besar terjadinya genetic drift tidak
menyebabkan perubahan frekuensi gen di dalam genpool. Tetapi dalam populasi yang kecil,
penyimpangan genetik bisa merubah frekuensi gen
2. Terisolasi dari populasi lain terpisah dengan populasi yang lain sehingga kemungkinan
terjadinya gen flow (aliran gen) karena perkawinan antar populasi tidak terjadi
3. Tidak terjadi mutasi perubahan satu alel menjadi bentuk alel lain akan merubah gen pool
4. Perkawinan Acak di dalam suatu populasi setiap anggota di dalam populasi mempunyai
kemungkinan yang sama untuk saling melakukan perkawinan. Kalau ada faktor keinginan
untuk memilih pasangan kawin, maka hukum H-W tidak akan terjadi
5. Tidak ada seleksi alam apabila semua individu mempunyai kemampuan hidup, tidak ada
persaingan dalam mempertahankan hidup, maka dunia akan penuh dengan makhluk hidup
yang beraneka macam jenisnya. Kenyataannya populasi makhluk hidup relatif stabil, berarti
ada yang mati karena tidak dapat mempertahankan hidup atau populasinya makin menurun
karena menurunnya kemampuan memperbanyak diri
Nilai keseimbangan frekuensi alel dan genotip pada beberapa generasi dapat mengukur
apakah terjadi evolusi di dalam suatu populasi
Evolusi pada tingkat populasi perubahan frekuensi alel atau genotip di dalam suatu populasi
dari generasi ke generasi. Perubahan ini merupakan perubahan dalam skala terkecil yang
seringkali tidak nampak, maka sering disebut sebagai mikroevolusi
Mikroevolusi tetap berlangsung sekalipun frekuensi alel berubah hanya untuk lokus genetik
tunggal, sedang beberapa lokus gen lainnya dalam keadaan keseimbangan sementara. populasi
ini dikatakan sedang berevolusi
Lima penyebab Mikroevolusi :
1. Genetic drift perubahan dalam genpool karena suatu kejadian yang menyebabkan
frekuensi alel dalam populasi tersebut mengalami perubahan
a. Efek leher botol (bottleneck effect) adanya kebakaran hutan, banjir, gempabumi dsb,
dapat mengakibatkan penurunan populasi secara drastis. Akibatnya individu-individu
yang selamat, tidak lagi dapat mewakili variasi genetik yang pernah ada, bahkan mungkin
alel dengan sifat tertentu yang khas hilang sama sekali.
b. Efek pendiri (founder effect) Suatu kelompok kecil individu yang menempati habitat baru
yang terpencil yang tidak berpenghuni, tidak akan mewakili keanekaragaman genetik dari
populasi asal yang ditinggalkan. Keanekaragaman yang dibawa oleh kelompok kecil
tersebut akan menentukan komposisi genetik populasi yang terbentuk, sehingga sering
dikatakan bahwa pada daerah-daerah tersebut terdapat spesies yang endemik (hanya
terdapat di daerah tersebut).
2. Gen Flow Di dalam suatu poipulasi mempunyai kemungkinan untuk kemasukkan alel atau
kehilangan alel karena gen flow atau aliran gen, pertukaran gametik, karena migrasi dari
individual yang fertil atau gamet antar populasi. Genflow seringkali mengeliminasi
perbedaan yang ada antar populasi yang berdekatan, yang seringkali dapat menjadi satu
populasi yang mempunyai kesamaan struktur genetik
3. Mutasi perubahan dalam susunan DNA suatu organisme. Perubahan susunan DNA yang
terjadi pada gamet akan merubah genpool populasi dengan menggantinya dengan alel yang
telah mengalami mutasi Misal : mutasi yang disebabkan perubahan warna bunga putih yang
disebabkan oleh alel aa menjadi alel dominan A yang berwarna merah akan menyebabkan
penurunan frekuensi alel a menurun dan meningkatkan frekuensi alel A. Perubahan
ferekuensi alel karena mutasi seringkali baru nampak setelah beberapa generasi atau bahkan
ratusan generasi, terutama kalau mutasi terjadi dari alel dominan menjadi resesif.
Peningkatan frekuensi alel karena mutasi itu baru nampak nyata, kalau individu dengan alel
tersebut mempunyai keturunan banyak, adanya seleksi alam atau karena genetik drift.
