You are on page 1of 8

Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU


PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE
(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BERINGIN –
KOTA PADANG)

Jajang Atmaja, Yan Parta Wijaya, Hartati


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

ABSTRAK
Pada sebuah proyek konstruksi seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek yang melebihi dari
waktu yang telah ditetapkan, maka untuk itu penerapan manajemen waktu pada sebuah proyek konstruksi sangat
diperlukan sekali agar semua kegiatan proyek dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan lebih cepat dari waktu
yang telah ditentukan. Konsep Earned Value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengelolaan proyek
yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep Earned Value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari
proyek (the percent complete / BCWP) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost work
schedule / BCWS), biaya aktual yang sudah dikeluarkan (actual cost work performance / ACWP) serta apa yang
yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut (earned value).
Pada akhir peninjauan bulan September sampai dengan minggu ke - 12, nilai kinerja proyek SPI didapat sebesar
0.78 artinya proyek mengalami keterlambatan 14.53 % dari yang telah direncakan 67.33 % dan realisasi pekerjaan
49.54 %. Sedangkan dilihat dari segi kinerja biaya proyek, nilai CPI yang didapat sebesar 1.07 artinya biaya yang
dikeluarkan lebih kecil dari pretasi yang telah dicapai sebesar 3.26 % dengan pengeluaran 49.54 %. Apabila
kecendrungan kinerja waktu dan biaya proyek seperti pada minggu ke – 20 ( akhir waktu rencana ), maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek EDC selama 149 hari, yang berarti waktu lebih
lama dari yang direncakan 135 hari. Sedangkan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
sebesar Rp 4,639,922,265.76 dan nilai tersebut masih dibawah biaya yang dianggarkan Rp 5,193,981,939.27.

Kata Kunci: Earned Value, Kinerja Biaya dan Waktu

Pada sebuah proyek konstruksi seringkali terjadi

PENDAHULUAN keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek

Proyek konstruksi pada umum nya yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan,

memiliki durasi yang telah ditentukan, artinya maka untuk itu penerapan manajemen waktu

proyek harus bisa diselesaikan tepat pada waktu pada sebuah proyek konstruksi sangat

atau lebih cepat dari waktu yang telah diperlukan sekali agar semua kegiatan proyek

ditetapkan. dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan


lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.

23
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

Sejalan dengan tingkat kompleksitas proyek Dalam proses mencapai tujuan proyek ada
yang semakin besar, seringkali terjadi batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
keterlambatan penyelesaian dan pembengkakan (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta
biaya. Berkaitan dengan masalah ini, mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut
keberhasilan dalam melaksanakan sebuah merupakan parameter penting bagi
proyek konstruksi tepat pada waktu yang telah penyelenggara proyek yang sering
ditentukan merupakan suatu tujuan yang paling diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga
utama. Karena semakin lama kegiatan suatu batasan diatas disebut tiga kendala
proyek konstruksi maka semakin banyak (tripleconstrain) yaitu:
masalah yang bermunculan. Untuk pihak 1. Biaya
kontrkator sendiri keuntungan dari penerapan Proyek harus diselesaikan dengan biaya
manajeman biaya dan waktu pada sebuah yang tidak boleh melebihi anggaran. Untuk
proyek konstruksi salah satu nya dapat proyek – proyek yang melibatkan dana
menghemat biaya. dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan
bertahun - tahun, anggaran nya tidak
Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini, hanya ditentukan dalam total proyek, tetapi
seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi dipecah atas komponen – komponen nya
kinerja keseluruhan proyek maupun kegiatan atau per periode tertentu yang jumlahnya
pekerjaan di dalam proyek konstruksi dan disesuaikan dengan keperluan. Dengan
kemudian memprediksi kinerja biaya dan waktu demikian, penyelesaian bagian – bagian
penyelesaian proyek. Hasil dari evaluasi kinerja proyek harus memenuhi sasaran anggaran
proyek tersebut dapat digunakan sebagai early per periode.
warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam 2. Waktu
penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan Proyek harus dikerjakan sesuai dengan
kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
metode pelaksanaan serta mencarai ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk
kemungkinan adanya percepatan durasi baru, maka penyerahannya tidak boleh
kegiatan agar pembengkakan biaya dan melewati batas waktu yang telah
keterlambatan penyelesaian proyek dapat ditentukan.
diminimalisir.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan harus
TINJAUAN PUSTAKA
memenuhi spesifikasi dan criteria yang
Proyek adalah gabungan dari sumber
syaratkan. Jadi, memnuhi persyaratan
daya seperti manusia, material, peralatan dan
mutu berarti mampu memenuhi tugas yang
biaya yang dihimpun dalam suatu wadah
dimaksudkan atau sering disebut sebagai
organisasi sementara untuk mencapai sasaran
fit fortheintendeduse.
dan tujuan.( Abrar Husen. 2009 ).

