You are on page 1of 29

ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN

KOTA KUPANG DAN WILAYAH SEKITARNYA


(Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Teknik Analisa Geografi dan 50% Nilai UTS)

Desen Pengampu:
Choirul Amin S. Si, M.M

Dikerjakan oleh:
Bruce Maldy Pratama E100140087
Mukhlis Akbar E100140137
Yusuf Mohamad Ibrahim E100140046
Andi Muhammad Zainul Abror E100140041

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang
terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut pulau Timor. Sebagai kota terbesar di
provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku
yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa,
Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa. Luas wilayah Kota Kupang
adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa (2014). Daerah ini
terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.
Pada awalnya istilah interaksi keruangan (Spatial Interaction) doperkenalkan oleh
Ulman ( dalam Goodall,1987) yang dikemukakan sebagai berikut: Spatial interaction
emphasizes the interpendence of areas and implies the movement of commodities, goods,
people, information etc. Between areas.
Kota Kupang merupakan Kota utama dan kota yang penting untuk Provinsi Nusa
Tenggara Timur karena merupakan pusat pemerintahan. Kota Kupang juga merupakan
salah satu Kota pelabuhan terbesar di Provinsi Nusa Tenggara timur karena letaknya yang
strategis. Kota Kupang memiliki satu Pelabuhan Internasional dan Bandara Udara
Internasional dan menjadi pintu masuk dan keluar barang dan manusia yang menempati
Pulau Timor ataupun Pulau lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Karena berbagai
alasan diatas maka diperlukan sebuah analisis interaksi keruangan Kota Kupang terhadap
wilayah sekitarnya untuk mengetahui seberapa besar peran Kota Kupang.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Interaksi Keruangan Kota Kupang Terhadap Wilayah Sekitarnya?
2. Dimana Wilayah Yang Dipengaruhi Kota Kupang?
1.3.Tujuan
1. Menganalisis Interaksi Keruangan Kota Kupang Terhadap Wilayah Sekitarnya.
2. Mengetahui Dimana Wilayah Yang Dipengaruhi Kota Kupang.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
1.4.Sasaran
1. Mengidentifikasi kondisi umum Wilayah Kota Kupang dan Sekitarnya.
2. Menganalisis interaksi yang ada antara wilayah dengan menggunkanan metode
matriks asal atau tujuan, model gravitasi dan perhitungan Hansen.
3. Menentukan seberapa besar pengaruh yang diberikan Kota Kupang terhadap
wilayah sekitarnya.
1.5.Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini terbagi atas 2 (dua) ruang lingkup, yaitu ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam laporan analisis interaksi keruangan
ini meliputi Kota Kupang dan Kabupaten Kupang Yang unit Wilayah nya
meliputi Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan
Kupang Tengah, Kecamatan Taebenu, Kecamatan Nekamase, Kecamatan
Semau dan Kecamatan Sulamu.
1.5.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan analisis interaksi keruangan ini
meliputi interaksi di bidang perdagangan, jasa, industri, pertanian dan
perkebunan, serta perikanan.
1.6. Metodelogi Pelaksanaan
Dalam laporan analisis interaksi keruangan ini menggunakan dua metode
pendekatan, yaitu metode penyusunan laporan (tahap persiapan, tahap pengumpulan
data dan tahap pengolahan data) dan metode analisis.
1.7. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang wilayah studi, dilakukan dengan menggunakan metode
pengumpulan data sekunder. Data – data sekunder yang digunakan yaitu data-data yang
sudah diketahui sumbernya serta memiliki keterkaitan dengan masalah yang dibahas

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
dalam laporan ini. Data-data ini dapat diperoleh dari buku-buku referensi atau literatur
dan internet, serta dari instansi-instansi terkait seperti BPS.
1.8.Metode Analisis
Metode analisis dalam laporan ini menggunakan data kuantitatif atau data yang
dinotasikan dalam angka serta data kualitatif yang berupa peta. Adapun data yang
dianalisis merupakan data interaksi keruangan yang terjadi di Kota Kota dengan daerah
sekitarnya.
1.9.Sistematika Penulisan
Laporan analisis Interaksi Keruangan antara Kota Kupang dengan daerah
sekitarnya yang terdiri dari 5 (lima) bab. Sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi pelaksanaan,
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini, menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan cara analisis interaksi
keruangan menggunakan metode-metode yang diperlukan.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Meliputi kondisi profil wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang meliputi
Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Nekamase,
Kecamatan Taebenu, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Sulamu dan Kecamatan
Semau.
BAB IV ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
Mencakup analisis interaksi keruangan dengan menggunakan matriks asal tujuan,
model gravitasi, dan titik henti.
BAB V KESIMPULAN
Dalam bab ini, mencakup kesimpulan dari hasil analisis interaksi keruangan antara
Kota Kupang dan Kabupaten Kupang meliputi Kecamatan Kupang Tengah,
Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Nekamase, Kecamatan Taebenu, Kecamatan
Kupang Timur, Kecamatan Sulamu dan Kecamatan Semau.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
BAB II KAJIAN TEORI

Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang berkaitan dengan tiga unsur
jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis
keruangan ini adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai sesuai
dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu
hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas antara pusat dan
perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi. Suatu wilayah tertentu
bergantung pada wilayah lain, demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan
pada wilayah tertentu sehingga terjadilah interaksi keruangan.
Tidak semua daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Sistem pergerakan
mempunyai dua variabel utama yaitu asal dan tujuan. Variabel ini yang kemudian
menjawab pertanyaan mengapa pergerakan yang terjadi berbeda-beda untuk
masing-masing daerahnya. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh perbedaan
kebutuhan, permintaan dan penawaran yang berbeda, dan perbedaan lokasi yang
ingin dicapai yang berbeda membuat adanya pergerakan menuju tempat dari asal
yang berbeda pula.

