Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Nama : MUSLICHATUN
NIM : 6301903021
Jurusan : PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
Fakultas : ILMU KEOLAHRAGAAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Semarang, 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan PKLO – FIK
Universitas Negeri Semarang
Motto :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang berhijrah dan berjuang di
jalan Allah, mereka itu mengharap rahmat Allah, Allah Maha Pengampun lagi Penyayang”.
Kupersembahkan Kepada :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
Keberhasilan skripsi ini tentunya atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan studi di FIK
UNNES Semarang.
3. Ketua Jurusan PKLO FIK UNNES, yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam
penelitian ini.
4. Drs. Margono, M.Kes, selaku Pembimbing I dan Kumbul Slamet Budianto, S.Pd, M.Kes
selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga terselesaikan
skripsi ini.
5. Sriyati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gunungpati 04 yang telah memberikan ijin
penelitian ini.
6. Drs. Suyanto selaku Kepala Sekolah SD Negeri Nongkosawit yang telah memberikan ijin
penelitian ini.
8. Para siswa putri kelas VI SD Negeri Gunungpati 04 dan SD Negeri Nongkosawit Tahun
Ajaran 2004/2005, selaku sampel telah membantu dengan sepenuh hati dalam penelitian ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang telah dengan sukarela membantu penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu dalam penulisan ini, yang telah
Semoga budi baik Bapak dan Ibu, serta rekan-rekan yang telah diberikan kepada penulis,
Akhirnya penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SARI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Jasmani.................................................................... 16
2.1.5 Tes Kesegaran Jasmani ........................................... 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................. 53
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Lampiran
Halaman
1. Daftar Nama Populasi Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04
dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ..................... 53
2. Hasil Penelitian Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak
Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati
04 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 .......................... 54
3. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun
pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN
Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ...................................... 56
4. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12
Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan
SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ............................. 58
5. Rangking Hasil Penilaian Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani
Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI
SDN Gunungpati 04 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 60
6. Matching Hasil Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak
Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati
04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ................. 62
7. Hasil Penelitian Tes Akhir Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak
Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati
04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ................ 63
8. Hasil Penilaian Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II
Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada
Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit
Tahun Ajaran 2004/2005 ............................................................ 65
9. Perhitungan Pola Statistik dengan Perhitungan M-S Terhadap
Hasil Tes Akhir ........................................................................... 66
10. Tabel Nilai-nilai t Batas Signifikansi Nilai t pada Pelbagai Taraf
Signifikansi ................................................................................. 67
11. Program Latihan Selama Penelitian ............................................ 68
12. Petunjuk Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun
(Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Jakarta 1995) .............. 70
13. Rangkaian Gerakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk
Anak Umur 10-12 Tahun (Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
Jakarta 1995) ............................................................................... 73
PENDAHULUAN
Pengembangan sumber daya manusia pada umumnya diarahkan untuk menjadikan manusia
Indonesia yang tangguh, terampil, cakap, bersemangat dan produktif, sehingga mempunyai
kemampuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam masyarakat. Sementara itu, dari sisi
lain pengembangan sumber daya manusia sangat berhubungan erat dengan peningkatan taraf
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, setiap
negara termasuk Bangsa Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih bagi negara yang maju, dimana manusianya dapat
dikatakan sudah sangat berkurang dalam gerak jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan
gangguan-gangguan seperti metabolisme sel-sel, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh
Pembinaan kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang penting dalam
peningkatan kualitas fisik. Oleh karena itu, pembinaan kesegaran jasmani merupakan hal yang
barangkali harus dilakukan dengan terobosan untuk menyentuh berbagai permasalahan dan
sambil menengok ke belakang apa-apa yang menjadi penghambat selama ini. Bahkan bila perlu
Dari uraian di atas, sangat menarik perhatian karena menyentuh persoalan yang mendasar
yaitu persoalan kualitas fisik yang tercermin pada kesegaran jasmani. Pembangunan yang sedang
berjalan dewasa ini sangat menuntut kualitas fisik yang makin tinggi. Seperti yang disebutkan
dalam buku Kesegaran Jasmani dalam Pembangunan Bangsa bahwa : “Manusia energik atau
produktif merupakan modal utama dalam strategi dasar era pembangunan dan modernisasi serta
akselerasi”.
Berbicara mengenai kesegaran jasmani dalam upaya peningkatan kualitas fisik, memang
merupakan permasalahan yang menarik. Kalau tidak sebentar kita menemui jalan buntu, maka
akan menemui berbagai hambatan yang pada akhirnya bisa menjadi terarah. Akan tetapi kalau
keterpaduan pembinaan kesegaran jasmani dapat berjalan dengan baik dan ada komitmen dari
pemerintah tidak mustahil bahwa pembinaan kesegaran jasmani akan berhasil dengan baik.
Semakin banyak masyarakat melakukan latihan jasmani, berarti semakin berhasil pembinaan
kesegaran jasmani dan tingkat kesegaran jasmani masyarakat semakin baik serta akan
Seperti diketahui bahwa pembinaan kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai
macam latihan jasmani atau olahraga. Pada dasarnya semua macam latihan atau olahraga yang
dapat meningkatkan kesegaran jasmani dapat digunakan sebagai sarana latihan seperti Senam
Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani pelajar sudah termasuk dan tercantum dalam
kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, sehubungan dengan masalah kesegaran
jasmani, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan tugasnya menjelaskan : “Maka
seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah
dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan
rasional terhadap arti kesegaran jasmani”. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam
hubungan antara pembangunan bangsa dan negara, sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang
menjadi obyek dan subyeknya adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya. Jadi disamping
masyarakat sekolah itu mau melakukan usaha-usaha pembinaan kesegaran jasmani, juga dapat
mempengaruhi lingkungan dan bahkan tidak mustahil akan berkembang luas di kalangan
masyarakat umum.
disebutkan : “Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk
Dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, juga
memuat pokok bahasan Senam Kesegaran Jasmani. Karena itu untuk mencapai tujuan seperti
yang disebutkan dalam kurikulum, pendidikan jasmani di sekolah dasar mempunyai andil yang
sangat besar untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar. Dan senam
kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang telah ada saat ini merupakan alat yang sangat tepat
dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar tersebut. Hal ini dapat
dilihat bahwa senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar bukan hanya sebagai materi pelajaran
yang disampaikan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, tetapi juga dicantumkan dalam
Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar merupakan suatu paket senam yang baru,
yang memang dikhususkan bagi anak-anak usia sekolah dasar. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya tidak harus dilakukan pada pagi hari saja, dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja karena memang merupakan suatu bentuk kegiatan jasmani yang penting untuk
Untuk memajukan vitalitas organ tubuh yang dibutuhkan untuk menjaga kegiatan sehari-
hari diperlukan suatu latihan yang dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan hal-hal
yang berhubungan dengan program latihan seperti : Frekuensi latihan yang harus dilakukan
setiap minggunya, intensitas latihan dan lama latihan. Ketiga faktor tersebut sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan program latihan. Orang yang sudah melaksanakan latihan olahraga
secara tertib dan teratur sejak masa kanak-kanak yang disesuaikan dengan usianya, akan tumbuh
Walaupun latihan fisik yang teratur secara umum memberikan pengaruh yang bermanfaat, akan
tetapi ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ-organ yang sedang tumbuh, yang
disebabkan karena latihan fisik tersebut dilakukan dengan intensitas, jangka waktu, serta jenis
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ternyata ada beberapa sekolah dasar yang
melaksanakan latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar dengan frekuensi tiga kali dan
ada pula yang melaksanakan latihan dengan frekuensi empat kali setiap minggunya dan demikian
pula yang dilakukan oleh kesegaran jasmani, mewajibkan bagi murid-muridnya untuk
melakukan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar sebelum jam pelajaran dimulai. (M.
