Professional Documents
Culture Documents
1 Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
kompleks yang ditandai dengan adanya tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg pada saat
istirahat, kecuali pada isolated systolic hypertension, dengan adanya peningkatan tekanan
(tidak ada gejala), tetapi hipertensi kronis menyebabkan komplikasi tertentu (gagal
jantung, gagal ginjal, stroke, dan iskemia miokard).(3) Peningkatan tekanan sistole yang
tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-
batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur dan tingkat stres yang dialami.(12)
II.2 Patofisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik
(TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan
TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang
1. Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal),
lain-lain
6. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik
kecil di ginjal
9. Diabetes mellitus
11. Obesitas
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok lain dari
populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai
eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-
1. Usia
yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner
2. Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia
pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat. Sehingga pada usia di
3. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit
putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas
pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit
4. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup lain telah diteliti
tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih
tinggi. Obesitas dipandang sebagai faktor risiko utama. Bila berat badannya turun, tekanan
darahnya sering turun menjadi normal. Merokok dipandang sebagai faktor risiko tinggi
hipertensi.
II.4 Epidemiologi
Tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg) dengan persentase biaya kesehatan cukup
besar setiap tahunnya di Amerika yang diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa)
menderita.(16) Insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika tahun 1999-2000 adalah
sekitar 29-31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta orang menderita hipertensi, dan
terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun 1988-1991. Tekanan darah tinggi
merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara
perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥
didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur
diantara dekade ketiga dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih
banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 sampai dengan 74 tahun,
sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada
populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.4 %.(16)
Nilai tekanan darah dapat bervariasi karena berbagai kondisi, termasuk waktu dalam
sehari. Oleh karena itu, evaluasi tekanan darah sebaiknya dilakukan dua kali dalam satu
kali pemeriksaan.(2) Klasifikasi tekanan darah untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun)
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih
kunjungan klinis.(17) (Tabel 2). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan
nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik
(TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi
hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan
mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh
seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor
resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack), penyakit
arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila
penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain (tabel 3), maka akan
meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut.
Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko
yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung.4
II.7 Penatalaksanaan Hipertensi
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah,
dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko
kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal,
yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut,
tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko
kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah
adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola
makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan
kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada
sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat
antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari
menggunakan obat.10
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti
rasionalitas intervensi diet:4
1. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat
badan ideal
2. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
3. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
4. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari
hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe 2,
dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.15
5. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
tekanan darah pada individu dengan hipertensi.16
6. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan
pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium.
Tabel 2. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi
kelebihan air dan garam dari dalam tubuh melalui ginjal.(23) Diuretik bekerja meningkatkan
ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan
ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Diuretika
yang biasa digunakan dalam pengobatan hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu
diuretik tiazid, diuretik kuat dan diuretik hemat kalium. Contoh obat golongan diuretik
tiazid antara lain hidroklortiazid, bendroflumetiazid dan klorotiazid. Contoh obat golongan
diuretik kuat yaitu furosemid, bumetamid dan asam etakrinat. Contoh obat diuretik hemat
b. Alfa-blockers
Zat-zat ini bekerja dengan memblokade reseptor pada otot polos yang melapisi
pembuluh darah. Jika reseptor tersebut diblokade, pembuluh darah akan melebar
(vasodilatasi) sehingga darah mengalir dengan lebih lancar dan tekanan darah menurun.
Contoh obatnya antara lain terazosin dan prazosin. Prazosin merupakan obat hipertensi
yang dengan cepat menurunkan tekanan darah tinggi setelah dosis pertama. Dosis untuk
hipertensi yaitu 2-3 kali sehari 0,5 mg selama 3-7 hari, tingkatkan sampai 2-3 klali sehari 1
mg setelah 3-7 hari. Efek samping prazosiin dapat berupa mengantuk, lemah,pusing, sakit
c. Beta blockers
Obat ini membantu organ jantung memperlambat detaknya sehingga darah yang
dipompa jantung lebih sedikit dibandingkan pembuluh darah sehingga tekanan darah
menurun.(23) Zat-zat ini menurunkan tekanan darah dengan memperlambat denyut dan
mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Dengan demikian, tekanan yang disebabkan oleh
pompa jantung juga berkurang. Contoh obat golongan ini antara lain asebutolol,
bisoprolol, propanolol, atenolol dan lain-lain. Bisoprolol adalah derivat selektif lipofil
tanpa ISA (Intrinsic Sympathicomimetic Activity) dengan sifat lokal-anestetik. Dosis yang
digunakan untuk hipertensi yaitu 5-10 mg satu kali sehari. Efek sampingnya antara lain
susunan saraf pusat (otak dan medulla). Akibat stimulasi ini maka aktivitas saraf
adrenergik perifer dikurangi. Contoh obat golongan ini antara lain metildopa, klonidin,
reserpin, guanfasin, dan lain-lain.(26) Klonidin berkhasiat hipotensif kuat berdasarkan efek
adrenergik sentralnya. Obat ini digunakan pada hipertensi sedang sampai berat. Dosis
untuk hipertensi mulai tiga kali sehari 0,075 mg, berangsur-angsur dinaikkan sampai 0,15-
0,6 mg dalam 2-3 dosis 11. Efek sampingnya dapat berupa pusing, mulut kering dan
gangguan tidur.(25)
e. Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya
kalsium ke dalam sel. Jika kalsium memasuki sel otot, maka otot akan berkontraksi.
Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari pembuluh darah, pembuluh darah
akan melebar sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah menurun. Contoh
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Sehingga tekanan darah akan segera turun.(26)
Zat penghambat RAAS menurunkan tekanan darahh dengan jalan mengurangi daya tahan
pembuluh perifer dan vasodilatasi tanpa menimbulkan refleks takikardi atau retensi garam.
Menurut titik kerjanya penghambat RAAS dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu ACE-
inhibitor dan ARB (Angiotensin Receptor Bockers). Contoh obat ACEI yaitu kaptopril,
benazepril, lisinopril, kuinapril dan enalapril. Sedangkan obat ARB antara lain losartan,
g. Vasodilator
sehingga dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaannya sebagai obat pilihan
ketiga, terutama bersama dengan beta-blocker dan diuretikum. Contoh obatnya antara lain
beraprost, hidralazin, dihidralazin, minoksidil dan lain lain. Berapost digunakan sebagai
terapi pada hipertensi paru primer. Dosis awal 60 mcg sehari dalam 3 dosis terbagi sesudah
makan, dapat ditingkatkan hingga maksimum 180 mcg sehari dalam 3-4 dosis terbagi.
Efek sampingnya dapat berupa pusing, nyeri kepala, mual dan diare.(25)
Tabel 4. Dosis Obat Anti Hipertensi Berdasarkan Evidence Based