You are on page 1of 20

41

BAB V
DASAR-DASAR ALIRAN INVISCID, INKOMPRESIBEL

1. Pengantar. Pada bab V ini akan dibahas mengenai aliran udara inkompresibel
inviscid . Aliran inkompresibel berarti kerapatan aliran udara diasumsikan konstan selama
udara tersebut bergerak, untuk inviscid berarti aliran udara tersebut tidak menimbulkan gaya
gesekan, konduksi panas dan difusi massa selama pergerakkannya. Contoh mengenai
aliran inkompresibel antara lain : air yang mengalir di dalam pipa, pergerakkan kapal selam
dan kapal laut di lautan, perencanaan kincir angin dan lain-lain. Dalam mempelajari aliran
inkompresibel inviscid terdapat 3 hal yang harus diperhatikan yaitu : persamaan Bernoulli
dengan perkembangannya; persamaan Laplace untuk menyelesaikan persamaan inviscid,
inkompresibel dan aliran irrotational; metode panel untuk penyelesaian parameter-parameter
aliran udara secara numerik.

2. Persamaan Bernoulli. Teori dinamika fluida yang ditemukan oleh Johann dan
Daniel Bernoulli dan sebagian oleh Leonhard Euler mengemukaan bahwa hubungan antara
tekanan dan kecepatan dalam aliran inviscid inkompresibel adalah

p  21 ρ V 2  konstan

Persamaan ini disebut Persamaan Bernoulli’s, meskipun yang menyatakan pertama kali
adalah Euler, namun persamaan Bernoulli mungkin lebih terkenal dalam dinamika fluida
dan pada sub bab ini akan dibahas penurunan persamaan secara umum. Tentukan
komponen x dalam persamaan momentum yang diberikan dalam persamaan berikut :
Du p
ρ   ρ f x    x  viscous
Dt x

Untuk aliran inviscid dengan tidak ada gaya benda maka persamaan ini menjadi :
Du p
ρ 
Dt x

u u u u p
ρ  ρu  ρv  ρw  (5.1)
t x y z x

Untuk aliran steady, u/t = 0, persamaan (5.1) dapat ditulis sebagai :

u u u 1 p
u v w  (5.2)
x y z ρ x
42

Dengan mengalikan persamaan (5.2) dengan dx :

u u u 1 p
u dx  v dx  w dx   dx
x y z ρ x

(5.3)

Ditentukan aliran sepanjang streamline dalam bidang tiga dimensi. Persamaan dalam
streamline diberikan oleh persamaan berikut :

u dz – w dx = 0
v dx – u dy = 0

dan bila disubstitusikan dalam persamaan (5.3) sehingga diperoleh :

u u u 1 p
u dx  u dy  u dz   dx
x y z ρ x

(5.4)
atau
 u u u  1 p
u  dx  dy  dz    dx (5.5)
x y z  ρ x

jika fungsi u = u(x,y,z) maka turunan dari u adalah

u u u
du  dx  dy  dz
x y z

Dengan menghubungkan persamaan di atas dengan persamaan (5.5) maka persamaan


dapat ditulis lagi dengan

1 p
u du   dx
ρ x

atau
1
2
 
d u2  
1 p
ρ x
dx

(5.6)

Dengan kesamaan bentuk pada komponen y persamaan momentum khusus untuk inviscid
aliran steady dan digunakan untuk sepanjang streamline, diperoleh :
43

1
2
 
d v2  
1 p
ρ y
dy

(5.7)

Demikina juga untuk komponen z diperoleh :

1
2

d w2   
1 p
ρ z
dz (5.8)

Penggabungan persamaan (5.3) sampai dengan persamaan (5.8) diperoleh :

1  p 
1
2
 
d u2  v 2  w 2   
ρ  x
dx 
p
y
dy 
p
z
dz  (5.9)

Jika diketahui

u 2 + v2 + w 2 = V 2 (5.10)
dan
p p p
dx  dy  dz  dp (5.11)
x y z

Substitusikan persamaan (5.10) dan (5.11) ke dalam (5.9) diperoleh :

1
2
d V2  dp
ρ

atau
dp   ρ V dV (5.12)

Persamaan (5.12) disebut persamaan Euler’s. ini digunakan untuk aliran inviscid dengan
tanpa gaya benda, dan hubungan perubahan kecepatan sepanjang streamline dV terhadap
perubahan tekanan dp sepanjang streamline yang sama.