Sajoto, 1988:119)
Sampai sekarang ini belum ada pedoman yang memberikan ketentuan berapa kali latihan
setiap minggunya yang paling baik dapat meningkatkan kesegaran jasmani bagi siswa sekolah
dasar. Bertolak dari permasalahan tersebut, penulis tertarik dan ingin meneliti mana yang lebih
efektif antara latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang diberikan tiga kali
dengan empat kali dalam satu minggu dengan beban latihan yang sama terhadap tingkat
kesegaran jasmani.
1.2 Permasalahan
Secara garis besar, senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar dapat digunakan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani bagi pelakunya, tingkat kesegaran jasmani dapat diketahui
1.2.1 Apakah ada pengaruh yang berbeda antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan dengan
frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.
1.2.2 Kemudian jika ada pengaruh yang berarti mana yang lebih efektif antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah
dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.
Sehubungan dengan judul yang diajukan, yaitu “Perbandingan Pengaruh Frekuensi Latihan
Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar Antara Tiga Kali Dengan Empat Kali Dalam Satu
Minggu Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putri Kelas VI SD Negeri Gunungpati 04
Maka perlu dijelaskan beberapa istilah dalam judul tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan
semula dan agar tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan, yang meliputi :
1.3.1 Perbandingan
dengan “Perbandingan” dalam penelitian ini diartikan yang akan dibandingkan adalah frekuensi
latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar antara tiga kali dengan empat kali dalam satu
1.3.2 Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (benda, orang dan sebagainya)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Depdikbud, 1998:664).
Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah daya yang ditimbulkan oleh
adanya pelaksanaan program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilakukan
dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.
1.3.3 Frekuensi
Yang dimaksud frekuensi dalam penelitian ini adalah jumlah latihan senam kesegaran
jasmani usia sekolah dasar yang dilakukan dalam satu minggu yaitu tiga kali dan empat kali.
1.3.4 Latihan
1998:502).
Latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu aktivitas fisik yang berupa
Senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar adalah senam baru yang diciptakan siswa
sekolah dasar yang merupakan rangkaian gerakan senam yang baru dan ditujukan untuk
suatu pekerjaan atau aktivitas tubuh tertentu, tanpa mengalami kelelahan yang berarti setelah
melakukan aktivitas tersebut, sehingga masih adanya sisa tenaga untuk melakukan aktivitas yang
lain.
frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.
1.4.2 Untuk membedakan pengaruh yang berarti mana yang lebih efektif antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah
dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.
Nongkosawit.
Nongkosawit.
BAB II
Dewasa ini istilah kesegaran jasmani sering menjadi topik pembicaraan yang menarik,
kesegaran jasmani menurut Sadoso (1992:19) adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan
tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan dan masih
mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk
kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang
Pendapat lain menyebutkan bahwa kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh
mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan
tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak,
maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif (Sudarno, 1992:9).
Sedangkan menurut hasil seminar nasional kesegaran jasmani tahun 1971 di Jakarta yang
dikutip oleh A. Kamiso (1998:58) menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki kesegaran
jasmani dapat diartikan orang yang cukup mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah
kesanggupan dan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau menunaikan tugasnya
sehari-hari dengan cukup kekuatan dan daya tahan, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,
sehingga masih terdapat sisa tenaga yang berarti digunakan untuk menikmati waktu luang yang
datangnya secara tiba-tiba atau mendadak, dimana orang yang kesegarannya kurang tidak akan
mampu melakukannya. Hal ini yang membedakan orang yang fit dan tidak fit.
kemampuan tubuh dan pekerjaan yang berbeda sehingga masing-masing akan mempunyai
Senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar adalah suatu bentuk latihan yang bertujuan
sejumlah besar otot secara berkesinambungan dengan beban latihan yang cukup untuk
merangsang jantung, paru-paru dan pembuluh darah, dan besarnya latihan untuk masing-masing
otot tidak terlalu tinggi sehingga cukup untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
Dapat juga dikatakan bahwa senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar gerakan-
Adapun komponen dari kesegaran jasmani tersebut adalah : 1) Kekuatan; 2) Daya tahan; 3)
Untuk mengetahui lebih mendalam dari komponen kesegaran jasmani tersebut akan
1) Kekuatan
Kekuatan menurut M. Sajoto (1988:16) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Sedangkan
menurut H.P. Suharno (1978:21) kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi
tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Dengan demikian seseorang yang mempunyai
kekuatan otot baik dapat melakukan dan memikul pekerjaan yang berat dalam waktu yang lama.
Orang yang fisiknya segar akan mempunyai otot yang kuat dan mampu bekerja secara efisien.
2) Daya tahan
Ada dua macam daya tahan menurut M. Sajoto (1988:16) yaitu daya tahan umum dan daya
tahan otot. Daya tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem
jantung, paru dan peredaran darahnya secara efektif untuk menjalankan kerja secara terus
menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu
yang cukup lama. Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya
untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
Menurut H.P. Suharno (1978 : 23) daya tahan adalah kemampuan organisme seseorang
untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu yang lama.
Jika seseorang mampu menggerakkan sekelompok otot tertentu secara terus menerus
dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan jantung, peredaran darah dan pernafasan
yang baik. Makin tinggi tingkat daya tahan seseorang makin tinggi pula kesegaran jasmaninya.
3) Daya ledak
Daya ledak ialah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi
Sedangkan menurut M. Sajoto (1988:17) daya ledak disebut juga Muscular Power
melakukan gerakan dengan kemampuan maksimal namun dalam waktu yang singkat bila dalam
4) Kelentukan
Kelentukan (flexibility) adalah segala efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk
segala aktivitas dengan penguluran tubuh ditandai dengan flexibilitas persendian pada seluruh
Menurut H.P. Suharno (1988:30) kelentukan (flexibility) ialah kemampuan dari seseorang
Dengan kelentukan tubuh atau penguluran tubuh yang luas berarti seseorang dapat
melakukan gerakan secara bebas, sehingga makin sedikit tenaga yang dikeluarkan untuk
5) Kecepatan
dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (M. Sajoto, 1988:17).
Sedangkan definisi dari ahli lain adalah kemampuan organisme seseorang dalam
melakukan gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik-
Dengan demikian seseorang yang mempunyai kecepatan yang tinggi, maka orang tersebut
dapat melakukan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang dalam waktu yang pendek.
6) Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi di arena tertentu.
Dari kedua pendapat tersebut juga terdapat pengertian yang sama yaitu menekankan
kepada kemampuan untuk merubah posisi tubuh tertentu tanpa mengganggu keseimbangan.
Dimana kelincahan dan ketangkasan ini melibatkan faktor : kekuatan, kecepatan, tenaga
ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi. (Moeloek Dangsina, 1984:9).
7) Koordinasi
macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara efektif. (Sajoto M, 1988:17).
untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan
tujuannya.
Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik dapat melakukan serangkaian gerakan
dalam satu pola irama, sedang orang yang tidak memiliki koordinasi yang baik akan
8) Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat
melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan,
kanalis semisir-kularis pada telinga dan reseptor pada otot (Moeloek Dangsina, 1984:10).
Sedangkan Suharno HP (1978:36) mendefinisikan keseimbangan sebagai kemampuan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan badan dalam berbagai keadaan agar tetap
seimbang.
Dengan keseimbangan yang baik seseorang akan dengan mudah melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari sebab keseimbangan tidak hanya diperlukan pada olahraga saja.
9) Ketepatan
bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu obyek
langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. (Sajoto M., 1988:18).
suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya (Suharno HP, 1978:35).
Orang yang mempunyai ketepatan yang baik dapat mengontrol gerakan dari satu sasaran
10) Reaksi
Reaksi menurut Sajoto M. (1988:18) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak
secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera atau saraf lainnya.
Sedangkan pendapat lain mengenai reaksi adalah interval waktu antara penerimaan
Dari kedua pendapat tersebut maka seseorang yang memiliki reaksi yang baik akan dapat
melakukan aktivitasnya dengan cepat setelah menerima rangsang yang diterima dari inderanya.
meningkatkan mutu kehidupan seseorang sesuai dengan keadaannya masing-masing. Hal ini
Adapun fungsi kesegaran jasmani selain untuk menunjukkan kondisi fisik dapat dibagi
b. Bagi ibu hamil sangat penting untuk perkembangan bayi yang dikandung dan
a. Bagi anak-anak adalah untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
b. Bagi orang tua adalah untuk mempertahankan kondisi fisik agar tetap segar dan tidak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang, yang
Sejak masih dalam kandungan, manusia sudah memerlukan makan dan gizi yang cukup
yang digunakan untuk pertumbuhan. Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani tubuh haruslah
cukup makan makanan yang bergizi, dan harus dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagaimana
fungsi yang semestinya. Konsumsi makanan yang salah dapat mengakibatkan buruk terhadap
kesehatan, kekurangan gizi pada tingkat yang berat dapat membawa akibat yang mengerikan.
Sebagai contoh akibat kekurangan vitamin A seseorang dapat menjadi buta, demikian juga bila
tubuh kekurangan protein dan kalori tubuh menjadi lemah, kurus dan pertumbuhan kurang baik.
Hal lain yang sangat penting bahwa kekurangan gizi akan menurunkan kecerdasan, daya
pikir dan perkembangan mental. Keadaan tersebut jelas menunjukkan betapa rendahnya mutu
kehidupan seseorang akibat kekurangan gizi. Sebaliknya kelebihan gizi dapat menyebabkan
kegemukan yang dapat mempermudah timbulnya penyakit jantung, diabetes dan lain-lain.
Makanan memiliki fungsi utama yaitu memberi tenaga yang dibutuhkan untuk gerakan
tubuh, menyediakan bahan-bahan untuk membangun tubuh, baik untuk memelihara dan
Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan dapat digolongkan
a. Hidrat arang/karbohidrat
Zat gizi ini terdapat pada nasi atau penggantinya seperti jagung, roti, ubi, kentang dan
lainnya.
b. Lemak
c. Protein
Banyak terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti daging, ikan, telur, kacang-
d. Zat gizi yang menyediakan bahan-bahan untuk membangun tubuh terdapat pada makanan
e. Zat gizi yang menyediakan bahan-bahan untuk mengatur bekerjanya alat-alat tubuh
2. Faktor usia
Pada usia pertumbuhan (anak-anak) kesegaran jasmaninya akan lebih baik, karena pada
usia ini fungsi organ tubuh akan tumbuh dengan optimal. Sedangkan pada orang tua akan terjadi
penurunan kesegaran jasmani dikarenakan banyak jaringan-jaringan (sel-sel) dalam tubuh yang
mengalami kerusakan.
Sudah barang tentu apabila seseorang menginginkan hidup sehat jasmaninya tetap terjaga,
maka ia harus menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-harinya, seperti makan makanan
yang bersih dan bergizi, menjaga kebersihan pribadi dan beristirahat yang cukup.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang itu tinggal dalam waktu yang lama.
Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial ekonomi. Mulai dari pekerjaannya,
Peningkatan kesegaran jasmani juga bisa dilakukan melalui latihan-latihan rutin dan gemar
berolahraga.
Latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik yang menurut cara atau aturan tertentu, yang
mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh, dan sebagai hasil terakhir adalah
Banyak jenis tes yang biasa digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesegaran
jasmani seseorang. Adapun tes kesegaran jasmani yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
1. Pelaksanaannya mudah, biaya sedikit, tidak banyak menggunakan peralatan dan efisiensi
waktu.
2. Tes tersebut tepat untuk mengukur komponen terpenting dari kesegaran jasmani yaitu :
mengukur kecepatan, mengukur kekuatan dan ketahanan tubuh otot lengan dan bahu,
mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut mengukur tenaga eksplosif dan untuk mengukur
3. Penentuan status kesegaran jasmani disesuaikan dengan usia, jenis kelamin sehingga lebih
terperinci.
Tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun putri akan dijelaskan lebih lanjut di Bab
III.
tugas pekerjaan sehari-hari. Makin tinggi tingkat kesegaran jasmani makin tinggi pula
kemampuan kerja, lebih jauh Kamiso A. (1988:70) mengatakan bahwa yang penting dalam
meningkatkan kesegaran jasmani adalah yang berhubungan dengan ergosistem primair, karena
yang berhubungan langsung dengan kesehatan. Sedang peningkatan ergosistem sekunder tidak
merata. Oleh karena itu untuk dapat lebih meningkatkan daya kerjanya, perlu meningkatkan
Sedangkan menurut Sigit Moerjono, yang dikutip oleh Kamiso A. (1988:70) mengatakan
bahwa latihan-latihan yang ditujukan kepada pembentukan otot-otot skelet tidak ada salahnya
untuk dilakukan oleh karena latihan ini akan dapat menopang latihan-latihan aerobik tadi,
Dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan kesegaran jasmani selalu diiringi dengan
peningkatan derajat kesehatan dan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari. Yang mana
pada waktu melakukan latihan jasmani tidak hanya melibatkan salah satu bagian dari ergosistem
tetapi hendaknya latihan yang dilaksanakan mengacu pada ergosistem primair atau sistem
jantung peredaran darah dan pernafasan, sehingga latihan dapat bermanfaat bagi kesegaran
Agar latihan yang dilaksanakan dapat berhasil guna bagi peningkatan kesegaran jasmani
1. Intensitas Latihan
Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan faktor utama yang mempengaruhi
dengan intensitas latihan. Oleh karena itu intensitas latihan merupakan faktor yang sangat
Kamiso A. (1988:71) mengatakan bahwa “ternyata 60% kapasitas aerobik maksimal sama
dengan 72% dari denyut nadi maksimal dan 80% kapasitas aerobik yang maksimal sama dengan
87% dari denyut nadi maksimal. Disamping itu batasan maksimal denyut nadi dipengaruhi oleh
Denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi umur, tetapi latihan klub jantung sehat telah
dipakai rumus 200 sehingga denyut nadi maksimal berada di bawah 20 hitungan dari rumus 220.
