You are on page 1of 5

Pengertian Konsep Diri, Jenis, Komponen dan Faktor Yang Mempengaruhi

Konsep Diri

A. Pengertian Konsep Diri Menurut Para Ahli


1. Stuart & Sundeen (2005). Menurut Stuart & Sundeen, Konsep diri adalah semua
pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang
dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
2. Keliat (2005). Menurut Keliat, Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya
secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual
3. Potter & Perry (2005). Menurut Potter & Perry, Konsep diri adalah itra subjektif dari
diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar
maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
4. Burns. Menurut Burns dalam Pudjijogyanti (1993:2), Konsep diri adalah hubungan
antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri.
5. Cawagas. Menurut Cawagas dalam Pudjijogyanti (1993:2), Konsep diri mencakup
seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi,
kelemahan, kepandaian, kegagalan dan lain sebagainya.
6. Rini (2004:1). Menurut Rini, Konsep diri adalah keyakinan, padangan/penilaian
seseorang terhadap dirinya.
B. Jenis-Jenis Konsep Diri
1. Konsep Diri Positif
Jenis konsep diri ini, baik jika dimiliki oleh seorang individu karena memiliki:
 Merasa setara dengan orang lain
 Yakin dapat mengatasi segala macam masalah
 Bisa menerima pujian tanpa rasa malu
 Bisa menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan, serta perilaku
yang tidak semuanya dapat di
 setujui oleh anggota masyarakat.
 Bisa memperbaiki dirinya sendiri. Maksudnya dia mampu untuk mengungkapkan
tentang aspek kepribadian yang tidak disukainya dan akan berusaha untuk dapat
mengubahnya.
2. Konsep Diri Negatif
Berikut ini beberapa hal yang di miliki oleh seseorang yang memiliki jenis konsep diri
negatif, diantaranya yaitu:
 Sangat rerponsif akan pujian
 Peka terhadap kritikan.
 Lebih bersikap hiperkritis.
 Merasa tidak di sukai oleh orang lain.
 Memiliki sikap pesimis disetiap kompetisi.
C. Komponen Konsep Diri
Komponen konsep diri diantaranya yaitu:
1. Citra Tubuh (Body Image)
Body Image (citra tubuh) merupakan sikap individu terhadap dirinya baik disadari
maupun tidak disadari mencakup persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran
dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan
pengalaman baru. Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun
dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan
keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam,
hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan
perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak
dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau
tuntunan tertentu. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri
berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan
penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu
individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang
membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan
keseimbangan mental. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak
dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau
tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan
harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal
diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada
usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya
kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang
menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan
diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas,
tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya
(Keliat BA, 2005). Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan
perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri
akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut
dirinya sendiri.
4. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap
orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap
waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan
orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan
memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep
diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek
terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
Sedangkan Menurut Brian Tracy, konsep diri memiliki tiga bagian atau
komponen utama yaitu:
 Self-Ideal (Ideal Diri)
 Self-Image (Citra Diri)
 Self-Esteem (Jati Diri)
6. Self Ideal (diri ideal)
Self ideal atau ideal diri terdiri atas harapan, impian, visi dan idaman. Self ideal ini
terbentuk dari kebaikan, nilai dan sifat yang paling dikagumi dari diri sendiri maupun
orang lain yang dihormati.
7. Self Image (citra diri)
Dengan self image atau citra diri kita akan membayangkan diri kita sendiri dan dan
menentukan bagaimana kita akan bersikap pada suatu situasi
8. Self Esteem (jati diri)
Jati diri yaitu penilaian bagaimana kita menyukai diri sendiri. Semakin kita menyukai
diri sendiri maka akan kita akan bertindak dalam bidanhg apapun yang kita tekuni.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri atau self concept tidaklah bawaan sejak lahir, melainkan hasil dari proses
belajar. Saat manusia mengenal lingkungannya, maka saat itu pula dia belajar berbagai
hal mengenai kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya, seorang individu akan
menetapkan konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor.
1. Menurut E.B. Hurlock
Merupakan seorang psikolog, faktor yng mempengaruhi konsep diri tersebut
diataranya yaitu bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan, inteligensi
kecerdasan, taraf aspirasi/cita-cita, emosi, jenis/gengsi sekolah, status sosial,
ekonomi keluarga, teman dan tokoh/orang yang berpengaruh. Apabila faktor-faktor
tersebut cenderung menimbulkan perasaan yang positif seperti bangga atau senang
maka akan muncul konsep diri yang positif. Pada masa kanak-kanak seorang individu
umumnya cenderung menganggap benar apa saja yang dikatakan oleh orang lain.
Apabila seorang anak merasa dia diterima, dihargai dan dicintai maka anak tersebut
akan menerima, menghargai dan juga mencintai dirinya (berkonsep diri positif). Dan
akan sebaliknya, jika orang yang berpengaruh di sekelilingnya seperti orang tua,
guru, orang dewasa, teman dan lain sebagainya ternyata meremehkan,
merendahkan, mempermalukan dan menolaknya, maka pengalaman tersebut akan
disikapi dengan negatif dan akan memunculkan konsep diri yang negatif.
2. Menurut Stuart dan Sudeen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor
tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting
atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri), untuk lebih jelasnya
kita baca lebih lanjut tentang “Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri” berikut ini:
a. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak
lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam
melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan
berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman
atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan
interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau
masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
b. Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat)
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat
dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat
dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus
hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
c. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi
individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep
merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan
konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih
efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual
dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat
dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut Stuart dan Sundeen
Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon
konsep diri yaitu:

Rentang Respon Konsep Diri

Daftar Pustaka

1. Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005 . Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC
2. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
3. Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

You might also like