4. Perkawinan tidak acak. Perkawinan acak sangat jarang terjadi dan banyak faktor yang
menjadi penyebabnya.
a. Inkompatibilitas : tidak dapat terjadi fertilisasi walau masing2 mempunyai alel yang sama
b. Umur organ reproduksi tidak sama
c. Adanya musim kawin yang menyebabkan persaingan untuk memperoleh pasangan
d. Letak organ reproduksi yang menyebabkan kesulitan terjadinya fertilisasi
e. Adanya naluri untuk memilih pasangan sesuai dengan keinginannya
5. Seleksi Alam. Menurut Hukum H - W, seluruh individu di dalam populasi mempunyai
kemampuan yang sama untuk hidup dan menghasilkan keturunan yang mempunyai
kemampuan hidup dan fertil. Tetapi kenyataannya di dalam populasi terdapat
keanekaragaman dan diantara varian-varian tersebut ada yang mempunyai keturunan lebih
banyak daripada yang lain. Perbedaan ini karena adanya seleksi alam, adanya sifat-sifat
khusus yang menyebabkan tidak menglami seleksi alam. Sifat ini diwariskan.
Dari ke 5 penyebab evolusi mikro yang dapat mengubah frekuensi gen pool hanya seleksi alam
yang kemungkinan besar merupakan proses kemampuan adaptasi dari populasi terhadap
lingkungan. Seleksi alam akan mempertahankan genotip yang baik di dalam populasi. Apabila
lingkungan berubah. respons terhadap seleksi dapat dilakukan oleh individu yang mempunyai
genotip tertentu
Proses Evolusi yang Meliputi Perubahan Genetik
Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang
sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur
tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup
zaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya (mungkin)
berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang
sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnya
menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi, tumbuhan dan hewan yang ada
sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertama kali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk
hidup di masa lampau.(Isahi, 2010)
Proses Evolusi
Biston betularia merupakan jenis kupu-kupu
yang umumnys hidup di hutan-hutan Inggris. Bagi
seorang pengamat biasa, kupu-kupu tersebut terlihat
biasa saja dan sama saja antarindividu kupu-kupu.
Tetapi, jika sejumlah besar kupu-kupu tersebut
dipelajari dengan teliti, banyak individu yang
berbeda. Beberapa individu mempunyai antena yang
lebih pendek dari yang lain, sebagian mempunyai
kaki yang panjang, dan yang paling tampak adalah warnanya yang sebagian individu berwarna
gelap dan yang sebagian yang lain berwarna cerah.
Dalam waktu yang lama, telah terkumupul kupu-kupu hasil tangkapan di Inggris yang
menjadi spesimen-spesimen untuk penelitian. Terdapat penyimpangan-penyimpangan antara
kupu-kupu yang ditangkap pada tahun 1850 dan koleksi kupu-kupu pada masa kini. Pada tahun
1850 terdapat lebih banyak kupu-kupu yang berwarna cerah daripada yang berwarna gelap. Akan
tetapi, ada pengecualian, yaitu koleksi kupu-kupu yang dibuat beberapa puluh tahun terakhir
memperlihatkan lebih banyak kupu-kupu yang berwarna gelap daripada kupu-kupu yang
berwarna cerah.
Pengamatan-pengamatan tambahan telah dilakukan terhadap koleksi kupu-kupu dari
daerah industri Midland di Inggris yang penuh asap dan kemudian ditemukan sedikit sekali
kupu-kupu yang berwarna cerah. Tidak diragukan lagi bahwa pewarnaan dikendalikan secara
Sumber:
genetik, tetapi mengapa kupu-kupu yang berwarna cerah lebih researchgate.net
banyak di suatu daerah, sedang
kupu-kupu yang berwarna gelap lebih banyak di daerah lain dan mengapa kupu-kupu pada
zaman dahulu lebih banyak yang berwarna cerah daripada sekarang.