Patokan ini cukup aman, sebab dengan perhitungan beban latihan diturunkan kira-kira 10%
Misalnya seorang anak yang berumur 12 tahun akan berlatih, maka denyut nadi latihan
berkisar antara 135 sampai 163. Ini diperoleh dari denyut nadi maksimal 200-umur (12)
didapatkan hasil 188, jadi untuk denyut nadi latihan berkisar antara 188 x 72% = 135 sampai 188
x 87% = 163. Kalau berlatih di bawah 72% dari denyut nadi maksimal maka akan kurang
manfaatnya, tetapi bila latihan melampaui 87% dari denyut nadi maksimal maka akan berbahaya.
Denyut nadi dapat dihitung pada pergelangan tangan atau pada arteria karotis di sebelah
kanan atau kiri pada pita suara. Cara meghitung ini harus dibiasakan supaya lebih terampil dan
tepat tempatnya. Memonitor denyut nadi cukup selama 10 detik saja dan hasilnya dikalikan 6
(heart rate/menit).
2. Lamanya latihan
Lama latihan berhubungan erat dengan intensitas. Kalau intensitas tinggi, maka latihannya
cukup pendek dan sebaliknya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kalau sasarannya hanya kesegaran
jasmani bagi orang awam sebaiknya berlatih dengan intensitas rendah atau sedang saja (Sudarno,
1992:135).
Mengenai waktu atau lama latihan harus dipadukan dengan intensitas latihan. Dikarenakan
latihan dengan intensitas tinggi merupakan latihan berat dan memungkinkan timbulnya cedera
juga besar.
Adapun yang dikutip dari pendapat Pollock dalam Sudarno (1992:135) mengatakan Untuk
pemula yang frekuensi latihannya lebih dari tiga kali seminggu dan latihanya lebih dari 30 menit,
3. Frekuensi latihan
Yang dimaksud frekuensi latihan adalah beberapa kali seorang melakukan latihan yang
cukup intensif dalam satu minggunya. Makin banyak frekuensi latihan per minggunya, makin
cepat pula hasil peningkatan kapasitas daya tahan orang tersebut. Tetapi disarankan dalam
menentukan frekuensi latihan benar-benar diperhatikan batas kemampuan orang tersebut, karena
bagaimanapun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas
percepatan kenaikan kapasitas daya tahannya dicapai, tetapi dapat mengakibatkan sakit yang
berkepanjangan. Jumlah frekuensi latihan yang efektif tergantung dari sifat olah raga yang
dilakukannya.
Bila tujuan dari latihan hanya untuk membina dan atau untuk meningkatkan kesegaran
jasmani, maka frekuensi latihan cukup tiga sampai lima kali seminggunya (Sudarno, 1992 : 67).
Sedangkan menurut Kamiso A (1991 : 76) efek dari latihan tiga kali perminggu dapat
disamakan dengan empat sampai lima kali kalau waktu latihan ditambah. Latihan dua kali
seminggu ternyata tidak efektif untuk melatih sistem kardiovaskuler dan dengan frekuensi
latihan dua kali perminggu tidak dapat memelihara kesegaran jasmani yang dicapai. Pendapat
tersebut dipertegas lagi oleh Sadoso (1992:26) yang mengemukakan bahwa frekuensi latihan
berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dapat disimpulkan bahwa latihan
paling sedikit tiga minggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun olahraga prestasi. Hal ini
disebabkan ketahanan tubuh seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan.
Jadi diusahakan sebelum ketahanan menurun harus sudah dilatih lagi.
Tapi perlu diingat bahwa dalam berlatih setiap minggunya tubuh memerlukan istirahat
yang cukup diantara hari-hari latihan dan istirahat tersebut juga akan mengurangi timbulnya
Pendapat Cooper yang dikutip Sudarno (1992:67) menyatakan bahwa kurang bijaksana
berlatih tiap hari, sebab bila latihan dilakukan setiap hari akan timbul kelelahan yang menumpuk
yang cenderung akan menimbulkan cidera pada otot, sendi atau tulang.
Pada masa anak unur 10-12 tahun pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun
pertumbuhan itu lambat, tetapi mempunya waktu belajar cepat dan keadaan ini dapat
dipertimbangkan pula sebagai konsolidasi pertumbuhan yang ditandai dengan kesempurnaan dan
kestabilan terhadap keterampilan dan kemampuan yang telah ada dibandingkan yang baru
dipelajari.
Pada masa tersebut juga terjadi perubahan dimana anak yang pada mulanya bergerak dari
pengembangan tugas-tugas pada umur itu. Adapun ketiga dorongan yang dimaksud adalah :
2. Dorongan dari realisasi kerja dan suasana bermain yang masing-masing memerlukan
3. Dorongan ke dalam konsep dunia dewasa yang mana memerlukan peningkatan keterampilan
Pada anak usia sekolah dasar pertumbuhan yang nampak jelas adalah pertambahan panjang
lengan dan kaki, koordinasi antara tangan dan mata serta kaki dan mata bertambah baik pula.
Keberanian juga lebih berkembang hal ini baik terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan.
Anak perempuan karena itu harus dibimbing untuk mengembangkan kekuatan badan bagian atas
Pada masa ini aktivitas olahraga sangat dianjurkan bagi anak-anak usia sekolah dasar,
pertumbuhan dan koordinasi yang terus berlanjut akan mengalami penyempurnaan pada usia-
usia tersebut, tetapi yang benar-benar menonjol adalah perkembangan keseimbangan dan
Olahraga beregu dan kompetisi sangat penting artinya tetapi bukan waktu yang tepat untuk
memusatkan dalam satujenis olahraga saja, beberapa cabang olahraga yang dinjurkan bagi anak
usia sekolah dasar adalah berenang, senam, sepak bola dan basket.
Perubahan-perubahan fisiologis yang lain adalah sistem peredaran darah, termasuk jantung
dan pembuluh-pembuluh darah yang berkembang hingga dewasa. Pertumbuhan ini ditandai
dengan naiknya tekana darah, pada wanita biasanya denyut nadinya lebih cepat dari pria.
