You are on page 1of 10

RINGKASAN

Jerawat adalah suatu keadaan penyakit kulit yang berhubungan


degan beberapa faktor penyebab yaitu peningkatan eksresi sebum, adanya
keratinasi folikel, peradangan dan bakteri Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis, Pityrosporum ovale. Pengobatan jerawat
biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan bahan-bahan kimia
seperti sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil peroksida, asam azelat,
tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin, namun obat-obatan tersebut juga
memiliki efek samping seperti resistensi terhadap antibiotik dan iritasi
kulit.

Kulit kentang merupakan bahan makanan, tidak banyak orang


untuk memanfaatkannya dan dibuang begitu saja. Kulit kentang diduga
memiliki kandungan senyawa polifenol. Kandungan senyawa fenolik dalam
kulit kentang memungkinkan tinggginya aktivitas antioksidan. Selain itu
dilaporkan bahwa ekstrak etanol kulit kentang dari hasil pengujian
aktivitas antibakteri menunjukan bahwa ekstrak kulit kentang memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteriPropionibacterium acnes

Bentuk formulasi sediaan yang dapat mempermudah masyarakat


mendapatkan khasiat antijerawat dari kulit kentang, yaitu dalam bentuk
gel.Gel dipilih karena tidak mengandung minyak sehingga tidak akan
memperburuk jerawat, bening, mudah mengering membentuk lapisan film
yang mudah dicuci, juga bentuk sediaan gel cocok untuk terapi topikal
pada jerawat terutama penderita dengan tipe kulit berminyak. Sediaan gel
antijerawat dalam penelitian ini menggunakan Na-CMC sebagai basis gel.
Yang selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap sediaan gel antijerawat
ekstrak etanol kulit kentang yang telah dibuat meliputi uji organoleptik, pH,
homogenisitas, daya sebar, konsistensi dan uji aktivitas antijerawat

Kata kunci : Gel, antijerawat, Kulit kentang


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jerawat adalah suatu keadaan penyakit kulit yang berhubungan


degan beberapa faktor penyebab yaitu peningkatan eksresi sebum, adanya
keratinasi folikel, peradangan dan bakteri Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis, Pityrosporum ovale (Malassezia furfur)
(Harahap, 2000). Jerawat atau dalam istilah medis dikenal dengan istilah
acne vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja
maupun dewasa. Penyakit ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan karena
berhubungan dengan menurunnya kepercayan diri akibat berkurangnya
keindahan wajah penderita. Dilihat dari kesehatan kulit, adanya jerawat
akan mengakibatkan jaringan parut, dimana kulit menjadi tidak rata dan
berlubang yang bersifat menetap, sehingga merusak wajah menjadi cacat
selamanya (Sawarkar et al., 2010).

Pengobatan jerawat biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik


dan bahan-bahan kimia seperti sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil
peroksida, asam azelat, tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin, namun
obat-obatan tersebut juga memiliki efek samping seperti resistensi terhadap
antibiotik dan iritasi kulit. Oleh karena itu perlu dilakukan pencarian
antibakteri dari bahan alam yang diketahui aman dibandingkan dengan
obat-obat berbahan kimia. Salah satu tanaman yang secara empiris dan
berdasarkan dan data ilmiah memiliki khasiat antijerawat adalah kulit
kentang(miratunnisa dkk,2015).

