You are on page 1of 21

COVER

1
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Natrium Diklofenak adalah suatu obat penghambat sintesis prostaglandin yang
potensinya setara dengan indometasin. Walaupun mekanisme kerja dari natrium
diklofenak adalah menghambat sintesis prostaglandin, natrium diklofenak juga
menimbulkan penurunan produk lipoksigenase dengan meningkatkan pengambilan
asam arakidonat menjadi trigliserida.
Efek samping yang lazim dari pemakaian obat Natrium diklofenak ialah mual,
gastritis, eritema kulit dan sakit kepala sama seperti semua obat AINS, pemakaian
obat ini harus hati-hati pada penderita tukak lambung.
Pada saat obat ditelan dan masuk ke dalam saluran pencernaan yaitu
lambung, ada beberapa obat yang dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung
atau dapat mengiritasi mukosa lambung. Obat-obat ini perlu dilapisi dengan salut
enterik untuk melindungi inti tablet sehingga tidak hancur pada lingkungan asam
lambung, mencegah kerusakan bahan aktif yang tidak stabil pada pH rendah,
melindungi lambung dari efek iritasi dari obat tertentu dan untuk memfasilitasi
penghantaran obat yang diabsorpsi di usus.
Tablet salut enterik yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak
melarut atau hancur di lambung melainkan di usus, supaya tablet dapat melewati
lambung dan hancur serta diabsorpsi di usus.
Polimer yang banyak digunakan dengan tujuan salut enterik adalah selulosa
asetil ptalat, polivinil asetil ptalat, dan akrilat. Polimer penyalut umumnya
menggunakan pelarut organik. Keinginan untuk mengubah salut enterik dengan
pelarut organic. Polimer yang sering digunakan untuk penyalut enterik ialah turunan
akrilat, beberapa diantaranya dapat menggunakan air sebagai pelarut dan pembawa.

1.2 Tujuan
1. Membuat formulasi yang baik untuk Natrium diklofenak yang mudah di rusak
oleh asam lambung
2. Mengetahui sifat dari bahan aktif dan tambahan yang akan di gunakan.

3
3. Mengetahui metode pembuatan tablet salut enterik Natrium diklofenak skala
industri.
4. Mengetahui cara pembuatan dan alat yang digunakan dalam pembutan tablet
salut enterik dalam skala industri.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alasan Pemilihan Bentuk Sediaan


Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat
mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan
untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.

Natrium diklofenak adalah suatu senyawa anti-inflamasi non-steroid yang


bekerja sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Efek samping yang lazim
dari pemakaian obat Natrium diklofenak ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit
kepala sama seperti semua obat AINS, pemakaian obat ini harus hati-hati pada
penderita tukak lambung. Selain itu diklofenak sangat merangsang lambung sehingga
untuk mencegah efek samping ini bentuk sediaan oral (tablet) natrium diklofenak
disalut enterik.

2.2 Tablet Salut Enterik


Tablet salut enterik merupakan tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak
melarut atau hancur di lambung melainkan di usus, supaya tablet dapat melewati
lambung dan hancur serta diabsorpsi di usus.
Bahan penyalut enterik dari pil dan tablet yang dicetak sudah dikenal lebih
dari satu abad yang lalu. Beberapa alasan penting untuk bahan penyalut enterik
adalah sebagai berikut :
1. Untuk melindungi obat-obat yang tidak tahan asam terhadap cairan lambung,
misalnya enzim-enzim dan beberapa antibiotik tertentu.
2. Untuk mencegah nyeri pada lambung atau mual karena iritasi dari suatu
bahan obat ,misalnya natrium salisilat
3. Untuk melepaskan obat agar di dapat efek local di dalam usus,seperti
antiseptic usus dapat melepaskan bentuk obatnya hanya di usus dan
menghindari penyerapan sitemis dalam lambung.
4. Untuk melepaskan obat-obat yang diserap secara optimal di dalam usus halus
sebagai penyerapan.
5. Untuk memberikan suatu komponen yang penglepasannya di tunda sebagai
aksi ulang dari tablet.

5
Suatu bahan penyalut enterik yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Tahan terhadap cairan lambung.
2. Rentan terhdap cairan usus atau permeable terhadap cairan usus.
3. Dapat bercampur dengan sebagai besar komponen larutan penyalut dan
bahan dasar obat.
4. Stabil dalam bentuk tunggalnya atau di dalam larutan penyalut.Lapisan
tipis ini tidak mudah berubah terhadap penyimpanan.
5. Membentuk lapisan tipis.
6. Tidak toksis.
7. Biayanya murah.
8. Mudah di pakai tanpa harus menggunakan alat.
9. Dapat dengan mudah dicetak atau lapisan tipis dapat digunakan pada
tablet yang tidak ditatah.
Polimer yang banyak digunakan dengan tujuan salut enterik adalah selulosa
asetil ptalat, polivinil asetil ptalat, dan akrilat. Polimer penyalut umumnya
menggunakan pelarut organik.

