Professional Documents
Culture Documents
TEORI RESIDU
• Definisi 1. Fungsi 𝑤 = 𝑓(𝑧) dikatakan analitik di 𝑧 , jika 𝑓 = (𝑧)ada di 𝑧0 dan ada pada suatu
lingkungan dari 𝑧0
• Definisi 2. Titik 𝑧 = 𝑎 disebut titik singular dari fungsi 𝑓(𝑧), jika 𝑓(𝑧), tidak dapat diturunkan
di 𝑧 = 𝑎, tetapi setiap lingkungan dari 𝑎 memuat titik di mana 𝑓(𝑧) dapat diturunkan.
maka titik 𝑎 disebut titik pole derajat 𝑚 . Untuk 𝑚 = 1, titik pole yang berkaitan disebut titik pole
sederhana.
Apabila 𝑓(𝑧) analitik pada suatu lingkungan 𝑧 = 𝑎 maka ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 0untuk setiap lengkungan
tertutup C di dalam lingkungan a tersebut.
• Apabila 𝑓(𝑧) memiliki titik pole di 𝑧 = 𝑎 yang berada pada interior C maka umumnya nilai
∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 ≠ 0
Fungsi 𝑓(𝑧) memiliki titik pole di 𝑧 = 0 maka ia dapat diuraikan ke dalam deret Laurent
𝑐1 𝑐
𝑓(𝑧) = ∑∞ 𝑛
𝑛=0 𝑏𝑛 (𝑧 − 𝑎) + 𝑧−𝑎
2
+ (𝑧−𝑎) 2 +⋯
𝑐𝑛
= ∑∞ 𝑛 ∞
𝑛=0 𝑏𝑛 (𝑧 − 𝑎) + ∑𝑛=1 (𝑧−𝑎)𝑛
Yang konvergen pada 0 < |𝑧 − 𝑎| < 𝑅 dimana 𝑅 jarak titik a ke titik singular 𝑓(𝑧) terdekat
1 𝑓(𝑧)
𝑐𝑛 = ∫ 𝑑𝑧
2𝜋𝑖 (𝑧 − 𝑎)𝑛−1
𝑐
1 1
Koefisien adalah 𝑐1 = ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 (1)
𝑧−𝑎 2𝜋𝑖
Menurut Teorema Laurent dengan pengintegralan arah jarum jam pada lengkungan C. Bilangan
𝑐1 disebut residu 𝑓(𝑧)di 𝑧 = 𝑎 dan ditulis sebagai
Sehingga dari (1) dan (2), kita dapat menghitung nilai integral dengan cara menentukan nilai residu,
yaitu ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 2𝜋𝑖 Re s[𝑓, 𝑎]
Menguraikan suatu fungsi ke dalam deret laurent pada umumnya sukar, sehingga nilai residu Re
1
s[𝑓, 𝑎]= 𝑐1 yaitu koefisien 𝑧−𝑎 juga tidak mudah ditemukan.
Menghitung Residu
Misal 𝑓(𝑧) memiliki titik pole derajat 1 di 𝑧 = 𝑎, sehingga dapat diuraikan menjadi deret Laurent
𝑐1
𝑓(𝑧) = + 𝑏0 + 𝑏1 (𝑧 − 𝑎) + 𝑏2 (𝑧 − 𝑎)2 + ⋯ ; (0 < |𝑧 − 𝑎| < 𝑅; 𝑐1 ≠ 0)
(𝑧 − 𝑎)
Kemudian, kedua ruas dikalikan dengan (𝑧 − 𝑎) maka diperoleh
𝑐1
(𝑧 − 𝑎)𝑓(𝑧) = (𝑧 − 𝑎) { + 𝑏0 + 𝑏1 (𝑧 − 𝑎) + 𝑏2 (𝑧 − 𝑎)2 + ⋯ }
(𝑧 − 𝑎)
= 𝑐1 + (𝑧 − 𝑎){𝑏0 + 𝑏1 (𝑧 − 𝑎) + 𝑏2 (𝑧 − 𝑎)2 + ⋯ }
Contoh
𝑧2
𝑓(𝑧) = mempunyai titik pole di 𝑧 = 3 berderajat 1 sehingga menurut persamaan (3) kita dapat
(𝑧−3)
menghitung,
𝑧2
= lim(𝑧 − 3) ( )
𝑧→3 (𝑧−3)
= lim𝑧 2 = 9
𝑧→3
𝑧2
Dengan demikian Nilai residu 𝑓(𝑧) = (𝑧−3) di titik pole 𝑧 = 3 sebesar 9
. Di pole derajat m
Misal 𝑓(𝑧)memiliki pole di 𝑧 = 𝑎 berderajat m, sehingga uraian deret laurent 𝑓(𝑧) yaitu
𝑚 𝑐 𝑚−1 𝑐 1 𝑐 1
𝑓(𝑧) = (𝑧−𝑎) 𝑚 + (𝑧−𝑎)𝑚−1 + ... +(𝑧−𝑎)1 +𝑏0 + 𝑏1 (𝑧 − 𝑎) + ⋯ ; 𝑐𝑚 ≠ 0 (4)
Sebagai ilustrasi berikut ini akan disajikan perhitungan residu pada pole berderajat 3.