Keterangan-keterangan yang diperoleh sudah cukup untuk dikembangkan menjadi
hipotesis yang terus diuji oleh para ahli biologi. Di Midland ditaruh kupu-kupu yang berwarna
cerah dan yang berwarna gelap dengan posisi istirahat di siang hari pada batang-batang pohon
yang berwarna hitam akibat asap. Dapat disaksikan bahwa burung-burung makan lebih banyak
kupu-kupu yang berwarna cerah daripada yang berwarna gelap. Kemudian kupu-kupu yang
berwarna gelap dan yang berwarna cerah tersebut ditempatkan pada pohon-pohon yang umum
tumbuh di Inggris Selatan yang bebas dari asap dan tertutup dengan Lichenes yang berwarna
keputih-putihan. Juga terdapat burung-burung yang kemudian memakan lebih banyak kupu-kupu
yang berwarna gelap daripada yang berwarna cerah.
Kesimpulannya, bertambahnya jumlah kupu-kupu yang berwarna gelap selama
industrialisasi disebabkan oleh kupu-kupu tersebut memiliki kemampuan dalam menyesuaikan
diri yang lebih baik daripada kupu-kupu yang berwarna cerah dengan pohon-pohon yang makin
banyak tertutup jelaga.
Ciri-Ciri Proses Evolusi
Ciri-ciri evolusi dapat diamati dari suatu keadaan pada tahun 1850 ada empat hal penting,
yaitu :
1. Peristiwa evolusi adalah perubahan di dalam populasi, bukan perubahan di dalam satu
atau beberapa individu. Satu abad yang lalu dalam populasi kupu-kupu Biston betularia
hanya terdapat beberapa yang berwarna gelap. Perubahan terjadi selama seratus tahun
berikutnya adalah perubahan frekuensi warna gelap di dalam populasi.
2. Pada umumnya, perubahan bukanlah ciri yeng terpenting dalam proses evolusi. Pada
tahun1850 semua individu hampir serupa. Kini mereka masih hampir serupa juga.
Banyak perbedaan-perbedaan yang jarang terdapat pada tahun 1850, sekarang masih
tetap jarang terdapat dan hanya sedikit penyimpangan baru yang dapat ditemukan.
Perubahan hanya pada frekuensi ciri-ciri warna, jadi dalam evolusi terdapat faktor
stabilitas.
3. Peristiwa evolusi harus mempunyai dasar, yaitu bahan mentah. Sebelum frekuensi kupu-
kupu berwarna gelap naik, telah ada beberapa individu yang berwarna gelap dalam
populasi kup-kupu tersebut, tetapi warna gelap tersebut bersifat menurun. Peristiwa
evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Jadi, ada faktor
perubahan dalam evolusi
4. Peristiwa evolusi tidak mencakup semua bahan mentah yang ada. Satu abad yang lalu
terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada kupu-kupu, tetapi hanya satu
penyimpangan, yaitu warna gelap yang menjadi dasar untuk perubahan di dalam
populasi. Penyimpangan lainnya sedikit banyak tetap tidak berubah dalam frekuensinya.
Evolusi adalah perubahan selektif dengan faktor-faktor lingkungan (dalam hal jelaga dan
burung) yang mengarahkan seleksi tersebut. Jadi dalam evolusi terdapat faktor pengarah.
Dari keempat hal atau ciri-ciri evolusi tersebut dapat ditemukan faktor-faktor mengenai evolusi.
1. Faktor Stabilitas
Kebanyakan struktur dan fungsi yang khas dalam organisme hidup berkembang menurut
susunan gen-gen yang diwariskannya. Gen-gen tersebut walaupun susunan kimianya rumit, pada
umumnya berupa molekul yang mantap. Tidak hanya gen-gen tersebut yang mantap, tetapi juga
mekanisme duplikasi gen, pembagian gen, dan penerusannya kepada keturunannya sangat tepat.
Mitosis dan meiosis jarang sekali salah.
Dugaan pada masa hidup Darwin dan Mendel adalah pentingnya kromosom untuk
stabilitas ciri-ciri yang menurun. Tetapi pada abad kedua puluh mulai diketahui bahwa di dalam
evolsi terdapat aspek lain pada faktor stabilitas. Menurut Darwin, penyimpangan yang
diturunkan akan menghilang selamanya, jika tipe individu yang berlawanan berpasangan untuk
membentuk keturunan. Hal tersebut masih merupakan pendapat umum bagi orang yang belum
pernah mempelajari tingkah laku gen dalam populasi. Masalah keturunan dianggap sebagai
pencampuran darah sama saja seperti pencampuran cairan. Karya Mendel dalam masalah
keturunan tidak bekerja seperti itu, tetapi pengamatan umum mengajarkan bahwa bila terjadi
persilangan antara populasi yang berbeda dalam beberapa sifat, generasi yang dihasilkan
menunjukkan pencampuran sifat dan tidak akan mengakibatkan hilangnya varietas.