24
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

Dari semua uraian diatas, Manajemen proyek dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan
adalah penerapan ilmu pengetahuan, dalam periode tertentu.
keahlian dan keterampilan dan cara teknis
Berbekal ketiga indicator tersebut kemudian
dengan sumberdaya yang terbatas, untuk
dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang
mencapai sasarn dan tujuan proyek yang
terjadi pada biaya dan waktu dengan cara
telah ditentukan agar mendapatkan hasil
mengukurnya, yang diuraikan dibawah ini :
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu
dan waktu. 1. Penyimpangan jadwal dan waktu
a) SV ( Schedule Varians ) = BCWP –
KONSEP EARNED VALUE BCWS
Schedule Variansdigunakan untuk
Dalam penentuan kinerja waktu proyek dengan
menhitung penyimpangan antara BCWP
metoda Earned value, ini informasi yang
dangan BCWS.
ditampilkan berupa idikator – indicator dalam
SV > 0, progress actual > rencana : terjadi
bentuk kuantitatif, yang menampilkan informasi
pervepatan proyek terhadap rencana
progress biaya dan jadwal proyek. Indicator ini
(Schedule Overrun).
menginformasikan posisi kemajuan proyek
SV < 0, progress actual < rencana ; terjadi
dalam jangka waktu tertentu serta dapat
keterlambatan proyel terhadap rencana
memperkirakan proyeksi kemajuan proyek pada
(schedule underrun).
periode selanjutnya. Indicator tersebut adalalah :

1. BCWS ( Budgeted Cosf of Work b) SPI ( Schedule Performance Index) =


Schedule ) BCWP / BCWS
BCWS merupakan anggaran biaya yang Schedule Performance Index dalah factor
dialokasikan berdasarkan rencana kerja efisiensi kinerja dalam menyelesaikan
terhadap waktu.BCWS dihitung dari pekerjaan dapat diperlihatkan oleh
akumulasi biaya yang direncanakan untuk perbandingan antara nilai pekerjaan yang
pekerjaan dalam periode waktu tertentu. secara fisik telah dikerjakan (BCWP)
2. BCWP ( Budgeted Cosf Of Work dengan rencana pengeluran biaya yang
Performed ), dikeluarkan berdasarkan rencana
BCWP adalah nilai yang diterima dari pekerjaan (BCWS).
penyelesai pekerjaan selama periode waktu SPI > 1, Progres Aktual > rencana ;
tertentu.BCWP ini dihitung berdasarkan Terjadi percepatan proyek terhadap
akumulasi dari pekerjaan – pekerjaan yang rencana (Schedule Overrun)
telah diselesaikan. SPI < 1, Progres Aktual < rencana ;
3. ACWP ( Actual Cost of Work Performed ) Terjadi keterlambatan proyek terhadap
ACWP adalah representasi dari rencana (Schedule Underrun)
keseluruhan pengeluaran yang telah