Kulit kentang merupakan bahan makanan, tidak banyak orang untuk


memanfaatkannya dan dibuang begitu saja. Kulit kentang diduga memiliki
kandungan senyawa polifenol. Kandungan senyawa fenolik dalam kulit
kentang memungkinkan tinggginya aktivitas antioksidan. Selain itu
dilaporkan bahwa ekstrak etanol kulit kentang dari hasil pengujian
aktivitas antibakteri menunjukan bahwa ekstrak kulit kentang memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteriPropionibacterium acnes (miratunnisa
dkk,2015).
Berdasarkan aktivitas antibakteri yang dimiliki kulit kentang maka perlu
dikembangkan suatu sediaan farmasi untuk mempermudah
penggunaannya. Suatu bentuk formulasi sediaan yang dapat
mempermudah masyarakat mendapatkan khasiat antijerawat dari kulit
kentang, yaitu dalam bentuk gel.Gel dipilih karena tidak mengandung
minyak sehingga tidak akan memperburuk jerawat, bening, mudah
mengering membentuk lapisan film yang mudah dicuci, juga bentuk
sediaan gel cocok untuk terapi topikal pada jerawat terutama penderita
dengan tipe kulit berminyak (Voigt, 1994).
Formulasi gel membutuhkan senyawa gelling agent sebagai bahan
pembentuk gel.Gelling agent bermacam-macam jenisnya, diantaranya
adalah CMC Na dan carbopol. Sediaan gel antijerawat dalam penelitian ini
menggunakan Na-CMC sebagai basis gel. Hal ini karena Na-CMC
merupakan polimer turunan selulosa yang cepat mengembang bila
diberikan bersama air panas mempunyai sifat netral, campurannya jernih,
dan daya ikat terhadap zat aktif kuat (Aponno et al., 2014). Menurut
Maulina & Sugihartini (2015) basis Na-CMC terdapat kelebihan apabila
dibandingkan dengan menggunakan basis carbopol, antara lain: Nilai pH
yang lebih tinggi dibandingkan basis carbopol yang bersifat asam, nilai daya
sebar basis Na-CMC yang lebih tinggi, dan apabila gel dengan basis Na-
CMC diberi ekstrak hasilnya tidak mempengaruhi daya sebar, berbeda
dengangel basis carbopol apabila diberi penambahan ekstrak
mengakibatkan penurunan nilai daya sebar.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah membuat suatu formulasi gel


antijerawat dari ekstrak etanol kulit kentang dan dilakukan pengujian
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah


Kandungan senyawa fenolik dalam kulit kentang memungkinkan
tinggginya aktivitas antioksidan. Selain itu dilaporkan bahwa ekstrak
etanol kulit kentang dari hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukan
bahwa ekstrak kulit kentang memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Propionibacterium acnes. Namun pemanfaatan kulit kentang belum
banyak dikembangkn , sehingga perlu dilakukan formulasi untuk
dijadikan sediaan farmasi. Dengan dmikian dapat meningkatkan nilai
tambah dari kult kentang . berdasarkan uraian diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah ekstrak etanl kulit kenang dapat dibuat sebagai sediaan gel
anijerawat?
2. Manakah formulasi terbaik dan paling stabil diantara tiga formula?
3. Bagaimana aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes
dari formula yang dibuat?

1.3 Hipotesis
Ekstrak etanol kulit kentang dapat dijadikan sediaan gel antijerawat dan
memiliki aktivitas antbakteri terhadap propionibacterium acnes
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui cara ekstraksi kulit kentang yang dapat digunakan sebagai
antijerawat
2. Mengetahui konsentrasi yang tepat dari ekstrak kulit kentang untuk
antijerawat
3. Mengetahui formulasi yang tepat dalam pembuatan gel antijerawat
ekstrak etanol kulit kentang dengan gelling agent Na-CMC

1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai bahwa ekstrak kulit kentang
berkhasiat sebagai antijerawat
2. Memberikan referensi mengenai formulasi sediaan gel antijerawat
dari kulit kentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jerawat
Jerawat adalah penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering
dijumpai dan berkaitan dengan dengan folikel rambut (disebut unit
Pilosebasea). Terdapat dua jenisakne, meradang dan tidak meradang
(Corwin, E.J, 2009). Penyebab munculnyajerawat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah, sekresi kelenjar sebasea yang aktif,
hiperkeratosis pada infundibulum rambut dan efek dari bakteri
(Mitsui,1997).
Jerawat (akne) adalah penyakit peradangan kelenjar sebasea yang
sering dijumpai dan berkaitan dengan dengan folikel rambut (disebut unit
Pilosebasea).Terdapat dua jenis akne : meradang dan tidak meradang.
Kedua jenis akne tersebut ditandai oleh pembentukan sebum yang
berlebihan.Sebum yang berlebihan tersebut tertimbun di folikel sehingga
folikel membengkak.Proses terjadinya jerwat diawali denga tertutupnya
folikel sebaseus oleh sel kulit mati sehingga menyebabkan terjadinya
akumulasi sebum. Sebum yang terakumulasi kemudian menjadi sumber
nutrisi bagi pertumbuhan Propionibacterium acnes. Bakteri ini
menghasilkan metabolit yang memicu terjadinya inflamasi (Jawertz,et all,
2000).
Bakteri penyebab jerawat antara lain Propionibacterium acnes,dan
Staphylococus epidermis. Propionibacterium acnes merupakan flora normal
darikelenjar pilosebaseus kulit manusia, bakteri ini menyebabkan jerawat
denganmenghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid
kulit. Asam lemak inidapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketika
berhubungan dengan sistem imun danmendukung terjadinya jerawat.
Bakteri ini termasuk tipe bakteri anaerob gram positifyang toleran terhadap
udara (Brook.et al.,2012).
Pengobatan jerawat biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik
dan bahan-bahan kimia seperti sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil
peroksida, asam azelat, tetrasiklin, eritromisin dan klindamisin, namun
obat-obatan tersebut juga memiliki efek samping seperti resistensi
terhadap antibiotik dan iritasi kulit.