2.3 Formula
Tiap 150 mg mengandung :
Natrium Diklofenak 50 mg
Avicel 20 %
Avicel 20 %
Selulosa Asetat Ftalat 5%
Magnesium stearat 5%
Amilum 5%
Talkum 5%

2.4 Alasan Pemilihan Bahan Tambahan


a. Avicel 20 % (Bahan pengisi)
Avicel atau Selulosa Mikrokristalin sangat sering digunakan dalam dunia
farmasi, selain sebagai bahan pengikat dan pengisi didalam penggunaaan oral, avicel
juga merupakan suatu bahan pengahncur yang sangat berguna dalam pembuatan
listrik.
Avicel sebagai bahan pengisi dapat menghasilkan tablet yang keras dengan
tekanan kecil, kompresibilitas baik dan friabilitas tablet rendah dengan waktu
stabilitas panjang.

b. Avicel 20 % (Bahan pengikat)

6
Avicel atau Selulosa Mikrokristalin sangat sering digunakan dalam dunia
farmasi, selain sebagai bahan pengikat dan pengisi didalam penggunaaan oral.
Avicel bertindak sebagai pengikat, menghasilkan granul yang keras fires serta
menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan
granul secara merata.

c. Selulosa asetat ftalat 5 % (Bahan penyalut)


Bahan ini digunakan sebagai penyalut enterik yang bersifat nontoksik dan
memiliki efek bahan yang berlawanan.

d. Amylum 5 % (Bahan penghancur)


Amylum merupakan bahan penghancur yang penting digunakan dalam
pembuatan tablet terutama sebagai bahan pelicin (Lubrikan). Bentuk murni dari
magnesium stearat merupakan bahan penghancur terbaik.

e. Magnesium stearat 5 % (Bahan pelicin)


Bahan ini digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet terutama
sebagai bahan pelicin. Bentuk murni dari magnesium stearat merupakan bahan
penghancur terbaik.

f. Talkum 5% (Bahan pelincir atau Glidan)


Talk merupakan bahan yang digunakan sebagi glidan dengan konsentrasi 1,0 %
- 10,0 %.
Talk merupakan salah satu bahan yang digunakan umum sebagai glidan untuk
memperbaiki daya luncur dan daya guliran bahan yang akan ditabletasi, karena itu
menjamin terjadinya kesetaraan aliran dari corong pengisi melalui sepatu pengisi
kedalam lubang ruang cetak.

2.5 Spesifikasi Bahan


1. Natrium Diklofenak
 Nama Zat Aktif : Natrium Diklofenak
 Rumus molekul : C14H10Cl2,NNaO2
 Berat molekul : 318,13
 Nama Kimia : Asam benzeneasetat, 2-[ (2,6-diklorofenil)amino]-
monosodium
 Nama Lain : Sodium [ o-(dikloranilino) fenil] asetat
 Pemerian
Bentuk : Serbuk Hablur
Warna : Putih
Rasa : Tidak berasa ( USP 30 NE 25 2007)

7
 Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol; praktis
tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut dalam alkohol metil. pH
larutan 1% dalam air adalah antara 7.0 dan 8 ( Martindale 36, 2009 )
 pKa : 4,2 ( Clarke’s, 2005 )

2. Avicel PH 102
 Rumus Molekul : (C6H10O5)n4
 Sinonim : Microcrystalline Cellulose
 Pemerian bahan : Serbuk kristal yang mengandung porous
particles,berwarna putih,
 tidak berwarna, tidak berasa
 Kelarutan : mudah larut dalam 5% w/v larutan sodium
hidroksida, praktis tidak larut dalam air, larutan asam, dan pelarut organik
 Ukuran partikel : 20 – 200 μm
 pH : 5 –7.5
 Titik leleh/ lebur : 260 - 270oC
 Inkompabitilitas : Zat pengoksidasi yang kuat
 Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, tempat kering

3. Talkum
 Rumus Molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4
 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat
pada kulit,bebas dari butiran, putih atau putih kelabu, tidak berbau, tidak
berasa
 pH : 6,5 - 10
 Kelarutan : Tidak larut dalam hampir se
 mua pelarut.
 OTT : Senyawa ammonium kuartener
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. Magnesium Stearat
 Rumus Molekul : C36H70MgO4