2. Faktor Perubahan
Tanpa adanya perubahan pada sifat keturunan individu, evolusi popuasi tidak akan
terjadi. Disebut apa perubahan-perubahan tersebut dan proses terjadinya perubahan-perubahan
tersebut adalah sebagai beikut.
Pertama, perubahan terjadi di dalam kromosom dan gen, yaitu mutasi. Di antara jutaan
individu dari suatu populasi dan di antara ribuan gen yang dimiliki setiap individu dalam tiap-
tiap sel tubuhnya, tidak dapat dipastikan di mana mutasi berikutnya akan terjadi. Bahwasannya
kepastian tersebut tidak bisa dipastikan bukan hanya disebabkan oleh tidak dipelajarinya dengan
teliti. Kenyataan menunjukkan bahwa gen yang mana yang akan bermutasi dan bila mutasi itu
akan terjadi, hanya soal kebetulan. Mutasi adalah suatu proses secara acak.
Akibat suatu mutasi tertentu tidak ada hubungannya dengan tenaga yang mempengaruhi
laju mutasi. Jadi, jika laju mutasi meningkat karena suhu tinggi, perubahan yang terjadi di dalam
organisme mungkin akan menyebabkan bahwa organisme tadi kurang tahan dalam suhu tinggi,
mungkin menyebabkan organisme tersebut lebih tahan hidup dalam suhu tinggi, atau mungkin
perubahan dalam organisme tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan penyesuaian
terhadap suhu.
Kedua, perubahan terletak pada rekombinasi mutasi-mutasi. Misalkan dalam suatu
populasi terjadi dua macam mutasi, yaitu mutasi A dan mutasi B. Berapa banyak penyimpangan
yang akan terjadi dari mutasi A dan mutasi B, yang merupakan bahan mentah untuk evolusi dan
berapa banyak keturunan yang dihasilkan. Kemungkinan dihasilkan empat macam keturunan,
yaitu keturunan tanpa mutasi, keturunan dengan mutasi A, keturunan dengan mutasi B, dan
keturunan dengan mutasi A dan mutasi B.
Kombinasi dua mutasi menghasilkan individu yang berbeda dari kedua individu dengan
satu mutasi. Kedua individu berbeda pula dengan individu tanpa mutasi. Sebagai contoh,
kombinasi tulang yang sangat besar dengan otot yang yang sangat kuat akan menghasilkan orang
yang bertubuh raksasa. Tetapi kombinasi tulang yang sangat besar dengan otot yang biasa akan
menghasilkan orang yang pincang dan kombinasi tulang yang biasa dengan otot yang sangat kuat
menghasilkan orang yang pincang juga.
Rrekombinasi dari macam-macam mutasi yang jumlahnya relatif sedikit dapat
menghasilkan individu-individu yang beraneka ragam. Reproduksi seksual dengan rekombinasi
mutasi dalam zigot-zigitnya dan proses pindah-silang pada waktu meiosis, sangat banyak faktor
perubahan dalam evolusi.
Faktor perubahan dalam evolusi mempunyai dua dasar, yaitu:
1. Mutasi kromosom dan mutasi gen.
2. Rekombinasi berbagai sifat keturunan yang disebabkan oleh mutasi.
Mutasi memberikan bahan mentah untuk evolusi, sedangkan rekombinasi menuangkan ke dalam
kombinasi-kombinasi baru. Tetapi belum didapatkan petunjuk bahwa mutasi hanya memberikan
perubahan yang diperlukan. Mutasi merupakan sumber perubahan bagi segala macam perubahan.
3. Faktor Pengarah
Dalam setiap spesies terdapat banyak penyimpangan yang menurun. Kebanyakan spesies
tidak ada dua individu yang tepat sama susunan genetiknya. Pada umumnya proses reproduksi
bekerja sedemikian rupa, sehingga jumlah individu dalam tiap-tiap generasi lebih banyak
daripada jumlah individu dalam generasi sebelumnya. Jika penambahan berjalan terus tanpa
pengendalian jumlah individu setiap spesies akan segera menjadi lebih besar daripada jumlah
makanan yang tersedia. Jumlah suatu populasi spesies dalam jangka waktu yang lama tidak
bertambah dengan cepat. Salah satu sebabnya adalah kematian sebelum mencapai umur
reproduktif.