25
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

2. Penyimpangan Biaya.
a) CV (Cost Varians) = BCWP – ACWP
Cost Variansadalah selisih antara nilai
yang diperoleh setelah menyelesaikan
paket – paket pekerjaan dengan biaya
actual selama pelaksanaan proyek.
CV > 0, pembiayaan actual < rencana
Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
(Cost Underrun)
1. Perkiraan Jadwal Penyelesaian Proyek
CV < 0, pembiayaan actual > rencana
(Estimate Complete Date = ECD)
(Cost overrun)
ECD = (sisa waktu/SPI) + Waktu terpakai.
Persentase keterlambayan / percepatan =
b) CPI (Cost Performance Index) =
100% - ECD / jadwal rencana.
BCWP / ACWP
2. Perkiraan Biaya Penyelesain Proyek
Cost Performance Index adalah factor
(Estimate at Complete)
efisiensi biaya yang telah dikeluarkan
EAC = Sisa anggaran / CPI + ACWP
dalam pelaksanaan proyek dapat
= (Total biaya – BCWP) / CPI +
diperlihatkan dengan membandingkan
ACWP
nilai pekerjaan yang secara fisik telah
Persentase biaya penambahan / penurunan
diselesaikan (BCWP) dengan biaya
biaya actual terhadap anggaran biaya.
yang telah dikeluarkan dalam periode
= 100 % - EAC / Total Biaya
yang sama (ACWP).
3. Earned Value (Nilai Hasil)
CPI > 1, pembiayaan actual < rencana
Earned Value = BCWP Total
(Cost Underrun)
CPI < 1, pembiayaan actual > rencana
(Cost overrun) PENGOLAHAN DATA DAN HASIL
a) Evaluasi kemajuan prestasi proyek pada
Tabel. 1 Parameter Earned Value bulan september ( minggu ke 9 s/d 12 ),
bulan november ( minggu ke 17 s/d 19 )
Dari table diatas, dihasilkan analisis varians
dan bulan februari ( minggu ke 31 dan 32 ).
terpadu
b) Evaluasi keuangan aktual pelaksanaan
Tabel 2. Analisis Varians Terpadu
proyek pada bulan september ( minggu ke
9 s/d 12 ), bulan november ( minggu ke 17
s/d 19 ) dan bulan februari ( minggu ke 31
dan 32 ).

Bulan November - Minggu Ke – 9


BCWS = 44.48 %

26
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

BCWS = Anggaran x % Rencana 6) SPI = 1.01


= Rp 5,193,981,939.27 x 44.48 % 7) Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (TEts)
= Rp 2,310,243,331.37 TTOT  TWP 135  59
  54 Hari
BCWP = 44.95 % SPI 1.408
BCWP = Anggaran x % Rencana ECD = TAct + TEts
= Rp 5,193,981,939.27 x 44.95 % = 58 + 54
= Rp 2,334,453,199.84 = 112 hari
ACWP = Rp 2,430,125,287.64
= 46.79 % o CV (Cost Varians)
Dari perhitungan diatas maka dapat dicari CV = BCWP - ACWP
parameter Earned Value, yaitu ; = Rp - 95,672,087.80)
 SV (Schedule Varians) o CPI ( Cost Performed

SV = BCWP – BCWS Index)

= Rp 24,209,868.47 BCWP Rp 2,334,453, 199.84


  0.96
 SPI ( Schedule performed index ) ACWP Rp 2,430,125, 287.64
BCWP Rp 2,334,452,199.84
  1.01
BCWS Rp 2,310,243,331.37 o EAC (Estimate at Completion)

 ECD ( Estimate Completion Date ) 1) Anggaran Biaya Proyek Total = Rp


1) Rencana waktu pelaksanaan total (Ttotal) 5,193,981,939.27
= 135 hari 2) Anggaran pekerjaan sisa
2) Waktu saat Evaluasi / monitoring (TAct) = Rp 2,859,528,739
s/d minggu ke-9 = 58 hari 3) Prestasi Biaya ( CPI ) = 0.96
3) Bobot kumulatif rencana = 44.48 % 4) Perkiraan Biaya untuk pekerjaan sisa
4) Bobot kumulatif realisasi = 44.95 % Anggaran  BCWP Rp 2,334,453, 199.84

5) Waktu yang seharusnya dicapai dengan CPI 0.96
progres ini (TWP) = Rp 2,978,675,770

58 x 44.95 % 5) Perkiraan Total Biaya Proyek (EAC) =


TWP  = 58 hari
44.48 % Rp 2,430,125,287.64 + Rp
2,978,675,770 =Rp 5,408,801,058
Hasil Analisis dilihat dari segi kinerja biaya proyek,
a) Evaluasi Bulan September nilai CPI yang didapat sebesar 0,96,
o Pada awal peninjauan sampai dengan artinya biaya yang dikeluarkan melebihi
minggu ke - 9, nilai kinerja proyek SPI biaya yang telah dianggarkan sebesar
didapat sebesar 1.01 dengan artian 1.84 % dengan pengeluaran 46.79 %.
proyek mengalami percepatan 0.47 % o Pada akhir peninjauan bulan September
dari yang telah direncakan 44.48 % dan sampai denagn minggu ke - 12, nilai
realisasi pekerjaan 44.95 %. Sedangkan kinerja proyek SPI didapat sebesar 0.78

