You are on page 1of 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERBANDINGAN TERAPI ALBUMIN TEKNOLOGI NANO DENGAN


KAPSUL ALBUMIN TERHADAP PENINGKATAN KADAR ALBUMIN
DAN LAMA PERAWATAN

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat magister


Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Ilmu Biomedik (Anestesi)

Oleh

Diah Kurniawati

S 501008015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


commit to user
2014

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERBANDINGAN TERAPI ALBUMIN TEKNOLOGI NANO DENGAN


KAPSUL ALBUMIN TERHADAP PENINGKATAN KADAR ALBUMIN
DAN LAMA PERAWATAN

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat magister


Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Ilmu Biomedik (Anestesi)

Oleh

Diah Kurniawati

S 501008015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


commit to user
2014

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERBANDINGAN TERAPI ALBUMIN TEKNOLOGI NANO DENGAN


KAPSUL ALBUMIN TERHADAP PENINGKATAN KADAR ALBUMIN
DAN LAMA PERAWATAN

Disusun oleh

Diah Kurniawati

S 501008015

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Komisi Pembimbing Nama Tanda Tangan


Tanggal

Pembimbing I Prof.Bhisma Murti,dr, MPH, MSc, PhD ……….2014

NIP. 19551 021 199412 1 001

Pembimbing II Purwoko, dr, SpAn, KAKV … .…….2014

NIP. 19631 018 199003 1 004

Telah Dinyatakan Memenuhi Sarat


Pada Tanggal ………2014

Ketua Program Studi


Magister Kedokteran Keluarga

Dr. Hari Wujoso, dr. SpF, MM


commit to199503
NIP 19621022 user 1001

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : ” PERBANDINGAN TERAPI ALBUMIN

TEKNOLOGI NANO DENGAN KAPSUL ALBUMIN TERHADAP

PENINGKATAN KADAR ALBUMIN DAN LAMA PERAWATAN” ini

adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat

karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perudang-

undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus

seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPS UNS sebagai

institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam

bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian

atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Kedokteran Keluarga UNS berhak

mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan Prodi Kedokteran

Keluarga UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi

ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Surakarta, September 2014

Diah Kurniawati
S 501008015

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas petunjuk dan rahmat

yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya dengan judul “

Perbandingan Terapi Albumin Teknologi Nano Dengan Kapsul Albumin

Terhadap Peningkatan Kadar Albumin Dan Lama Perawatan”.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, maka, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Atas kesempatan,

bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis, maka pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar–besarnya kepada yang terhormat

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs. M. S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR FINASIM., selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Hari Wujoso, dr. SpF, MM., selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. dan selaku
pembimbing metodologi.
5. Purwoko, dr., Sp.An, KAKV selaku pembimbing substansi dan Sekretaris
Bagian SMF Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta/ RSUD Dr Moewardi Surakarta.
6. Marthunus Judin, dr.,Sp.An.KAP., selaku Kepala Bagian SMF Ilmu
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta/ RSUD Dr Moewardi Surakarta.
commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. M. H. Sudjito, dr., Sp.An, KNA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan


Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta/ RSUD Dr Moewardi Surakarta.
8. Sugeng Budi Santoso, dr., Sp.An.KMN., selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta/ RSUD Dr Moewardi
Surakarta.
9. Seluruh staf pengajar PPDS I Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta/ RSUD Dr Moewardi
Surakarta.
10. Orangtua penulis tercinta Ibu Tri Wulan Titik Indrasti dan almarhum Bapak
Salamun yang sangat penulis hormati dan sayangi yang selalu memberi
dukungan, bantuan, perhatian, kasih sayang, dan tidak bosan-bosannya
berdoa untuk penulis agar penulis cepat dapat menyelesaikan pendidikan.
11. Mertua penulis tercinta Ibu Hj. Marjati dan almarhum Bapak H. Abdus Salam
yang sangat penulis hormati dan sayangi yang selalu memberi dukungan,
bantuan, perhatian, kasih sayang, dan tidak bosan-bosannya berdoa untuk
penulis agar penulis cepat dapat menyelesaikan pendidikan.
12. Suroso Agus Widodo dr., SpKFR, Arif Reynaldy Alifiansyah, Allyssalma
Callista Widiaputri, Muhammad Naufal Alfiansyah, suami tercinta dan anak-
anak tersayang yang selalu memberikan dukungan dan inspirasi bagi
terselesainya Tesis ini.
13. Nugroho Pentadi, S Sos., selaku Sales Direktur PT Royal Medicalink
Pharmalab yang telah memberikan kontribusi pada pelaksanaan Penelitian
ini.
14. Saudara-saudara dan keluarga besar atas doa dan dukungannya selama ini.
15. Seluruh rekan-rekan residen Anestesi FK UNS / RSUD Dr Moewardi
Surakarta.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
commit to userkritik dan saran demi perbaikan
itu besar harapan kami untuk mendapatkan

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga bermanfaat bagi perkembangan keilmuan di bidang Anestesiologi dan


Terapi Intensif.

Surakarta, September 2014


Penulis

Diah Kurniawati

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERBANDINGAN TERAPI ALBUMIN TEKNOLOGI NANO DENGAN KAPSUL


ALBUMIN TERHADAP PENINGKATAN KADAR ALBUMIN DAN LAMA
PERAWATAN

Diah Kurniawati, Bisma Murti, Purwoko


Magister Kedokteran Keluarga, Program PASCA SARJANA UNS

ABSTRAK

Perbandingan Terapi Albumin Teknologi Nano Dengan Kapsul Albumin Terhadap


Peningkatan Kadar Albumin Dan Lama Perawatan. Tesis. Pembimbing I : Prof.
DR. Bisma Murti, dr., MM., MKes. Pembimbing II : Purwoko, dr., Sp. An, KAKV,
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar belakang : Hipoalbuminemia adalah keadaan dimana kadar albumin darah


kurang dari 3,5 g/dL. Terdapat hubungan antara kadar albumin yang rendah
dengan komplikasi infeksi, lama penyembuhan luka, lama rawat inap. Untuk
meningkatkan kadar albumin darah bisa diberikan preparat albumin parenteral
dan peroral. Pada pasien dengan gangguan saluran pencernaan, terjadi gangguan
penyerapan dari albumin sehingga pemberian albumin peroral tidak bisa
diberikan. Penemuan albumin teknologi nano bisa mengatasi kendala pemberian
albumin peroral pada penderita dengan gangguan saluran pencernaan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah albumin teknologi nano dibandingkan
dengan kapsul albumin meningkatkan kadar albumin lebih tinggi pada
penderita hipoalbuminemia mengurangi lama perawatan dibandingkan dengan
kapsul albumin.
Subyek dan Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain Randomized
Controlled Trial (RCT). Jumlah sampel 30 sampel, terbagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama diberikan sachet albumin teknologi nano selama 3
hari dengan dosis 2 x 1(5 g) sachet, kelompok kedua diberikan kapsul albumin
selama 3 hari dengan dosis 4 x 5 (500 mg) kapsul. Dianalisa dengan uji Mann-
Whitney U.
Hasil : Kadar albumin dalam darah untuk kelompok yang mendapatkan albumin
teknologi nano mengalami kenaikan rata-rata 1.26 + 0.30 mg/dl, sedangkan
kelompok yang mendapatkan kapsul albumin mengalami kenaikan rata-rata 0.86
+ 0.52 mg/dl, dengan nilai p-value 0,006 (p<0,05), yang artinya ada perbedaan
yang signifikan nilai rata-rata selisih kadar albumin pada kelompok albumin
teknologi nano dan kelompok albumin kapsul, dimana nilai selisih peningkatan
kadar albumin pada kelompok albumin teknologi nano lebih tinggi daripada
kelompok albumin kapsul. Lama hari perawatan di ICU lebih cepat pada
kelompok yang mendapatkan terapi albumin teknologi nano (3.60 + 1.06 hari)
dibanding kelompok yang mendapatkan terapi kapsul albumin (4.13 + 1.19
hari), dengan nilai p 0,223 (p>0,05), yang berarti tidak bermakna secara statistik.
Kesimpulan : albumin teknologi nano meningkatkan kadar albumin lebih tinggi
dibandingkan dengan kapsul albumin , namun tidak mempengaruhi lama hari
perawatan

Kata Kunci : hipoalbuminemia, albumin teknologi nano, kapsul albumin, lama


hari perawatan

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

COMPARISON OF ALBUMIN NANO TECHNOLOGY AGAINST ALBUMIN


CAPSULES TO INCREASE ALBUMIN LEVEL AND LENGTH OF STAY

Diah Kurniawati, Bisma Murti, Purwoko


Anesthesiology and Intensive Therapy, Studi Program of Family Medicine Master,
Graduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta.

Comparison of Albumin Nano Technology Therapy against Albumin Capsules to


Increase Albumin level and Length of Stay. Thesis advisor I : Prof. DR. Bisma
Murti, dr., MM., MKes. Thesis advisor II : Purwoko, dr., Sp. An, KAKV,
Anesthesiology and Intensive Therapy, Master of Family Medicine, Sebelas Maret
University, Surakarta.