3. Persamaan (5.12) merupakan bentuk yang khusus dan penting untuk aliran
inkompresibel. Untuk  = konstan dan persamaan (5.12) dapat dengan mudah diintegralkan
antara titik 1 dan 2 sepanjang streamline sehingga diperoleh :

p2 V2

 d p   ρ  V dV
p1 V1

 V2 V2 
p 2  p1   ρ  2  1 
 2 2 
44

p1  21 ρ V12  p2  21 ρ V22 (5.13)

Persamaan (5.13) disebut persamaan Bernoulli’s, yang mana hubungan pada suatu titik di
mana tekanan p1 dan kecepatan v1 menuju suatu titik lain di mana tekanan p2 dan
kecepatan V2 pada streamline yang sama. Persamaan (5.13) dapat juga ditulis dalam
bentuk :

p  21 ρV 2  konstan sepanjang streamline (5.14)

Penurunan persamaan (5.13) dan (5.14) tidak ada ketetapan yang dibuat sebagai syarat
aliran rotational atau irrotational, untuk persamaan di atas berpengaruh disepanjang
streamline. Secara umum aliran rotational harga konstan untuk persamaan (5.14) akan
berubah dari satu streamline ke selanjutnya. Karena jika irrotational maka persamaan
Bernoulli’s berpengaruh antara dua titik dalam aliran, tidak harus selalu dalam streamline
yang sama. Untuk aliran irrotatioanal konstan persamaan (5.14) sama untuk seluruh
streamline dan diperoleh :

p  21 ρV 2  konstan sepanjang aliran (5.15)

Arti fisik persamaan Bernoulli’s yang diperoleh dalam persamaan (5.13) sampai (5.15)
dikatakan “ketika kecepatan bertambah, tekanan berkurang dan ketika kecepatan berkurang
tekanan bertambah”. Persamaan Bernoulli’s telah diturunkan dari persamaan momentum
mulai dari pernyataan hukum Newton kedua untuk aliran inviscid, inkompresibel dengan
tanpa gaya benda. Dimensi dari persamaan (5.13) sampai (5.15) adalah energi per satuan
volume ( ½  V2 adalah energi kinetik persatuan volume). Persamaan Bernoulli’s juga
merupakan hubungan antara energi mekanik dalam aliran inkompresibel, pernyataan bahwa
kerja yang dilakukan pada fluida oleh gaya tekanan adalah sama dengan perubahan energi
kinetik dalam aliran. Persamaan Bernoulli’s dapat diturunkan dari persamaan umum energi.
Kenyataan bahwa persamaan Bernoulli’s dapat dinyatakan sebagai bentuk lain persamaan
Hukum Newton kedua atau persamaan energi.

4. Contoh Soal. Ditentukan airfoil pada aliran kondisi di permukaan laut dengan
kecepatan di freestream adalah 50 m/s. Pada suatu titik pada airfoil tekanannya adalah 0,9
x 105 N/m2. Hitung kecepatan pada titik tersebut ?
45

Jawab
Diketahui V = 50 m/s
p = 0,9 x 105 N.m2
Hitung V = ?
Kondisi di atas pemukaan laut keadaan :  = 1.225 kg/m3 dan p = 10.1325 x 105

p  p  21 ρ V2
 V 
2
p  ρ V  p  ρV
1
2
2

1
2
2
 1
2
ρV  p  p  ρ V
2 1
2
2


1

V
 p  p  21 ρV 2 
1.01  0.9 x 105  21 1.23  50 2
ρ 2 1.23 
1 1
2

V  142.78 m/s

5. Aliran inkompresibel dalam terowongan. Dalam sub bab ini akan dibahas
mengenai aliran udara pada pipa venturi dan aliran udara pada terowongan angin kecepatan
rendah. Ditentukan aliran melalui terowongan seperti pada gambar 5.1. Secara umum
terowongan adalah dalam bentuk benda 3 dimensi, yang mana akan kita lihat luas area, A
saja, jadi luas area bisa berupa eliptik atau kotak atau lingkaran. Sehingga luas area
merupakan fungsi A = A(x), dengan asumsi bahwa aliran seragam untuk semua tempat
dalam luas area tersebut. Dalam aliran di mana luas area berubah terhadap x dan semua
medan aliran berubah dan diasumsikan merupukan fungsi dari x saja yaitu A = A(x), V =
V(x), p = p(x) dan lain-lain untuk hal ini disebut aliran quasi-one-dimensional. Meskipun
aliran ini hanya pendekatan untuk aliran 3 dimensi dalam terowongan, hasil yang diperoleh
sangat tepat dalam beberapa aplikasi aerodinamika. Sehingga perhitungan aliran quasi-
one-dimensional sering digunakan dalam bidang teknik.
46

1 2

A = A(x)
V1 V2

1 2
x

A1 A2

Gambar 5.1 : Aliran Quasi-one-dimensional dalam terowongan


6. Ditentukan bentuk integral persamaan kontinuitas :


t ρ dV   ρ V  dS  0
V S

Untuk aliran steady persamaan di atas menjadi

 ρ V  dS  0
S
(5.16)

Menggunakan persamaan (5.16) untuk terowongan pada gambar 5.1 di mana volume atur
(control volume) dibentuk oleh A1 di sebelah kiri dan A2 di sebelah kanan dan bagian atas
dan bawah adalah dinding terowongan. Sehingga persamaan (5.16) adalah :

 ρ V  dS   ρ V  dS   ρ V  dS
A1 A2 Wall
0
(5.17)

