Professional Documents
Culture Documents
Desen Pengampu:
Choirul Amin S. Si, M.M
Dikerjakan oleh:
Bruce Maldy Pratama E100140087
Mukhlis Akbar E100140137
Yusuf Mohamad Ibrahim E100140046
Andi Muhammad Zainul Abror E100140041
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang
terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut pulau Timor. Sebagai kota terbesar di
provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku
yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa,
Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa. Luas wilayah Kota Kupang
adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa (2014). Daerah ini
terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.
Pada awalnya istilah interaksi keruangan (Spatial Interaction) doperkenalkan oleh
Ulman ( dalam Goodall,1987) yang dikemukakan sebagai berikut: Spatial interaction
emphasizes the interpendence of areas and implies the movement of commodities, goods,
people, information etc. Between areas.
Kota Kupang merupakan Kota utama dan kota yang penting untuk Provinsi Nusa
Tenggara Timur karena merupakan pusat pemerintahan. Kota Kupang juga merupakan
salah satu Kota pelabuhan terbesar di Provinsi Nusa Tenggara timur karena letaknya yang
strategis. Kota Kupang memiliki satu Pelabuhan Internasional dan Bandara Udara
Internasional dan menjadi pintu masuk dan keluar barang dan manusia yang menempati
Pulau Timor ataupun Pulau lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Karena berbagai
alasan diatas maka diperlukan sebuah analisis interaksi keruangan Kota Kupang terhadap
wilayah sekitarnya untuk mengetahui seberapa besar peran Kota Kupang.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Interaksi Keruangan Kota Kupang Terhadap Wilayah Sekitarnya?
2. Dimana Wilayah Yang Dipengaruhi Kota Kupang?
1.3.Tujuan
1. Menganalisis Interaksi Keruangan Kota Kupang Terhadap Wilayah Sekitarnya.
2. Mengetahui Dimana Wilayah Yang Dipengaruhi Kota Kupang.
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang berkaitan dengan tiga unsur
jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis
keruangan ini adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai sesuai
dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu
hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas antara pusat dan
perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi. Suatu wilayah tertentu
bergantung pada wilayah lain, demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan
pada wilayah tertentu sehingga terjadilah interaksi keruangan.
Tidak semua daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Sistem pergerakan
mempunyai dua variabel utama yaitu asal dan tujuan. Variabel ini yang kemudian
menjawab pertanyaan mengapa pergerakan yang terjadi berbeda-beda untuk
masing-masing daerahnya. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh perbedaan
kebutuhan, permintaan dan penawaran yang berbeda, dan perbedaan lokasi yang
ingin dicapai yang berbeda membuat adanya pergerakan menuju tempat dari asal
yang berbeda pula.
Pada matrik O/D jumlah baris (Ti) merupakan total output dari lokasi (arus asal),
sedangkan jumlah dari kolom (Tj) merupakan input total (arus terikat) dari lokasi .
Penjumlahan input selalu sama dengan penjumlahan dari output. Jika tidak, terdapat
gerakan yang datang dari atau pergi keluar dari sistem. Jumlah dari output atau input
memberikan aliran total yang terjadi dalam sistem (T). Hal ini juga memungkinkan untuk
membuat matriks O/D berdasarkan kelompok usia, pendapatan, jenis kelamin, dan
sebagainya. Dalam keadaan seperti itu, mereka dicap sebagai sub-matriks karena mereka
hanya memperhitungkan total aliran.
Keterangan
𝑷𝒊 𝑷𝒋 Iij : Interaksi antara 2 area i dan j
𝑰𝒊𝒋 = Pi dan Pj : Populasi tiap wilayah atau area
𝒅𝒊𝒋 𝒃 d ij : Jarak diantara wilayah atu area
b : Jarak eksponen
Bila ada dua lokasi i dan j, maka Iij interaksi antara kedua lokasi tersebut. P adalah
populasi, d adalah jarak antara kedua lokasi, dan b adalah pangkat jarak.
𝑱
Thv=
𝟏+√(𝑷𝒙/𝑷𝒚)
Keterangan
Th : Titik henti
J : Jarak antara kota X dan Y
Px : Penduduk kota x
Py : Penduduk kota.
Secara geologis wilayah ini terdiri dari pembentukan tanah dari bahan keras
dan bahan non vulkanis dan bahan-bahan mediteran atau rencina atau litosol
terdapat disemua Kecamatan. Keadaan topografi daerah tertinggi diatas permukaan
laut terletak dibagian selatan dengan ketinggian 100 – 350 meter daerah terendah
diatas permukaan laut terletak dibagian utara kota denga ketinggian 0 -50 meter.