ABSTRACT
Background: Hypoalbunemia is a condition whereas blood albumin rate less than
3.5 g/dL There is a relationship between low albumin levels with an increased
risk of infectious complication, wound healing time, length of hospitalization,
and higher mortality rate in hospitalized patients. There are several methods to
increase blood albumin levels in hypoalbunemia patients, such as albumin
supplementation parenterally and orally. In patient with gastrointestinal
disorder, impaired absorption of albumin is occurred so oral albumin
administration cannot be given. The discovery of albumin nano technology can
overcome obstacles albumin oral administration in patients with gastrointestinal
disorders. The purpose of this study was to determine whether albumin nano
technology to increase albumin levels in patients with hypoalbunemia and
reducing the length of stay compared with albumin supplementation.
Subjects and Methods : This research is a quantitative study with Randomized
Controlled Trial design (RCT) in ICU dr. Moewardi Hospital, Surakarta, during
June 2014 until August 2014. The number of study samples were 30 samples,
divided into two groups. The first group was given nanotechnology albumin
sachets for 3 days with a dose of 2 x 1 (5 g) sachet, a second group was given
albumin capsules for three days with a dose of 4 x 5 (500 mg) capsules. This
study was analyzed with Mann-Whitney U test.
Results : Blood albumin levels in group receiving albumin nano technology has
increased an average of 1 : 266 + 0 : 30 mg/dL, while the group receiving albumin
capsules experienced an average increasing of 0.86 + 0:52 mg/dL, with p-value of
0.006 (p < 0.05). This result shows a significant difference average albumin level
value in the albumin nano technology group and albumin capsule group. The
value od the difference increased level of albumin in albumin nano technology
group was higher than the albumin capsule group. The duration of day care in
the ICU was faster in the group receiving albumin nanotechnology therapy (1:06
+3.60 days) compared to the group receiving albumin capsule (4:13 +1:19 days),
with p value 0.223 (p>0.05). This result means not statistically significant.
Conclusion : albumin nano technology increases albumin level higher than
albumin capsules, but does not affect length of stay in the ICU in
hypoalbumnemia..

Keywords : hypoalbuminemia, albumin nano technology, albumin capsules,


length of stay

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.......................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI ...................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................................... v

ABSTRAK..................................................................................................................... vii

ABSTRACT.................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL......................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...………………............................................................ 1

B. Rumusan Masalah……………………………………….…....…..... .... 3

C. Tujuan Penelitian………………………………………......................... 3

D. Manfaat Penelitian………………………………………....…. …….... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori…………………………………………………………... 5

1. Albumin………………………………………………………….. 5

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Hipoalbumin………………………………………………………. 8

3. Teknologi Nano…………………………………………………… 13

4. Preparat Albumin Teknologi Nano…….…………………………. 17

B. Penelitian Yang Relevan……………………………............................ 18

C. Kerangka Konsep………………………………………..……………. 19

D. Hipotesis………………………………………………………………. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………… 22

B. Jenis Penelitian………………………………………………………... 22

C. Populasi penelitian……………………………………………………. 22

D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……………………….…… 22

E. Besar Sampel…………………………………………………………. 23

F. Kriteria Inklusi dan Ekskulusi…..…………………………………… 23

G. Variabel Penelitian................................................................................. 23

H. Definisi Operasional Variabel………………………………………… 24

I. Cara Kerja…………………………………………………………….. 25

J. Alur Penelitian………………………………………………………... 26

K. Jalannya Penelitian……………………………………………………. 26

L. Pengolahan Data……………………………………………………… 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……………………………………………………… 28

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Pembahasan …………………………………………………………. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 40

B. Saran ……………………………………………………………….. 40

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 42

LAMPIRAN…………………………………………………………………………... 45

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Deskripsi Karakteristik Sampel……………………………………… 28

Tabel 4.2. Diskripsi Data Penelitian……………………………………………. 30

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas………………………………………………… 31

Tabel 4.4. Hasil Uji Perbedaan Kadar Albumin Sebelum Perlakuan 32

Berdasarkan Kelompok Pemberian Albumin……………………….

Tabel 4.5. Hasil Uji Perbedaan Kadar Albumin Sesudah Perlakuan 33

Berdasarkan Kelompok Pemberian Albumin………………………..

Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Selisih Peningkatan Kadar Albumin Sebelum 33

dan Sesudah Perlakuan Berdasarkan Kelompok Pemberian Albumin

Tabel 4.7. Hasil Uji Perbedaan Lama Rawat Inap Berdasarkan Kelompok 35

Pemberian Albumin……………………………………………….

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR SINGKATAN

COP : Colloid Osmotic Pressure

dL : Desi Liter

FFP : Fresh Frozen Plasma

G : gram

HAS : Human Serum Albumin

kD : kilo Dalton

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

MPT : Modisco Putih Telur

mg : mili gram

NSA : Normal Serum Albumin

nm : nanometer

PCA : Polialkilsianokrilat

PPF : Plasma Protein Fraction

RES : Retikulum Endotelial Sistem

TNF : Tumor Necrosis Factor

TDS : Tekanan Darah Sistolik

TDD : Tekanan Darah Diastolik

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mekanisme Cellular Uptake Agen Terapi Dengan Pembawa

Nanopartikel…………………………………………………………. 15

Gambar 2.2. Kerangka Konsep…………………………………………………… 23

Gambar 3.1. Cara Kerja…………………………………………………………… 25

Gambar 3.2. Alur Penelitian……………................................................................. 26

Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Rerata Selisih Peningkatan Kadar Albumin

Sebelum dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok Albumin Nano

dan Kelompok Albumin Kapsul………………………………….. 34

Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Rerata Lama Perawatan Pada Kelompok

Albumin Nano dan Kelompok Albumin Kapsul…………………… 35

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Penderita...................................................... 45

Lampiran 2 Surat Persetujuan Penelitian................................................................. 46

Lampiran 3 Lembar Pengumpulan Data Penelitian………………………………. 47

Lampiran 4 Kelaikan Etik………………………………………………………… 48

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Albumin berasal dari bahasa latin, yaitu albus, white. Substansi yang

mengandung albumin disebut albuminoid. Albumin memenuhi sekitar 60%

jumlah serum darah dengan konsentrasi antara 30 hingga 50 g/L dengan waktu

paruh sekitar 20 hari. Albumin adalah protein plasma yang paling tinggi

jumlahnya dan memiliki banyak fungsi yang unik. Albumin berfungsi dalam

mekanisme pemeliharaan keseimbangan antara cairan di dalam pembuluh darah

dengan cairan di dalam rongga interstitial tubuh ( Sherwood, 2012)

Hipoalbuminemia adalah keadaan dimana kadar albumin darah kurang

dari 3,5 g/dL. Pada kondisi hipoalbuminemia akan terjadi gangguan terhadap

proses fisiologi dalam tubuh, sehingga mengganggu atau menghambat proses

penyembuhan dan pemulihan. Terdapat hubungan antara kadar albumin yang

rendah dengan peningkatan resiko komplikasi infeksi, lama penyembuhan luka,

lama rawat inap, angka mortalitas yang tinggi pada penderita rawat inap. (Yuan et

al., 2008). Pada pasien dengan regional anestesi, blok paravertebra dengan

ropivacain pada keadaan hipoalbuminemia akan meningkatkan konsentrasi

ropivacain di plasma yang menyebabkan efek toxic antara lain aritmia ( Calenda

et al., 2013). Hipoalbuminemia pada pasien gagal jantung akut merupakan

predictor kematian dan meningkatkan angka kematian di Rumah Sakit. Sebagai

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

penyebab hipoalbuminemia pada kasus ini adalah malnutrisi dan inflamasi.

(Palomas et al., 2014)

Ada beberapa cara yang digunakan untuk meningkatkan kadar albumin

darah pada penderita hipoalbuminemia, antara lain secara parenteral dan

suplementasi albumin peroral. Pemberian albumin kapsul peroral terbukti efektif

dan lebih murah dalam meningkatkan kadar albumin darah pada pasien-pasien

dengan hipoalbuminemia. Namun demikian terdapat beberapa kesulitan

pemberian albumin peroral dalam meningkatkan kadar albumin darah pada pasien

dengan hipoalbuminemia. Pada pasien dengan gangguan saluran pencernaan,

terjadi gangguan penyerapan dari albumin sehingga pemberian albumin peroral

tidak bisa diberikan. Penemuan albumin teknologi nano bisa mengatasi kendala

pemberian albumin peroral pada penderita dengan gangguan saluran pencernaan.

Pemberian albumin teknologi nano tidak dipengaruhi oleh keadaan pencernaan

penderita.

Teknologi nano adalah penerapan ilmu pengetahuan, teknik dan

teknologipada dimensi (ukuran) antara 1 dan 100 nanometer (1 nanometer =

1:1.000.000.000 meter = 10 amstrong), untuk mengembangkan bahan-bahan dan

produk baru. Albumin teknologi nano merupakan albumin dalam bentuk granul-

granul yang sangat kecil (nanoparticle) dengan ukuran diameter antara 1

nanometer sampai dengan 100 nanometer, yang mampu terserap dalam sistem

vaskular (kapiler) akibat adanya perbedaan tekanan osmotik antara pembuluh

darah kapiler dan mukosa. (Barnabas et al., 2014)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

Sejauh penelusuran pustaka oleh penulis, belum diketahui secara pasti

apakah pemberian preparat albumin dengan teknologi nano meningkatkan kadar

albumin lebih tinggi dibandingkan dengan kapsul albumin pada penderita

hipoalbuminemia serta mengurangi lama perawatan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah pemberian albumin teknologi nano meningkatkan

kadar albumin penderita hipoalbuminemia dibandingkan dengan kapsul albumin

serta untuk mengetahui apakah pemberian albumin teknologi nano memberi lama

perawatan lebih pendek.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka diajukan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pemberian albumin teknologi nano meningkatkan kadar albumin

serum lebih tinggi dibandingkan dengan kapsul albumin pada penderita

hipoalbuminemia?

