You are on page 1of 5

TATALAKSANA TINEA CRURIS ET CORPORIS

Oleh:
Anusha G Perkas, S.Ked

Pembimbing:
Prof. dr. Theresia L.T, SpKK (K), FINSDV, FAADV

DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018
I. Pendahuluan
Tinea kruris yang sering disebut “jock itch” merupakan infeksi jamur
superfisial yang mengenai kulit pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan
daerah perineum.2 Tinea kruris lebih sering pada rentang usia 51-60 tahun dan tiga
kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita.7 Orang dewasa
lebih sering menderita tinea kruris bila dibandingkan dengan anak-anak.1
Kebanyakan tinea kruris disebabkan oleh Species Tricophyton rubrum dan
Epidermophyton floccosum, dimana E. floccosum merupakan spesies yang paling
sering menyebabkan terjadinya epidemi. T. Mentagrophytes dan T. verrucosum
jarang menyebabkan tinea kruris. Tinea Kruris seperti halnya tinea korporis,
menyebar melalui kontak langsung ataupun kontak dengan peralatan yang
terkontaminasi, dan dapat mengalami eksaserbasi karena adanya oklusi dan
lingkungan yang hangat, serta iklim yang lembab.
Manifestasi klinis tinea kruris adalah rasa gatal yang meningkat saat
berkeringat atau terbakar pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah
perineum.2 Berupa lesi yang berbentuk polisiklik / bulat berbatas tegas,
efloresensi polimorfik, dan tepi lebih aktif.4

II. Tatalaksana Tinea Cruris et Korporis


1. Tatalaksana umum
Tatalaksanan umum meliputi tiga komponen yaitu: Komunikasi, Informasi,
Edukasi (KIE) yang tepat dan benar. Secara umum Pasien perlu memahami
setidaknya informasi berikut:
a) Bagaimana untuk mengambil obat, khususnya yang benar dosis dan waktu.
b) Efek samping.
c) Gejala yang harus dilaporkan.
d) Edukasi tentang factor pencetus dan gaya hidup.
e) Monitoring tertentu menggunakan laboratorium dan tes diagnostik terkait.
2. Tatalaksana Khusus

Azoles Allylamines Lainnya


(fungistatic) (fungicidal)
Topikal Miconazole terbinafine Ciclopirox
olamine
Clotrimazole Tolnaftate
Ketokonazole Halopregin
Oxiconazole
Econazole

Sistemik ketoconazole terbinafine Griseofulvin


itraconazole
Fluconazole

III. Resume Kasus


Tn. AS, laki-laki, 29 tahun, dengan bercak merah kecoklatan di perut bagian bawah,
bokong dan kedua paha sebelah lateral yang bertambah berat sejak 2 bulan lalu. Kisaran 2
bulan lalu, timbul bercak merah di paha sebelah lateral, beberapa buah, seukuran uang logam
Rp 100. Bercak merah terasa gatal terutama saat pasien berkeringat. Pasien mengoleskan
salep kalpanax® 1x/hari, bercak masih ada namun gatal sedikit berkurang. Kisaran 1 bulan
lalu, bercak merah berubah jadi kehitaman dan sebagian ditutupi sisik putih. Bercak semakin
bertambah dan melebar ke bagian perut bagian bawah dan bokong. Pasien mengoles bercak
dengan Pi Kang Shuang® 3x sehari selama 1 pekan. Keluhan bercak dan gatal tidak
berkurang. Kisaran 1 hari yang lalu, bercak semakin gatal dan mengganggu. Pasien berobat ke
poliklinik Dermatologi dan Venereologi RS Mohammad Hoesin Palembang. Pada status
dermatologikus regio lumbalis sinsitra et dextra,inguinalis sinistra, glutea dextra et sinistra
dan femur dextra et sinistra mendapatkan plak eritem – hiperpigmentasi, multipel, polisiklik -
ireguler, ukuran numular s.d plakat, tepi lebih meninggi, skuama putih, kering, sedang, selapis
Pada pemeriksaan penyinaran lampu wood tidak ditemukan fluoresensi warna apapun.
Pemeriksaan spesimen kerokan kulit di regio lumbal dextra et sinistra dengan penambahan
larutan KOH 10% menggunakan pembesaran okuler 10x dan objektif 40x didapatkan hifa
panjang bersekat
IV. Talaksana pada Pasien
1. Umum (KIE)
 Komunikasi, informasi, dan edukasi:
- Menjelaskan kepada pasien bahwa bercak merah di pinggang kiri, lipat
paha kiri, dan perut kanan disebabkan oleh jamur.
- Menjelaskan pasien untuk segera mengganti pakaian jika lembab dan
menggunakan baju menyerap keringat.
- Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi
2 x sehari.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggunakan handuk bersama-
sama dengan aggota keluarga lainnya.
- Menjelaskan kepada pasien tentang cara penggunaan obat
2. Khusus:
 Topikal
Krim ketokonazole 2%, dioleskan pada kulit yang sakit secara merata 2 x sehari
selama 2 pekan.

 Sistemik:
Tablet itrakonazole 2 x 200 mg/hari/oral selama 2 pekan
Tablet cetirizine1x10 mg/hari/oral.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa .Dalam :Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, ed.
Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta : FK-UI. 2007. Hal. 189-196.
2. Wolverton Stephen E. In :Gabbedy R, Kuhn B, Editors. Comprehensive Dermatologic
Drug Therapy 3rd Edition: Edinburgh, London, New York, Oxford, Philadelphia, St
Louis, Sydney, Toronto 2013. p. 14.
3. James WD, Berger TG, Elder JT. Andrew’s Desease of The skin, Clinical
Dermatology. 12th Edition. New York: Sauders Elsevier; 2016. p.192.
4. MIMS Dermatology Resource 2006/2007

You might also like