You are on page 1of 10

Soal !

Bagian 2
1. Coba berikan kritikan terhadap hasil DTPS dan proses yang dilakukan
2. Berdasarkan hasil DTPS diatas coba buat bahan advokasi untuk Bupati dan
DTPS Kabupaten Aceh Timur untuk mendapatkan anggaran yang cukup
program percepatan penurunan kematian ibu dan anak berdasarkan evidence
yang ada dan hasil analisisnya

Bagian 3
3. Manager kesehatan suatu kabupaten ingin meningkatkan cakupan
pelayanan persalinan yang hanya 49% ditolong tenaga kesehatan menjadi
80%. Demikian juga terhadap cakupan bayi baru lahir (kn) yg hanya 60%.
Hal ini disebabkan kabupaten tersbut mempunyai banyak kematian ibu
bersalin dan kematian anak baru lahir. Bagaimana epidemiologi bisa
membantu menejer kesehatan tersebut terutama dalam hubungannya
dengan fungsi directing ?
Bagian 2

1. Kritikan hasil DTPS dari daerah Aceh Timur dan proses yang dilakukan adalah
sebagai berikut :

Dengan melihat beberapa indikator analisis situasi yang ada di Aceh Timur,
meliputi kesehatan, pelayanan maupun penyulit( contohmya :jumlah bidan yang
tidak tinggal didesa) dalam pencapaian target masih menjadi masalah. Tugas dari
DTPS itu sendiri yaitu melaksanakan rencana (solusi) terhadap masalah yang
dipilih dalam waktu satu tahun dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
solusi,

Ada beberapa uraian kegiatan rencana pelaksanaan yang menjadi kritikan


terhadap DTPS yaitu sebagai berikut :

a. Jumlah polindes yang ada di aceh timur yaitu hanya 53 polindes, dengan
jumlah desa yaitu 487 desa yang ada sementara ada penambahan
Pembangunan Polindes yaitu sebanyak 20 unit, masih sangat kurang, belum
mencakup setengah dari jumlah desa, untuk pembangunan polindes itu
sendiri seharusnya di dukung dengan penggunaan atau pemanfaatan
polindes secara efektif dan efesien nantinya.
b. Penerapan kebijakan dengan harapan bahwa semua bidan nantinya akan
tinggal di desa, jumlah bidan yang ada yaitu sebanyak 387, sedangkan
jumlah desa di aceh timur adalah 487, maka untuk jumlah tersebut masih
sangat kurang.
c. Bidan yang tinggal di desa sebanyak 99 bidan namun target yang diharapkan
119 bidan nantinya akan tinggal di desa, seharusnya setiap desa harus
memiliki minimal satu orang bidan sebagai penanggung jawab pada
masing-masing desa. Jumlah tenaga bidan masih kurang, jika dilihat dari
jumlah desa dan target bidan yang diharapkan akan tingal di desa juga
belum optimal.
d. 60 bidan mengikuti pelatihan APN ( Asuhan Persalinan Nornal), dan 40
bidan mengikuti pelatihan AMP (Audit Maternal Perinatal), belum cukup
optimal dan merata seharusnya masing-masing bidan harus mendapat
pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal) maupun pelatihan AMP (Audit
Maternal Perinatal) secara merata sebagai upaya meningkatkan pelayanan
bidan di masyarakat.
e. Pemberdayaan masyarakat untuk pembinaan Gerakan Sayang Ibu (GSI)
ada 5 desa yang sudah mendapat pembinaan GSI (Gerakan Sayang Ibu)
dengan target 15 desa. Masih kurang 10 desa lagi, hal tersebut masih sangat
kurang jika dilihat dari jumlah desa yang ada, menurut kami kegiatan ini
nantinya tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Lebih baik jika setiap
desa melakukan program GSI (Gerakan Sayang Ibu).
f. Selain itu ada beberapa uraian kegiatan yang tidak menjadi rencana
pelaksanaan solusi oleh DTPS tetapi menjadi hal yang perlu di perhatikan,
yaitu dilihat dari keadaan geografis atau gambaran umum daerah Aceh
Timur, dimana ada 22 kecamatan dengan jumlah desa yang ada yaitu 487
desa, di daerah tersebut hanya tersedia 17 puskesmas, jumlah ini masih
sangat kurang dimana Puskesmas sebagai pusat pelayanan pertama untuk
masyarakat, akan menyulitkan masyarakat untuk berobat atau mendapatkan
pelayanan ke puskesmas jika misalkan jarak puskesmas jauh dengan tempat
tinggal .
g. Jumlah tenaga medis (dokter) masi belum mencakup seluruh Puskemas
yang ada, hanya ada 15 dokter dari 17 puskesmas, sehingga masih ada
puskesmas yang tidak memiliki dokter.
2. Bahan advokasi untuk di berikan kepada pemangku kepentingan tertinggi .
Bagian 3

3. Peran epidemiologi dalam membantu menejer kesehatan

Berdasarkan dari salah satu fungsi epidemiologi menejerial adalah sebagai


fungsi directing, yang mana directing adalah suatu fungsi yang sangat penting dan
mempunyai fungsi meliputi memotivasi dan dapat mempengaruhi pegawai atau
staf. Dalam hal ini kasus yang di temukan pada suatu daerah yang ingin
menigkatkan pelayanan persalinan lebih dari 49% dengan ditolong tenaga
kesehatan menjadi 80%, sehingga dapat juga meningkatkan angka cakupan bayi
baru lahir yang tadi-tadinya hanya 60%.