2.2 Kentang
Klasifikasi kentang (Solanum tuberosum), menurut Rukmana (2012)
Sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Species :Solanum tuberosum L.
Sinonim: Solanum Aquinas Bukasov
Kentang merupakan tanaman yang berbentuk semak atau herba,
dengan susunan utama terdiri atas stolon, umbi, batang, daun, bunnga,
serta akar. Stolon merupakan tunas lateral yang tumbuh dari ketiak daun
di bawah permukaan tanah stolon tumbuh memanjang dan melengkung di
bagian ujungnya, kemudian membesar dan membengkak untuk
membentuk umbi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
(Rukmana,2012).
Kulit kentang merupakan bahan makanan, tidak banyak orang untuk
memanfaatkannya dan dibuang begitu saja. Kulit kentang diduga memiliki
kandungan senyawa polifenol. Kandungan senyawa fenolik dalam kulit
kentang memungkinkan tinggginya aktivitas antioksidan. Ekstrak etanol
kulit kentang dari hasil pengujianaktivitas antibakteri menunjukan bahwa
ekstrak kulit kentang memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteriPropionibacterium acnes. Konsentrasi hambat minimum (KHM) yang
dimiliki olehekstrak etanol kulit kentang pada konsentrasi 5% dengan
diameter zona hambat sebesar 0,46 cm. Nilai banding 1 mg ekstrak kulit
kentang setara dengan 1,16 x10mgklindamisin.

2.3 Gel
Gel merupakan sediaan topikal yang mudah diaplikasikan pada kulit
serta memiliki penampilan fisik yang menarik dibanding sediaan topikal
lainnya (Wyatt et al., 2001). Penggunaannya lebih disukai karena sediaan
gel memiliki kandungan air yang bersifat mendinginkan, menyejukkan,
melembabkan, mudah penggunaannya, mudah berpenestrasi pada kulit,
sehingga memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat sesuai dengan
basis yang digunakan (Ansel, 2005).
Sediaan gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya tidak
lengket, mudah dioleskan, mudah dicuci dan tidak meninggalkan lapisan
berminyak pada kulit sehingga mengurangi resiko timbulnya peradangan
lebih lanjut akibat menumpuknya minyak pada pori-pori (Lieberman et al.,
1998).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : kulit kentang,


CMC-Na, Gliserin, Propilenglikol, aquades, etanol 95%, Alkohol 70%, stik
pH universal, Nutrient Agar (NA), bakteri Propionibacterium acnes
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pisau, oven,
aluminium foil, timbangan analitik, blender, ayakan mesh 65, bejana kaca,
batang pengaduk, gelas ukur, kertas saring whatman no.42, corong pisah,
gelas kimia, kamera, label, rotary evaporator, waterbath, pot gel, hot plate,
inkubator, mistar, cawan petri, kaca transparan, pH meter universal,
autoklaf, erlenmeyer, tabung reaksi, sentrifugator, maserator, oven, cawan
penguap, mortar dan stamfer.