Perubahan pada sistem pernafasan juga nampak jelas, kenaikan yang cukup menyolok dapat
ditemui baik pada anak perempuan maupun laki-laki, pada anak perempuan pertambahannya
makin lama makin berkurang, sistem pencernaan juga mengalami perkembangan karena semakin
bertambahnya kebutuhan makanan. Sitem syaraf berkembang lebih cepat dibandingkan dengan
Keterampilan dasar motorik dan perkembangannya selama masa ini yang paling menonjol
adalah :
1. Keseimbangan (balance). Pada anak laki-laki memiliki keseimbangan dan keterampilan yang
2. Ketepatan (accuracy). Anak perempuan biasanya memiliki ketepatan yang lebih baik
tigabelas tahun.
4. Penguasaan batas (control). Anak perempuan meiliki kemampuan kontrol lebih baik daripada
anak laki-laki pada usia ini, tetapi setelah usia empatbelas tahun anak laki-laki menampakkan
5. Kekuatan (strength). Anak laki-laki memang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari
anak perempuan.
Keterampilan dasar motorik sangat penting artinya dalam pemberian program latihan olahraga, pada anak perempuan perlu sekali
penekanan pada latihan-latihan untuk : keseimbangan, ketangkasan, kontrol dan kekuatan yang nantinya berguna bagi perkembangan tubuhnya di
masa mendatang.
2.2. Hipotesis
Sutrisno Hadi (1990:63) mengatakan hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau
mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya. Penerimaan dan penolakan dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-
Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini perlu dikemukakan hipotesis
2.2.1 Ada perbandingan yang berarti antara program latihan senam kesegaran jasmani usia
sekolah dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu
minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri kelas VI SD Gunungpati 4 dan SD
Nongkosawit.
2.2.2 Program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar yang dilaksanakan dengan
frekuensi empat kali dalam satu minggu, lebih efektif dalam meningkatkan kesegaran
jasmani dibandingkan dengan program latihan yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan
metode penelitian pun harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (1990:4)
“Metode penelitian sebagaimana yang kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat
dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya untuk menjaga agar pengetahuan yang
dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya”. (Sutrisno
Hadi, 1990:4).
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan
analisis data.
Ada empat hal yang akan dibahas dalam penentuan obyek penelitian, yaitu :
instrumen penelitian.
populasi. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas VI SD Gunungpati 4 dan SD
Nongkosawit Semarang tahun ajaran 2004/2005. Jadi mereka memiliki sifat yang sama,
mempunyai umur yang sebaya. Populasi ini berjumlah 40 siswa. Siswa terdiri dari 28 siswa SD
Syarat sampel yang mewakili yang utama adalah : sampel harus menjadi cermin populasi,
sampel mewakili populasi, sampel harus merupakan populasi dalam bentukkecil, Miniatur
Untuk memperoleh sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling, yaitu
siswa diberi preexperiment dengan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12
tahun.
Tes diberikan pada seluruh populasi yang jumlahnya 40 siswa terdiri dari 28 siswa SD
Negeri Gunungpati 4 dan 12 siswa SD Negeri Nongkosawit. Siswa melakukan tes yang terdiri
dari 5 item kemudian hasilnya dijumlah sesuai dengan klasifikasi penilaian tes kesegaran jasmani
Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun. Setelah itu siswa dipasang-pasangkan dan diperoleh 20
pasang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program Senam Kesegaran Jasmani
Usia Sekolah Dasar yang dilakukan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam
satu minggu.
2. Variabel terikat
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam pola gerak dalam senam
kesegaran jasmani usia sekolah dasar, maka digunakan buku petunjuk Senam
maupun pelaksanaan pengambilan data pada saat tes awal (Pre-test) dan tes akhir
(Post-test), maka guru olahraga dari sekolah tersebut dan peneliti selalu mengawasi
jalannya penelitian.
3. Waktu penelitian
Waktu penelitian untuk kedua kelompok adalah sama yaitu, sebelum jam
pelajaran dimulai baik untuk pelaksanaan program eksperimen pengambilan data awal
(Pre-test) dan tes akhir (Post-test).
4. Peralatan
Alat-alat dan fasilitas yang dipergunakan pada kedua kelompok, baik dalam pelaksanaan
program eksperimen maupun dalam pengambilan data awal (Pre-test) dan tes akhir (Post-test)
adalah sama.
5. Anak coba
Anak coba semuanya siswa putri kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gunungpati
04 dan Sekolah Dasar Negeri Nongkosawit Semarang Tahun Ajaran 2004/2005 yang
seperti :
1. Mungkin diantara mereka yang melakukan kegiatan olahraga di luar latihan-latihan yang
dilakukan. Hal ini diatasi dengan mengadakan peringatan, pencegahan sebelum dan selama
2. Kejadian yang terjadi pada masing-masing anak yang mungkin timbul selama berlangsung
penelitian, maka diatasi dengan jalan menanyakan kepada mereka siapa yang merasa sakit,
Di dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen adalah suatu metode yang
memberikan atau menggunakan gejala yang dinamakan percobaan. Dengan percobaan tersebut
akan terlihat hubungan sebab akibat dari pengaruh pelaksanaan penelitian tersebut.
Sutrisno Hadi (1990 : 472) mengungkapkan : “Salah satu tugas penting dalam research
ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenonim-fenonim dan
menarik hukum tentang hubungan sebab akibat itu. Metode eksperimen merupakan salah satu
metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat itu”.
Metode penelitian ini menggunakan pola Matched Subjects Designs dan sering dikenal
dengan pola M-S. Menurut Sutrisno Hadi (1990 : 484) : “Subject Matching sudah tentu sekaligus
juga grup matching karena subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan
kontrol secara otomatis akan menseimbangkan kedua grup tersebut. Adapun pairing subject yang
Eksperimen dengan pola Matched Subjects Designs prinsipnya mempunyai tiga cara yaitu :
Nominal pairing, ordinal pairing dan kombinasi dari nominal-nominal pairing. Dan dalam
diperoleh dari hasil matching nilai pre eksperimen tes dengan cara ordinal pairing. Yaitu anak
yang tingkat kemampuannya sama dipasang-pasangkan kemudian anggota tiap pasangan itu
menjadi grup eksperimen I dan grup eksperimen II. Sehingga kedua grup tersebut berangkat dari
wawancara langsung dengan guru pendidikan jasmani dan Kepala Sekolah SD Negeri
Gunungpati 04 dan Nongkosawit Semarang yang akhirnya ditentukan dan diberi ijin
Dalam penelitian ini tempat yang digunakan untuk kegiatan penelitian yaitu
Jasmani Usia Sekolah Dasar. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal
3. Test pendahuluan
digunakan adalah tes kesegaran jasmaninya untuk anak usia 10-12 tahun.