27
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

artinya proyek mengalami dapat nilai kinerja proyek SPI sebesar


keterlambatan 14.53 % dari yang telah 0.98artianya proyek mengalami
direncakan 67.33 % dan realisasi keterlambatan 2.22 % dari yang telah
pekerjaan 49.54 %. Sedangkan dilihat direncanakan 100 % dengan realisasi
dari segi kinerja biaya proyek, nilai CPI 93.82 %. Sedangkan dilihat dari kinerja
yang didapat sebesar 1.07 dengan biaya proyek, nilai CPI yang didapat
artian biaya yang dikeluarkan lebih kecil sebesar 1.04 dengan artian biaya yang
daripretasi yang telah dicapai sebesar dikeluarkan lebih kecil dari biaya yang
3.26 % dengan pengeluaran 49.54 %. anggarkan sebesar 3.96 % dengan
b) Evaluasi Bulan November pengeluaran 93.82 %.
o Evaluasi yang dilakukan sampai dengan o Apabila kecendrungan kinerja waktu
akhir bulan November minggu ke – 20 di seperti sampai dengan minggu ke -32,
dapat nilai kinerja proyek SPI sebesar maka dapat diperkirakan waktu untuk
0.72 artianya proyek mengalami menyelesaikan proyek membutuhkan
keterlambatan 27.80 % dari yang telah penambahan waktu selama 148 hari
direncanakan 100 % dengan realisasi dari waktu yang direncanakan selama
72.20 %. Sedangkan dilihat dari kinerja 135 hari. Perkiraan biaya yang
biaya proyek, nilai CPI yang didapat dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebesar 1.12, artianya biaya yang pekerjaan 100 % sebesar Rp
dikeluarkan lebih kecil dari biaya yang 5,181,632,137.47, artinya biaya yang
dianggarkan sebesar 7.69 % dengan dibutuhkan masih dibawah biaya yang
pengeluaran 64.51 %. anggarkan Rp 5,193,981,939.27.
o Apabila kecendrungan kinerja waktu dan o Proyek berakhir pada minggu ke – 32
biaya proyek seperti pada minggu ke – dengan realisasi pekerjaan sebesar
20 ( akhir waktu rencana ), maka dapat 97.78 % dengan pekerjaan sisa 2.22 %.
diperkirakan waktu yang dibutuhkan Dan biaya yang dikeluarkan sebesar
untuk menyelesaikan proyek EDC 93.82 %
selama 149 hari, yang berarti waktu d) Penyimpangan Biaya dan Waktu
lebih lama dari yang direncakan 135 hari. o Minggu ke – 1 s/d minggu ke-9 terjadi
Sedangkan perkiraan biaya yang didapat nilai CV negative ( - ) yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek disebabkan oleh penyedian material,
sebesar Rp 4,639,922,265.76 dan nilai peralatan penunjang pekerjaan dan
tersebut masih dibawah biaya yang biaya tidak langsung lain nya.
dianggarkan Rp 5,193,981,939.27. o Pada minggu ke – 10 s/d minggu ke –
c) Evaluasi Bulan Februari 20 akhir waktu rencana didapat nilai SV
o Evaluasi yang dilakukan sampai dengan negative ( - ) yang disebabkan oleh
akhir bulan November minggu ke – 32 di masalah pembebasan lahan yang belum