3.2 Pembuatan Simplisia


Kulit kentang dipisahkan kemudian dirajang dan dibersihkan dengan
air mengalir. Setelah itu diangin-anginkan dibawah sinar matahari selama
1 hari dan dimasukkan dalam oven 50oC sampai kering. Setelah kering
kulit kentang diblender dan diayak dengan ayakan no 65 mesh.
3.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Kentang
Ekstrak etanol kulit kentang diperoleh dengan menggunakan metode
maserasi dengan pelarut etanol 95% dengan perbandingan 4:1. Simplisia
kemudian direndam dengan etanol 95% dan diaduk dengan maserator
selama 3 jam dan didiamkan 24 jam. Filtrat disaring dan ampas
selanjutnya diremaserasi sebanyak 2 kali. Filtrat hasil maserasi dijadikan
satu kemudian etanol dihilangkan dengan rotaryevaporator dan dipekatkan
dalam waterbath.
3.4 Pembuatan Gel Kulit Kentang
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan gel dengan variasi
konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu konsentrasi 1%, 5%, dan 10%.
Formula standar basis gel CMC-Na
Komponen %w/w
Na-CMC 5
Gliserin 10
Propilenglikol 5
Air ad 100
Tabel 1 : formula basis gel Na-CMC
Berdasarkan standar basis gel di atas maka dibuat formulasi 20
gram gel dengan tiga konsentrasi yaitu sebagai berikut :
Komponen Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi 10
1% 5% %
Ekstrak kulit 0,2 g 1g 2g
kentang
Na-CMC 1g 1g 1g
Gliserin 2g 2g 2g
Propilenglikol 1g 1g 1g
Air ad 20 g 20 g 20 g
Tabel 2 : tabel formulasi gel ekstrak kulit kentang 1%, 5% dan 10%

3.5 Pengujian Sediaan Gel


a. Pengujian Organoleptik
Pengamatan dilihat secara langsungbentuk, warna, dan bau dari gel
yangdibuat. Gel biasanya jernih dengankonsistensi setengah padat
(Ansel,1989).

b. Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskanpada
sekeping kaca atau bahantransparan lain yang cocok, sediaanharus
menunjukkan susunan yanghomogen dan tidak terlihat adanyabutiran
kasar (Ditjen POM, 1985).

c. Pengujian pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan stik pH
universal yang dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah
diencerkan.Setelah tercelup dengan sempurna, pH universal tersebut.
dilihat perubahan warnanya dan dicocokkandengan standar pH
universal. pH sediaan gel harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 – 6,5
(Tranggono, 2007).

d. Pengujian Daya Sebar


Sebanyak 0,5 gram sampel gel diletakkan di atas kaca bulat berdiameter
15 cm, kaca lainnya diletakkan di atasnya dan dibiarkan selama 1 menit.
Diameter sebar gel diukur.Setelahnya, ditambahkan 150 gram beban
tambahan dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter yang
konstan (Astuti et al.2010).Daya sebar 5 - 7 cm menunjukkan
konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et
al., 2002).
e. Pengujian Konsistensi
Dilakukan dengan mengamati perubahan konsistensi dari sediaan gel
yang dibuat apakah terjadi pemisahan antara bahan pembentuk gel
dengan pembawanya yaitu air.Pengujian konsistensi menggunakan
pengujian centrifugal test dimana sampel gel disentrifugasi pada
kecepatan 3800 rpm selama 5 jam kemudian diamati perubahan fisiknya
(Djajadisastra,2009).