2. Apakah pemberian albumin teknologi nano memberikan lama perawatan

lebih pendek dibandingkan dengan kapsul albumin pada penderita

hipoalbuminemia?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui apakah albumin teknologi nano meningkatkan kadar albumin

lebih tinggi dan memberikan lama perawatan lebih pendek dibandingkan dengan

kapsul albumin pada penderita hipoalbuminemia.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam menentukan pilihan terapi

hipoalbuminemia untuk mengontrol perubahan kadar albumin pasien di

ruang ICU.

2. Apabila terbukti bisa dijadikan sebagai dasar untuk menjelaskan bahwa

terapi hipoalbuminemia dengan menggunakan albumin teknologi nano

bisa digunakan sebagai terapi pilihan pada penderita dengan gangguan

saluran pencernaan karena penyerapan preparat ini tidak terpengaruh

adanya gangguan saluran pencernaan.

3. Penelitian ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Albumin

a. Pengertian Albumin

Albumin adalah protein plasma terkecil dan jumlahnya paling banyak,

mengikat dan mengangkut banyak bahan yang tidak larut dalam darah, berperan

besar di dalam membentuk tekanan osmotik koloid plasma. Berat molekul

albumin adalah 69 kD yang pada manusia dibentuk dari 584 asam amino. Pada

molekul albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam

amino yang mengandung sulfur. Albumin merupakan pembentuk protein plasma

dan memberikan hampir 80% sebagai penyangga tekanan koloid osmotik. Oleh

karena itu, albumin relatif tinggal lebih lama dalam ruang vaskuler apabila

diberikan secara infus intravena. Konsentrasi plasma albumin normal berkisar

antara 3.5-5 g/dl pada dewasa, dan setiap hari diproduksi di hati 130-200

mg/kg/hari atau sekitar 12-25 gram per hari. ( Sherwood, 2012)

Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi

dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan ektravaskular. Sintesis

albumin hanya terjadi di hepar dengan kecepatan pembentukan 12-25

gram/hari.Pada keadaan normal hanya 20-30% hepatosit yang memproduksi

albumin.Akan tetapi laju produksi ini bervariasi tergantung keadaan penyakit dan

laju nutrisi karena albumin hanyacommit to user


dibentuk pada lingkungan osmotik, hormonal

5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

dan nutrisional yang cocok. Tekanan osmotik koloid cairan interstisial yang

membasahi hepatosit merupakan regulator sintesis albumin yang penting

(Sherwood,2012).

Degradasi albumin total pada dewasa dengan berat 70 kg adalah sekitar 14

gram/hari atau 5% dari pertukaran protein seluruh tubuh per hari. Albumin

dipecah di otot dan kulit sebesar 40-60%, di hati 15%, ginjal sekitar 10% dan 10%

sisanya merembes ke dalam saluran cerna lewat dinding lambung. Produk

degradasi akhir berupa asam amino bebas. Pada orang sehat kehilangan albumin

lewat urine biasanya tidak melebihi 10-20 mg/hari karena hampir semua yang

melewati membran glomerolus akan diserap kembali ( Hasan dkk., 2008).

Albumin serum akan meningkat pada keadaan : pasca infus albumin, dan

dehidrasi (peningkatan hemoglobin dan hematokrit). Albumin serum akan

menurun pada keadaan : (a) gangguan sintesa albumin (penyakit hati, alcoholism,

malabsorbsi, starvasi penyakit kronis), (b) kehilangan albumin (sindroma nefrotic,

luka bakar, dan lain-lain), (c) status gizi jelek, akibat rasio albumin dan globulin

rendah (peradangan kronik, penyakit kolagen, kakeksia, infeksi berat). ( Hasan

dkk., 2008).

Kadar albumin pada serum tergantung pada tiga proses yang dinamik,

yaitu sintesis, degradasi dan distribusi. Beberapa faktor dapat mempengaruhi

sintesis albumin antara lain : gizi, lingkungan, hormon dan adanya suatu penyakit.

( Hasan, dkk., 2008).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

b. Fungsi Albumin

Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai berikut:

(Kratz, 2014; Serra et al., 2013).

a. Mempertahankan tekanan osmotik plasma agar tidak terjadi edema. Dalam

fungsinya sebagai pemelihara tekanan osmotik, albumin menahan air plasma

terutama pada kapiler arteri dengan mempertahankan tekanan filtrasi.

Sebaliknya pada kapiler vena tekanan hidrostatiknya lebih rendah dari arteri.

Bila karena suatu hal albumin menurun maka tekanan osmotik akan menurun,

dan menyebabnya aliran akan lebih berat ke arah ekstravaskular dan

albuminnya sendiri akan lebih banyak berdifusi ke luar sirkulasi, sehingga

menambah berat keadaan.

b. Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa

endogen dalam tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi metabolit,

pengikatan zat dan transport carrier).

c. Anti-inflamasi

d. Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan

listrik,

e. Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh

leukosit polimorfonuklear,

f. Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah

masuknya kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah, agar tidak terjadi

peritonitis bakterialis spontan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

g. Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melalui banyak gugus

bermuatan negatif yang dapat mengikat gugus bermuatan positif pada

antitrombin III (heparin like effect).

h. Inhibisi agregrasi trombosit

c. Faktor yang mempengaruhi kadar dan kerja Albumin

Kadar albumindalam darah maupun fungsi albumin yang optimal dalam

tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1) Makanan atau Gizi

Zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan yang dimakan

digunakan untuk menyusun terbentuknya albuminyaitu Fe (zat besi) dan

protein.

2) Fungsi hati dan ginjal

3) Penyakit yang Menyertai

Penyakit yang diderita membutuhkan lebih banyak zat gizi dan oksigen untuk

pembentukan energi guna penyembuhan penyakit yang diderita.(Hasan, dkk.,

2008).

2. Hipoalbuminemia

Hipoalbuminemia merupakan keadaan dimana kadar albumin dalam darah

turun dibawah kadar normal. Kadar albumin normal dalam darah adalah 3,5-5

g/dL. Beberapa hal yang dapat menyebabkan penurunan jumlah albumin dalam

darah adalah penurunan sintesa protein, meningkatnya katabolisme, meningkatnya


commit to user
kehilangan albumin, misalnya pada penyakit Sindroma Nefrotik, luka bakar atau
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

perdarahan. Hipoalbuminemia bisa juga didapatkan pada keadaan malnutrisi,

penyakit sistemik, keganasan dan hipermetabolisme akibat infeksi, tindakan medis

atau pembedahan. Makanan tinggi protein dapat meningkatkan dan

mempertahankan kadar albumin serta meminimalkan kemungkinan penurunan

kadar albumin. (Suprayitno, 2012)

Hipoalbuminemia pada seorang pasien kritis merupakan indikator prognosis

yang jelek. Sebuah Artikel menyebutkan "Length of hospital stay was inversely

related to admission albumin level". Dari 144 pasien usia 60 tahun atau lebih yang

masuk rumah sakit karena berbagai macam penyakit, rata-rata masa tinggal di

rumah sakit 2,55 hari untuk albumin diatas 3,4 g/dl tanpa ada kasus kematian.

Dibandingkan dengan rata-rata masa tinggal 4,79 hari untuk albumin dibawah 3,4

g/dl dengan kematian 6%. Disimpulkan bahwa kadar albumin < 3,4 g/dl adalah

indikator yang dapat dipercaya untuk masa tinggal di rumah sakit lebih lama dan

kematian lebih tinggi (Szubski et al., 2014; Yanni, 2008).

Penelitian pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Dr.Wahidin

Sudirohusodo Makassar didapatkan pemberian kapsul konsentrat ikan gabus

selama 10 hari dapat meningkatkan kadar albumin pasien pasca bedah sebesar

0,75 mg/dl dibanding pasien kontrol. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus

selama 10 hari dapat mempercepat penyembuhan luka yang nampak pada semakin

cepat berkurang tanda-tanda infeksi pasca luka. Pemberian kapsul konsentrat ikan

gabus dapat memperpendek lama rawat inap 4 hari dibandingkan kelompok

kontrol (Hidayanti, 2006).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

a. Penyebab Hipoalbuminemia

Menurut Hasan dkk (2008) , Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh

masukan protein yang rendah, pencernaan atau absorbsi protein yang tak adekuat

dan peningkatan kehilangan protein yang dapat ditemukan pada pasien dengan

kondisi medis kronis dan akut:

a. Kurang Energi Protein,

b. Kanker,

c. Peritonitis,

d. Luka bakar,

e. Sepsis,

f. Luka akibat Pre dan Post pembedahan (penurunan albumin plasma yang

terjadi setelah trauma),

g. Penyakit hati akut yang berat atau penyakit hati kronis (sintesa albumin

menurun),

h. Penyakit ginjal,

i. Penyakit saluran cerna kronik,

j. Radang atau Infeksi tertentu (akut dan kronis),

k. Diabetes mellitus dengan gangren, dan

l. TBC paru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

b. Terapi Hipoalbuminemia

1). Terapi diet

Tujuan utama terapi diet hipoalbuminemia adalah meningkatkan dan

mempertahankan status gizi dalam hal ini kadar serum albumin serta mencegah

seminimal mungkin penurunan kadar albumin untuk mencegah komplikasi.

Kebutuhan energi pada hipoalbuminemia diupayakan terpenuhi karena apabila

asupan energi kurang dari kebutuhan maka bisa terjadi pembongkaran protein

tubuh untuk diubah menjadi sumber energi sehingga beresiko memperburuk

kondisi hopoalbuminemia. (Hasan dkk., 2088).

Di ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta, pasien dengan

hipoalbuminemia dan pasien bedah diberikan diet TKTP, kalau perlu diberikan

ekstra putih telur, ekstra ikan gabus, dan atau MPT (Modisco Putih Telur).