Dengan rata-rata tingkat kemiringan 15%.
2. Kabupaten Kupang
Kondisi kependuduk menurut data dari BPS kecamatan Kupang Timur tahun 2015,
jumlah penduduk di Kecamatan Kupang Timur adalah 53519 jiwa dengan luas wilayah
total 177,63 Km2, jadi kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan Kupang Timur
adalah 3755 jiwa per Km2.
Luas wilayah Kecamatan Semau mempunyai luas 143,42 km persegi. Menurut BPS
2016 Kecamtan Semau penduduknya bermata pencharian sebagai petani. Jumlah
penduduk di Kecamatan ini yaitu sebesar 7113 jiwa.
(-) Perdagangan, Jasa dan Niaga (-) Perdagangan, Jasa dan Niaga
Kecamatan Kupang
Tengah
(+) Pertanian dan Perkebunan
Kecamatan Kupang KOTA KUPANG (-) Perdagangan, Jasa dan Niaga
Barat
(-) Pertanian dan Perkebunan. (-) Industry dan Properti
(+) Pertanian dan Perkebunan
(+) Perdagangan, Jasa dan Niaga
(-) Fasilitas Umum
(-) Perdagangan, Jasa dan Niaga
(+) Industry dan Properti
(-) Perikanan
(-) Industry dan Properti
(+) Fasilitas Umum
(-) Fasilitas Umum
(+) Perikanan
(+) Perikanan Kecamatan Kupang
(-) Perikanan Timur
Pada skema tersebut terlihat bahwa masing-masing wilayah mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam beberapa sektor. Kota Kupang tidak dapat menyediakan hasil pertanian dan
perkebunan sendiri sehingga ia membutuhkan wilayah lain yang mempunyai sumber daya
pertanian dan perkebunan, seperti Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Barat,
Kecamatan Nekamase, Kecamatan Taebenu dan Kecamatan Kupang Timur. Hal ini
menyebabkan adanya interaksi barang pertanian dan perkebunan ke Kota Kupang. Sebaliknya,
Kota Kupang yang memounyai sumber daya di sektor perdagangan dan jasa memberi pengaruh
terhadap daerah sekitarnya yang kekurangan sumber daya tersebut.
Tabel IV.1
Matriks Asal dan Tujuan Wilayah Studi
Tabel IV.2
Jumlah Penduduk Wilayah Studi Tahun 2015
Nomor. Nama Wilayah Jumlah Penduduk Tahun 2015
1 KOTA KUPANG 390877
2 KEC. TAEBENU 17387
3 KEC. KUPANG TENGAH 44526
4 KEC. KUPANG BARAT 17541
5 KEC. NEKAMASE 9488
6 KEC. SULAMU 15422
7 KEC. KUPANG TIMUR 53520
8 KEC. SEMAU 7115
Tabel IV.3
Perhitungan Model Gravitasi
No Interaksi Gravitasi X Y X*Y R b R^b I = (X*Y) / Rb
.
1 KOTA KUPANG – KEC. TAIBENU 390877 17387 6796178399 9,9 2 98,01 6934168349
2 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG TENGAH 390877 44526 17404189300 10,3 2 106,09 1640511764
3 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG BARAT 390877 17541 68563737457 13,2 2 174,24 3935017071
4 KOTA KUPANG – KEC. NEKAMASE 390877 9488 370864097 13,8 2 190,44 1947406516
5 KOTA KUPANG – KEC. SULAMU 390877 15422 6028105094 16,9 2 285,61 2110607155
6 KOTA KUPANG – KEC. KUPANG TIMUR 390877 53520 209197370400 20,9 2 436,81 4789207445
8 KOTA KUPANG – KEC. SEMAU 390877 7115 2781089855 20,9 2 436,81 6366818193
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kuat tidaknya interaksi ditunjukkan dengan tebal
tipisnya anak panah yang digambarkan pada Gambar 1 berikut:
Pada gambar 1, terlihat interaksi yang kuat ditunjukkan dengan anak panah yang paling
tebal, yaitu antara Kota Kupang dengan Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan Kupang
Barat. Hal ini disebabkan oleh Jumlah penduduk Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan
Kupang Barat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. Faktor lainnya adalah
kondisi aksesibilitas yang baik karena kondisi jalan yang baik dan juga ketersediaan transportasi
yang cukup. Menariknya fakktor jarak pada analisis ini tidak terlalu berpengaruh, ini ditunjukan
dengan interaksi yang kuat anatar Kota Kupang dengan Kecamatan Kupang Timur padahal jarak
dari Kota Kupang ke Kecamatan Kupang Timur adalah jarak yang paling jauh diantara semua
Kecamatan lainnya yaitu 20,9 Km. Mengapa demikian? Hal ini desebabkan karena jumlah
penduduk Kecamatan Kupang Timur adalah jumlah yang terpadat dibandingkan Kecamatan
lainnya. Kondisi jalan yang baik dari Kota Kupang ke Kecamatan Kupang Timur juga sangat baik
dan mendukung proses interaksi.