8
 Pemerian : Serbuk halus, licin dan mudah melekat pada kulit,
putih, bau lemah khas
 Berat molekul : 591,27
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol ( 95 % ) P
dan dalam eter P.
 Penggunaan : lubrikan
 OTT : Asam kuat, alkalis dan garam besi
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. Amylum
 Rumus Molekul : (C6H 10O5) n
 Pemerian : Tidak berbau dan berasa, halus, serbuk/ bubuk
berwarna putih, dimana terdiri dari butiran bulat atau bulat telur sangat kecil.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (96%)
dan dalam air dingin. Starch/ amilum larut dalam air panas pada suhu tinggi
atau suhu gelatinisasi. Pati parsial larut dalam dimetilsulfoksida dan
dimetilformamida.
 Inkompatibilitas : Pati inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi
kuat.
 Penyimpanan dan Stabilitas : Simpan pada wadah tertutup dan pati/ amilum
kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi.

6. Selulosa Asetat Ftalat



Nama Kimia : Cellulose,acetate, 1,2 – benzenedicarboxylate

Pemerian : Bersifat higroskopik, putih hingga hampir tak
berwarna, granul atau kasar, tidak berasa dan berbau, dapat digunakan
sebagai pewangi asam asetat.

Densitas : 0. 26 g/cm3


Titik Lebur : 192o C


Kegunaan : Selulosa asetat ftalat (CAP) digunakan sebagai bahan
salut film enterik atau matriks mengikat untuk tablet dan kapsul. CAP

9
biasanya diaplikasikan untuk dosis solid oleh suatu penyalutan organik atau
sistem pelarut kental atau penkompresan langsung. Konsentrasi biasanya
digunakan sekitar 0.5 – 9.0 % dari berat inti.

2.5 Perhitungan dan penimbangan bahan

a. natrium diklofenak : 1 Tablet = 50 mg

: 1 Batch = 50 mg x 1000 tab

= 50.000 mg ∞ 50 gram

a. Avicel 20 % (sebagai pengisi)


20 / 100 x 150 = 30 mg = 1 tab = 30 mg
= 1 Batch = 30 mg x 1000 tab
= 30000 mg ~ 30 mg
b. Avicel 20 % (sebagai pengikat)
20 / 100 x 150 = 30 mg = 1 tab = 30 mg
= 1 Batch = 30 mg x 1000 tab
= 30000 mg ~ 30 mg
c. Amylum ( 5 % )
5 / 100 x 150 = mg x 7,5 mg = 1 tab = 7,5 mg
= 1 batch = 7,5 mg x 1000 tab
= 7500 mg ~ 7,5 g.
e. Selulosa Asetat Ftalat ( 5 % )

5 / 100 x 150 = 8,25 mg = 1 tab = 8,5 mg

= 1 Batch = 8,25 mg x 1000 tab

= 8250 mg ~8,25 g

f. Magnesium Stearat ( 5 % )

5 / 100 x 150 = 4,5 mg = 1 tab = 4,5 mg

= 1 Batch = 4,5 mg x 1000 Tab

= 4500 mg ~ 4,5 g

g. Talcum (5 %)

5 / 100 x 150 = 7,5 mg = 1 tab = 7,5 mg

10
= 1 Batch = 7,5 mg x 1000 tab

= 7500 mg ~ 7, 5 g

NO NAMA BAHAN 1 TABLET 1 BATCH = 1000

TABLET (mg)

1 Na-Diklo 50 mg 50.000 mg
2 Selulosa Asetat Ftalat 8,25 mg 8.250 mg
3 Avicel 60 mg 60.000 mg
4 Amylum 7,5 mg 7.500 mg
5 Magnesium Starat 4.5 mg 4.500 mg
6 Talkum 7.5 mg 7.500 mg

2.6 Alur Permintaan dan Penerimaan Bahan

Jika tidak ada maka Bagian gudang


Bagian PPIC mengecek memesan bahan
kegudang untuk baku ke PBF
melihat persediaan
barang
Gudang meminta surat analisa
dan surat pembelian ke PBF

Gudang memberi label


karantina dan dilaporkan
kebagian QC

QC memeriksa bahan apa


sesuai dengan syarat atau tidak

Mengganti label

11
Label hijau
(DITERIMA) released
karantina

Label merah

(DITOLAK)

Bahan dikembalikan
ke PBF

12
Permintaan : Bahan
Baku & kemas

Gudang Gudang bahan


bahan baku kemas

Bon permintaan bahan


baku/bahan kemas

Dibuat 2 rangkap :
1.Gudang bahan baku
2.Pengobatan
Penimbangan Penyerahan
bahan baku bahan kemas