2.1 Faktor Pendukung Interaksi Keruangan


Ada beberapa faktor terjadinya interaksi keruangan yaitu,
 Regional Complementary
Masing-masing tempat memiliki kemampuan sumberdaya yang berbeda. Disatu
sisi terdapat tempat yang surplus sumberdaya sedangkan ditempat lain kekurangan
sumberdaya. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadi pergerakan masing-masing
sumberdaya untuk memenuhi sumberdaya di tempat lain. Sehingga semakin besar
komplementaritas maka semakin besar interaksi yang terjadi.
 Intervening Opportunity
Adanya perantara yang mungkin dapat menghambat terjadinya interaksi baik
interaksi manusia maupun barang. Semakin besar Intervening Opportunity maka
semakin kecil interaksi yang terjadi.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
 Transferability
Berkaitan dengan biaya dan waktu. Fungsi jarak diukur dengan biaya dan waktu.
Lancarnya interaksi bias ditentukan dengan daya transfer tinggi, jarak yang
ditempuh, biaya angkut yang memadai, dan transportasi yang lancar.
Terdapat hubungan antara jarak dan iteraksi yaitu semakin dekat jarak maka
interaksi semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, semaik jauh jarak maka interaksi
semakin rendah. Interaksi keruangan bisa dianalisis menggunakan model grafitasi.
Interkasi keruangan dianggap sebagai suatu interaksi tarik menarik seperti tarik
menarik antara dua kutub magnet. Dalam analisis ini daerah dianggap sebagai
massa dan hubungan antar daerah dianggap sama dengan hubungan antar massa.
Terdapat teori yang dikemukakan oleh Hansen bahwa suatu daerah memiliki
daya tariknya masing-masing. Menurut Hansen Tiap wilayah dianggap memiliki
daya tarik tersendiri, suatu kegiatan akan bereaksi terhadap daya tarik tersebut.
Daya tarik tersebut dapat diprediksi berdasarkan beberapa asumsi yaitu:
 Lapangan Kerja
Apabila disuatu daerah terdapat lapangan pekerjaan yang masih luas tentu akan
menarik orang-orang baik di daerah tersebut maupun orang di daerah lain untuk
masuk. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi karena adanya daya tarik dari
daerah lain.
 Tingkat Aksesibilitas
Tingkat aksesibilitas juga mempengaruhi daya tarik karena semakin mudah
aksesibilitas maka daya tarik suatu daerah tersebut juga akan semakin tinggi. Begtu
pula sebaliknya, apabila aksesibilitas rendah maka daya tarik daerah tersebut juga
akan rendah.
 Lahan yang masih kosong
Lahan yang masih kosong juga dapat mempengaruhi daya tarik untuk suatu daerah.
Lahan kosong tersebut akan menarik orang untuk berinvestasi atau menggunakan
lahan tersebut untuk hal lain.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
2.2 Matriks O/D (Matriks Asal/Tujuan)
Interaksi keruangan memiliki 2 komponen yaitu asal (origin) dan tujuan
(destination). Keduanya memiliki pengaruh dan dampak yang berbeda. Origin
lebih mengarah sebagai faktor pendorong untuk melakukan pergerakan. Sebagai
contohnya karena di Kota X tidak ada pasar, maka kita harus ke Kota Y yang ada
pasarnya. Sedangkan destination memiliki faktor penarik untuk merangsang
manusia melakukan pergerakan. Contohnya adalah seperti kota Y di contoh
pertama tadi. Dari interaksi tersebut antara origin dan destination maka kemudian
akan muncul dampak masing-masing bagi keduanya. Untuk mengetahui besarnya
interaksi bisa dihitung menggunakan matriks origin/destination (matriks O/D).
berikut adalah contoh matriks origin:
Tabel II.1
Matriks Asal dan Tujuan (Origin/Destination)
D O A B C D Ti
A 0
B 0
C 0
D 0
Tj

Pada matrik O/D jumlah baris (Ti) merupakan total output dari lokasi (arus asal),
sedangkan jumlah dari kolom (Tj) merupakan input total (arus terikat) dari lokasi .
Penjumlahan input selalu sama dengan penjumlahan dari output. Jika tidak, terdapat
gerakan yang datang dari atau pergi keluar dari sistem. Jumlah dari output atau input
memberikan aliran total yang terjadi dalam sistem (T). Hal ini juga memungkinkan untuk
membuat matriks O/D berdasarkan kelompok usia, pendapatan, jenis kelamin, dan
sebagainya. Dalam keadaan seperti itu, mereka dicap sebagai sub-matriks karena mereka
hanya memperhitungkan total aliran.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
2.3 Model Gravitasi
Seorang ilmuwan Inggris, Newton, mengemukakan teori yang menarik tentang
gravitasi. Teorinya ini kemudian dianalogikan menjadi perhitungan interaksi keruangan.
Model gravitasi dapat digunakan untuk menghitung keseluruhan perilaku manusia
dihubungkan dengan interaksi spasial terutama membahas migrasi, arus pergerakan, dan
kegiatan berbelanja kebutuhan. Dasarnya adalah bahwa hukum Newton menyatakan gaya
tarik-menarik antara dua benda dipengaruhi langsung oleh ukurannya dan berbanding
terbalik dengan jaraknya.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Tabel II.2
Perbedaan Komponen Interaksi Keruangan
Komponen Faktor penarik/pendorong Dampak
Origin Ingin mengungsi (kehidupan lbh baik) Penduduk berkurang
Keputusan export SDA menipis
Destination Pariwisata Relokasi
Peluang retail Inflasi/deflasi
Kemudahan akses ke lokasi lain