28
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

selesasi sehinggai kontraktor pelaksana Selama kegiatan proyek berlangsung


tidak diizin oleh beberapa masyarakat kinerja proyek menjadi kurang baik
sekitar lokasi pekerjaan untuk disebabkan oleh permasalahan non
melakukan pekerjaan dan pekerjaan teknis seperti permasalahan sosial,
baru di mulai pada minggu ke – 12. masyarakat dan akses kelokasi proyek
e) Hasil SPI Terhadap Kinerja Proyek yang sulit.
o Terhadap Kinerja Kontraktor
Kesimpulan
Berdasarkan hasil SPI yang didapat,
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
kinerja kontraktor selama proyek
yang telah dilakukan dengan menggukaan
berlangsung kurang memuaskan. Hal ini
konsep earned valuepada studi kasus pada
ditunjukan oleh waktu pelaksanaan
Pryek Pembangunan Jembatan Beringin Kota
kegiatan lebih lama dari waktu yang
Padang yang dilaksanakan oleh PT. HANDARU
direncanakan.
ADHIPUTRA di dapat beberapa kesimpulan
Ditinjau dari standar aspek dalam
pada penelitian ini, diantaranya adalah:
penerapan konsep Earned Value,
a) Pada akhir peninjauan minggu ke-32, SPI
kontraktor lemah dari aspek organisasi
( Schedule Performance Index )< 1, Artinya
( OBS ), penyusunan urutan pekerjaan
proyek mengalami keterlambatan dan nilai
pekerjaan ( WBS ) dan revisi dan
CPI ( Cost Performance Index )>1, artinya
perbaikan data seperti data perubahan
biaya proyek yang dikeluarkan kecil dari
seperti laporan harian, mingguan dan
biaya yang telah direncanakan.
bulanan serta data – data yang
b) Pada akhir peninjauan minggu ke-32, nilai
berhubungan dengan pekerjaan,
CV ( Cost Varians ) menunjukan nilai positif
Sehingga percepatan dalam
( + ) yaituRp 205,783,869.27 ( 3.96 % ) dari
penyelesain pekerjaan sulit untuk
prestasi pekerjaan 97.78 % yang artinya
dilakukan.
proyek mendapatkan keuntungan.
o Terhadap Konsultan Pengawas /
Sedangkan nilai SV ( Schedule Varians )
Owner
menunjukan nilai negative ( - ) yaitu 2.22 %
Selama kegiatan proyek berlangsung
yang menandakan proyek berjalan lebih
kinerja konsultan pengawas/ Owner
lambat dari yang telah direncakan.
kurang memuaskan.Hal ini ditinjau dari
c) Berdasarkan analisa yang telah dikalukan
permasalahan yang timbul selama
sampai dengan minggu ke-20 ( akhir waktu
kegiatan proyek berlangsung dan lemah
rencana proyek ) di perkirakan biaya yang
terhadap revisi dan perbaikan data,
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
seperti adanya perubahan spesifikasi
adalah sebesar Rp 4,639,922,265.76dan
teknik, dan perubahan volume
waktu yang dibutuhkan selama 149 hari.
pekerjaan.
o Kondisi Lapangan

29
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695

Sedangkan dilihat dari hasil peninjauan Biemo W. Soemardi, dkk, “Konsep Erned Value
sampai dengan minggu ke-32( akhir untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi”.
proyek ), apa bila kecendrungan kinerja Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
waktu seperti minggu ini, maka waktu yang Institut Teknologi Bandung. Bandung
dibutuhkan untuk menyeselsaikan Didip Dimas P.B dan Reni Widiyastuti W.S,
pekerjaan 100 % memerlukan waktu “Laporan Tugas Akhir : Perencanaan
tambahan selema 148 hari dari waktu yang Teknis dan Kajian Sistem
direncanakan 135 hari dengan biaya Pengendalian Proyek dengan Metode
sebesar Rp 5,181,632,137.47. Erned Value pada Bendung Susukan
Kabupaten Magelang”. 2009. Jurusan
Saran Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian Universitas Diponegoro. Semarang.
ini antara lain adalah : Ervianto, W., I (2004), Teori Aplikasi Manajemen
a) Untuk mendapatkan hasil kinerja biaya dan Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta.
waktu yang optimal, maka diperlukan Husen Abrar. 2009. Manajemen Proyek :
identifikasi permaslahan dan penyelesain Perencanaan, penjadwalan dan
masalah yang menyebabkan proyek pengendalian proyek. Andi.Yogyakarta.
terlambat secepatnya, sehingga proyek
tidak mengalami keterlambatan.
b) Melakukan optimalisasi pekerjaan dengan
caramembuat perencanaan kegiatan
pekerjaan untuk mengejar keterlambatan
pekerjaan dengan mempertimbangkan
biaya yang dibutuhkan.
c) Untuk mendapatkan hasil prediksi biaya
dan waktu yang dibutuhkan saat melakukan
evalusi dibutuhkan peninjauan dari awal
sampai proyek selesai dan dibutuhkan
system manajemen yang lengkap sehingga
hasil pengendalian bisa lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Alfian Rismawan, dkk, “Kajian Pengendalian
Biaya dan Waktu Menggunakan
Metode Earned Value, Studi Kasus
Proyek The Grove Apartement. 2007.
HK-PP JO”.

30

You might also like