Bon permintaan bahan


Penyerahan baku/bahan kemas PENGEMASAN
bahan baku
Dibuat 2 rangkap :
1.Gudang bahan kemas
2.Pengemasan

PENGOLAHAN

13
2.7 Alur Pembuatan Tablet Salut Enterik secara Umum

14
SKEMA ALUR PEMBUATAN SECARA GRANULASI BASAH

ZAT AKTIF ZAT ZAT PENGIKAT


PENGISI ZAT PEWARNA

CAMPURAN CAMPURAN
HOMOGEN HOMOGEN

MASSA GRANUL

ZAT PELINCIR
KADAR AIR DAN HOMOGENITAS
ZAT
NO. 14-18. LEMARI PENGERING GRANUL KERING

40OC

Uji kadar air

Uji granul
KARANTINA
Uji keseraaman partikel

Uji homogenitas

Uji keseragaman bobot


PENCETAKAN TABLET
Uji keseragaman ukuran

Uji waktu hancur

Uji ketebalan
PENYALUTAN :
PENUTUPAN
PELETAKAN
PEWARNAAN
PERATAAN
PENGKILAPAN

PENGEMASAN PENGEMASAN
PRIMER SEKUNDER

15
2.8 Alat Yang Digunakan
(TOLONG CARIIN ALAT-ALAT YANG DIGUNAIN DI INDUSTRI DALAM

PEMBUATAN DAN PENYALUTAN TABLET, SERTAIN GAMBARNYA)

16
2.9 Proses Pembuatan Tablet Salut Enterik Natrium Diklofenak
(MASIH DALAM SKALA LAB, TOLONG JADIIN SKALA

LABORATORIUM )

a. Pembuatan tablet inti

1. Campurkan zat aktif dan zat tambahan ( bahan pengisi 50%)

2. Siapkan larutan pengikat kemudian dicampur sampai homogen.

3. Tambahkan sisa bahan pengisi, homogenkan hingga mengering.

4. Tambahkan glidan, lubrikan, serta bahan penghancur, kemudian

homogenkan.

5. Ayak dengan ayakan no 60.

6. Cetak granul tersebut.

7. Disalut dengan bahan penyalut

8. Setelah disalut, kemudian dibiarkan hingga mendingin.

b. Pembuatan suspensi salut Enterik.

Sejumlah selulosa asetat ftalat dimasukkan kedalam beaker

glass, larutkan natrium hidroksida 1 N dimasukkan sedikit kedalam

selulosa asetat ftalat sambil diaduk dalam homogenitas pada

kecepatan rendah selama 5 menit. Ditempat terpisah, dibuat suspensi

dari zat tambahan lainnya yaitu talcum, trietil sitrat, propilenglikol

6000, titanium dioksida, tetrazine, dan air dengan menggunakan alat

homogenizer selama 20 menit. Ditambahkan suspensi penyalut enterik

dari polimer selulosa asetat ftalat, siap digunakan.

17
Penyalutan tablet salut enterik dapat dibagi dengan beberapa

tahap yaitu dibuat tahan air, diberi dasar penyalut penghalusan dan

pemudaran,finishing dan pemberian warna serta pengolesan. Proses

penyalutan tablet tersebut dilkukan secara berturut-turut secara

mekanis dengan panci penyalut atau coating pan yang berbentuk

bejana seperti buah dari besi yang berlapiskan stainless atau tembaga.

Begitu mesin berputar, larutan bahan penyalut dituangkan secara atau

disemprotkan keatas tablet sebagian dan udara hangat dihembuskan

kedalam bejana untuk mempercepat pengeringan sehingga tablet tidak

melekat satu dengan lainnya. Kemudian tablet yang telah disalut

dihaluskan lalu masuk pada proses pembundaran lalu dipoles atau

diberikan warna sesuai keinginan setelah itu dikemas.

18
2.10 Pengemasan
 Pengemas Primer
1 Strip Alumunium = 10 tablet
 Pengemas Sekunder
1 Inner Box = 10 Strip
 Pengemas Tersier
1 Outer Box = 100 Inner box

19
BAB III
KESIMPULAN

20
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depatemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta.

Lachman, L., Lieberman A. H. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi

III. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Goeswin, Agoes. 1983. Penyalutan Tablet. Bandung : Multi Karya Ilmu.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penterjemah : Noerono, S.

Edisi 5. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Rowe, Raymond C; Sheskey, Paul J; Quinn, Marian E. 2009. Handbook of

Pharmaceutical Exipient Sixth Edition. USA : Pharmaceutical Press and

American Pharmacists Association.

21

You might also like