Model gravitasi dihitung dengan menggunakan beberapa variabel. Perlu menggunakan


variabel populasi masing-masing origin dan destination, serta variabel jarak antara kedua
tempat. Perhitungannya dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan
𝑷𝒊 𝑷𝒋 Iij : Interaksi antara 2 area i dan j
𝑰𝒊𝒋 = Pi dan Pj : Populasi tiap wilayah atau area
𝒅𝒊𝒋 𝒃 d ij : Jarak diantara wilayah atu area
b : Jarak eksponen

Bila ada dua lokasi i dan j, maka Iij interaksi antara kedua lokasi tersebut. P adalah
populasi, d adalah jarak antara kedua lokasi, dan b adalah pangkat jarak.

2.4 Titik Henti


Titik Henti digunakan untuk mengetahui jangkauan atau pengaruh suatu kota (pusat
pelayanan). Untuk mengetahui titik henti dapat mengunakan rumus sebagai berikut:

𝑱
Thv=
𝟏+√(𝑷𝒙/𝑷𝒚)

Keterangan
Th : Titik henti
J : Jarak antara kota X dan Y
Px : Penduduk kota x
Py : Penduduk kota.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
1. Kota Kupang

Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara


Timur yang terletaka di bagian tenggara provinsi. Secara astronomis Kota Kupang
terletak diantara: 10’36’14” – 10’ 39’ 58” LS dan 123’ 32’ 23” – 123’ 37’ 01” BT.
Berdasarkan administrasi wilayahnya batas Kota Kupang adalah:
- Timur : Kecamatan Kupang Tengan dan Tabenu Kabupaten Kupang.
- Barat : Kecamatan Kupang Barat dan Selat Semau.
- Utara : Teluk Kupang.
- Selatan: Kecamatan Kupang Barat dan Nekamase.

Secara geologis wilayah ini terdiri dari pembentukan tanah dari bahan keras
dan bahan non vulkanis dan bahan-bahan mediteran atau rencina atau litosol
terdapat disemua Kecamatan. Keadaan topografi daerah tertinggi diatas permukaan
laut terletak dibagian selatan dengan ketinggian 100 – 350 meter daerah terendah
diatas permukaan laut terletak dibagian utara kota denga ketinggian 0 -50 meter.
Dengan rata-rata tingkat kemiringan 15%.
2. Kabupaten Kupang

Secara astronomis Kabupaten Kupang terlatak diantara -9015’ 11,78” - -10022


14,25” Lintang Selatan dan antara 123016’ 10,66” - 124013’ 42,15” Bujur Timur.
Adapun batas-batas kabupaten ini adalah sebagai berikut: Utara dengan laut Sawu
dan selat Ombai, Barat dengan Kota Kupang, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten
Sabu Raijua dan laut Sawu, Selatan dengan Samudera Hindia dan Timur dengan
Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Negara Timor Leste.
Permukaan tanah di wilayah Kabupaten Kupang umumnya berbukit-bukit,
bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan perincian
kemiringan sebagai berikut:
- 00 - 20 = 34.462 Ha (4,97 %)

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
- 30 - 150 = 197.145 Ha (28,41 %)
- 150 - 400 = 324.771 Ha (46,81 %)
- 410 = 137.494 Ha (19,82 %)
Secara umum, wilayah Kabupaten Kupang berada antara 0 – 500 meter di atas
permukaan laut, dengan perincian sebagai berikut :
- 0 – 50 m = 47.144 Ha (7,44 %)
- 50 – 100 m = 112.126 Ha (17,69 %)
- 100 – 150 m = 98.133 Ha (15,48 %)
- 150 – 500 m = 301.960 Ha (47,64 %)
- 500 m = 74.509 Ha (11,75 %)
Sebagian besar flora di kabupaten ini terdiri dari rumput, pohon lontar, pohon
pinus, cendana, dan gewang. Sedangkan fauna terdiri dari kerbau, sapi, kuda,
kambing, babi, domba, ular dan unggas diantaranya ayam, burung kakatua, nuri dan
sebagainya.
Seperti halnya di wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Kupang juga hanya
dikenal 2 musim yaitu kemarau dan hujan. Secara umum, musim kemarau terjadi
pada Juni-September, sedangkan musim hujan pada Desember-Maret.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
A. Sub Unit Wilayah Yang Berintersksi Dengan Kota Kupang