Modisco merupakan singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and Coconut.

Modisco pertama kali dtemukan oleh May dan Whitehead pada tahun 1973.

Modisco merupakan makanan atau minuman bergizi tinggi yang pertama kali

dicobakan pada anak-anak yang mengalami gangguan gizi berat di Uganda

(Afrika) dengan hasil yang memuaskan. Manfaat modisco yang paling utama

adalah untuk mengatasi gizi buruk pada manusia dengan cepat dan mudah.

Modisco juga dapat membantu mempercepat penyembuhan penyakit sehingga

biaya pengobatan menjadi lebih ringan .(Sumber: Standar Pelayanan Instalasi Gizi

RSUD. Dr. Moewardi di Surakarta).

Kombinasi MPT komposisinya antara lain: agar-agar dengan variasi

rasa, putih telur ayam, gula pasir, susu skim dengan berat 80 gr. Tujuan utama
commit to user
MPT digunakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah. MPT diberikan
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

pada pasien-pasien bedah yang hypoalbumin (<3gr/dl) dengan waktu pemberian

2x perhari (pk.10.00 dan 16.00 wib) selama 7 s/d 10 hari. Pembuatan Modisco

Putih Telur ( MPT ) sesuai standar pelayanan gizi di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta dilakukan oleh tenaga SMKK Boga dan produksi dilaksanakan di

Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi, sedangkan distribusi MPT ke pasien oleh

tenaga pramusaji bedah. Namun sampai sekarang belum ada pembuktian

peningkatan kadar albumin dalam darah sesuai yang diharapkan.(Sumber: Standar

Pelayanan Instalasi Gizi RSUD. Dr. Moewardi di Surakarta).

2). Terapi Medis

Pasien-pasien yang rentan terhadap malnutrisi, terutama yang terkait

dengan hipoalbuminemia seperti kasus-kasus di atas dari team medis diberikan

human albumin intra vena. Namun terapi medis tersebut perlu beberapa

pertimbangan antara lain : pertimbangan harga yang cukup mahal, tidak mudah

untuk mendapatkannya khususnya untuk pasien dengan status kelas III /

jamkesmas.

Selain pemberian preparat intravena, koreksi albumin juga dapat

dilakukan dengan memberikan diet tinggi protein seperti telur, susu dan ikan

terutama ikan gabus. Kapsul albumin ekstrak ikan gabus pada saat ini sudah

benyak beredar di tengah masyarakat sebagai salah satu alternatif pengganti infus

albumin (human albumin). Alternatif ini merupakan suatu terobosan mengingat

infus albumin harganya cukup mahal.

Penelitian pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Dr. Wahidin

Sudorohusodo Makasar didapatkan pemberian kapsul konsentrat ikan gabus


commit to user
selama 10 hari dapat meningkatkan kadar albumin pasien pasca bedah sebesar
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

0,75 mg/dl. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus selama 10 hari dapat

mempercepat penyembuhan luka yang nampak pada semakin cepat berkurang

tanda-tanda infeksi pasca luka. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus dapat

memperpendek lama rawat inap 4 hari (Hidayanti, 2006).

3. Teknologi nano

Teknologi nano adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

penciptaan material, struktur fungsional maupun piranti dalam dimensi (ukuran)

antara 1 dan 100 nanometer. Satu nanometer adalah seper seribu mikrometer,

atau seper satu juta millimeter, atau seper satu milyar meter. Yang dapat

dikelompokkan dalam skala nanometer adalah ukuran yang lebih kecil dari 100

nm. Material nanostruktur adalah material yang tersusun atas bagian-bagian kecil

di mana tiap-tiap bagian berukuran kurang dari 100 nanometer. . (Rakesh, 2008;

Gupta, 2006).

Sifat-sifat material suatu bahan, yang meliputi sifat fisis, kimiawi, maupun

biologi berubah begitu dramatis ketika dimensi material masuk ke dalam skala

nanometer. Sifat-sifat tersebut ternyata bergantung pada ukuran, bentuk,

kemurnian permukaan, maupun topologi material. Setiap sifat memiliki skala

panjang kritis. Ketika dimensi material lebih kecil dari panjang kritis tersebut,

maka sifat-sifat fisis fundamental mulai berubah. (Rakesh, 2008; Gupta, 2006).

Teknologi nano merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah benda

dipecah dalam skala nanometer. Dalam teknologi farmasi, pengembangan sistem

penghantaran secara nanopartikel bertujuan untuk meningkatkan solubilitas


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

senyawa lipofilik, mengontrol ukuran, karakter permukaan, melindungi obat yang

bersifat labil dalam penghantaran, pelepasan bahan aktif mencapai situs aksinya

dengan kecepatan yang optimum dan dosis yang sesuai untuk tujuan terapeutik.

(Rakesh 2008; Gupta, 2006)

Nanopartikel mempermudah penggunaan obat melalui rute non invasive

yaitu secara oral, nasal,sub lingual dan ocular dan menunjukkan respon yang

efektif melalui membran sel juga stabil dalam aliran darah. Teknologi nano dapat

digunakan dalam dunia medis karena akan membantu kelarutan, stabilitas dan

kemampuan penyerapan suatu zat. Produk berteknologi nano akan lebih cepat

diserap dibandingkan dengan produk yang tidak menggunakan teknologi tersebut.

(Nilesh et al., 2010; Kayser, 2005)

Pemanfaatan sistem penghantaran berukuran nano memiliki kelebihan

berupa :

1. Dapat menembus kapiler terkecil, karena ukurannya yang kecil. Hal

tersebut juga mengurangi pengeliminasian yang cepat secara

fagositosis, sehingga memperpanjang keberadaan obat dalam aliran

darah.

2. Ukuran nano mempermudah penetrasi obat pada permukaan jaringan.

3. Sistem nano dapat dimodifikasi menjadi sediaan control release

dengan modifikasi karakteristik bahannya.

4. Nanopartikel dapat meningkatkan efek obat dan mengurangi efek

samping obat. ( Kayser, 2005)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Proses pemasukan nanopartikel ke dalam sel melalui mekanisme yang

disebut pinositosis. Mekanisme uptake nanopartikel melalui urutan proses

sebagai berikut:

1. Penempelan nanopartikel pada sel

2. Internalisasi nanopartikel melalui endositosis.

3. Pelepasan nanopartikel dari endosomal.

4. Degradasi kompleks nanopartikel oleh lisosom.

5. Obat bebas berdifusi dalam sitoplasma

6. Penghantaran obat ke organel target oleh sitoplasma.

Eksositosi kompleks nanopartikel. (Gupta, 2006)

Gambar2.1Mekanisme cellular uptake agen terapi


dengan pembawa nanopartikel (Gupta, 2006)

Albumin teknologi nano merupakan albumin dalam bentuk granul-granul

yang sangat kecil (nanoparticle) dengan ukuran diameter antara 1 nanometer

sampai dengan 100 nanometer, yang mampu terserap dalam sistem vaskular

(kapiler) akibat adanya perbedaan tekanan antara pembuluh darah kapiler dan

commit
mukosa. Proses pengolahan albumin to user
dengan menggunakan metode nano bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

untuk meningkatkan stabilitas protein albumin, mempertahankan mutu serta

meningkatkan kemampuan penyerapannya.( Mohanraj et al., 2006; Wilson et al.,

2014)

Beberapa pembuatan albumin nanopartikel, yaitu :

1. Metode Emulsifikasi

Metode ini disusun oleh Scheffel dan rekan-rekan pada tahun 1972 dalam

pembuatan globul albumin nanopartikel dan kemudian dioptimalkan oleh Gao dan

kawan-kawan pada tahun 1995.

Pada proses ini, larutan aqueous dari albumin dibuat menjadi bentuk emulsi

dengan minyak nabati (cotton seed oil) pada suhu kamar. Kemudian dengan

menggunakan homogenizer pada kecepatan tinggi, akan diperoleh emulsi yang

homogen. Banyak partikel yang dapat terdispersi melalui metode ini. Emulsi yang

diperoleh kemudian ditambahkan ke dalam pre-heated oil (>1200C) setetes demi

setetes. Proses ini akan menguapkan air dengan cepat dan destruksi albumin

secara ireversibel. Proses ini juga akan menghasilkan pembentukan nanopartikel.

Kemudian suspense yag diperoleh diletakkan dalam penangas es .( Mohanraj et

al., 2006)

1. Metode Desolvasi

Kerugian metode emulsi dalam pembuatan partikel adalah karena

dibutuhkannya penggunaan pelarut organik, baik untuk mengangkut residu

berminyak selama proses pembuatan maupun utuk menstabilkan emulsi (sebagai

surfaktan). Oleh karena itu, sebagai metode alternative dalam pembuatan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

nanopartikel protein, dikembangkan metode desolvasi. Pada metode ini, partikel

di dalam cairan aqueous akan dibentuk melalui proses koasevasi dan selanjutnya

distabilkan dengan corss linking agent seperti glutaraldehid. Sebuah metode baru

dikembangkan oleh Marty dan kawan-kawan pada tahun 1978.

Dasar metode ini adalah penggunaan factor desolvasi seperti garam atau

alkohol yang ditambahkan secara perlahan-lahan pada larutan protein. Dengan

penambahan faktor tersebut, struktur tersier protein akan berubah. Apabila telah

tercapai tingkat desolvasi tertentu, akan terbentuk gumpalan protein. Pada tahap

selanjutnya akan terbentuk nanopartikel melalui proses polimerisasi sambung

silang (cross lingkage) dengan faktor glutaraldehid. Agar tidak diperoleh nano

partikel dalam bentuk massa, sistem harus dihentikan sebelum partikel mulai

terakumulasi. Turbiditas sistem akan meningkat sesuai dengan factor desolvasi

tersebut. Akumulasi partikel akan terbentuk dengan sendirinya dengan adanya

peningkatan turbiditas sistem. Untuk mengatasi permasalahan akumulasi dan

menghasilkan nano dispersi yang ideal, dapat digunakan agen resolvasi.

