You are on page 1of 5

Definisi Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan manipulasi tanah dengan

menggunakan tenaga mekanis untuk menciptakan kondisi tanah yang

sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu usaha dalam pengolahan

tanah tersebut adalah pembajakan tanah. Setiap daerah mempunyai ciri-

ciri dan bentuk bajak yang berbeda-beda. Bajak singkal sebagai salah satu

alat pengolahan tanah yang dirancang terutama untuk menciptakan sistem

mekanis yang dapat mengontrol pemakaian gaya, sehingga menyebabkan

terjadinya perubahan dalam tanah seperti penggemburan, pembalikan dan

pemotongan serta pergerakan tanah (Brilianti et al, 2015).

Pengolahan tanah dapat mengurangi pembentukan panas dan

memecahkan saluran-saluran kapiler dakam tanah. Lapisan yang diolah

akan mengering dengan cepat, tapi kelembapan dibawah dapat

terkonservasi dengan baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi

yang mendukung perkecambahan benih dan mungkin dapat memerangi

gulma dan hama ataupun untuk membantu mengendalikan laju erosi

(Pratiwi et al, 2015).

Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan media tumbuh agar

sesuai dan mendukung pertumbuhantanaman secara optimum Tujuan

pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki aerasi dan drainase,

menghilangkan kemasaman tanah (oksidasi), mencampur bahan organik

dengan tanah, mengurangi erosi tanah, menyiapkan kondisi yang sesuai

untuk pertumbuhan tanaman, serta mengendalikan serangan OPT (gulma,

hama, dan penyakit) (Purwono, 2011).


Aerasi tanah adalah proses pertukaran O2 dan CO2 tanah dan

atmosfer. Jenis-jenis gas lain yang termasuk dalam pertukaran ini adalah

bentuk volatil nitrogen (N2, NH3, NO, NO2), sulfur (H2S, SO2) dan

hidrokarbon (CH4). Proses aerasi tanah merupakan salah satu faktor

terpenting dalam produktivitas tanah. Akar tanaman menyerap oksigen

dan melepaskan karbondioksida pada proses respirasi. Pada kebanyakan

tanaman (kecuali tanaman padi), perpindahan oksigen internal dari bagian

permukaan tanah (daun dan cabang) menuju bagian bawah permukaan

tanah (akar) tidak dapat terjadi pada kecepatan yang cukup besar untuk

memenuhi kebutuhan oksigen pada perakaran (Luk, 2012).

Drainase adalah suatu usaha untuk menyalurkan dan

mengeringkan sejumlah kelebihan air dari suatu wilayah ke wilayah lain,

sehingga didapat suatu lingkungan yang kering di wilayah tersebut.

Ditinjau dari letaknya, drainase dibagi dua, yaitu drainase permukaan dan

drainase bawah permukaan tanah. Drainase secara umum dapat

mempengaruhi kondisi tanah pertanian. Yaitu pengaruhnya terhadap

aerasi tanah, kelembaban tanah, transportasi dan keefektifan nutrien dan

pestisida, temperatur atau suhu tanah, bahan-bahan racun dan hama

penyakit, erosi tanah dan banjir, kesuburan tanaman dan hasil tanaman.

Kesemua pengaruh adalah positif dari perspektif pertanian dan

menggambarkan nilai teknologi drainase untuk produksi pertanian

(Effendy, 2011).
Jenis Pengolahan Tanah

Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu No tillage (Tanpa Olah Tanah / TOT),

Minimum tillage (pengolahan lahan secara minimal), dan Maximum

tillage (pengolahan lahan secara maksimal) Pengolahan lahan no tillage

atau TOT merupakan sistem pengolahan tanah yang merupakan adopsi

sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern. Tanah

dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk

penempatan benih atau bibit. Sebelum tanam sisa tanaman atau gulma

dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu penempatan

benih atau bibit tersebut. Seresah tanaman yang mati dan dihamparkan

dipermukaan tanah ini dapat berperan sebagai mulsa dan menekan

pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan

tata air tanah (Puput. 2010).

Pada sistem tanpa olah tanah (TOT), erosi tanah dapat diperkecil

dari 17.2ton/ha/tahun menjadi 1 ton/ha/tahun dan aliran permukaan

ditekan 30 – 45%. Keuntungan lain yang di dapat pada sistim tanpa olah

tanah yaitu adanya kepadatan perakaran yang lebih banyak, penguapan

lebih sedikit, air tersedia bagi tanaman makin banyak (Sarah. 2011).

Pengolahan minimum (minimum tillage) merupakan suatu

pengolahan lahan yang dilakukan seperlunya saja (seminim mungkin),

disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman dan kondisi tanah. Pengolahan

minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan yang dapat

menyebabkan tanah sakit (sick soil) dan menjaga struktur tanah. Selain
itu, dengan pengolahan minimum dapat menghemat biaya produksi

(Puput, 2010).

Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan

secara intensif yaang dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami.

Ciri utama pengolahan lahan maksimal ini antara lain adalah membabat

bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta

perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan tanah

lebih dari satu kali baru ditanamai (Ferdy, 2014).

Pengolahan lahan maksimum mengakibatkan permukaan tanah

menjadi bersih, rata dan bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut

dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah karena tanah mengalami

kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta meningkatkan

biaya produksi (Salawati, 2016).


DAFTAR PUSTAKA

Briliant. B. Halidasari. N. H. Arifianto. A. Putra. M. A. Arifin. S. Ulfa. N.


2015. Pengolahan Tanah. Universitas Jember.
Effendy. 2011. Drainase Untuk Meningkatkan Kesuburan Lahan Rawa.
Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Ferdy. M. 2014. Jenis dan Tehnik Olah Tanah. Universitas Negeri
Malang. Malang.
Luk. J. 2012. Aerasi Tanah. Universitas Brawijaya.
Pratiwi. R. S. Fatma. A. N. Edi. M. Ikhsanu. P. Affandy. M. 2015.
Pengolahan Tanah Sawah. Universitas Jember.
Puput.B. 2010. Jenis-Jenis Pengolahan Tanah. Universitas Pattimura.
Maluku.
Purwono. 2011. Pengolahan Tanah. Dapartemen Agronomi dan
Holtikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Salawati. 2016. Pengolahan Tanah Maximum Tillage. LIPTAN BIP. Irian
Jaya.
Sarah. H. 2011. Tehnik Pengolahan Tanah TOT. Balai Informasi
Pertanian Makassar.

You might also like