Sepanjang dinding kecepatan aliran sejajar dengan dinding. Sehingga oleh definisi dS tegak
lurus dinding maka sepanjang dinding V  dS = 0 dan integral pada permukaan dinding
adalah nol, yaitu bagian persamaan (5.17) :

 ρ V  dS
Wall
0
(5.18)

Pada daerah 1 aliran seragam sepanjang A 1. dS tidak ada dan V berhadapan dengan
daerah 1 (dS selalu merupakan titik dalam volume kontrol) sehingga diperoleh :

  V  dS
A1
  1  A1  V1
(5.19)
47

Pada daerah 2 aliran seragam sepanjang A 2 dan dS serta V searah sehingga diperoleh :

  V  dS
A2
  2  A2  V2
(5.20)

Substitusi persamaan (5.18), (5.19) dan (5.20) ke dalam persamaan (5.17) diperoleh :

 ρ1  A1  V1  ρ 2  A 2  V2  0

atau
ρ1  A1  V1  ρ 2  A 2  V2 (5.21)
Persamaan (5.21) disebut persamaan kontinuitas quasi-one-demensional, ini digunakan
untuk aliran kompresibel dan inkompresibel. Ditentukan aliran inkompresibel saja maka
kerapatan udara konstan sepanjang aliran, 1 = 2, sehingga diperoleh persamaan
kontinuitas untuk aliran inkompresibel :

A1  V1  A 2  V2 (5.22)

Dalam kenyataan bahwa volume aliran (meter kubik per detik atau feet kubik per detik)
adalah selalu konstan. Dari persamaan (5.22) kita lihat bahwa jika luas area berkurang
sepanjang aliran (terowongan konvergen) kecepatan bertambah, sebaliknya jika luas area
bertambah (terowongan divergen) kecepatan berkurang. Perubahan ini ditunjukan dalam
gambar 5.2, hal ini merupakan peraturan dasar dalam persamaan kontinuitas aliran
inkompresibel. Dari persamaan Bernoulli’s, persamaan (5.15) terlihat bahwa ketika
kecepatan bertambah dalam terowongan konvergen tekanan akan berkurang dan ketika
kecepatan berkurang dalam terowongan divergen tekanan akan meningkat. Perubahan
tekanan juga dapat dilihat pada gambar 5.2.

V1 V2 > V1 V1 V2 < V1
p1 p2 < p1 p1 p2 > p1

Terowongan konvergen Terowongan divergen


48

Gambar 5.2 : Aliran inkompresibel dalam terowongan

7. Ditentukan aliran inkompresibel sepanjang terowongan konvergen-divergen, seperti


gambar 5.2. Aliran udara masuk terowongan terowongan dengan kecepatan V 1 dan tekanan
p 1. Kecepatan aliran akan bertambah dalam terowongan yang berbentuk konvergen dan
hasil maksimum V2 terjadi pada luas area yang minimum di terowongan, luas ini disebut
“throat”. Demikian juga untuk bentuk konvergen tekanan akan berkurang seperti gambar
5.3, pada throat tekanan mendekati minimum, p 2. Dalam bentuk divergen daerah yang
menjauhi throat kecepatan berkurang dan tekanan meningkat. Terowongan seperti gambar
5.3 bagian atas disebut pipa venturi, bentuk ini sering ditemukan di beberapa aplikasi bidang
teknik. Sifat-sifat utamanya adalah tekanan p 2 rendah pada throat dari pada tekanan
ruangan diluar venturi. Perbedaan p 1 – p2 digunakan untuk beberapa aplikasi, sebagai
contoh dalam karburator mesin mobil terdapat pipa venturi dalam percampuran bahan bakar.
Alur bahan bakar dibuka ke dalam pipa venturi pada bagian throat.

V1 Throat
V2
P1
P2

A2

A1

Pressure is a
minimum at the
throat
x

Gambar 5.3 : Aliran udara yang melalui Pipa Venturi

Karena p2 lebih kecil dari pada tekanan disekitar ruangan luar p 1. Perbedaan tekanan
p1 – p2 membantu tambahan gaya bahan bakar masuk ke dalam alur udara dan
percampuran dengan udara di throat. Dalam penggunaan aerodinamika sendiri, pipa venturi
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara. Ditentukan pipa venturi dengan
memperbandingkan luas inlet dan throat A 1/A2 seperti gambar 5.3. Diasumsikan bahwa
pipa venturi disisipkan dalam aliran udara yang belum diketahui kecepatannya, V 1. Kita
49

menggunakan pipa venturi untuk mengukur kecepatannya. Dengan menggunakan pipa


venturi itu sendiri hanya akan mengukur secara langsung perbedaan tekanan p 1 – p2. Ini
dapat dilakukan dengan membuat lubang kecil pada dinding pipa venturi di bagian inlet dan
throat dan kemudian menghubungkan tabung (pengukur) tekanan dari lubang ini atau kedua
sisi tabung manometer bentuk U. Perbedaan p 1 – p2 diperoleh secara langsung.
Pengukuran perbedaan tekanan dapat dihubungkan dengan V 1 yang belum diketahui dengan
menggunakan persamaan Bernoulli’s, persamaan (5.13) sebagai berikut :