((Mohanraj et al., 2006)

4. Preparat Albumin Teknologi nano

Berbeda dengan preparat albumin oral yang lain yang diproduksi melalui

proses pemanasan atau pasteurisasi. Prinsip produksi preparat albumin teknologi

nano yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan metode frezze dry.

Sehingga preparat albumin tekhnologi nano ini lebih stabil. Dibuat dengan

campuran ekstrak buah untuk memudahkan pasien yang tidak toleransi terhadap
commit to user
kapsul dan anak-anak.
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

B. Penelitian Yang Relevan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Miguel Delgado dkk tahun 2002

terhadap 2989 pasien, di Ciudad de Jaen General Hospital Spanyol, didapatkan

hasil bahwa kadar albumin serum berhubungan dengan infeksi nosokomial, lama

perawatan, dan resiko kematian. Pada penelitian ini telah dibuktikan bahwa

semakin rendah kadar albumin serum, maka akan semakin tinggi angka infeksi

nosokomial, lama hari perawatan akan semakin panjang dan resiko kematian

pasien akan semakin meningkat.

Scubski dkk meneliti 1967 pasien yang masuk ruang ICU pada bulan

Januari sampai Juni 2009, mendapatkan hasil bahwa hipoalbuminemia merupakan

salah satu faktor penentu yang penting terhadap lama rawat pasien di ICU selain

umur yang lanjut, timbulnya pressure ulcer berat, dan penggunaan ventilator

mekanik.

Ying wang dkk, pada penelitiannya terhadap 599 pasien di Oslo

University Hospital, Aker, pada tahun 2008, telah membuktikan bahwa kadar

albumin serum berhubungan dengan length of stay pada penderita COPD. Ying

wang dkk membuktikan bahwa semakin rendah kadar albumin serum penderita

COPD, akan semakin panjang lama perawatan di ruma sakit dan akan semakin

sering penderita COPD mengalami serangan.

Kapsul albumin ekstrak ikan gabus efektif untuk meningkatkan kadar

albumin darah dan mempercepat berkurangnya pitting edema, namun tidak

mempengaruhi lama hari perawatan di rumah sakit pada pasien preeklampsia

berat pasca seksio sesarea (Chaerudin, 2012)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Penelitian pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Dr. Wahidin

Sudorohusodo Makasar didapatkan pemberian kapsul konsentrat ikan gabus

selama 10 hari dapat meningkatkan kadar albumin pasien pasca bedah sebesar

0,75 mg/dl. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus selama 10 hari dapat

mempercepat penyembuhan luka yang nampak pada semakin cepat berkurang

tanda-tanda infeksi. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus dapat

memperpendek lama rawat inap 4 hari (Hidayanti, 2006)

C. Kerangka Konsep

Albumin sangat diperlukan dalam transport obat-obatan, karena salah satu

fungsi albumin adalah untuk membantu metabolisme dan transportasi berbagai

obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuh. Fungsi albumin yang lain adalah

sebagai anti inflamasi dan sebagai anti oksidan. Pemberian preparat albumin pada

penderita hipoalbuminemia sangat diperlukan dalam meningkatkan kadar albumin

plasma dan kemungkinan bisa menurunkan lama perawatan penderita.

Proses pengolahan albumin teknologi nano berbeda dengan proses

pengolahan kapsul albumin. Prinsip pengolahan albumin teknologi nano yang

dipakai dalam penelitian ini adalah dengan metode freeze dry. Dengan metode ini

pengolahan albumin tanpa melalui proses pasteurisasi, sehingga albumin tidak

mengalami kerusakan dan lebih stabil. Pembuatan kapsul albumin adalah dengan

proses pasteurisasi yang melalui proses pemanasan, sehingga sedikit banyak akan

mengganggu stabilitas albumin. Albumin teknologi nano diabsorbsi melalui

proses perbedaan tekanan osmotik antara pembuluh darah kapiler dan mukosa,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

sedangkan kapsul albumin diabsorbsi melalui proses pencernaan. Dengan adanya

perbedaan proses pembuatan dan proses absorbsi tersebut, diharapkan albumin

teknologi nano lebih efektif dibandingkan dengan kapsul albumin di dalam

meningkatkan kadar albumin penderita hipoalbuminemia, sehingga akan

mempunyai pengaruh yang lebih baik di dalam memperpendek lama perawatan.

Albumin

Keseimbangan Integritas Metabolisme dan Anti


Asam Basa Mikrovaskular transportasi obat Oksidan

Albumin Teknologi Nano Kapsul Albumin

Granul berukuran nano Ukuran partikel lebih besar

Absorbsi melalui perbedaan tekanan Absorbsi melalui sistem


antara pembuluh darah kapiler- pencernaan
mukosa

Kadar albumin serum Kadar albumin serum

Lama Perawatan Lama Perawatan

Perbedaan Peningkatan Kadar albumin serum


Perbedaan Lama Perawatan

Gambar 2.2 Kerangka konsep

Keterangan:

=Variabel yang diteliti.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

E Hipotesis

1. Albumin teknologi nano meningkatkan kadar albumin serum lebih tinggi

dibandingkan dengan kapsul albumin

2. Albumin teknologi nano memberikan lama perawatan lebih pendek

dibandingkan dengan kapsul albumin

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B A B III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada

bulan Juni 2014 sampai dengan Agustus 2014 (sampai jumlah sampel terpenuhi).

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Randomized

Control Trial, membandingkan perbedaan efektivitas terapi albumin teknologi

nano dengan kapsul albumin terhadap kadar albumin dan lama perawatan.

Kelompok penelitian dibagi dua kelompok yaitu Kelompok I dan Kelompok II,

dengan penjelasan sebagai berikut:

KelompokI : kelompok pasien yang diberikan albumin teknologi nano.

Kelompok II :kelompok pasien yang diberikan kapsul albumin.

C. Populasi

Populasi yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah pasien kritis

dengan kadar albumin kurang dari 3,5 g/dL yang menjalani perawatan di ICU

RSUD Dr. Moewardi Surakarta dalam kurun waktu Juni 2014 sampai dengan

Agustus 2014 (sampai jumlah sample terpenuhi).

D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada commit to user


penelitian ini secara incidental sampling.

22
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

E. Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini sejumlah 30.

F. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

1. Kriteria Inklusi :

Pasien kritis di ICU RSUD Dr. Moewardi.

Pasien dengan kadar albumin kurang dari 3,5 g/dL

Pasien yang mau ikut serta dalam penelitian

2. Kriteria Eksklusi

Pasien alergi terhadap albumin teknologi nano

Pasien alergi terhadap kapsul albumin

Pasien meninggal dalam perawatan di ICU

G. Variabel Penelitian

1. Variable bebas :

1) Albumin teknologi nano

2) Albumin kapsul

2. Variable tergantung:

1) Kadar albumin serum

2) Lama perawatan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

H. Definisi Operasional Variabel

1. Jenis terapi albumin

a. Definisi terapi albumin

Terapi albumin adalah tehnik yang digunakan untuk meningkatkan kadar

albumin darah pada penderita hipoalbuminemia.

Terapi albumin bisa dilakukan antara lain dengan :

1. Pemberian albumin teknologi nano, adalah pemberian albumin

dalam bentuk granul nanopartikel dalam sachet dengan dosis 2 X

1 (5g) sachet dalam 3 hari.

2. Pemberian kapsul albumin, adalah pemberian albumin dalam

bentuk kapsul dengan dosis 4 x 5 (500 mg) kapsul dalam 3 hari

b. Alat ukur : randomisasi

c. Skala pengukuran : dikotomi ( 0 : kapsul albumin, 1 : albumin

teknologi nano )

2 Kadar Albumin serum

a. Definisi

Kadar albumin serum adalah kadar albumin yang terkandung dalam serum

darah dengan satuan g/dL

b. Alat ukur :chemistries reader

c. Skala pengukuran : kontinu

3. Lama Perawatan

a. Definisi : jumlah hari adalah lamanya pasien dirawat di ruang ICU

dengan satuan hari.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

b. Alat ukur ` : pengamatan dan lembar check list

c. Skala pengukuran : kontinu

I. Cara Kerja

Sampel

Dicatat Tanggal Masuk ICU

Periksa Kadar Albumin Serum

Hipoalbumin

Diberi Albumin Teknologi Nano Diberi Kapsul Albumin 4x500 mg


2x1 sachet selama 3 hari selama 3 hari

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

Periksa Kadar Albumin Serum pada Hari ke-4

Catat Tanggal Keluar

Gambar 3.1 Cara Kerja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

J. Alur Penelitian

Pasien dirawat di ICU

Diperiksa kadar albumin

Diagnosis
Hipoalbu
minemiae
mia Masuk
Dicatat Tanggal

Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kelompok I Kelompok II

Pemberian Albumin Pemberian Kapsul


teknologi Nano Albumin

Analisis data :
Perbandingan Peningkatan Kadar Albumin
Perbandingan Lama Perawatan

Gambar 3.2 Alur Penelitian

K. Jalannya Penelitian

- Penelitian dilaksanakan di ICU RSUD Dr. Moewari Surakarta setelah

mendapatkan persetujuan komite etik.