Peran seorang epidemiologi untuk membantu seorang menejer kesehatan dalam


menyelesaikan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1) Seorang epidemiologi harus memahami dari fungsi directing dalam proses


pengambilan keputusan
2) Seorang epidemiologi harus memahami konsep dasar epidemiologi
menejerial, yang meliputi :
- Prinsip-prinsip epidemiologi, cara-cara epidemiologi evidence yang
berkualitas
- Dari prnsip dan cara epidemiologi yang berkualitas maka sistem
kesehatan yang dilamnya termasuk perencanaan, organisasin, dan
lain-lain sistemnya dapat menjadi mantap berbasis evidence
- Dan dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan berupa
turunnya angka kematian, turunnya angga kesakitan, perbaikan gizi
yang cepat, hasil yang merata dan berkesinambungan.

Hal-hal lain yang dapat dilakukan seorang epidemiologi untuk membantu


seorang menejer kesehatan itu juga tergantung pada tujuan dari direkting yaitu
memberikan motivasi kepada staf untuk meningkatkan kemampuannya dan
menggunakan bakatnya dalam bidang epidemiologi agar bisa menjapai tujuan yang
diinginkan seperti halnya tujuan untuk meningkatkan pelayanan persalinan,
meningkatkan pemanfaatan tenaga pelayan kesehatan, meningkatkan angka
cakupan bayi yang baru lahir, serta menurunkan angka kematian ibu dan anak pada
daerah kabupaten tersebut.

Motivasi yang diberikan oleh seorang menejer kesehatan dapat berpedoman


pada teori motovasi yaitu :

- Content theories : berfokus pada kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia


- Proses theories : berfokus pada harapan dan pilihan-pilihan yang dipunyai
individu-individu terhadap dampak yang berhubungan dengan kinerja mereka
- Integrasi conten dan proses : suatu satu kesatuan untuk mencapai
kesempurnaan atau keseluruhan

INTERGRATED CONTENT AND PROCESS

Pilihan Harapan reward


Reward yang sesuai

Kemampuan Internal
reward

Upaya Kinerja Kepuasan

Ekternal
Permasalahan
reward
situstional

Harapan
Pedorongan
(reinforcement)

Sumber : Materi Bagian Ke 3 Epedemiologi Menegerial


Sebagaimana telah dipaparkan bahwa Rakish, Longest dan Darr (1992)
menjelaskan bahwa directing adalah kegiatan-kegiatan yang meliputi memotivasi,
mempelopori dan mengkomunikasikan dan lain-lain yang akan mempengaruhi
perilaku staff atau pegawai, berdasarkan penjelasan tersebut bahwa manager
kesehatan perlu melakukan pembinaan dan pengarahan kepada staff agar tujuan
yang diharapkan tersebut dapat tercapai.
Manajer kesehatan dalam melakukan fungsi directing perlu memperhatikan hal-

hal yang penting sebagai berikut:

1) Tahap 1 : Menetapkan tujuan

Pada bahasan ini manager kesehatan memiliki tujuan agar angka kematian ibu

dan anak menurun.

2) Tahap II : Merumuskan keadaan saat ini karena tujuan dan rencana

menyangkut masa yang akan datang.

Pada tahap ke II ini peranan Epidemiologi dibutuhkan sebagai informasi yang

valid dengan adanya data-data statistik yang didapat melalui pelaporan.

3) Tahap III : Manager kesehatan memiliki fungsi untuk mengidentifikasi segala

kemudahan dan hambatan yang ada berdasarkan pelaporan tersebut untuk

mengukur kemampuan staff atau pegawai, oleh karena itu perlu diketahui

faktor-faktor lingkungan baik internal maupun eksternal yang dapat

mendukung dan menghambat kerja staff atau pegawai saat dilapangan

4) Tahap IV : Mengembangkan rencana atau serangkaian untuk pencapaian

tujuan.

