Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS MATARAM
2017
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Alat
a. Statif
a. Klem
b. Buret
c. Gelas kimia
d. Pipet tetes
e. Stopwatch
f. penggaris
2. Bahan
a. Larutan aseton
b. Alkohol
c. Larutan n-heksana
d. Plastik bening
e. Kapas
D. LANGKAH KERJA
2. Analisis Data
Perhitungan :
Penyelesaian :
a. Alcohol
M1 x L1 = M2 x L2
58 x 34,5 = M2 x 31
2001 = 31 M2
M2 = 2001/31
M2 = 64,54
b. N-heksana
M1. L1 = M2. L2
58 x 41,5 = M2 x 24
2407 = 24 M2
M2 = 2407/24
M2 = 100,29
3. Pembahasan
Distribusi kecepatan molekul gas dapat dihitung melalui laju difusi gas yang
merupakan perbandingan antara jarak dengan waktu difusi. Untuk waktu difusi yang
sama antara gas satu dengan yang lain, maka perbandingan laju difusi sebanding
dengan perbandingan jarak yang ditempuh oleh gas dalam berdifusi. Difusi adalah
suatu penyamaan keadaan-keadaan fisika secara serta merta (spontan). Bila difusi
menyangkut zat-zat yang berbeda, difusi merujuk ke pencampuran partikel ketika
mereka bergerak untuk terdistribusi secara seragam satu di antara yang lain.
Pengujian eksperimen Graham menunjukkan bahwa sebenarnya lebih mengukur laju
efusi daripada laju difusi. Efusi merupakan gerakan partikel-partikel gas lewat suatu
lubang sempit. Persamaan untuk hukum Graham memberikan laju efusi dengan
sangat tepat.
Difusi gas merupakan campuran antara molekul gas yang satu dengan molekul
yang lainnya yang terjadi secara berangsur-angsur atau secara sedikit demi sedikit.
Pada percobaan yang kami lakukan bertujuan untuk mencari massa molekul gas
dengan jalan membandingkan laju difusi berdasarkan hukum Graham untuk
menentukan distribusi kecepatan partikel gas. Pada praktikum ini menggunakan
senyawa aseton yang sudah diketahui Mr-nya yaitu 58 dan zat X (yang belum
diketahui Mr nya) yang berasal dari alcohol pembersih luka dan larutan n-heksana
sebagai parameter untuk mengetahui kecepatan pergerakan molekul gas yang
terdistribusi, menggunakan dua parameter bertujuan sebagai perbandingan nilai
massa molekul reatifnya untuk menentukan besarnya kecepatan distribusi. Adanya
indikasi dari pergerakan sebuah gas yang terdistribusi dengan kecepatan tertentu kami
menggunakan buret yang terdapat di laboratorium yang ujung keduanya terbuka satu
sama lain, di mana ujung yang satu dimasukkan larutan zat X dan ujung yang lain
dimasukkan larutan yang berupa aseton, pertemuan antara gas zat X dengan aseton
akan terjadi sebuah pertemuan yang dapat berupa cincin melingkar yang berwarna
putih berbentuk awan (kabut putih) atau seperti embun. Embun tersebut merupakan
pertemuan antara gas aseton dengan zat X dan akan didapatkan jarak yang ditempuh
gas aseton dan gas zat X selama distribusi kedua gas berlangsung dan massa molekul
relatif zat X yang dapat ditentukan dengan mengukur distribusi kecepatan molekul
gas (efusi)-nya dengan cara membandingkan distribusi kecepatan molekul gas
tersebut yang belum diketahui dengan distribusi kecepatan molekul gas yang telah
diketahui massa molekulnya.
Pada praktikum yang kami lakukan kami melakukan percobaan pertama pada zat
aseton dan zat X dan di dapatkan jarak yang ditempuh zat aseton selama difusi yaitu
34,5 cm dengan waktu 5 menit atau 300 detik dan pada zat X (alkohol) jarak yang di
tempuh yaitu 31 cm dengan waktu yang sama. Pada percobaan kedua pada zat aseton
didapatkan jarak yang di tempuh selama difusi yaitu 41,5 cm dengan waktu 5 menit
atau 300 detik dan pada zat X (n-heksana) didapatkan jarak yang ditempuh yaitu 24
cm dengan waktu yang sama. Pada larutan aseton (CH3COCH3) memiliki Mr yaitu
58, di mana Mr ini didapatkan dengan mengasumsikan bahwa kandungan pembersih
kuteks hanyalah terdapat kandungan aseton (CH3COCH3), kemudia bahan yang lain
itu adalah BenzylAcetate, Pigment Red, dan Aqua sebagai pelarutnya. Sehingga Mr
zat X yang dapat ditentukan. Setelah dilakukan perhitungan Mr pada zat X kami
mendapatkan hasil yaitu 64,54 untuk alcohol pembersih luka dan 100,29 untuk n-
heksana. Hasil Mr dari zat X yang kami dapatkan tidak sesuai dengan Mr dari zat X
sebenarnya karena zat X adalah alcohol dan n-heksana yang masing-masing memiliki
Mr 46 dan 86. Nilai Mr yang kita dapatkan sesuai data percobaan dengan nilai Mr
larutan zat X berdasarkan literatur tidak sesuai karena ada beberapa kesalahan yaitu
ketika kami kesulitan melihat kabut putih dan mengukur jarak yang ditempuh pada
gas aseton dan gas zat X dengan keadaan ruangan yang tidak memungkinkan ketika
kami melakukan percobaan.
Hasil percobaan ini digunakan untuk membandingkan distribusi kecepatan
partikel gas antara alcohol dan n-heksana. Dimana berdasarkan konsep distribusi
kecepatan molekul dalam gas selain dipengaruhi oleh suhu dapat juga dipengaruhi
oleh besarnya massa molekul relative dari senyawa tersebut. Semakin besar massa
molekul relative yang dimiliki suatu senyawa atau partikel maka akan semakin
lambat distribusi kecepatannya.
F. KESIMPULAN