Berikut Wilayah Kecamatan di Kabupaten Kupang Yang berinteraksi dengan Kota


Kupang:

a) Kecamatan Kupang Tengah


Kupang Tengah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Kecamatan Kupang Tengah memiliki 1
(satu) kelurahan yaitu Kelurahan Tarus dan 7 (tujuh) desa, Desa Mata Air, Desa
Noelbaki, Desa Oebelo, Desa Oelnasi, Desa Oelpuah, Desa Penfui Timur, Desa
Tanah merah.
Kondisi kependuduk menurut data dari BPS kecamatan Kupang Tengah
tahun 2015, jumlah penduduk di Kecamatan Kupang Tengah adalah 42526 jiwa
dengan luas wilayah total 94,79 Km2, jadi kepadatan penduduk yang ada di
Kecamatan Kupang Tengah adalah 4921 jiwa per Km2.

b). Kecamatan Kupang Barat

Kupang Barat adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa


Tenggara Timur, Indonesia. Kecamatan Kupang Barat memiliki 2 (dua) kelurahan,
, Kelurahan Batakte, Kelurahan Oenesu dan 10 (sepuluh) desa, Desa Bolok, Desa
Kuanheun, Desa Lifuleo, Desa Manulai I, Desa Nitneo, Desa Oematnunu, Desa
Oenaek, Desa Sumlili, Desa Tablolong, Desa Tesabela.
Kondisi kependuduk menurut data dari BPS kecamatan Kupang Barat tahun
2015, jumlah penduduk di Kecamatan Kupang Barat adalah 17541 jiwa dengan luas
wilayah total 149,52 Km2, jadi kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan
Kupang Barat adalah 117 jiwa per Km2.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
c). Kecamtan Nekamase

. Keadaan geografi Kecamatan Nakamese, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan


Kupang Barat, sebelah selatan berbatasan dengan selat Pukuafu dan laut timor, sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Amarasi, dan Kota
Kupang, dan pada sebelah barat berbatasan dengan Selat Pukuafu dan Laut Timor.
Kecamatan Nakamese memiliki 11 desa yaitu Desa Bone, Taloetan, Usapi Sonbai,
Oepaha, Tasikona, Oenif, Oemasi, Oelomin, Tunfeu, Oben dan Besmarak. Kecamatan
Nakamese memiliki iklim tropis. Kecamatan Nakamese mempunyai flora yang
didominasi oleh pohon cemara, kelapa dan gewang dan untuk faunanya seperi sapi,
kambing, babi dan ayam.

Kecamatan Nakamese memiliki ketinggian permukaan tanah dari 50 mdpl sampai


1400 mdpl. Menurut BPS 2016 , mata pencharian penduduk di Kecamatan Nakamese
rata rata bermata pencaharian pertanian. Jumlah penduduk di Kecamatan Nakamese
yaitu sebanyak 9483 jiwa. Luas Wilayah Kecamatan Nakamese menurut BPS 2016
seluas 122,44 km persegi.

d). Kecamatan Taebenu

Kecamatan Taebenu mimiliki luas wilayas sebesar 106,89 kilometer persegi.


Kecamatan ini mempunyai 8 desa yaitu Oeletsala, Kuaklalo, Bokong, Baumata Timur,
Oeltua, Baumata, Baumata Barat, dan Baumata Utara. Keadaan topografi di kecamatan
ini memiliki kemiringan lereng sedang hingga landai dengan ketinggian 131-401 mdpl.
Kecamatan ini memiliki berbagai flora yaitu tanaman pertanian, perkebunan,
kehutanan dan horrikultura dan fauna nya hampir sama dengan kecamatan yang lain.
Secara geografis Kecamtan ini memiliki batas – batas administrative yaitu sebelah utara
dengan dengan Kecamatan Kupang Tengah, sebelah selatan dengan Kecamatan
Nekamese, sebelah timur dengan Kecamatan Amarasi, dan sebelah barat dengan Kota
Kupang.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Jumlah penduduk di kecamatan menurut BPS Tahun 2015 adalah 17.388 jiwa
dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 8.623 dan perempuan 8.765 jiwa. Rata –
rata pendudk di kecamatan ini bermata pencharian sebagai petani.

e). Kecamatan Kupang Timur

Kupang Timur adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara


Timur, Indonesia. Kecamatan Kupang Timur memiliki 5 (lima) kelurahan, Kelurahan
Babau, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Naibonat, Kelurahan Oesao, Kelurahan
Tuatuka, dan 8 (delapan) desa, Desa Manusak, Desa Nunkurus, Desa Oefafi, Desa
Oelatimo, Desa Oesao, Desa Pukdale, Desa Tanah Putih, Desa Tuapukan.

Kondisi kependuduk menurut data dari BPS kecamatan Kupang Timur tahun 2015,
jumlah penduduk di Kecamatan Kupang Timur adalah 53519 jiwa dengan luas wilayah
total 177,63 Km2, jadi kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan Kupang Timur
adalah 3755 jiwa per Km2.

f). Kecamatan Sulamu

Kecamatan Sulamu beriklim tropis dengan suhu antara 21 – 31 derajat celcius.