2
V12   p 2  p1   V22 (5.23)
ρ

Dari persamaan kontinuitas, persamaan (5.22) diperoleh :

A1
V2  V1 (5.24)
A2
Substitusikan persamaan (5.24) ke persamaan (5.23) diperoleh :

2
2 A  2
V   p 2  p1    1
1
2
 V1 (5.25)
ρ  A2 

Penyelesaian persamaan (5.25) untuk V1 diperoleh :

2  p 2  p1 
V1 
 A  2  (5.26)
ρ  1   1
 A 2  

Persamaan (5.26) memberikan hasil untuk V 1 dalam bentuk pengukuran perbedaan tekanan
p1 – p2 dan diketahui kerapatan udara,  serta perbandingan luas area (A 1/A2). Dalam
bentuk ini pipa venturi dapat digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara. Dalam
sejarah pipa venturi pertama kali digunakan untuk menunjukan kecepatan aliran udara pada
pesawat terbang oleh French Captain A. Eteve pada bulan Januari 1911, lebih sepuluh tahun
setelah Wright brothers’s pertama kali bisa terbang. Sekarang hampir semua peralatan
pengukuran kecepatan aliran udara menggunakan Pitot tube. Meskipun demikian, pipa
venturi masih ditemukan pada beberapa penerbangan dan pada pengujian pesawat terbang.

8. Penggunaan lain aliran udara inkompresibel dalam terowongan adalah terowongan


angin kecepatan rendah (low-speed wind tunnel). Keinginan membangun fasilitas dasar
50

pengujian yang direncanakan menghasilkan aliran udara dalam laboraturium yang mana
dapat menggambarkan penerbangan sebenar yang seperti di atmosfer sekitar tahun 1871
ketika Francis Wenham dari Inggris membangun dan menggunakan pertama kali terowongan
angin dalam sejarah. Dari tanggal tersebut sampai sekitar pertengahan tahun 1930-an,
hampir semua terowongan angin dirancang untuk dapat menghasilkan aliran udara dengan
kecepatan dari 0 sampai 250 mi/h, sehingga terowongan angin kecepatan rendah masih
dapat digunakan sampai sekarang bersamaan dengan terowongan kecepatan transonic,
supersonik dan hipersonik. Prinsip dasar pengembangan dalam masalah ini digunakan
untuk menghasikan aspek dasar terowongan angin kecepatan rendah sebagai berikut :
terowongan angin kecepatan rendah adalah pipa venturi yang besar dimana aliran udara
digerakkan oleh fan yang dihubungkan dalam beberapa type motor penggerak. Bilah fan
terowongan angin adalah serupa dengan propeler pesawat terbang dan dirancang untuk
mendorong/menyeret aliran udara sepanjang keliling terowongan. Terowongan angin
mungkin bisa berbentuk terowongan terbuka yang mana udara diseret dari depan secara
langsung dari atmosfer dan dikeluarkan langsung kebelakang dan langsung kembali lagi ke
atmosfer, seperti terlihat pada gambar 5.4a. Bentuk terowongan angin yang lain adalah
terowongan tertutup di mana udara dari outlet dimasukkan lagi ke bagian inlet melalui bentuk
terowongan tertutup, seperti ditunjukan pada gambar 5.4b. Untuk masalah lain aliran udara
dengan tekanan p1 masuk terowongan pada kecepatan rendah V 1 di mana luas areanya A1.
Terowongan konvergen dengan luas area lebih kecil A 2 pada seksi uji di mana kecepatannya
bertambah menjadi V2 dan tekanannya berkurang menjadi p2. Setelah udara bergerak
pada model (yang mana model bisa berupa pesawat yang utuh atau bagian dari pesawat
seperti wing, airfoil, enggine, ekor pesawat dan nacelle) udara melalui terowongan divergen
yang disebut diffuser, di mana luas area bertambah menjadi A 3, kecepatan berkurang
menjadi V3 dan tekanan bertambah menjadi p3.
51

(a) Open circuit tunnel

Gambar 5.4 : Model terowongan

Dari persamaan kontinuitas persamaan (3.22) seksi uji kecepatan aliran udara adalah

A1
V2  V1 (5.27)
A2

Kecepatan pada exit/keluaran setelah melalui diffuser


A2
V3  V2 (5.28)
A3

Tekanan pada sembarang tempat pada terowongan angin dihubungkan dengan kecepatan
menggunakan persamaan Bernoulli’s adalah :

p1  21 ρ V12  p2  21 ρ V22  p3  21 ρ V32 (5.29)

Pengaruh dasar dalam mengatur kecepatan aliran udara dalam seksi uji diberikan pada
terowongan angin kecepatan rendah adalah perbedaan tekanan p 1 – p2. untuk jelasnya lihat
lagi persamaan (5.29) dan dapt ditulis dalam bentuk :