- Identitas pasien dicatat (nama, jenis kelamin, umur), berat badan dan

monitoring vital sign (tekanan darah, nadi, suhu) serta dicatat tanggal

masuknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

- Pasien diperiksa kadar albumin darah. Pasien dengan kadar albumin < 3.5 g/dL

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan randomisasi, dibagi

dalam 2 kelompok.

- Pada kelompok I pasien diberikan tambahan terapi albumin teknologi nano,

pada kelompok II pasien diberikan tambahan terapi kapsul albumin.

- Pada hari ke-4 dilakukan pemeriksaan kadar albumin setelah pemberian

tambahan terapi albumin.

- Pasien diamati dan dicatat tanggal keluar dari ICU

L. Pengolahan Data

Karakteristik sampel data kontinu dideskripsikan dalam n, mean, SD

(standar deviasi), minimum, maksimum. Karakteristik sampel data kategorikal

dideskripsikan dalam n dan persentase.

Perbedaan efektivitas antara terapi albumin teknologi nano dengan kapsul

albumin terhadap mean peningkatan kadar albumin diuji secara statistik dengan

uji t bila sampel berdistribusi normal dan dengan uji Mann-Whitney bila sampel

berdistribusi tidak normal. Hasilnya ditunjukkan dengan nilai p.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Data demografi karakteristik pasien

Data demografi pasien dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,

umur, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, nadi, dan suhu

tubuh. Berikut ini gambaran data demografi karakteristik pasien.

Tabel 4.1. Deskripsi karakteristik sampel pasien yang dirawat di ICU


RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Kelompok Kelompok
Variabel Albumin nano Albumin
(n=15) Kapsul (n=15)
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 (35.7%) 9 (64.3%)
Perempuan 10 (62.5%) 6 (37.5%)
Umur (tahun) 40.20 +17.33 45.13 +5.62
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) 130.07 +9.49 123.33 +12.34
Tekanan Darah Diastolik (mmHg) 86.00 +6.12 78.47 +5.49
Nadi (kali per menit) 92.60 +6.84 80.40 +6.03
Suhu (Derajad Celcius) 37.69 +0.57 36.81 +0.29

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa pasien yang berjenis

kelamin laki-laki ada 14 orang dengan 5 orang (35,7%) berada

dikelompok albumin nano dan 9 orang (64,3%) berada di kelompok

albumin kapsul. Sedangkan yang berjenis kelamin Perempuan ada 16

orang dengan 10 orang (62,5%) ada pada kelompok albumin nano dan 6

orang (37,5%) ada pada kelompok albumin kapsul. Umur pasien pada

kelompok albumin nano rata-rata 40.20 +17.33 tahun dan pada kelompok
commit to user

28
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

albumin kapsul rata-rata 45.13 + 5.62 tahun, dengan total umur rata-rata

42.67 +12.91 tahun. Tekanan darah sistolik pada kelompok albumin nano

rata-rata 130.07 +9.49 mmHg dan pada kelompok albumin kapsul rata-rata

123.33 +12.34 mmHg, dengan total tekanan darah sistolik rata-rata

126.70 +11.35 mmHg. Tekanan darah diastolik pada kelompok albumin

nano rata-rata 86.00 +6.12 mmHg dan pada kelompok albumin kapsul

rata-rata 78.47 +5.49 mmHg, dengan total tekanan darah diastolik rata-

rata 82.23 +6.88 mmHg. Denyut nadi pasien pada kelompok albumin nano

rata-rata 92.60 +6.84 /menit dan pada kelompok albumin kapsul rata-rata

80.40 +6.03 /menit, dengan total denyut nadi rata-rata 86.50 +8.87 /menit.

Suhu tubuh pasien pada kelompok albumin nano rata-rata 37.69 +0.57 0C

dan pada kelompok albumin kapsul rata-rata 36.81 +0.29 0C, dengan total

suhu tubuh rata-rata 37.25 +0.63 0C.

2. Deskripsi data penelitian

Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini meliputi lama

perawatan, kadar albumin sebelum perlakuan, kadar albumin sesudah

perlakuan, serta selisih kadar albumin sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan yaitu pemberian terapi sachet albumin teknologi nano pada

kelompok eksperimen dan kapsul albumin pada kelompok kontrol. Berikut

ini adalah deskripsi data penelitian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian


Variabel Kelompok Kelompok Total
Albumin Albumin (n=30)
Nano Kapsul
(n=15) (n=15)
Kadar Albumin Sebelum Terapi 2.33 + 0.42 2.88 + 0.30 2.60 + 0.46
Kadar Albumin Sesudah Terapi 3.59 + 0.21 3.74 + 0.42 3.66 + 0.34
Selisih Peningkatan Albumin 1.26 + 0.30 0.86 + 0.52 1.06 + 0.47
Lama Perawatan 3.60 + 1.06 4.13 + 1.19 3.87 + 1.14

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa kadar albumin sebelum

diberikan perlakuan pada pasien kelompok albumin nano rata-rata 2.33 +

0.42 mg/dl dan pada kelompok albumin kapsul rata-rata 2.88 + 0.30

mg/dl, dengan total kadar albumin rata-rata 2.60 + 0.46 mg/dl.

Kadar albumin setelah diberikan perlakuan pada pasien kelompok

albumin nano rata-rata 3.59 + 0.21 mg/dl dan pada kelompok albumin

kapsul rata-rata 3.74 + 0.42 mg/dl, dengan total kadar albumin rata-rata

3.66 + 0.34 mg/dl.

Selisih peningkatan kadar albumin sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan pada pasien kelompok albumin nano rata-rata dengan selisih

1.26 + 0.30 mg/dl dan pada kelompok albumin kapsul rata-rata dengan

selisih 0.86 + 0.52 mg/dl, dengan total selisih peningkatan kadar albumin

rata-rata 1.06 + 0.47mg/dl.

Lama perawatan pasien pada kelompok albumin nano rata-rata

3.60 + 1.06 hari dan pada kelompok albumin kapsul rata-rata 4.13 + 1.19

hari, dengan total lama perawatan rata-rata 3.87 + 1.14 hari.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini sebagai prasyarat untuk

menentukan jenis uji statistik sebelum uji hipotesis. Dimana jika sebaran

data berdistribusi normal menggunakan uji statistik parametric yaitu uji t,

sedangkan jika sebaran data tidak normal mengunakan uji statistik non

parametric yaitu uji Mann-whitney. Data penelitian dikatakan berdistribusi

normal jika nilai p > 0,05

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk


Variabel Kelompok P Keterangan
Kadar Albumin Sebelum Terapi Albumin Nano 0.425 Normal
Kapsul Albumin 0.002 Tidak Normal
Kadar Albumin Sesudah Terapi Albumin Nano 0.025 Tidak Normal
Kapsul Albumin 0.004 Tidak Normal
Selisih Peningkatan Kadar Albumin Nano 0.258 Normal
Albumin Kapsul Albumin 0.006 Tidak Normal
Lama Perawatan Albumin Nano 0.015 Tidak Normal
Kapsul Albumin 0.015 Tidak Normal

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa ada salah satu atau kedua

data penelitian berdistribusi tidak nomal, maka uji yang digunakan adalah

uji non parametric yaitu uji beda mean dengan Mann-Whitney.

4. Analisis Hasil Penelitian

a. Efektivitas Terapi Albumin Teknologi Nano Dengan Kapsul Albumin

Terhadap Peningkatan Kadar Albumin.

1) Perbedaan kadar albumin pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.4 Hasil uji Mann-Whitney tentang perbedaan kadar


albumin sebelum perlakuan berdasarkan kelompok
pemberian Albumin
Kelompok Mean + SD Median Man-Whitney (Z) P
Albumin Nano 2.33 + 0.42 2.30 3.33 0.001
Albumin Kapsul 2.88 + 0.30 2.70

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) dan

SD kadar albumin pada kelompok albumin nano sebesar 2.33 +

0.42 mg/dl dan pada kelompok albumin kapsul sebesar 2.88 + 0.30

mg/dl. Dan nilai p 0,001 (p<0,05) , yang artinya ada perbedaan

yang signifikan nilai rerata kadar albumin pada kelompok albumin

nano dan kelompok albumin kapsul, dimana nilai kadar albumin

pada kelompok albumin kapsul lebih tinggi daripada kelompok

albumin nano. Dikarenakan nilai kadar albumin sebelum perlakuan

nilainya berbeda signifikan, maka hasil yang digunakan untuk

menjawab tujuan penelitian adalah dengan menggunakan nilai

selisih kadar albumin sebelum dan sesudah perlakuan pada

kelompok albumin nano dan kelompok albumin kapsul.

2) Perbedaan kadar albumin pada kelompok albumin nano dan

kelompok albumin kapsul sesudah diberikan perlakuan.

Tabel 4.5 Hasil uji Mann-Whitney tentang perbedaan kadar


albumin sesudah perlakuan berdasarkan kelompok
pemberian albumin
Kelompok Mean+SD Median Man-Whitney P
(Z)
Albumin Nano 3.59 + 0.21 3.60 0.10 0.935
Albumin Kapsul 3.74 + 0.42 3.50

Pada Tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) dan


commit to user
SD kadar albumin sesudah pemberian, pada kelompok albumin
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

nano sebesar 3.59 + 0.21 mg/dl, dan pada kelompok albumin

kapsul sebesar 3.74 + 0.42 mg/dl dengan nilai p 0,935 (p>0,05) ,

yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rerata kadar

albumin pada kelompok albumin nano dan kelompok albumin

kapsul. Karena pada Tabel 4.4 hasilnya signifikan maka nilai p

dalam Tabel 4.5 ini tidak relevan sebagai hasil penelitian.

3) Perbedaan selisih peningkatan kadar albumin sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan pada kelompok albumin nano dan kelompok

albumin kapsul.