Dilaksanakan mulai jam 07.00 WIB sampai selesai. Sebelum tes dilaksanakan siswa
up) secukupnya. Hasil dari Pre-test dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 94.
sampai tanggal 21 Pebruari 2005 pada hari Senin, Rabu, Jum’at dan Sabtu,
eksperimen II melaksanakan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar pada hari
Senin, Rabu dan Sabtu, sedangkan kelompok eksperimen I pada hari Senin, Rabu,
Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 23 Pebruari 2005. Tes yang digunakan
adalah tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun. Dilaksanakan mulai pukul
07.00 sampai selesai. Sebelum tes dilaksanakan siswa diberi pengarahan tentang
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kesegaran jasmani untuk anak usia
10-12 tahun, tes ini merupakan satu rangkaian tes dimana semua butir tes harus
a. Lari 40 meter
2) Alat dan fasilitas : a) lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40 meter dan masih
3) Petugas tes
a) Juru keberangkatan
b) Pengukur waktu
4) Pelaksanaan
b) Gerakan
- Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari.
- Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh
jarak 40 meter.
d) Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas
garis finish.
5) Pencatatan hasil
a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40
b) Pengambilan waktu satu angka di belakang koma (Stopwatch manual) dan dua angka
1) Tujuannya adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
i.Palang tunggal
ii.Stopwatch
iv.Nomor dada
v.Serbuk kapur.
4) Pelaksanaan
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.
a) Sikap permulaan
Peserta berdiri di belakang palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang
b. Gerakan
Dengan bantuan tolakan kaku, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap
bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal, sikap tersebut
5) Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap
b) Stopwatch
d) Dan lain-lain
3) Petugas tes
a) Pengamat waktu
4) Pelaksanaan
a) Sikap permulaan
- Berbaring terlentang dilantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 900,
- Petugas atau peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar
b) Gerakan
- Pada aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua
detik).
Catatan :
a) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi.
5) Pencatatan hasil
a) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat
b) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan
d. Loncat tegak
dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (0) pada skala yaitu 100 cm.
b) Serbuk kapur
c) Alat penghapus
d) Nomor dada
3) Petugas tes
b) Pelaksanaan
- Peserta duduk tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping kiri
atau kananya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak
- Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukan lutut dan kedua tangan diayun
ke belakang.
- Kemudian peserta meloncat setinggi sambil menepuk papan dengan tangan yang
c) Pencatatan hasil
1) Tujuannya adalah mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan.
iii.Bendera start
iv.Peluit
v.Tiang pancang
vi.Nomor dada
viii.Alat tulis.
3) Petugas tes
a) Juru keberangkatan
b) Pengukur waktu
c) Pencatat hasil
d) Pembantu umum
4) Pelaksanaan
b) Gerakan
- Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari.
- Pada aba-aba “Ya” peserta lari menuju garis finis. Menempuh jarak 600 meter.
Catatan :
5) Pencatatan hasil
a) Pengambilan waktu dilakukan pada saat bendera diangkat sampai tepat melintasi
garis finish.
b) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600
Untuk dapat melaksanakan tes kesegaran jasmani anak usia 10-12 tahun ini ada
a. Bagi peserta
1) Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh karena itu peserta harus dalam keadaan sehat
6) Jika tidak dapat melaksanakan satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal / tidak
mendapatkan nilai.
b. Bagi petugas
3) Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya
secepat mungkin.
4) Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah diingat oleh petugas.
5) Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih tidak diberi nilai.
6) Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan.
memiliki validitas logis bila instrumen itu disusun dengan usaha yang cermat melalui
usaha-usaha dan isi yang benar sehingga menurut logika akan dicapai tingkat validitas
yang dikehendaki.
2. Treatment
Usia Sekolah Dasar dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu, sedangkan
kelompok kontrol adalah latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar
a. Pemanasan
latihan I-V dan peregangan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan
pemanasan ± 3 menit. Sedangkan tujuan dari gerakan pemanasan ini adalah untuk
suhu tubuh meningkat, juga untuk mempersiapkan otot-otot leher, bahu, badan bagian
atas dengan gerakan berputar yang mengikutsertakan perut, punggung, panggul, paha
b. Latihan inti
Dalam latihan ini ini ada 5 gerakan yang dilatih dan tujuannya adalah untuk
olahraga prestasi.
c. Pendinginan
Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah yang penting dalam
penelitian. Data yang terkumpul tidak akan berarti apabila tidak diolah. Suatu kesimpulan bisa
diambil dari hasil pengolahan data tersebut. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat
menggunakan dua jenis analisa, yaitu analisa statistik dan analisa non statistik (Sutrisno Hadi,
1990:221).
Karena dalam penelitian ini data yang disajikan berupa angka, sesuai dengan pengertian
statistik itu sendiri baik secara sempit maupun luas. Maka metode yang dipakai adalah metode
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui, pengaruh frekuensi latihan yang
ditimbulkan oleh aktivitas program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar yang
dilakukan tiga kali dengan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.
Maka digunakan metode analisis statistik terhadap hasil eksperimen dengan pola M-S (Matched
Subjects Designs) ordinal pairing dimana : “Subjects Matching selalu menggunakan t-tes pada
Untuk memasukkan ke dalam rumus terlebih dahulu membuat tabel persiapan sebagai
berikut :
Tabel 1
Persiapan Perhitungan Statistik dengan Pola M-S
2.
s/d
20
Σ Xe2 Σ Xe1 ΣD Σd Σ d2
MD
t=
Σd 2
N (N - 1)
MD = Mean Differences
N = Jumlah subyek
Keterangan :
1) Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu sama atau lebih besar dari t tabel,
2) Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu lebih kecil dari t tabel, maka
Sesudah diadakan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
maka didapatkan hasil dari tiap-tiap subyek dari kedua kelompok dan kemudian data
Σ Xe2 = 284 Σd = 0
ΣD = -18
ΣD − 18
Mean Deviasi MD = = = −0,9
N 20
Maka nilai t hitung adalah :
MD
t=
Σd 2
N (N - 1)
0,9 0,9
t= = = 2,308
57,8 0,39
20 (20 - 1)
sedangkan dengan taraf signifikansi 5% dan Db = 19, maka nilai t tabel sebesar =
2,093. Derajat kebebasan (Db) untuk t test ini adalah jumlah pasangan subyek
dikurangi satu atau 20-1 = 19. Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu
Hasil t tes yang signifikan tersebut hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan yang
berarti antara latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga
kali dalam satu minggu dan empat kali dalam satu minggu diterima.
(MXe2) adalah :
N = 20 N = 20
Jadi : Jadi :
Xe 302 Xk 284
MXe1 = = = 15,1 MXe2 = = = 14,2
n 20 n 20
Dengan demikian maka MXe1 > MXe2 yaitu 15,1 ? 14,2 dari hasil perhitungan di atas
bahwa mean dari hasil latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar menggunakan
frekuensi empat kali dalam satu minggu lebih besar dari mean hasil latihan senam kesegaran
jasmani usia sekolah dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu.
Maka hipotesis nihil yang mengatakan bahwa “Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia
Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu sama baiknya dengan latihan
Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan empat kali dalam satu minggu”
ditolak.
Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi empat kali dalam satu
minggu lebih baik dengan latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar
4.2 Pembahasan
Metabolisme tubuh empat kali latihan dibandingkan dengan tiga kali latihan lebih baik
karena proses dalam metabolisme dalam tubuh semakin baik karena fungsi kerja paru lebih besar
sedangkan latihan tiga kali lebih kecil dibandingkan empat kali latihan.