2
V22   p1  p 2   V12 (5.30)
ρ
52

Dari persamaan (5.27), V1   A 2 A1   V2 . Substitusikan persamaan ini ke persamaan (5.30)


bagian sebelah kanansehingga diperoleh :

2
2 A 
V   p1  p 2    2  V22
2
2 (5.31)
ρ  A1 

Penyelesaian persamaan (5.31) untuk V2 diperoleh :

2  p1  p 2 
V2 
  A2  
2
(5.32)
ρ 1    
  A1  

Perbandingan A2/A1 adalah harga yang tetap untuk terowongan angin yang diberikan dalam
perancangan. Kerapatan udara juga diketahui untuk aliran inkompresibel. Dengan
demikian persamaan (5.32) menunjukkan hubungan bahwa kecepatan V 2 seksi uji adalah
dibentuk oleh perbedaan tekanan p 1 – p2. Fan menggerakkan udara di terowongan angin
yang membuat perbedaan tekanan ini bekerja pada udara. Ketika operator menekan tombol
kontrol terowongan angin dan memberikan tenaga pada fan, akan dirasakan perbedaan
tekanan dan selanjutnya menghasilkan kecepatan seperti pada persamaan (5.32).

9. Dalam terowongan angin kecepatan rendah banyak cara untuk mengukur perbedaan
tekanan p1 – p2, sehingga terukur V2 menggunakan persamaan (5.32). Dari persamaan (4.5)
kerapatan adalah kerapatan fluida dalam manometer (bukan kerapatan udara dalam
terowongan). Hasil perkalian kerapatan dan percepatan gravitasi, g dalam persamaan (4.5)
adalah berat per satuan volume fluida manometer. Notasi dari berat per satuan volume
adalah W. Kembali kepersamaan (4.5) jika salah satu sisi manometer disamakan dengan
pa dihubungkan ke lubang tekanan satu tempat di terowongan angin di mana tekanannya
adalah p1 dan jika sisi yang lain dari manometer disamakan p b yang dihubungkan dalam
lubang pada seksi uji terowongan angin di mana tekanannya adalah p 2 maka dari persamaan
(4.5) :
p1  p 2  w  Δh

di mana h adalah perbedaan ketinggian cairan antara kedua sisi manometer. Selanjutnya
persamaan (5.32) dapat dinyatakan sebagai :
53

2 w h
V2 
  A2  
2

ρ 1    
  A1  

Dalam banyak terowongan angin kecepatan rendah seksi uji adalah lubang di dalam
atmosfer yang dibatasi oleh dua dinding, di lain fihak seksi uji tidak berupa terowongan
semua, tetapi terbuka antara nozzle exit dan difuser inlet. Untuk kedua masalah tersebut
tekanan disekitar atmosfer ditekan pada seksi uji sehingga p 2 = 1 atm. Ingat kembali
persamaan dasar yang digunakan dalam subbab ini yang mempunyai batasan dimana
diasumsikan quasi-one-dimensional aliran inviscid. Sehingga persamaan kadang-kadang
menghasilkan kesalahan yang diperoleh ketika mengabaikan penomena dalam kenyataan.
Sebagai contoh jika A3 = A1 (inlet sama dengan outlet terowongan angin) maka persamaan
(5.27) dan (5.28) menghasilkan V 3 = V1. Selanjutnya dari persamaan (5.29) p 3 = p1 yaitu
tidak ada perbedaan tekanan sepanjang terowongan. Jika ini benar terowongan akan
berjalan tanpa menggunakan tenaga. Kenyataannya terdapat kehilangan aliran udara
karena gesekan pada dinding terowongan angin dan gaya hambat pada model dalam seksi
uji. Persaman Bernoulli’s (5.29) tidak memperhitungkan kehilangan ini. Selanjutnya dalam
keyataan terowongan angin terdapat kehilangan tekanan karena pengaruh viscous dan
pengaruh gaya hambat yang diabaikan, dan p 3 < p1. Kegunaan dari motor dan fan
terowongan angin untuk menambah tenaga aliran udara dalam penambahan tekanan pada
aliran yang masuk dalam diffuser sedemikian sehingga dapat keluar dalam atmosfer (gambar
5.5a) atau masuk kembali dalam nozzle inlet pada tekanan yang lebih besar p 1 (gambar
5.5b)

10. Contoh soal. Ditentukan pipa venturi dengan perbandingan luas throat-to-inlet
adalah 0,8, diberi aliran dan berada pada keadaan standart permukaan laut (sea level). Jika
perbedaan tekanan antara inlet dan throat adalah 7 lb/ft 2, hitung kecepatan aliran pada inlet?