Ada semacam perjuangan untuk hidup, yaitu persaingan di antara individu dalam spesies
untuk makanan yang ada, cahaya, air atau faktor lainnya dalam lingkungan tersebut. Persaingan
antarindividu yang berbeda sifat genetiknya yang menentukan individu mana yang dapat
bertahan hidup.
Rata-rata dalam setiap lingkungan tertentu individu-individu yang mempunyai sifat-sifat
yang menngkatkan kemampuannya untuk tetap hidup akan mencapai umur reproduktif. Dalam
setiap generasi dapat mengharapkan sedikit kenaikan dalam perbandingan individu-individu
yang lebih tinggi viabilitasnya, yaitu individu yang mempunyai banyak sifat menguntungkan
untuk hidup, dengan kata lain individu yang paling sesuai dengan lingkungannya untuk hidup.
Kesesuaian bukanlah ciri suatu organisme, akan tetapi kesesuaian merupakan ciri ekologi
yang disebut interaksi antara organisme dan lingkungannya. Contohnya, kupu-kupu berwarna
gelap cocok tinggal di pepohonan yang berwarna hitam akibat industrialisasi dan lalat yang tidak
memiliki sayap yang tinggal di bagian selatan Samudera Indonesia yang setiap tahunnya dilanda
angin kencang.
Telah ditekankan bahwa pentingnya adaptasi terhadap lingkungan dalam faktor pengarah
evolusi. Meskipun demikian, tidak setiap sifat organisme dapat beradaptasi. Seleksi alam hanya
bekerja pada seluruh organisme. Jika gen-gen yang kemampuan adaptasinya rendah dan gen-gen
yang kemampuan adaptasinya tinggi sangat erat berhubungan, seleksi hanya dapat memilih gen-
gen tersebut setelah rekombinasi memisahkannya. Setiap mutasi gen membawa akibat yang
menguntungkan dan akibat yang
merugikan. Rusa Irlandia yang telah
punah, tanduknya telah berkembang
demikian besar sehingga menjadi
penghalang besar bagi hewan
tersebut. Tanduk yang besar
menguntungkan bagi rusa yang
bertubuh besar dan merugukan bagi

rusa yang bertubuh kecil. Mungkin


Sumber: danish56.blogspot.co.id
rusa Irlandia punah karena tubuhnya tidak mampu menopang tanduknya yang bertambah besar.
Keunggulan daya tahan hidup atau viabilitas bukanlah satu-satunya faktor seleksi alam.
Faktor fertilitas atau kemampuan untuk menghasilkan keturunan juga merupakan faktor seleksi
alam. Viabilitas dan fertilitas yang tinggi tidak selalu bersamaan. Individu yang paling subur
dalam suatu populasi tidak selalu yang paling besar, paling kuat, atau paling sehat. Perbedaan
dalam viabilitas dan perbedaan dalam fertilitas menghasilkan reproduksi diferensial, disebut juga
reproduksi yang berbeda-beda. Jika individu-individu dalam populasi dapat menghasilkan
keturunan terbanyak kemudian sanggup hidup sampai dewasa, maka populasi tersebut cenderung
untuk dapat tetap hidup dan bertambah besar.
Aliran Gen (=Gen Flow)
Di dalam suatu poipulasi mempunyai kemungkinan
untuk kemasukkan alel atau kehilangan alel karena
gen flow atau aliran gen, pertukaran gametik,
karena migrasi dari individual yang fertil atau
gamet antar populasi. Genflow seringkali
mengeliminasi perbedaan yang ada antar populasi
yang berdekatan, yang seringkali dapat menjadi
satu populasi yang mempunyai kesamaan struktur
genetic. Aliran gen dapat terjadi melalui proses
interbreeding. Imigran dapat menambah allele baru
ke dalam gen pool sehingga dapat merubah frekuensi allele. Aliran gen dapat terjadi dari kisaran
imigran yang sangat rendah sampai kisaran imigran yang sangat tinggi tergantung dari jumlah
individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik inidividu-individu yang dapat
bergabung. Bagaimanapun bila informasi genetik sangat berbeda imigrasi kecil pun dapat
menghasilkan perubahan frekuensi allele yang sangat besar.