Kecamatan ini mempunyai flora dan fauna hampir sama dengan kecamatan lainnya.
Secara geografis Kecamatan Sulamu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Fatuleu, sebelah selatan dengan Kecamatan Kupang Timur, sebelah utara dengan
Kecamatan Fatuleu, dan sebelah barat dengan laut sabu. Kecamatan Sulamu
mempunyai 7 desa yang diantaranya adalah Desa Sulamu, Pitai, Pariti, Oeteta, Bipolo,
Pantulan, dan Pantai Beringin. Keadaan topografi di kecamatan ini mempunyai
kemiringan lereng landai hingga sedang dengan ketinggian 500-800 mdpl.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang memiliki menurut data BPS Tahun 2016
luas wilayah 270,12 km persegi. Jumlah penduduk di Kecamatan ini sebanyak 15.422
jiwa dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 7.981 dan perempuan 7.441 jiwa.

g). Kecamatan Semau

Kecamatan Semau Kabupaten Kupang berbatasan dengan Laut Sabu di sebelah


utara, Kecamatan Semau Selatan dan Selat Pukuafu di sebelah selatan, Teluk Tenau
dan Selat Semau di Timur, dan Laut Sabu dan Teluk Kupang di sebelah barat. Iklim di
Kecamatan ini yaitu tropis dengan suhu sekitar 24-31 derajat celcius. Flora di
Kecamatan ini sedikit bervariasi yaitu ditumbuhi pohon kusambi, lontar, kula, gewang
dan beringin dan untuk fauna hampir sama dengan kecamatan lain Cuma ada beberapa
yang berbeda yaitu di kecmatan ini ada kerbau, kuda, domba, burung merpati dan nuri.
Kecamatan Semau memiliki 8 Desa diantaranya yaitu desa Bokonusan, Otan, Uitao,
Huilelot, Uiasa, Hansisi, Batuinan, dan Letbaun. Kondisi ketinggian permukaan lahan
kecamatan ini memiliki topografi landau dengan ketinggian 17-92 mdpl.

Luas wilayah Kecamatan Semau mempunyai luas 143,42 km persegi. Menurut BPS
2016 Kecamtan Semau penduduknya bermata pencharian sebagai petani. Jumlah
penduduk di Kecamatan ini yaitu sebesar 7113 jiwa.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Dari berbagai uraian Gambaran Umum Wilayah Sub Unit di Kabupaten Kupang
yang telah dijelaskan, dapat dibuat sebuah tabel yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam analisis interaksi keruangan. Berikut Tabel Acuan Sub Unit Wilayah di
Kabupaten Kupang yang berinteraksi dengan Kota Kupang:

N Nama Ibu-Kota Jarak dari Kota Kupang Jumlah


o Kecamatan Kecamaatan (Km) Penduduk
1 Kupang Tarus 10,3 44526
Tengah
2 Kupang Timur Babau 20,9 53520
3 Sulamu Sulamu 20,9 15422
4 Taebenu Baumata 9,9 17387
5 Nekmase Oemasi 13,8 9488
6 Kupang Barat Batakte 13,2 17541
7 Semau Uitao 16,9 7113
… Sumber: Data Koding Kelompok Bruce dkk

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Berdasarkan data tabel acuan analisis interaksi keruangan diatas dapat
direpresentasikan dalam bentuk peta Tematik atau Statistik. Berikut Peta reperesentasi dari
data tabel acuan analisis interaksi keruangan:

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Geographical Analysis Techniques
Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
BAB IV ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
4.1 Faktor Pendukung Interaksi Keruangan
4.1.1 Regional Complementarity
Setiap wilayah memiliki ketersediaan sumber daya yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Ini mengakibatkan terjadinya interaksi antar wilayah demi terpenuhinya
kebutuhan masing-masing wilayah. Berikut merupakan interaksi keruangan yang terjadi antara
Kota Kupang dan Kabupaten Kupang meliputi Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang
Barat, Kecamatan Nekamase, Kecamatan Taebenu, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan
Sulamu dan Kecamatan Semau.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Kecamatan Semau Kecamatan Sulamu
(+) Pertanian dan Perkebunan (+) Pertanian dan Perkebunan

(-) Perdagangan, Jasa dan Niaga (-) Perdagangan, Jasa dan Niaga

(-) Industry dan Properti (-) Industry dan Properti

(-) Fasilitas Umum (-) Fasilitas Umum

(+) Perikanan (+) Perikanan

Kecamatan Kupang
Tengah
(+) Pertanian dan Perkebunan
Kecamatan Kupang KOTA KUPANG (-) Perdagangan, Jasa dan Niaga
Barat
(-) Pertanian dan Perkebunan. (-) Industry dan Properti
(+) Pertanian dan Perkebunan
(+) Perdagangan, Jasa dan Niaga
(-) Fasilitas Umum
(-) Perdagangan, Jasa dan Niaga
(+) Industry dan Properti
(-) Perikanan
(-) Industry dan Properti
(+) Fasilitas Umum
(-) Fasilitas Umum
(+) Perikanan
(+) Perikanan Kecamatan Kupang
(-) Perikanan Timur

(+) Pertanian dan Perkebunan

Kecamatan Nekamase (-) Perdagangan, Jasa dan Niaga


Kecamatan Taebenu
(-) Industry dan Properti
(+) Pertanian dan Perkebunan (+) Pertanian dan Perkebunan
(-) Fasilitas Umum
(-) Perdagangan, Jasa dan Niaga (-) Perdagangan, Jasa dan Niaga
(-) Perikanan
(-) Industry dan Properti (-) Industry dan Properti

(-) Fasilitas Umum (-) Fasilitas Umum

(-) Perikanan (-) Perikanan

Sumber: Analisis Kelompok Bruce dkk.