Jawab. Pada keadaan sea level diketahui  = 0,002377 slug/ft3 sehingga

2 p 1  p 2  2 7 
V1 

  A1 A 2   1 2
 
 
 0,002377  01,8  2  1
102,3 ft / s
54

11. Contoh soal. Ditentukan terowongan angin subsonik kecepatan rendah dengan
perbandingan luas area nozzle 12/1. Jika aliran dalam seksi uji pada kondisi sea level
dengan kecepatan 50 m/s, hitung perbedaan ketinggian pada tabung U manometer air raksa
yang mana salah satu sisinya dihubungkan ke nozzle inlet dan sisi yang lain ke seksi uji

Jawab. Pada kondisi sea level,  = 1,23 kg/m3. Dari persamaan (5.32)

1   A 2  1   1 2 
  1,23  50 1      1527
2
p1  p 2  ρ V2 1   2 
2
N/m2
2   A 1   2   12  

Oleh karena p1 – p2 = w h, di mana kerapatan cairan air raksa adalah 1,36 x 10 4 kg/m3
sehingga :
w = (1,36 x 104 kg/m3)(9,8 m/s2) = 1,33 x 105 N/m3

p1  p 2 1527 N/m2
h    0,01148 m
w 1,33 x 10 5 N/m3

12. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara Dengan Pitot Tube. Pada tahun 1732,
Frenchman Henri Pitot sibuk mencoba mengukur kecepatan aliran pada Sungai Seine di
Paris. Salah satu peralatan yang digunakan menurut pendapatnya kelihatan aneh, yaitu
tabung berbentuk L, seperti terlihat pada gambar 5.5. Pitot berpedoman pada satu lubang
terbuka pada tabung sehingga bisa secara langsung masuk. Selanjutnya digunakan tekanan
di dalam tabung untuk mengukur kecepatan air yang mengalir. Ini pertama kali dalam
sejarah pengukuran kecepatan fluida dibuat dan Pitot’s menyatakan “Pitot Tube”, satu dari
beberapa peralatan yang sering digunakan dalam beberapa laboraturium aerodinamika
modern. Selanjutnya Pitot tube merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur
kecepatan penerbangan pesawat terbang. Selanjutnya pada sub bab ini akan dibahas
mengenai prinsip dasar pitot tube.
55

Gambar 5.5 : Lubang Pitot tube dan tekanan statik

13. Ditentukan aliran dengan tekanan p1 bergerak dengan kecepatan V 1, seperti


ditunjukkan pada gambar 5.5. Selanjutnya tentukan arti tekanan p 1 lebih detail. Dalam
tekanan sebelumnya diartikan sebagai perkalian rata-rata perubahan momentum molekul
gas yang menabrak permukaan, tekanan adalah hubungan pergerakan molekul. Pergerakan
ini sangat bebas/acak dengan pergerakan molekul dalam semua arah dengan kecepatan
berbeda. Sekarang bayangkan bahwa anda melompat pada elemen fluida yang mengalir
dan ikut dengannya pada kecepatan V 1. Molekul gas karena gerakannya secara acak akan
tetap menyentuh anda dan anda akan merasakan tekanan p 1 pada gas. Sekarang diberikan
tekanan ini dengan nama khusus “tekanan statik”. Tekanan statik adalah ukuran murni
pergerakan acak molekul pada gas, ini adalah tekanan yang anda rasakan ketika anda ikut
bersama gas pada kecepatan aliran lokal. Semua tekanan yang digunakan dalam buku ini
adalah tekanan statik, tekanan p yang dinyatakan dalam semua persamaan sebagai
tekanan statik. Dalam ilmu teknik, walaupun referensi hanta menulis “tekanan” tanpa
pernyataan apapun maka tekanan ini selalu menyatakan sebagai tekanan statik.
Selanjutnya ditentukan batasan untuk aliran, misalnya dinding , dimana lubang kecil dibuat
tegak lurus permukaan. Bidang lubang yang yang sejajar aliran seperti titik A gambar 5.5.
Karena aliran bergerak di atas lubang terbuka, tekanan yang dirasakan pada titik A adalah
hanya karena pergerakan secara acak molekul pada titik A, tekanan statik terukur.
56

Sehingga lubang kecil pada permukaan tersebut disebut lubang tekanan statik (static
pressure orifice atau static pressure tap).