Berdasarkan laporan tersebut manager kesehatan perlu bekerjasama dengan

petugas epidemiologi untuk mengembangkan rencana atau serangkaian

kegiatan untuk pencapaian tujuan. Sebagai contoh upaya-upaya yang dilakukan

seorang epidemiologi untuk membantu manager kesehatan antara lain sbb:


Upaya –upaya yang dilakukan oleh seorang epidemiologi :

- Mapping strategy : strategi pemetaan dengan melakukan pendataan secara

akurat yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai ibu hamil dan

pasangan usia subur di suatu daerah. Dengan melakukan mapping strategy

tersebut maka dapat diperoleh suatu peta sasaran yang dapat membantu

memberikan informasi mengenai jumlah ibu dan pasangan usia subur yang

ada dalam wilayah tersebut. Akan memperoleh data jumlah ibu hamil dan

pasangan usia subur tersebut kemudian dikelompokan atau diklasifikasikan

berdasarkan variabel kelompok umur. mapping strategi ini dilaukan dengan

tahap pengumpulan data baik secara primer maupun sekunder, kemudian

pengolahan data dan analisis data setelah itu mengidentifikasi dimana letak

masalah yang ada .

- Penyuluhan : kegiatan penyuluhan dilakukan dengan berpedoman pada

peta sasaran yang telah dibuat yang telah dibuat pada mapping strategy.

Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan

kepada masyarakat terutama dalam hal ini sasarannya adalah ibu dan

pasangan usia subur sehingga pegetahuan mereka mengenai kesehatan

reproduksi, upaya pemeliharaan kesehatan saat hamil dan tindakan yang

harus dilakukan pada saat hamil dan melahirkan akan meningkat.

Penyuluhan ini juga bertujuan untuk membuat mereka menjadi lebih

berdaya dan mandiri sehingga dengan pengetahuan yang telah mereka

peroleh mereka dapat memelihara kesehatan secara mandiri.

Upaya yang dilakuakan untuk memperlancar kegiatan penyuluhan ini

adalah dengan adanya pendekatan terhadap masyarakat dengan tujuan untuk


menarik dan memudahkan mengorganisir masyarakat agar dapat ikut dalam

kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan ini.

Masyarakat juga harus mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan

tidak menyesatkan tentang alat kontrasepsi dari produsen, distributor

maupun pelaku pelayanan kesehatan. Jadi, pemerintah harus meningkatkan

penyediaan alat kontrasepsi yang berkualitas, terutama bagi ibu-ibu di

kalangan miskin

- Pemberdayaan Dukun bersalin : dengan melihat banyaknya kasus angka


kematian ibu ketikan bersalin akibat pertolonan oleh tenaga non profesional
atau dukun bersalin yang kurang terlatih, oleh karena itu pelaksanaan
pemberdayaan dukun bersalin dalam pendampingan bersalin sangat penting
dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi selama dan setelah
masa persalinan. Aplikasi dari pemberdayaan tersebut adalah menempatkan
dukun bersalin yang sebelumnya sebagai penolong persalinan kini beralih
fungsih sebagai mitra dengan bidan dalam melakukan asuhan dan
pendampingan selama ibu hamil, bersalin, sampai masa nifas dengan
pendekatan kekeluargaan dan kasih sayang.
Tujuan dari pemeberdayaan dukun bersalin ini untuk megubah pandangan
sebagain kecil masyarakat yang masih percaya kepada dukun bersalin,
sehingg ibu hamil yang ingin melahirkan dapat beralih ke bidan dengan daya
tarik dukun bersalin sebagai pendampingan dalam proses persalinan.
- Distribusi tenaga kesehatan secara merata dan pengawasan
Jadi perlu adanya distribusi secara merata untuk menempatkan petugas
kesehatan seperti bidan jangan terpusat didaerah perkotaan atau daerah yang
dekat dengan kota saja, karena untuk tenaga kesehatan atau bidan itu sangat
dibutuhkan didaerah sangat terpencil dan para petugas kesehatan tersebut
harus stay ditempat penugasan. Diperlukan sanksi tegas apabila petugas
tersebut tidak melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik.
- Tenaga kesehatan (bidan) harus lebih proaktif untuk mengunjungi ibu
hamil
Dalam hal ini bidan diharapkan sangat proaktif untuk mengawasi kesehatan
para ibu hamil yang kurang memperhatikan kondisi kehamilannya, sehingga
kegiatan ini dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak khususnya
didaerah-daerah tersebut. Dalam memanajemen program ini manager
kesehatan perlu memperhatiakn aspek penghargaan seperti insentif (reward)
yang lebih sehingga memunculkan semangat kerja dari sebelumnya, perlu
memperhatikan aspek keselamatan petugas saat melakukan pekerjaan.
- Melakukan pelatihan untuk petugas kesehatan dan kader
Jadi, pemerintah harus meningkatkan kuantitas dan kualitas dari bidan
maupun tim yang akan membantu bidan dalam persalinan baik di perkotaan
maupun di pedesaan.
- Menganalisa 5 W 1 H kematian ibu dan bayi untuk kemudian dari analisi
kasus tersebut akan muncul beberapa permasalahan yang harus diselesaikan

You might also like