Pada skema tersebut terlihat bahwa masing-masing wilayah mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam beberapa sektor. Kota Kupang tidak dapat menyediakan hasil pertanian dan
perkebunan sendiri sehingga ia membutuhkan wilayah lain yang mempunyai sumber daya
pertanian dan perkebunan, seperti Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Barat,
Kecamatan Nekamase, Kecamatan Taebenu dan Kecamatan Kupang Timur. Hal ini
menyebabkan adanya interaksi barang pertanian dan perkebunan ke Kota Kupang. Sebaliknya,
Kota Kupang yang memounyai sumber daya di sektor perdagangan dan jasa memberi pengaruh
terhadap daerah sekitarnya yang kekurangan sumber daya tersebut.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
4.1.2 Intervening Opportunity
Kota Kupang mempunyai kekurangan sumber daya pertanian dan perkebunan. Hal ini
menyebabkan adanya interaksi dari Kabupaten Kupang untuk menyuplai hasil pertanian dan
perkebunannya ke Kota Kupang, contohnya sayur wortel dan kentang yang disuplay hampir
semua berasal dari wilayah Kabupaten Kupang seperti wilayah pertanian di Kecamtan Kupang
Tengah dan Kupang Timur yang terus mengalir ke Kota Kupang.
4.1.3 Spatial Transfer Ability
Kota Kupang mempunyai kekurangan sumber daya pertanian dan perkebunan, hal ini
menyebabkan adanya pergerakan barang, contohnya beras dari Kecamatan Kupang Tengah dan
Kupang Timur yang terkenal akan kesuburan dataran aluvialnya menuju ke Kota Kupang dan
didukung dengan akses jalan yang baik.
4.2 Matriks O/D (Origin and Destination)
Pada hakikatnya, dalam sebuah interaksi pasti ada dua variabel yang mengikat, yaitu asal
(origin) dan tujuan (destination). Matriks O/D atau matriks asal/tujuan digunakan untuk
mengetahui hubungan antara jarak dan interaksi dalam suatu wilayah, Tabel IV.1
memperlihatkan matriks O/D wilayah Kota Kupang, Kecamatan Taebenu, Kecamatan Nekamase,
Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan
Sulamu dan Kecamatan Semau Kabupaten Kupang.

Tabel IV.1
Matriks Asal dan Tujuan Wilayah Studi

O/D KOTA KEC. KEC. KEC. KEC. KEC. KEC. KEC.


KUPANG TAIBENU KUPANG KUPANG NEKAMASE SULAMU KUPANG SEMAU
TENGAH BARAT TIMUR
KOTA KUPANG 0 9,9 10,3 13,2 13,8 16,9 20,9 20,9
KEC. TAIBENU 9,9 0 9,3 15,8 10,5 23,5 15,4 29,8
KEC. KUPANG 10,3 9,3 0 22,1 19,1 15,8 11 30,4
TENGAH
KEC. KUPANG BARAT 13,2 15,8 22,1 0 8,4 29,1 31,1 19,3
KEC. NEKAMASE 13,8 10,5 19,1 8,4 0 30,5 25,8 27
KEC. SULAMU 16,9 23,5 15,8 29,1 30,5 0 23,8 26,2
KEC. KUPANG TIMUR 20,9 15,4 11 31,1 25,8 23,8 0 41,4
KEC. SEMAU 20,9 29,8 30,4 19,3 27 26,2 41,4 0

Sumber: Analsiis Kelompok Bruce dkk.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
4.3 Model Gravitasi
Data yang dibutuhkan dalam menganalisis interaksi keruangan menggunakan model
gravitasi adalah data jumlah penduduk kedua wilayah dan jarak antar wilayah. Pada Tabel IV.2
Diperlihatkan data jumlah penduduk wilayah Kota Kupang dan sekitarnya tahun 2015,
sedangkan data jarak antar wilayah diperlihatkan dalam matriks O/D.

Tabel IV.2
Jumlah Penduduk Wilayah Studi Tahun 2015
Nomor. Nama Wilayah Jumlah Penduduk Tahun 2015
1 KOTA KUPANG 390877
2 KEC. TAEBENU 17387
3 KEC. KUPANG TENGAH 44526
4 KEC. KUPANG BARAT 17541
5 KEC. NEKAMASE 9488
6 KEC. SULAMU 15422
7 KEC. KUPANG TIMUR 53520
8 KEC. SEMAU 7115

Sumber: Data Koding Kelompok Bruce dkk.

Tabel IV.3
Perhitungan Model Gravitasi
No Interaksi Gravitasi X Y X*Y R b R^b I = (X*Y) / Rb
.
1 KOTA KUPANG – KEC. TAIBENU 390877 17387 6796178399 9,9 2 98,01 6934168349
2 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG TENGAH 390877 44526 17404189300 10,3 2 106,09 1640511764
3 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG BARAT 390877 17541 68563737457 13,2 2 174,24 3935017071
4 KOTA KUPANG – KEC. NEKAMASE 390877 9488 370864097 13,8 2 190,44 1947406516
5 KOTA KUPANG – KEC. SULAMU 390877 15422 6028105094 16,9 2 285,61 2110607155
6 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG TIMUR 390877 53520 209197370400 20,9 2 436,81 4789207445
8 KOTA KUPANG – KEC. SEMAU 390877 7115 2781089855 20,9 2 436,81 6366818193

Sumber: Analisis Kelompok Bruce dkk.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kuat tidaknya interaksi ditunjukkan dengan tebal
tipisnya anak panah yang digambarkan pada Gambar 1 berikut:

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Gambar 1. berikut:

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Interaksi yang terjadi dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a. Interaksi Kuat, yaitu Kota Kupang – Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan
Kupang Barat.
b. Interaksi Sedang, yaitu Kota Kupang – Kecamatan Sulamu dan Taebenu
c. Interaksi Lemah, yaitu Kota Kupang – Kecamatan Semau Kecamatan Nekamase.