14. Sebaliknya ditentukan bahwa Pitot tube sekarang disisipkan ke dalam aliran udara
dengan bagian yang terbuka berhadapan langsung ke dalam aliran. Bidang pada bagian
yang terbuka ini tegak lurus dengan aliran, seperti pada titik B pada gambar 5.5. Tempat
lain di akhir lubang dihubungkan ke pengukur tekanan, seperti pada titik C gambar 5.5 yaitu
Pitot tube ditutup pada titik C. Untuk pertama kali sekitar sepermilisecons setelah Pitot tube
dimasukkan dalam aliran, gas akan masuk kedalam bagian yang terbuka dan akan
memenuhi tabung. Selanjutnya tabung tertutup pada titik C tidak terdapat tempat/ruangan
untuk gas bergerak, dan sehingga dalam periode sebentar gas didalam tabung akan diam,
yaitu kecepatan di dalam tabung akan nol. Gas akan tertimbun dan diam di mana-mana di
dalam tabung, termasuk dalam bagian terbuka di titik B. Sebagai hasil, streamline aliran
menembus langsung sisi yang terbuka pada tabung (streamline DB pada gambar 5.5) terlihat
sisi ini sebagai rintangan dalam aliran. Elemen fluida sepanjang streamline DB diperlambat
mendekati pitot tube dan kecepatan menjadi nol di sebelah kanan titik B. Pada semua titik
dalam aliran di mana V = 0 disebut titik stagnasi (stagnation point) pada aliran, sehingga
pada titik B sisi terbuka pada pitot tube adalah titik stagnasi di mana V B = 0. Dari persamaan
Bernoulli’s bila tekanan bertambah maka kecepatan berkurang. Sehingga p B > p1. Tekanan
pada titik stagnasi disebut tekanan stagnasi atau tekanan total yang dinotasikan p 0.
Sehingga pada titik B, pB = p0. Dari pembahasan di atas terlihat bahwa 2 type tekanan
dapat yang didefisikan dalam aliran yaitu tekanan statik, di mana tekanan yang anda
dirasakan oleh pergerakan udara pada kecepatan lokal V 1, dan tekanan total di mana
tekanan pada kecepatan aliran udara yang dihasilkan nol. Dalam aerodinamika, perbedaan
antara tekanan total dan tekanan statik sangat penting untuk diperhatikan, kita telah
membahas perbedaan ini secara panjang lebar dan akan membuat anda lebih nyaman dan
terbiasa untuk pembahasan selanjutnya.

15. Bagaimana Pitot tube mengukur kecepatan aliran udara ?. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut pertama ingat bahwa tekanan total p b digunakan oleh aliran pada tabung
inlet (titik B) menekan sepanjang tabung (di mana tidak aliran di dalam tabung sehingga
tekanan dimanapun di dalam tabung adalah p 0). Tetapi pengukur tekanan pada titik C dapat
membaca p0. Pengukuran ini bila dihubungkan dengan pengukuran tekanan statik p 1 pada
titik A, maka diperoleh perbedaan antara tekanan total dan statik, p 0 – p1, dan perbedaan
57

tekanan ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan V 1 dengan persamaan Bernoulli’s.
Penggunaan persamaan Bernoulli’s antara titik A, di mana tekanan dan kecepatan adalah p 1
dan V1 dan pada titik B di mana tekanan dan kecepatan adalah p 0 dan V = 0 sehingga :
p A  21 ρ VA2  pB  21 ρ VB2
atau
p1  21 ρ V12  p0  0 (5.33)

Penyelesaian persamaan (5.33) untuk V1 adalah :


2  p 0  p1 
V1  (5.34)
ρ

Persamaan (5.34) digunakan untuk perhitungan kecepatan secara sederhana dari


pengukuran perbedaan antara tekanan total dan statik. Tekanan total p0 diperoleh dari pitot
tube dan tekanan statik, p 1 diperoleh dari tempat lubang tekanan statik. Hal ini
memungkinkan adanya kombinasi tekanan total dan tekanan statik pada satu peralatan,
yang disebut Pitot-static probe, seperti ditunjukan dalam gambar 5.5. Tabung pitot-static
probe mengukur p0 pada bagian paling depan dan p1 suatu tempat yang strategis lubang
tekanan statik pada permukaan probe dibelakang p 0. Dalam persamaan (5.33) bentuk
½V21 disebut tekanan dinamik dan dinotasikan dengan simbol q 1. Penggabungan ½ V21
dan disebut tekanan dinamik dan digunakan untuk semua aliran udara dari inkompresibel
sampai hypersonik.
q1  21 ρ V12

Gambar 5.6 : Pitot-statik Probe


Tetapi untuk aliran inkompresibel tekanan dinamik mempunyai arti khusus yaitu menyatakan
perbedaan antara tekanan total dan tekanan statik :

p1  1
2
ρ V12  p0
tekanan tekanan tekanan
statik dinamik total
atau
58

p1  q1  p0

atau
q1  p0  p1

(5.35)

Perlu diperhatikan bahwa persamaan (5.35) diperoleh dari persamaan Bernoulli’s dan hanya
berlaku hanya untuk aliran inkompresibel. Untuk aliran kompresibel persamaan Bernoulli’s
tidak valid (sahih), perbedaan tekanan p 0 – p1 tidak sama dengan q1. Walaupun kedua aliran
subsonik dan supersonik dapat diukur dengan menggunakan pitot tube tetapi persamaan
berbeda dengan persamaan (5.35) (pengukuran kecepatan subsonic dan supersonik aliran
kompresibel akan dibahas pada bab 8).

16. Contoh soal. Sebuah pesawat udara terbang pada ketinggian permukaan laut (sea
level). Pengukuran yang diperoleh dari pitot tube yang berada di wing tip terbaca 2190
lb/ft2. Berapa kecepatan terbang pesawat tersebut ?