Interaksi yang kedua terjadi antara Kota Kupang dengan Sulamu dan Kecamatan Taebenu.
Pergerakan yang terjadi dari Kecamatan Sulamu dan Taebenu ke Kota Kupang adalah hasil
produksi pertanian, perkebunan, dan aktifitas perdagangan. Faktor lain yang membuat interaksi
kedua wilayah ini cukup kuat adalah jumlah penduduk yang relative sedang, Kecamatan Sulamu
mempunyai jarak yang sangat jauh jika ditempuh melalui transportasi darat namun Masyarakat
Kecamatan Semau memanfaatkan Transportasi Laut untuk memperpendek jarak sebenarnya.
Kondisi Kecamatan Sulamu ini dipengaruhi oleh Kondisi Geografi dimana wilayah Kecamatan
Sulamu terletak di ujung tanjung dan teluk Kupang merupakan pemisah antara Kecamatan Semau
dengan Kota Kupang. Sementara itu Kecamatan Taebenu memiliki jarak yang tedekat dengan Kota
Kupang dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yaitu 9,9 Km. Namun Kecamatan ini justru
memiliki tingkat interaksi yang sedang, mengapa demikian? Meskipun Kecamatan ini sangat dekat
4000000000.00
KOTA KUPANG – KEC. KUPANG
TIMUR, 4789207445.00
3000000000.00
2000000000.00
Gambar 4.3
Grafik Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah di Sekitarnya
Grafik di atas menujukkan hubungan interaksi dengan jarak antar wilayah. Jarak yang paling
dekat dengan Kota Kupang, yaitu Kecamatan Taeibenu justru memiliki interaksi yang paling
lemah, sedangkan jarak yang paling jauh dengan Kota Kupang, yaitu Kecamatan Kupang Timur
justru memiliki interaksi yang paling kuat dengan Kota Kupang. Sementara itu Kecamatan Semau
juga memiliki interaksi yang paling lemah dengan Kota Kupang. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa interaksi yang terjadi antara Kota Kupang dengan wilayah di sekitarnya ini
berbanding terbalik dengan jarak atau bisa disebut tidak berbanding lurus dengan jarak.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada interaksi Kota Kupang dan Kabupaten
Kupang yang meliputi wilayah Kecamatan Kupang Tengah, Kupang Barat, Kupang Timur,
Nekamase, Taebenu, Sulamu dan Semau, dapat disimpulkan bahwa interaksi antara wilayah ini
didasari oleh permintaan dan penawaran dimana tiap daerah memiliki kelebihan sumberdaya yang
dapat memenuhi kebutuhan daerah sekitarnya. Melalui perhitungan menggunakan 2 model
perhitungan, yaitu gravitasi dan titik henti didapat daerah mana yang memiliki interaksi yang kuat,
sedang, lemah. Pada hal ini, yang memiliki interaksi yang kuat adalah antara Kota Kupang –
Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah dan Kupang Barat, interaksi sedang adalah Kota
Kupang – Kecamatan Taebenu dan Sulamu sedangkan yang interaksi lemah adalah Kota Kupang
– Kecamatan Nekamase dan Semau. Dalam hal ini jarak tidak menentukan tinggi rendahnya
interaksi dalam ruang dan faktor jumlah penduduk dan aksesibilitas yang menentukan tinggi
rendahnya interaksi dalam ruang atau bisa dikatakan kuatnya interaksi berbanding terbalik dengan
jarak atau tidak berbanding lurus dengan jarak.
Ariyanti Oky, (2016) Perspektif Analisis Keruangan dan Analisis Interaksi Keruangan. [Online]. Tersedia:
https://www.academia.edu/25586919/PERSPEKTIF_ANALISIS_KERUANGAN_DAN_ANALISIS_INTE
RAKSI_KERUANGAN (18 April 2017)
Yunus, Hadi. (2010) Metodologi Penelitian Wilayah Konteporer . Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
BPS Kota Kupang. (2017) Publikasi Kota Kupang Dalam Angka 2016. [online]. Tersedia:
https://kupangkota.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publikasi_page=2 (19 April 2017)
BPS Kabupaten Kupang. (2017) Publikasi Kecamatan Dalam Angka 2016. [online]. Tersedia:
https://kupangkab.bps.go.id/index.php/publikasi/143 (19 April 2017)