Pada gambar 1, terlihat interaksi yang kuat ditunjukkan dengan anak panah yang paling
tebal, yaitu antara Kota Kupang dengan Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan Kupang
Barat. Hal ini disebabkan oleh Jumlah penduduk Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan
Kupang Barat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. Faktor lainnya adalah
kondisi aksesibilitas yang baik karena kondisi jalan yang baik dan juga ketersediaan transportasi
yang cukup. Menariknya fakktor jarak pada analisis ini tidak terlalu berpengaruh, ini ditunjukan
dengan interaksi yang kuat anatar Kota Kupang dengan Kecamatan Kupang Timur padahal jarak
dari Kota Kupang ke Kecamatan Kupang Timur adalah jarak yang paling jauh diantara semua
Kecamatan lainnya yaitu 20,9 Km. Mengapa demikian? Hal ini desebabkan karena jumlah
penduduk Kecamatan Kupang Timur adalah jumlah yang terpadat dibandingkan Kecamatan
lainnya. Kondisi jalan yang baik dari Kota Kupang ke Kecamatan Kupang Timur juga sangat baik
dan mendukung proses interaksi.
Interaksi yang kedua terjadi antara Kota Kupang dengan Sulamu dan Kecamatan Taebenu.
Pergerakan yang terjadi dari Kecamatan Sulamu dan Taebenu ke Kota Kupang adalah hasil
produksi pertanian, perkebunan, dan aktifitas perdagangan. Faktor lain yang membuat interaksi
kedua wilayah ini cukup kuat adalah jumlah penduduk yang relative sedang, Kecamatan Sulamu
mempunyai jarak yang sangat jauh jika ditempuh melalui transportasi darat namun Masyarakat
Kecamatan Semau memanfaatkan Transportasi Laut untuk memperpendek jarak sebenarnya.
Kondisi Kecamatan Sulamu ini dipengaruhi oleh Kondisi Geografi dimana wilayah Kecamatan
Sulamu terletak di ujung tanjung dan teluk Kupang merupakan pemisah antara Kecamatan Semau
dengan Kota Kupang. Sementara itu Kecamatan Taebenu memiliki jarak yang tedekat dengan Kota
Kupang dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yaitu 9,9 Km. Namun Kecamatan ini justru
memiliki tingkat interaksi yang sedang, mengapa demikian? Meskipun Kecamatan ini sangat dekat

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
dengan Kota Kupang namun aksesibilitas dari Kota Kupang ke Kecamatan ini masih buruk karena
kecamatan ini masih dalam tahap pembangunan awal, Kecamatan ini sendiri merupakan
Kecamatan yang baru dimekarkan sehingga masih dalam tahap transisi pembangunan. Jumlah
Penduduk Kecamatan ini juga relative kecil dan sedang.
Berikutnya adalah interaksi yang terjadi antara Kota Kupang dengan Kecamatan Nekamase
dan Semau. Kategori ini merupakan kategori yang merupakan interaksi yang terlemah. Ini
ditunjukkan dengan anak panah yang paling tipis terjadi antara Kota Kupang dengan Kecamatan
Nekamase dan Semau. Jumlah penduduk yang sangat sedikit dan buruknya aksesibilitas
merupakan factor utama mengapa kedua Kecamatan ini memiliki interaksi yang sangat lemah
dengan Kota Kupang.
Kecamatan Nekamse merupakan Kecamatan yang baru dimekarkan sehingga butuh waktu
untuk pembangunan jaringan jalan yang baik dan sarana prasaranan lainnya. Lain lagi dengan
Kecamatan Semua yang factor penghambat interaksinya adalah aksesibilitas dimana Kecamatan
ini terletak di Pulau yang berbeda dengan Kota Kupang selat Semau merupakan jurang pemisah
antara Kota Kupang denga Kecamatan Semau. Belum adanya pelabuhan laut yang resmi serta
transportas umum laut membuat masyarakat Kecamatan Semau harus menggunakan perahu
nelayan untuk ke Kota Kupang. Kondisi cuaca buruk di perairan selat Kupang bisa saja
melumpuhkan ekonomi wilayah ini dikarenakan satu-satunya sumber barang berasal dari Kota
Kupang. Hasil pertanian masyarakat Kecamatan Semau juga dipasarkan di Kota Kupang.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
Model Gravitasi Interaksi Keruangan Kota Kupang
dan Wilayah Sekitar
9000000000.00
KOTA KUPANG – KEC. TAIBENU,
8000000000.00 6934168349.00
KOTA KUPANG – KEC. SEMAU,
6366818193.00
7000000000.00
TINGKAT GRAVITASI

6000000000.00 KOTA KUPANG – KEC.


KUPANG BARAT,
3935017071.00
5000000000.00

4000000000.00
KOTA KUPANG – KEC. KUPANG
TIMUR, 4789207445.00
3000000000.00

2000000000.00

1000000000.00 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG KOTA KUPANG – KEC.