Jawab. Pada keadaan permukaan laut diketahui p 1 = 2116 lb/ft2 dan  = 0,002377 slug/ft3,
dari persamaan (634) diperoleh
2  p0  p1  2  2190  2116 
V1   = 250 ft/s
ρ 0,002377

17. Koefisien Tekanan. Tekanan mempunyai dimensi pounds per feet kuadrat atau
Newton per meter kuadrat. Pada bab-bab sebelumnya kita telah membahas parameter
nondimensi seperti M, Re dan C L, selanjutnya tekanan tak berdimensi juga akan digunakan
dalam pembahasan aerodinamika, dimana tekanan tak berdimensi ini adalah koefisien
tekanan, Cp yang didefinisikan sebagai :
p  p
Cp  (5.36)
q

di mana q  21 ρ V2
Definisi persamaan (5.36) selanjutnya akan digunakan untuk untuk aliran inkompresibel
sampai hipersonik. Dalam beberapa literatur aerodinamika akan lebih sering ditemukan
tekanan diberikan dalam bentuk C p dari pada tekanan itu sendiri. Untuk aliran
inkompresibel, Cp dapat dinyatakan dalam bentuk kecepatan saja. Ditentukan aliran atas
benda aerodinamika dimasukkan dalam aliran udara bebas dengan tekanan p  dan
kecepatan V. Dari persamaan Bernoulli’s :
59

p  21 ρV2  p  21 ρV 2
atau
p  p  21 ρ V2  V 2   (5.37)

Disubstitusikan persamaan (5.37) ke persamaan (5.36) diperoleh :

Cp 
p  p 21 ρ V2  V 2

 
2
q 2 ρV
1

atau
2
 V 
Cp  1    (5.38)
 V 

Persamaan (5.38) adalah pernyataan koefisien tekanan dan perlu dicatat bahwa bentuk
persamaan (5.38) hanya berlaku untuk aliran inkompresibel. Catatan dari persamaan
(5.38) bahwa koefisien tekanan pada titik stagnasi (dimana V = 0) dalam aliran inkompresibel
selalu sama dengan 1,0. Ini harga paling tinggi C p dimana saja di medan aliran. Untuk
aliran compresibel Cp pada titik stagnasi mempunyai harga lebih dari 1,0. Perlu diingat
bahwa daerah aliran di mana V > V atau p < p, Cp akan berharga negatif.

18. Contoh soal. Ditentukan airfoil dalam aliran dengan kecepatan freestream 150 ft/s.
Kecepatan pada suatu titik di airfoil adalah 225 ft/s. Hitung koefisien tekanan pada titik
tersebut ?

2 2
 V   225 
Jawab. C p  1    = 1   =  1,25
 V   150 

19. Latihan Soal. Semua latihan soal di bawah diasumsikan aliran inviscid,
inkompresibel. Dan juga pada kondisi standart sea level (keadaan dipermukaan laut) dimana
kerapatan udara adalah 1,23 kg/m3 (0,002377 slug/ft3) dan tekanan 101325 N/m 2 (2116
lb/ft2).
a. Tuliskan persamaan Bernoulli’s dan persamaan Euler ?
60

b. Ditentukan pipa venturi dengan perbandingan luas throat-to-inlet 0,8


ditempelkan pada sisi fuselage pesawat terbang. Pesawat tersebut terbang pad
kondisi sea level. Jika tekanan statik pada throat adalah 2100 lb/ft 2, hitung kecepatan
pesawat tersebut ?

c. Ditentukan pipa venturi dengan lubang kecil pada throat. Lubang ini
dihubungkan dengan tabung ke resevoir tertutup. Direncanakan pipa venturi
membuat kekosongan dalam resevoir ketika pipa venturi ditempatkan di freestream.
Kekosongan didefinisikan sebagai perbedaan tekanan tekanan ambient di luar). Pipa
venturi mempunyai perbandingan luas area throat-to-inlet sebesar 0,85. Hitung
maksimum kekosongan yang bisa dikerjakan pada reservoir ketika pipa venturi
ditempatkan pada kecepatan aliran udara sebesar 90 m/s pada kondisi sea level ?

d. Ditentukan terowongan angin subsonik kecepatan rendah model terbuka


dangan perbandinngan luas area inlet-to-throat adalah 12. Terowongan dijalankan
dan perbedaan tekanan antara inlet dan seksi uji terbaca 10 cm pada tabung U
manometer air raksa (Kerapatan air raksa diketahui 1,36 x 10 4 kg/m3). Hitung
kecepatan aliran udara di seksi uji ?

e. Diasumsikan Pitot tube dimasukkan ke dalam seksi uji terowongan angin pada
soal d.. Seksi uji terowongan angin tertutup dari tekanan ambient di luar. Hitung
tekanan yang terukur oleh Pitot tube diasumsikan tekanan statik pada inlet
terowongan angin adalah sesuai atmosfer.

f. Pitot tube pada pesawat yang terbang pada sea level terbaca 1,07 x 10 5 N/m2
Berapakah kecepatan pesawat tersebut ?

g. Sebuah titik pada sayap pesawat soal f. kecepatan aliran udara adalah 130
m/s. Hitung koefisien tekanan pada titik tersebut ?

You might also like