Tabel 4.6 Hasil Uji Mann-Whitney tentang Perbedaan selisih


peningkatan kadar albumin sebelum dan sesudah
perlakuan berdasarkan kelompok pemberian albumin
Kelompok Mean+SD Median Man-Whitney P
(Z)
Albumin Nano 1.26 + 0.30 1.20 2.73 0.006
Albumin Kapsul 0.86 + 0.52 0.70

Pada Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) dan

SD selisih kadar albumin pada kelompok albumin nano sebesar

1.26 + 0.30 mg/dl dan pada kelompok albumin kapsul sebesar 0.86

+ 0.52 mg/dl, dengan nilai p 0,006 (p<0,05), yang artinya ada

perbedaan yang signifikan nilai rerata selisih kadar albumin pada

kelompok albumin nano dan kelompok albumin kapsul, dimana

nilai selisih peningkatan kadar albumin pada kelompok albumin

nano lebih tinggi daripada kelompok albumin kapsul.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pemberian

terapi albumin teknologi nano lebih efektif dalam meningkatkan

kadar albumin dibandingkan dengan pemberian kapsul albumin.

Berikut ini adalah perbedaan selisih peningkatan kadar

albumin dalam bentuk gambar diagram batang.

1,26
1,40

1,20
0,86
1,00

0,80

0,60

0,40

0,20

0,00
Kelompok Albumin Nano Kelompok Albumin Kapsul

Gambar 4.1 Diagram batang nilai rerata selisih peningkatan kadar


albumin sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok
albumin nano dan kelompok albumin kapsul.

b. Perbandingan Terapi Albumin Teknologi Nano Dengan Kapsul Albumin


Terhadap lama rawat inap.
Tabel 4.7 Hasil Uji Mann-Whitney tentang perbedaan lama rawat inap
berdasarkan kelompok pemberian Albumin
Kelompok Mean+SD Median Man P
Whitney (Z)
Albumin Nano 3.60 + 1.06 3.00 1.28 0.223
Albumin Kapsul 4.13 + 1.19 4.00

Pada Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) dan SD lama

rawat inap pada kelompok albumin nano sebesar 3.60 + 1.06 hari, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

pada kelompok albumin kapsul sebesar 4.13 + 1.19 hari, yang berarti

lama rawat inap kelompok albumin nano lebih cepat dari pada kelompok

albumin kapsul. Akan tetapi nilai p = 0,223 (p>0,05), yang artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan nilai rerata lama rawat inap pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

4,13

4,00 3,60

3,50

3,00

2,50

2,00

1,50

1,00
Kelompok Albumin Nano Kelompok Albumin Kapsul

Gambar 4.2 Diagram batang nilai rerata lama perwatan pada kelompok
eksperimen dan kelompok control

B. PEMBAHASAN

Pada penelitian kami didapatkan hasil nilai rerata (mean)

peningkatan kadar albumin yang didapat pada kelompok penderita

hipoalbumin yang mendapatkan terapi sachet albumin teknologi nano

mempunyai peningkatan kadar albumin serum yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan penderita hipoalbuminemia yang mendapatkan terapi

kapsul albumin. Setelah dilakukan uji beda tentang perbedaan peningkatan

commit
kadar albumin serum sebelum to user pemberian albumin, didapatkan
dan sesudah
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

hasil yang bermakna secara statistik. Hasil ini sangat dimungkinkan karena

albumin teknologi nano dibuat dengan metode freeze dry tanpa melalui proses

pemanasan, sehingga preparat albumin teknologi nano akan lebih stabil bila

dibandingkan dengan kapsul albumin yang pembuatannya melalui proses

pemanasan. Disamping itu, albumin teknologi nano diabsorbsi melalui

perbedaan tekanan osmotik antara pembuluh darah kapiler dan mukosa, tidak

diabsorbsi melalui proses pencernaan. Sehingga absorbsi albumin teknologi

nano lebih baik bila dibandingkan dengan kapsul albumin yang proses

absorbsinya melalui proses pencernaan.

Pada penelitian ini didapatkan nilai rerata (mean) yang didapat pada

kelompok penderita hipoalbuminemia yang mendapatkan terapi sachet

albumin teknologi nano mempunyai lama perawatan yang lebih pendek bila

dibandingkan dengan penderita hipoalbuminemia yang mendapatkan terapi

kapsul albumin. Dengan meningkatnya kadar serum penderita hipoalbumin

akan mempercepat penyembuhan dan akhirnya akan memperpendek lama

perawatan penderita. Setelah dilakukan uji statistik, didapatkan hasil bahwa

perbedaan lama perawatan antara kelompok yang mendapatkan terapi sachet

albumin teknologi nano dengan kapsul albumin, tidak bermakna secara

statistik. Hal ini dikarenakan kadar albumin penderita bukan satu-satunya

faktor yang menentukan kesembuhan dan bukan merupakan salah satu kriteria

pasien keluar dari ICU. Tidak ada ketentuan khusus yang menyatakan pasien

dikeluarkan dari ICU apabila kadar albumin dalam darah sudah normal.

commit
Kriteria pasien dikeluarkan dari ICUtoapabila
user pasien sudah meninggal dunia,
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

tidak ada lagi kegawatan yang mengancam jiwa, tidak ada lagi kebutuhan

untuk terapi intensif dan kemungkinan untuk memerlukan terapi intensif

secara mendadak telah berkurang. Disamping itu pemberian terapi albumin

bisa dilakukan diluar ICU.

Beberapa ahli telah melakukan penelitian mengenai pengaruh

pemberian ekstrak albumin pada penderita hipoalbuminemia terhadap

peningkatan kadar albumin dan lama perawatan. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Chaerudin pada tahun 2012, telah dibuktikan bahwa kapsul

albumin ekstrak ikan gabus efektif untuk meningkatkan kadar albumin darah

dan mempercepat berkurangnya pitting edema, namun tidak mempengaruhi

lama hari perawatan di rumah sakit pada pasien preeklampsia berat pasca

seksio sesarea (Chaerudin, 2012). Hasil penelitian yang Chaerudin, 2012

sama dengan hasil penelitian yang penulis lakukan. Penelitian Chaerudin dan

penelitan ini dilakukan di rumah sakit yang sama, di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta dengan jumlah sampel yang sama.

Ying wang dkk, pada penelitiannya terhadap 599 pasien di Oslo

University Hospital, Aker, pada tahun 2008, telah membuktikan bahwa kadar

albumin serum berhubungan dengan length of stay pada penderita COPD.

Ying wang dkk membuktikan bahwa semakin rendah kadar albumin serum

penderita COPD, semakin panjang lama perawatan di rumah sakit dan akan

semakin sering penderita COPD mengalami serangan (Ying Wang, 2008).

Hasil yang didapat pada penelitian penulis berbeda dengan hasil penelitian
commit to user
yang dilakukan oleh Ying Wang dkk. Hal ini kemungkinan karena beberapa
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

faktor, diantaranya penelitian Ying Wang dilakukan pada subyek yang

homogen, yaitu pada penderita COPD sedangkan penelitian penulis dilakukan

pada subyek yang beraneka ragam penyakitnya. Selain itu jumlah sampel yang

diambil pada penelitian Ying Wang sebanyak 599 pasien. Sedangkan pada

penelitian yang penulis lakukan, jumlah sampel penelitian 30 orang.

Penelitian pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makasar didapatkan pemberian kapsul konsentrat ikan gabus

selama 10 hari dapat meningkatkan kadar albumin pasien pasca bedah sebesar

0,75 mg/dl. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus selama 10 hari dapat

mempercepat penyembuhan luka yang nampak pada semakin cepat berkurang

tanda-tanda infeksi. Pemberian kapsul konsentrat ikan gabus dapat

memperpendek lama rawat inap 4 hari (Hidayanti, 2006). Hasil penelitian ini

sama dengan hasil penelitian yang penulis lakukan. Pemberian kapsul ikan

gabus dapat mengkatkan kadar albumin pasien pasca bedah. Pemberian kapsul

albumin juga dapat meningkatkan kadar albumin penderita hipoalbumin yang

dirawat di ICU. Sumber kapsul albumin adalah ekstrak ikan gabus yang

diproses dengan cara pasteurisasi, sehingga penelitian yang kami lakukan

hasilnya sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, dan dari hasil

penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa albumin

teknologi nano meningkatkan kadar albumin serum lebih tinggi dibandingkan

dengan kapsul albumin pada penderita hipoalbuminemia. Pemberian albumin

commit
teknologi nano memberikan lama to user yang lebih pendek dibandingkan
perawatan
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

dengan kapsul albumin pada penderita hipoalbuminemia, meskipun setelah

diuji dengan statistik tidak bermakna secara statistik. Meskipun perbedaan

lama perawatan itu tidak bermakna secara statistik, tetapi sangat mengurangi

beban psikologis pasien dan keluarganya, serta lebih menghemat biaya

perawatan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 pasien

penderita hipoalbumin dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan peningkatan kadar albumin plasma penderita

hipoalbuminemia yang mendapatkan terapi albumin teknologi nano

dibandingkan yang mendapatkan terapi kapsul albumin. Pemberian terapi

albumin teknologi nano dapat meningkatkan kadar albumin plasma

penderita hipoalbuminemia lebih tinggi bila dibandingkan dengan kapsul

albumin

2. Terdapat perbedaan lama hari perawatan di ICU pada penderita

hipoalbuminemia yang mendapatkan terapi albumin teknologi nano

dibandingkan yang mendapatkan terapi kapsul albumin. Albumin

teknologi nano menyebabkan hari perawatan yang lebih pendek bila

dibandingkan dengan kapsul albumin.