Mutasi
Mutasi adalah perubahan secara acak pada struktur DNA.
Mutasi adalah material kasar untuk terjadinya evolusi
karena mutasi dapat menyebabkan variasi genetik.
Penyebab mutasi dapat berasal dari lingkungan (oleh zat
mutagenik) atau perubahan dari dalam individu pada saat
replikasi terjadi kesalahan. Ada dua jenis mutasi yaitu
mutasi kecil dan perubahan kromosom. Pada kasus
pertama adanya substitusi beberapa pasangan nukeotida
dalam molekul DNA sedangkan perubahan kromosomal
merupakan perubahan besar yang menyangkut ratusan
bahkan ribuan nukleotida. Terjadinya mutasi dapat menguntungkan maupun merugikan bagi
individu yang mengalaminya. Mutasi menyebabkan perubahan pada variasi genetik dan
diturunkan sehingga mutasi berpengaruh terhadap evolusi. Perubahan susunan DNA yang terjadi
pada gamet akan merubah genpool populasi dengan menggantinya dengan alel yang telah
mengalami mutasi Misal : mutasi yang disebabkan perubahan warna bunga putih yang
disebabkan oleh alel aa menjadi alel dominan A yang berwarna merah  akan menyebabkan
penurunan frekuensi alel a menurun dan meningkatkan frekuensi alel A. Perubahan ferekuensi
alel karena mutasi seringkali baru nampak setelah beberapa generasi atau bahkan ratusan
generasi, terutama kalau mutasi terjadi dari alel dominan menjadi resesif. Peningkatan frekuensi
alel karena mutasi itu baru nampak nyata, kalau individu dengan alel tersebut mempunyai
keturunan banyak, adanya seleksi alam atau karena genetik drift.
Isolasi
Isolasi merupakan faktor yang penting dalam perubahan genetis dan dapat pula melahirkan
spesies yang berbeda. Jenis-jenis isolasi yang menyebabkan spesiasi adalah sebagai berikut:
1. Isolasi Waktu
Contoh isolasi waktu adalah pada kuda. Kuda jaman Eosen yaitu Eohippus berevolusi hingga
sekarang menjadi Equus. Urutan evolusinya adalah Eohippus – Mesohippus – Meryhippus –
Pliohippus – Equus. Dari jaman Eosen hingga sekarang seorang ahli Palaeontolog menduga
telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan
demikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang
kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda spesies.
2. Isolasi Geografis
Contohnya adalah burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke
kepulauan Galapagos. Karena pulau-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan
populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi
yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada
tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan
Galapagos menjadi spesies yang terpisah. Isolasi ini memunculkan adanya endemisme baik
hewan ataupun tumbuhan.
3. Isolasi Reproduksi
Tanda dua populasi berbeda spesies adalah bila mereka tidak dapat berhibridisasi atau
disebut juga mengalami isolasi reproduksi. Isolasi reproduksi dapat terjadi karena:
 Isolasi ekologi, yaitu isolasi karena menempati habitat yang berbeda. Isolasi ini hampir
sama dengan isolasi geografi.
 Isolasi musim, terjadi akibat perbedaan waktu pematangan gamet.
 Isolasi tingkah laku, akibat perbedaan tingkah laku dalam hal perkawinan.
 Isolasi mekanik, terjadi karena bentuk morfologi alat kelamin yang berbeda.
 Isolasi gamet, terjadi karena gamet jantan tidak memiliki viabilitas dalam alat reproduksi
betina.
 Terbentuknya bastar mandul.
 Terbentuknya bastar mati bujang.
Selain isolasi yang terjadi secara alami seperti yang telah disebutkan di atas, spesiasi juga
dapat terjadi karena domestikasi. Domestikasi memindahkan hewan atau tumbuhan liar dari
habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Hal ini mengakibatkan
muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat yang menyimpang dari sifat aslinya.