KOTA KUPANG – KEC. SULAMU,
TENGAH, 1640511764.00 NEKAMASE, 1947406516.00
2110607155.00
0.00
9,9 10,3 13,2 13,8 16,9 20,9 20,9
Jarak

Gambar 4.3
Grafik Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah di Sekitarnya

Grafik di atas menujukkan hubungan interaksi dengan jarak antar wilayah. Jarak yang paling
dekat dengan Kota Kupang, yaitu Kecamatan Taeibenu justru memiliki interaksi yang paling
lemah, sedangkan jarak yang paling jauh dengan Kota Kupang, yaitu Kecamatan Kupang Timur
justru memiliki interaksi yang paling kuat dengan Kota Kupang. Sementara itu Kecamatan Semau
juga memiliki interaksi yang paling lemah dengan Kota Kupang. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa interaksi yang terjadi antara Kota Kupang dengan wilayah di sekitarnya ini
berbanding terbalik dengan jarak atau bisa disebut tidak berbanding lurus dengan jarak.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
4.4 Titik Henti
Titik Henti digunakan untuk mengetahui jangkauan atau pengaruh suatu kota (pusat
pelayanan) sehingga dapat berpengaruh terhadap interaksi yang ada. Pada Tabel IV.4 terlihat
bahwa titik henti terjauh berada antara Kota Kupang dan Kecamatan Kupang Timur.

No Asal Tujuan Jarak Pc Px Pc/Px SQRT(Px/Px) 1+SQRT(Pc/Px) Th = R/(1 + √(Pc/Px))


1 KOTA KUPANG KEC. TAIBENU 9,9 390877 17387 22,48099 5,7 6,1 1,6
KEC. KUPANG
2 KOTA KUPANG TENGAH 10,3 390877 44526 8,778623 2,9 3,9 2,6
KEC. KUPANG
3 KOTA KUPANG BARAT 13,2 390877 17541 22,28362 4,7 5,7 2,3
4 KOTA KUPANG KEC. NEKAMASE 13,8 390877 9488 41,19698 6,4 7,4 1,8
5 KOTA KUPANG SULAMU 16,9 390877 15422 25,34541 5,0 6 2,8
KEC. KUPANG
6 KOTA KUPANG TIMUR 20,9 390877 53520 7,303381 2,7 3,7 5,6
7 KOTA KUPANG KEC. SEMAU 20,9 390877 7115 54,93703 7,4 8,4 2,8

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada interaksi Kota Kupang dan Kabupaten
Kupang yang meliputi wilayah Kecamatan Kupang Tengah, Kupang Barat, Kupang Timur,
Nekamase, Taebenu, Sulamu dan Semau, dapat disimpulkan bahwa interaksi antara wilayah ini
didasari oleh permintaan dan penawaran dimana tiap daerah memiliki kelebihan sumberdaya yang
dapat memenuhi kebutuhan daerah sekitarnya. Melalui perhitungan menggunakan 2 model
perhitungan, yaitu gravitasi dan titik henti didapat daerah mana yang memiliki interaksi yang kuat,
sedang, lemah. Pada hal ini, yang memiliki interaksi yang kuat adalah antara Kota Kupang –
Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan Kupang Barat, interaksi sedang adalah Kota
Kupang – Kecamatan Taebenu dan Sulamu sedangkan yang interaksi lemah adalah Kota Kupang
– Kecamatan Nekamase dan Semau. Dalam hal ini jarak tidak menentukan tinggi rendahnya
interaksi dalam ruang dan faktor jumlah penduduk dan aksesibilitas yang menentukan tinggi
rendahnya interaksi dalam ruang atau bisa dikatakan kuatnya interaksi berbanding terbalik dengan
jarak atau tidak berbanding lurus dengan jarak.

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror
DAFTAR PUSTAKA
Salih Indah N dkk, (2016). Analisis Interaksi Kota Cirebon Dengan Wilayah Sekitarnya. [Online]. Tersedia:
https://www.slideshare.net/sallyindah/analisis-interaksi-keruangan-kota-cirebon-dengan-
wilayah-sekitarnya (18 April 2017)

Ariyanti Oky, (2016) Perspektif Analisis Keruangan dan Analisis Interaksi Keruangan. [Online]. Tersedia:
https://www.academia.edu/25586919/PERSPEKTIF_ANALISIS_KERUANGAN_DAN_ANALISIS_INTE
RAKSI_KERUANGAN (18 April 2017)

Yunus, Hadi. (2010) Metodologi Penelitian Wilayah Konteporer . Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

BPS Kota Kupang. (2017) Publikasi Kota Kupang Dalam Angka 2016. [online]. Tersedia:
https://kupangkota.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publikasi_page=2 (19 April 2017)

BPS Kabupaten Kupang. (2017) Publikasi Kecamatan Dalam Angka 2016. [online]. Tersedia:
https://kupangkab.bps.go.id/index.php/publikasi/143 (19 April 2017)

Geographical Analysis Techniques


Spatial Interaction Analysis Neighboring Region of Kupang City
Urban and Regional Analysis
*Bruce Maldy Pratama, *Mukhlis Akbar, *Muhammad Yususf Ibrahim, *Andi M.Z Abror

You might also like