𝑧
Fungsi 𝑓(𝑧) = (𝑧−1)3 (𝑧+1) memiliki pole di 𝑧 = 1 derajat 3, sehingga menurut persamaan (5) dapat
dihitung,
1 𝑑 3−1
𝑅𝑒 𝑠[𝑓, 1] = (3−1)! lim {𝑑𝑧 3−1 [(𝑧 − 𝑎)3 𝑓(𝑧)]}
𝑧→1
1 𝑑2 𝑧
= 2! lim {𝑑𝑧2 [(𝑧 − 1)3 (𝑧−1)3 (𝑧+1)]}
𝑧→1
1 𝑑2 𝑧
= lim { 2 [ ]}
2! 𝑧→1 𝑑𝑧 (𝑧+1)
1 𝑑 𝑑 𝑧
= lim { [ ]}
2! 𝑧→1 𝑑𝑧 𝑑𝑧 (𝑧+1)
1 𝑑 𝑑 (1)(𝑧+1)−(𝑧(1)
= 2 lim 𝑑𝑧 {𝑑𝑧 [ (𝑧+1)2
]}
𝑧→1
1 𝑑 1 1 −2 1
= lim ( ) = lim ( ) =−
2 𝑧→1 𝑑𝑧 (𝑧+1)2 2 𝑧→1 (𝑧+1)3 8
𝑧 1
Jadi nilai residu 𝑓(𝑧) = (𝑧−1)3 (𝑧+1) di pole 𝑧 = 1 sebesar − 8
Menghitung Integral
1
Re s[𝑓, 𝑎] = 𝑐1 = 2𝜋𝑖 ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 menurut Teorema Laurent, sehingga persamaan ini dapat diubah
menjadi ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 2𝜋𝑖 Re 𝑠[𝑓, 𝑎]
Pola derajat m
Misal 𝑓(𝑧) analitik di dalam lingkungan C dan pada C kecuali pada 𝑎1, 𝑎2 , … , 𝑎𝑚 di dalam C. Menurut
Teorema Cauchy maka ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ⋯ + ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧=0 ;
1 2 𝑚
∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 ; 𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2 dengan :
−𝐶2= −𝑅 ≤ 𝑥 ≤ 𝑅
Jari-jari R dapat dibuat cukup besar sehingga semua titik pole berada di dalam C, jadi menurut
teorema residu berlaku
𝑅 𝑛
│𝑧│ = 𝑅; 0 ≤ 𝑡 ≤ 𝜋
Sehingga
𝐾 𝐾𝜋
│ ∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧│ < 2
𝜋𝑅 =
𝑅 𝑅
𝑐
𝐾𝜋
Apabila R menuju tak hingga maka 𝑅
menuju 0 sehingga │ ∫𝑐 𝑓(𝑧)𝑑𝑧│ = 0
Contoh :
∞ 𝑑𝑥
Menghitung ∫−∞ (1+𝑥2 )2
Penyelesaian:
𝑑𝑧 𝑑𝑧 𝑑𝑧
∫ 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫ 2 2
=∫ 2
=∫
(1 + 𝑧 ) {(−𝑖 + 𝑧 )(𝑖 + 𝑧 ) } (−𝑖 + 𝑧)2 (𝑖 + 𝑧 2 )2
𝑐 𝑐 𝑐 𝑐
1 𝑑 1
= 1! lim 𝑑𝑧
[((𝑖+𝑧)2 ]
𝑧→1
0−(1)(2)(𝑖+𝑧)
= 1. lim [( (𝑖+𝑧)4 ]
𝑧→1
−2 1
= lim [(𝑖+𝑧)3 ] = (4𝑖)
𝑧→1
Titik pole 𝑧 = −𝑖 diluar C seperti yang terlihat pada gambar 8 sehingga tidak perlu dihitung
residunya. Jadi,
∞ 𝑑𝑥
∫−∞ (1+𝑥2 )2 = 2𝜋𝑖 Re 𝑠[𝑓, 𝑖]
1
= 2𝜋𝑖 ( )
4𝑖
𝜋
=
2
Hasilnya merupakan bilangan real. Dengandemikian integral tak wajar fungsi real menghasilkan nilai
real juga walaupun perhitungannya dengan menggunakan perantaraan sistem bilangan dan fungsi
komplek.