Fungsi jantung akan lebih besar pemacuannya ketika dilatih empat kali seminggu
dibanding dengan dengan tiga kali seminggu, peredaran darah dalam tubuh akan sangat
berpengaruh besar terhadap metabolisme tubuh karena kerja jantung memompa lebih banyak
Kerja otot dalam tubuh semakin besar atau banyak latihan serta dosis latihan akan
mempengaruhi kerja otot di dalam jantung, paru maupun peredaran darah dalam tubuh ini
disebabkan karena perkembangan atau semakin banyak metocondria maka stress/akibat latihan
empat kali seminggu lebih baik dibanding dengan tiga kali seminggu karena frekuensi latihan
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,308 lebih besar dari nilai
t tabel sebesar 2,093 berarti ada perbedaan yang berarti antara Latihan Senam Kesegaran Jasmani
Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu dan empat kali dalam
Dilihat dari mean masing-masing kelompok dapat diketahui bahwa mean kelompok siswa
yang diberi latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan menggunakan
frekuensi empat kali dalam satu minggu (MXe1) lebih besar daripada mean kelompok siswa yang
diberi latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali
Dengan demikian maka Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar
menggunakan frekuensi empat kali dalam satu minggu lebih efektif dengan latihan Senam
Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan tiga kali dalam satu minggu terhadap
tingkat kesegaran jasmani siswa putri, hal ini disebabkan karena ketahanan tubuh seseorang akan
turun apabila 48 jam tidak melakukan latihan, dalam latihan senam kesegaran jasmani usia
sekolah dasar yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu ada waktu istirahat yang melebihi
48 jam, sedangkan latihan yang dilaksanakan empat kali dalam satu minggu waktu istirahat tidak
5.1 Simpulan
5.1.1 Dari hasil perhitungan statistik bahwa nilai t hitung 2,308 lebih besar dari nilai t tabel
2,093 dengan taraf signifikansi 5% db 19, berarti ada perbedaan yang signifikan.
5.1.2 Karena mean latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan
empat kali dalam satu minggu (kelompok eksperimen I) adalah 15, lebih besar dari mean
latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan tiga kali dalam
satu minggu (kelompok eksperimen II) sebesar 14,2 maka latihan senam kesegaran
jasmani usia sekolah dasar lebih efektif untuk meningkatkan kesegaran jasmani bagi
siswa putri kelas VI SD Negeri Gunungpati 04 dan Nongkosawit Semarang Tahun Ajaran
2004/2005.
5.2 Saran-Saran
5.2.1 Dalam penelitian ini disarankan bagi guru pendidikan jasmani di Sekolah Dasar yang
Jasmani Usia Sekolah Dasar dapat menggunakan latihan senam ini dengan frekuensi
5.2.2 Sebaiknya peneliti, pelatih, pembina menggunakan latihan Senam Kesegaran Jasmani
Usia Sekolah Dasar dapat menggunakan latihan senam ini dengan frekuensi empat kali
Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda. 1971. Senam Kesegaran Jasmani. Jakarta.
-------------, 1972. Senam Kesegaran Jasmani Untuk Pria dan Wanita, Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jintan Hutapea, Kesegaran Jasmani (buletin). 1995. Jakarta Pusat Kesegaran Jasmani dan
Rekreasi.
M. Hartono. 1994. Pengaruh Frekuensi Senam Aerobik dan Jenis Kelamin Prapupertas
Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani. (Tesis). Jakarta : Program Pasca Sarjana
IKIP Jakarta.
M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dan Olahraga. Semarang
: Dahara Prize.
Nurhasan. 1986. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Karunika Jakarta Indonesia Terbuka.
Pate, RR, Mc Clenaghan and Rotella. 1984. Scientific Foundation of Coaching. Philadelphia.
Sauders College Publishing.
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia Umur 10-12 Tahun. Jakarta.
Suharno HP. 1978. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta : Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga.
Suharsimi Arikunto, 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta : Bina
Aksara.
TABEL 2
TABEL 3
HASIL PENELITIAN TES AWAL
TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN
PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN NONGKOSAWIT TAHUN
AJARAN 2004/2005
HASIL TES
NO NAMA SISWA Baring Loncat tegak Lari
Lari Gantung
duduk 600
40 m siku tekuk 1 2 3 4
30” m
1 RAHAYU 8,92" 2,35" 8 100 127 128 128 3,21"
18 ASRI - - - - - - - -
30 RIKA APPRILIA - - - - - - - -
34 MARIA ANNISA - - - - - - - -
45 AMBARWATI - - - - - - - -
Lampiran 3
TABEL 4
HASIL TES
Rang
NO NAMA SISWA Gantung Baring Total
Lari Loncat Lari king
siku duduk
40 m tegak 600 m
tekuk 30”
1 RAHAYU 3 2 3 3 3 13 32
2 ST MARYAM 2 2 2 1 2 9 41
3 DWI WULANDARI 2 2 3 2 3 12 36
4 DIYAN ERISKA 3 3 3 3 3 15 15
5 DARMASIH 3 3 3 3 3 15 16
6 ETIA DWI LANGGA 3 3 3 3 3 15 17
7 IDA MULYANI 3 3 3 4 3 16 7
8 MAHARANI 3 3 3 2 3 14 23
9 NOVI AGUSTINA 3 3 3 3 4 16 8
10 RIKA AYU 2 3 3 3 3 15 18
11 VEGA VEBRI 3 3 3 3 2 14 24
12 NURCHOLIDA 3 3 3 4 3 16 9
13 YEKTI YULIANTI 3 3 3 3 3 15 10
14 AMINAH 2 2 3 2 2 11 37
15 NUKI PANCARANI 2 4 4 2 2 14 25