B. SARAN

1. Albumin teknologi nano bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi

pada penderita hipoalbuminemia

2. Penulis lebih menganjurkan pemberian sachet albumin teknologi nano

pada penderita hipoalbuminemia karena telah dibuktikan secara statistik

commit to user

40
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

lebih efektif dalam meningkatkan kadar albumin penderita

hipoalbuminemia.

3. Penulis lebih menganjurkan pemberian sachet albumin teknologi nano

pada penderita hipoalbuminemia yang mengalami gangguan proses

pencernaan, karena sachet albumin ini penyerapannya tidak melalui proses

pencernaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Barnabas, W., Y. Lavanya., S.R.B. Priyadarshini., Muthu Ramasamy., Josephine


Leno Jenita. 2014. Albumin nanoparticles for the delivery of gabapentin:
Preparation, characterization and pharmacodynamic studies. International
Journal of Pharmaceutics, 473 (2014) 73–79

Bektiwibowo, S., Munasir, Z., Sudaryati, S., Nasar. 2005. Pemberian Nutrisi
Enteral Kasus Bedah Anak Pengaruh Pada Status Gizi. Journal Sari
Pediatri, 7, (3) : 136-142

Chairuddin, B. 2012. Efektivitas Pemberian Kapsul Albumin Ekstrak Ikan Gabus


Terhadap Kenaikan Kadar Albumin dalam Darah Pasien Preeklampsia
Berat Pasca Seksio Sesarea. Tesis ilmu biomedik.

Emille, D., Jean, MB., Ridha, H., Eric, D., Christopher, P., 2014. Toxic plasma
concentration of ropivacaine after a paravertebral block in a patient
suffering from severe hypoalbuminemia, Journal of Clinical Anesthesia
(2014) 26, 149–151

Felix Kratz. 2014. Review article : A Clinical update of using albumine as a drug
vehicle; Journal of Controlled Released, 190 (2014) : 331-336

Goodlin, RC, Cotton, DB, Haesslein HC. 2008.Severe pitting edema – proteinuria
– hypertentiongestosis. Am J. Obstet Gynecol: 132.

Gupta,R., B., Kompella, UB., 2006.Nanoparticle Technology for Drug Delivery,


Drug and The Pharmaceutical Sciences:159

Hasan, Irsan, Anggraini T., 2008. Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirois
Hati. Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM –
Jakarta.

Hidayanti, H. 2006. Pengaruh Pemberian Kapsul Kosentrat Ikan Gabus pada


Pasien Bedah Di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Tesis. Program
Pascasarjana. (Unpublished)

Janeen, B., Nicholson, JP., Wolmares, MR. 2006. Improving Albumin Levels
Among Hemodialysis Patients: A Community-Based Randomized
Controlled Trial. American Journal of Kidney Diseases, 48, (1 ) : 28-36.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Juan, B., Antonio, L., Mirian, M.C., Maria, C. 2014. Hypoalbuminemia in Acute
Heart Failure Patients: Causes and Its Impact on Hospital and Long-Term
Mortality, Journal of Cardiac Failure Vol. 20 No. 5 2014

Kayser, O., Lemke, A., Trejo, N., H., 2005.The Impact of Nanobiotechnology on
The Delivery of New Drug Delivery System, Current Pharmaceutical
Biotechnology, 6:3-5

Mohanraj, V., J., Chen, Y. 2006. Nanoparticles-A Review, Pharmacology


Research, 5 (1): 561-573

Nilesh, J., Ruchi, J., Navneet, T., Brham Prakash, G., Deepak Kumar, J. 2010,
Nanotechnology: A Safe and Effective Drug Delivery System, Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 3(3):159-165

Pattiiha, A. 2011. Manfaat Ekstrak Ikan Gabus Terhadap Kadar Pre-Albumin,


Albumin, Dan CD 4 Pada Penderita HIV/AIDS. Tesis Program Pendidikan
Pascasarjana FK Unhas. (Unpublished).

Rakesh, P., 2008, Nanoparticles and its Applications in Field of Pharmacy,


http://www.Pharmainfo.net/reviews/Nanoparticles-and-its-applications-field-
pharmacy.

Raffael, S., Grande, R., Buffone, G., Galleli, L., Caroleo, S., Tropeo, F., Amantea,
B., Stefano, F. 2013, Albumin administration prevents the onset of
pressure ulcers in intensive care unit patients, Int Wound J 2013; doi:
10.1111/iwj.12131

Sherwood, L. 2012.Fisiologi Manusia, , Department of Physiology and


Pharmacology School of Medicine West Virginia University, EGC : 423

Supriyanto. 2012. Pengaruh Suplementasi Medosco Putih Telur terhadap


Perubahan Kadar Albumin pada Pasien Bedah dengan Hypoalbuminemia
di RSUP Dr. Kariadi Semarang 1 (2): 130-133.
Susetyowati. 2007. Penatalaksanaan Gizi pada Pasien Bedah Digesif. ASDI
Semarang: Pertemuan Ilmiah Nasional III
Utomo, G.2013. Pengaruh Suhu Pasteurisasi Kapsul Albumin Terhadap
Efektivitas Kenaikan Kadar Albumin Serum. Tesis ilmu biomedik.

Wang, Y., Stavem, K., Dahl, FA., Humerfelt, S., Haugen, T., 2014. Factors
Associated with A Prolonged Length of Stay After Acute Exacerbation of
commit
Chronic Pulmonary Disease. Int J to user Obstruct Pulmon Dis, 9; 99-105
Chron
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Yanni, GN. 2008. Pengaruh Kadar Albumin terhadap Lama Rawatan dan
Mortalitas pada Pasien di Ruang Rawat Intensif Anak. Tesis. Program
Magister Kedokteran Klinik-Spesialis Ilmu Kesehatan Anak. FK. USU.
Medan (Unpublished).

Yuan, X., Zhang, H., Long, H., Xian, Y. 2008. Is albumin administration
beneficial in early stage of postoperative hypoalbuminemia following
gastrointestinal surgery?: a prospective randomized controlled trial. The
American Journal of Surgery (2008) 196, 751–755

Zuchner, T. 2010. Working with proteins: protein stability and storagewww.uni-


leipzig.de/uspdu/teach.htm.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Lampiran 1. Lembar Informasi untuk Penderita

Lembar Informasi untuk Penderita

(Patient Information Leaflet)

Saya, dr. Diah Kurniawati, memohon kepada Bapak/Ibu/Saudara agar bersedia ikut dalam
penelitian ”Perbandingan Terapi Albumin Teknologi Nano dengan Kapsul Albumin
Terhadap Peningkatan Kadar Albumin dan Lama Perawatan”

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektivitas terapi antara albumin
teknologi nano dengan kapsul albumin terhadap peningkatan kadar albumin dan lama perawatan.

Pemeriksaan albumin serum dilakukan dengan mengambil darah vena pada subyek
penelitian sebanyak 3 mL. Pemeriksaan albumin serum dilakukan dua kali, sebelum pemberian
preparat albumin teknologi nano/kapsul albumin dan sesudahnya. Peserta penelitian akan
mendapatkan sachet albumin teknologi nano/kapsul albumin secara Cuma-Cuma.

Jika bapak/ibu/saudara memutuskan untuk ikut dalam penelitian ini, maka


bapak/ibu/saudara diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Semua informasi yang
menyangkut diri bapak/ibu/saudara akan dijaga kerahasiaannya. Bapak/ibu/saudara dapat
mengundurkan diri dari penelitian ini setiap saat tanpa konsekuensi apapun, serta tetap akan
mendapat pelayanan yang terbaik.

Jika bapak/ibu/saudara memiliki pertanyaan tentang hak bapak/ibu/saudara sebagai


penderita dalam penelitian ini dapat menghubungi: dr. Diah Kurniawati pada no telpon
081334810555

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Lampiran 2. SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

(Informed Consent)

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : .............................................................................

Umur : ................................................................................

Jenis kelamin : ............................................................................

Pekerjaan : .............................................................................

Alamat : .............................................................................

Menyatakan bahwa :

Telah memperoleh penjelasan tentang tujuan, manfaat, prosedur, dan resiko serta mendapatkan
jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang saya ajukan untuk penelitian yang berjudul
”Perbandingan Terapi Albumin Teknologi Nano dengan Kapsul Albumin Terhadap
Peningkatan Kadar Albumin dan Lama Perawatan ”.

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya secara sukarela untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Saya mengerti bahwa saya boleh mengundurkan diri dari penelitian ini kapanpun dan hal ini
tidak akan mempengaruhi pelayanan kesehatan yang saya terima.

Surakarta,___________________

Peneliti Peserta penelitian Saksi

(dr.Diah Kurniawati ) ( ) ( )

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Lampiran 3 LEMBAR PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

No RMK : ...........................

Tanggal masuk ICU : ........................Tanggal Keluar ICU.........................

Lama Perawatan :................................................................

Nama : ..............................................................(L/P)

Usia : ....................................................................

Alamat : .....................................................................

No Tlp : ......................................................................

Pekerjaan : ......................................................................

Tinggi Badan : .................BB :..........................BMI :.....................

Diagnosis :.................................

Tekanan Darah Sistolik : .....................Tekanan Darah Diastolik:.....................

Nadi : ................................Suhu Tubuh :.....................

Kadar Albumin Sebelum Pemberian Sachet Albumin teknologi Nano/Kapsul Albumin :...............

Kadar Albumin Sesudah Pemberian Sachet Albumin teknologi Nano/Kapsul Albumin :...............

Selisih Kadar Albumin Sebelum dan Sesudah Pemberian Sachet Albumin teknologi
Nano/Kapsul Albumin :...............

commit to user

You might also like