f. Pengujian Mikrobiologi Sediaan


Uji mikrobiologi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan gel
ekstrak etanol kulit kentang yang dilakukan dengan metode difusi agar,
dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri
terhadap bakteri Propionibacterium acnes Cara pengujiannya adalah
sebagai berikut : sumuran yang sudah dibuat pada media pengujian.
diteteskan larutan uji sebanyak 50 µl menggunakan mikropipet,
kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2ºC selama 24
jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan (zona jernih) di sekitar
pencadang menggunakan mistar berskala dengan cara mengukur secara
horizontal dan vertikal kemudian hasil yang didapat dikurangi diameter
sumuran 7 mm.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta
: UI Press.
Brook, G.F, J.S.Butel, S.A.Morse. 2012. Mikrobiologi Kedokteran edisi 25.
Jakarta: EGC.
Corwin, E.J .2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi III. EGC : Jakarta
Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Djajadisastra, J., Mun’im, A., Desi, N.P. 2009. Formulasi Gel Topikal Dari
Ekstrak Nerii folium Dalam Sediaan Antijerawat. Jurnal Farmasi
Indonesia 4 (4) : 210-216.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Sigla, A.K. 2002.Spreading of Semisolid
Formulation: An Update.Pharmaceutical Tecnology.September 2002 : 84
102.
Harahap, M., 2000, Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Jawetz, M.A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran ( Medical Microbiology) Edisi 20.
Jakarta: EGC
Lieberman, A. H., Rieger, M.M., dan Banker S.G., 1998, Pharmaceutical Dosage
Forms:Disperse System, 2nd Ed.,Revised and Expanded, 3, 265-267,
272273,Marcell Dekker,Inc.,NewYork.
Mitsui T (ed.), 1997, New Cosmet issliense, Elsevier, Tokyo.
Rukmana, R. (2012). Varietas unggulan, Usaha Tani Kentang Sistem Mulsa
Plastik. Yogyakarta : Kanisus.
Sawarkar et al. 2010. Development and Biological Evaluation of Herbal Anti-
Acne Gel, 2(3), 2028-2029.
Tranggono, Retno Iswari, Latifah, Fatmah. 2007. Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. UGM Press. Yogyakarta.
Wyatt, E., Sutter, S. H., Drake, L. A., 2001, Dermatology Pharmacology, in
Goodman and Gilman’s The Pharmacological basic Of Therapeutics,
Hardman, J. G., limbird, L. E., Gilman, A. G., (editor), 10 , 1801-1803,
McGraw-hill, New York.

You might also like

  • Percobaan I Bundelan
    Percobaan I Bundelan
    Document15 pages
    Percobaan I Bundelan
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • EKSTRAK CENGKEH
    EKSTRAK CENGKEH
    Document7 pages
    EKSTRAK CENGKEH
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Biji Bintaro
    Biji Bintaro
    Document25 pages
    Biji Bintaro
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Cover Steril
    Cover Steril
    Document1 page
    Cover Steril
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • 4485 - Fix Rundown PKK Farmasi (Untuk Proposal)
    4485 - Fix Rundown PKK Farmasi (Untuk Proposal)
    Document1 page
    4485 - Fix Rundown PKK Farmasi (Untuk Proposal)
    dya
    No ratings yet
  • Antipsikotik
    Antipsikotik
    Document29 pages
    Antipsikotik
    atvionitasinaga14184
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Form Nilai
    Form Nilai
    Document2 pages
    Form Nilai
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Tunisia
    Tunisia
    Document8 pages
    Tunisia
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Jenis Senyawa
    Jenis Senyawa
    Document1 page
    Jenis Senyawa
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Metlit BAB I
    Metlit BAB I
    Document4 pages
    Metlit BAB I
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Ttki
    Ttki
    Document1 page
    Ttki
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Tugas Industri Teaching Parameter Kritis Tablet
    Tugas Industri Teaching Parameter Kritis Tablet
    Document6 pages
    Tugas Industri Teaching Parameter Kritis Tablet
    rifa
    No ratings yet
  • Metlit BAB I
    Metlit BAB I
    Document4 pages
    Metlit BAB I
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Na Diklo
    Na Diklo
    Document21 pages
    Na Diklo
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Lampiran Fts
    Lampiran Fts
    Document1 page
    Lampiran Fts
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Tujuan
    Tujuan
    Document11 pages
    Tujuan
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Soal
    Soal
    Document8 pages
    Soal
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Bab I Nurul Rizqan S.
    Bab I Nurul Rizqan S.
    Document11 pages
    Bab I Nurul Rizqan S.
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Latihan Tes Ketik
    Latihan Tes Ketik
    Document2 pages
    Latihan Tes Ketik
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Na Diklo
    Na Diklo
    Document21 pages
    Na Diklo
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Alkes 1
    Alkes 1
    Document3 pages
    Alkes 1
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Makalah Farmasi Industri
    Makalah Farmasi Industri
    Document1 page
    Makalah Farmasi Industri
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Bio Burden
    Bio Burden
    Document27 pages
    Bio Burden
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Mineral
    Mineral
    Document2 pages
    Mineral
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Teori Ikatan Dalam Senyawa Kompleks
    Teori Ikatan Dalam Senyawa Kompleks
    Document26 pages
    Teori Ikatan Dalam Senyawa Kompleks
    Fariza Fauzia Purnama Purnama
    No ratings yet
  • Alkes 1
    Alkes 1
    Document3 pages
    Alkes 1
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Document4 pages
    Lampiran 1
    Nurul Rizqan Septima
    No ratings yet