16 LINA 2 2 4 3 3 14 26
17 YANI 2 3 3 3 2 13 27
18 ASRI - - - - - - -
19 DIYAH 3 2 3 3 2 13 33
20 LINTANG 3 3 3 3 3 15 12
21 AMINAH 3 2 3 3 3 14 19
22 NURUL 4 3 3 3 3 16 4
Lanjutan lampiran 3
23 FITRIYANI 4 3 3 3 4 17 2
24 NOVITA SARI 3 3 3 3 4 16 5
25 RIKA VEBRIYANTI 3 3 3 3 3 15 13
26 AYUK 3 3 2 3 2 13 28
27 ROFIKOH 3 3 3 3 3 15 14
28 VIKI MORMALA 2 3 3 3 2 13 29
29 FAJAR MUTAHAROH 2 2 2 2 2 10 40
30 RIKA APPRILIA - - - - - - -
31 RIMA UKIRANI 3 3 3 2 3 14 20
32 SONY A RINAWATI 3 3 3 2 2 13 34
YUNITA FAJAR
33 2 3 3 2 2
SETIAWATI 12 35
34 MARIA ANNISA - - - - - - -
35 DIAN ANGGRAENI 3 2 2 2 2 11 38
DESY
36 4 4 3 3 2
TANGJUNGSARI 16 2
37 INDAH SETYOWATI 3 4 3 3 3 16 3
38 VITA KUMALASARI 4 3 3 3 3 16 6
39 TITIK ANGGRAINI 2 2 2 2 2 10 39
40 PUTRI ANGGORO 3 3 3 3 3 15 11
41 ANNA EKOWATI 2 3 3 3 3 14 21
43 TRI AGUSTIN 3 2 3 3 3 14 22
44 NONIK NINGRUM 2 2 3 3 3 13 31
45 AMBARWATI - - - - - - -
Lampiran 4
TABEL 5
HASIL PENELITIAN TES AWAL TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK
UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI
SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT
TAHUN AJARAN 2004/2005
HASIL TES
NO NAMA SISWA Baring Loncat tegak
Lari Gantung Lari
duduk
40 m siku tekuk 1 2 3 4 600 m
30”
1 RAHAYU 8,92" 2,35" 8 100 127 128 128 3,21"
18 ASRI - - - - - - - -
30 RIKA APPRILIA - - - - - - - -
34 MARIA ANNISA - - - - - - - -
45 AMBARWATI - - - - - - - -
Lampiran 5
TABEL 6
PENILAIAN TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK
UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI
SDN GUNUNGPATI 04 DAN NONGKOSAWIT
TAHUN AJARAN 2004/2005
HASIL TES
NO NAMA SISWA Gantung Baring Total
Lari 40 Loncat Lari
siku duduk
m tegak 600 m
tekuk 30”
1 RAHAYU 2 2 3 3 3 13
2 ST MARYAM 2 4 3 2 4 15
3 DWI WULANDARI 2 3 3 2 2 12
4 DIYAN ERISKA 2 4 3 2 2 13
5 DARMASIH 3 4 3 3 2 15
6 ETIA DWI LANGGA 3 3 3 3 3 15
7 IDA MULYANI 2 3 3 2 3 13
8 MAHARANI 2 4 3 4 3 16
9 NOVI AGUSTINA 1 5 3 3 3 15
10 RIKA AYU 3 4 3 2 3 15
11 VEGA VEBRI 3 4 4 3 3 17
12 NURCHOLIDA 3 4 3 3 2 16
13 YEKTI YULIANTI 2 5 3 2 2 14
14 AMINAH 2 4 3 2 3 13
15 NUKI PANCARANI 2 3 3 3 3 14
16 LINA 3 2 3 3 3 14
17 YANI 3 4 4 3 3 17
18 ASRI 3 4 4 4 3 18
19 DIYAH 3 2 3 3 3 14
20 LINTANG 3 4 4 3 4 18
21 AMINAH 4 3 4 2 4 17
Lanjutan lampiran 5
22 NURUL 3 3 4 2 3 15
23 FITRIYANI 2 3 4 3 3 15
24 NOVITA SARI 2 3 3 2 3 13
25 RIKA VEBRIYANTI 3 3 3 4 3 16
26 AYUK 3 4 3 3 3 16
27 ROFIKOH 2 3 3 2 3 13
28 VIKI MORMALA 3 4 3 3 4 17
29 FAJAR MUTAHAROH 3 3 2 2 2 12
30 RIKA APPRILIA 4 3 4 2 2 15
31 RIMA UKIRANI 2 3 3 3 2 13
32 SONY A RINAWATI 2 5 3 4 3 17
33 YUNITA FAJAR S. 2 5 3 4 4 18
34 MARIA ANNISA 3 4 3 3 3 16
35 DIAN ANGGRAENI 2 2 2 2 2 10
36 DESY TANGJUNGSARI 2 3 3 3 3 14
37 INDAH SETYOWATI 3 3 3 2 3 14
38 VITA KUMALASARI 2 3 3 3 4 15
39 TITIK ANGGRAINI 2 3 3 2 3 13
40 PUTRI ANGGORO 2 3 2 2 3 12
Lampiran 6
TES AKHIR
Lanjutan lampiran 6
Lampiran 7
TABEL 8
HASIL PENILAIAN KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN
EKSPERIMEN II TES AKHIR TES KESEGARAN JASMANI UNTUK
ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI
SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT
TAHUN AJARAN 2004/2005
1 23 17 9 17
2 22 18 10 18
3 24 15 11 16
4 9 16 7 15
5 12 17 13 16
6 20 18 13 14
7 25 15 27 16
8 5 13 4 12
9 6 15 10 15
10 2 17 21 14
11 14 12 17 13
12 11 15 8 13
13 15 13 16 14
14 26 13 17 14
15 28 16 16 15
16 1 13 19 12
17 19 17 3 12
18 3 15 4 15
19 14 14 8 13
20 29 13 12 10
Lampiran 8
TABEL 12
PROGRAM LATIHAN SELAMA PENELITIAN
1. Kelompok Eksperimen 1 : Program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar
empat kali dalam satu minggu
2. Kelompok Eksperimen 2 : Program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar
tiga kali dalam satu minggu
Lanjutan lampiran 9
Rabu, 16-02-2005 EKSPERIMEN 1 1 SET PERTEMUAN
19
06.30 EKSPERIMEN 2 2 SET 18
Jum’at, 18-02-2005 EKSPERIMEN 1 1 SET PERTEMUAN
20
06.30 EKSPERIMEN 2 2 SET 19
Sabtu, 19-02-2005 PERTEMUAN
21 EKSPERIMEN 1 2 SET
06.30 20
Rabu, 23-02-2005 EKSPERIMEN 1
22 POST TES
06.30 EKSPERIMEN 2
Keterangan :
- Jumlah total set yang diberikan selama penelitian untuk kelompok eksperimen 2 dan
eksperimen 1 adalah sama yaitu 30 set
Lampiran
TABEL
RANGKING HASIL PENILAIAN TES AWAL TES KESEGARAN JASMANI UNTUK
ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI
SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT
TAHUN AJARAN 2004/2005
Nomor Tes
No. Nilai Pembagian Kelompok
1 23 17 A
2 9 16 B
3 10 16 B
4 22 16 A
5 24 16 A
6 11 16 B
7 7 16 B
8 9 16 A
9 12 16 A
10 13 15 B
11 13 15 B
12 20 15 A
13 25 15 A
14 27 15 B
15 4 15 B
16 5 15 A
17 6 14 A
18 10 14 B
19 21 14 B
20 2 14 A
21 14 14 A
22 17 14 B
23 8 14 B
24 11 14 A
25 15 14 A
26 16 14 B
27 17 13 B
28 26 13 A
29 28 13 A
30 16 13 B
31 9 13 B
32 1 13 A
33 19 13 A
Lanjutan lampiran
34 3 13 B
35 4 12 B
36 3 12 A
37 14 11 A
38 8 11 B
39 12 10 B
40 29 10 A
41 2 9 A
Keterangan :
- Pembagian kelompok di atas A adalah kelompok eksperimen I, B adalah kelompok
eksperimen II.
- No. 41 tidak diikutsertakan dalam penelitian selanjutnya karena tidak ada pasangannya.