Selain melahirkan berbagai macam spesies yang berbeda, isolasi juga berakibat terhadap
munculnya endemisitas pada beberapa spesies yang mengalami isolasi geografi. Contoh spesies
endemik yang terdapat di Sulawesi berbeda jauh dengan kerabatnya jika dibandingkan dengan
spesies yangada di Sumatera dan Jawa yang relatif dekat. Selain itu, isolasi menyebabkan
terputusnya aliran genetis dari moyang yang berakibat sukar bahkan tidak mungkin menelusuri
moyangnya.
Pada dasarnya peranan isolasi dalam evolusi adalah sebagai mekanisme untuk melahirkan
spesies-spesies baru yang kemudian akan meningkatkan keanekaragaman hayati di alam.
Proses Evolusi yang Meliputi Seleksi Alam
Menurut Charles Darwin, evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yg
mampu menyeleksi makhluk hidup). Makhluk hidup terdiri dari beragam spesies yang masing-
masing memiliki kemampuan yang berbeda dalam bertahan hidup. Kondisi alam yang selalu
berubah (dinamik) merupakan faktor penyeleksi. Individu yang tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya akan tereliminasi (mati). Makhluk hidup yang ada sekarang ini, adalah makhluk
hidup yang mampu bertahan dalam seleksi alam sehingga dapat mewariskan sifat adaptifnya
pada keturunan selanjutnya.
Darwin dalam bukunya The Origin of Species menyatakan bahwa :
1. Spesies itu tidak diciptakan sesuai dengan keadaannya / bentuknya yang sekarang, tetapi
mengalami evolusi dari spesies yang telah ada pada jaman dulu
2. Mekanisme evolusi menurut konsep Darwin ialah karena adanya seleksi alam. Menurut
Darwin, dalam populasi suatu organisme ada individu-individu yang mempunyai sifat
tertentu, yang sifatnya diwariskan dan dapat bertahan hidup. Organisme lainnya tidak
mempunyai sifat tersebut sehingga populasinya semakin menurun.
Seleksi alam terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
1. Seleksi Stabilisasi (stabilizing selection)
Pada seleksi tipe ini, fenotip yang ekstrim yang selalu terseleksi.
2. Seleksi Mengarah (directional selection)
Seleksi mengarah mengakibatkan frekuensi alel akan mengarah kepada salah satu ekstrim
dari kisaran salah satu ciri.
3. Seleksi Memisahkan (diversifying/distruptive selection)
Pada keadaan tipe seleksi ini selalu tertuju pada individu heterozigot
Bentuk-bentuk (manifestasi) respons makhluk hidup terhadap seleksi alam adalah :
 Adaptasi organisme
 Perubahan komposisi genetik suatu populasi sesuai dengan kondisi lingkungan yang
cocok dengan alel yang tersedia.
 Ada beberapa mekanisme dalam perubahan evolutif, yang dikenal sebagai isolasi
(keterpisahan) dalam populasi jenis makhluk hidup, antara lain dikenal konsep isolasi :
geografik, reproduksi,dan perilaku, serta akibat-akibat yang menyertainya.
 Terbentuk spesies baru.
Contoh nyata dari adanya seleksi
alam adalah adanya perbedaan paruh pada
burung finch setelah bermigrasi ke
kepulauan Galapagos. Perbedaan paruh ini
disebabkan oleh kesesuaian fungsi paruh
dengan kondisi habitatnya masing-masing
untuk memudahkan mendapatkan makanan
guna mempertahankan hidup. Burung finch berasal dari jenis yang sama, namun karena tinggal
di tempat dengan kondisi yang berbeda-beda, terjadilah seleksi alam. Contohnya, burung finch
yang tinggal di daerah yang makanannya banyak berupa biji-bijian, paruhnya cenderung kecil
dan melengkung. Burung yang paruhnya kurang sesuai akan terseleksi karena tidak bisa
beradaptasi dengan baik.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
1) variasi genetik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan variasi dalam
urutan DNA disetiap genom individu. Penyebab dari variasi genetik antara lain adalah
rekombinasi, mutasi, hanyutan genetik, seleksi alam, dan aliran gen.
2) Prinsip hukum Hardy-Weinberg menjelaskan bahwa populasi tidak mengalami evolusi.
frekuensi alel dan genotip dalam gen pool tidak mengalami perubahan selama beberapa
generasi.
3)

You might also like