Professional Documents
Culture Documents
Well Logging
Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan databawah permukaan dengan
menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi
ciri-ciri batuandi bawah permukaan (Schlumberger, 1958).Tujuan dari well logging adalah untuk
mendapatkan informasilitologi, pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhanhidrokarbon.
Sedangkan tujuan utama dari penggunaan log ini adalahuntuk menentukan zona, dan memperkirakan
kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir. Pelaksanaan wireline logging merupakan kegiatan
yang dilakukandari memasukkan alat yang disebut sonde ke dalam lubang pemboransampai ke dasar
lubang. Pencacatan dilakukan dengan menarik sondetersebut dari dasar lubang sampai ke kedalaman yang
diinginkan dengan kecepatan yang tetap dan menerus. Kegiatan ini dilakukan segera setelah pekerjaan
pengeboran selesai ( lihat Gambar 1.1). Hasil pengukuran atau pencatatan tersebut disajikan dalam kurva
log vertikal yang sebandingdengan kedalamannya dengan menggunakan skala tertentu sesuai keperluan
pemakainya.Tampilan data hasil metode tersebut adalah dalam bentuk log yaitu grafik kedalaman dari
satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah
sumur (Harsono,1997). Dari hasil kurva-kurva yang menunjukkan parameter tersebut
dapatdiinterpretasikan jenis-jenis dan urutan-urutan litologi serta ada tidaknyaKomposisi hidrokarbon pada
suatu formasi di daerah penelitian. Dengan kata lain metode well logging merupakan suatu metode yang
dapatmemberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kualitatif dan kuantitatif adanya
Komposisi hidrokarbon.
Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengankepala sumur, kabel logging
dimasukkan melalui dua buah roda-katrol.Roda katrol atas diikat pada sebuah alat pengukur tegangan
kabel. Didalam kabin logging atau truk logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan
kabel atau berat total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut sumur.
Setelah alat-alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian pemeriksaan ulang dan
kalibrasi sekali lagi dilakukan supaya yakin bahwa alat berfungsi dengan baik dan tidakterpengaruh oleh
suhu tinggi atau lumpur. Alat logging kemudian ditarikdengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses
perekaman data. Untukmengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan beberapa kali
perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono,1997). Sistem pengiriman data di lapangan
dapat menggunakan jasasatelit atau telepon, sehingga data log dari lapangan dapat langsungdikirim ke
pusat komputer untuk diolah lebih lanjut perbedaan elektrokimia antara air di dalam formasi dan lumpur
pemboran,akibat adanya perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalambatuan maka akan
menimbulkan defleksi positif atau atau negatif darikurva ini (Bassiouni, 1994).
Potensial ini diukur dalam milivolts (mV) dalam skala yang relatif yang disebabkan nilai
mutlaknya (absolute value) bergantung pada sifat-sifat dari lumpur pemboran. Dibagian yang shaly ,
defleksi SP maksimum ke arah kanan yang dapat menentukan suatu garis dasar shale. Defleksidari bentuk
logshale baseline menunjukan zona batuan permeabel yangmengandung fluida dengan salinitas yang
berbeda dari lumpur pemboran(Russell, 1951).Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeabel,
namun tidakdapat mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun porositas darisuatu formasi. Log SP
sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan
formasi dan parameter lain. Jadi pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam lapisanlebih besar dari
salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif dan jika salinitas Komposisi dalam lapisan lebih
kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan bilamana salinitas Komposisi
dalam lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis lurus
sebagaimana pada shale(Doveton,1986).Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur
ketebalanlapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih (Shale BaseLine) ke
garis permeabel tidak tajam melainkan halussehingga garis batas antara lapisan tidak mudah
ditentukan.Kegunaan Log SP adalah untuk (Exploration Logging, 1979).
1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.
2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan tersebut.
3. Menentukan nilai resistivitas air-formasi (Rw).
4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.
Dari berbagai kondisi batuan dan Komposisi yang ada di dalamnya,bentuk-bentuk kurva SP
adalah sebagai berikut :
Pada lapisan shale, kurva SP berbentuk garis lurus. Pada lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi
kurvanyaakan berkembang negatif (ke arah kiri dari garis shale). Pada lapisan permeabel mengandung
hidrokarbon, defleksi SPakan berkembang negatif.Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi
SP akanberkembang positif.
Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena air asin
mempunyai salinitas yangtinggi sehingga konduktivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung
hidrokarbon resistivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga
resistivitasnyamenunjukkan penurunan yang selaras dengan persentase sisipantersebut.Pada lapisan
kompak harga resistivitas tinggi, karena lapisankompak mempunyai porositas mendekati nol sehingga
celah antar butir yang menjadi media penghantar arus listrik relatif kecil.
Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk kedalam formasi sehingga
membentuk 3 zona yang terinvasi, yaitu :
a. Flushed Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubangbor serta terisi oleh air
filtrat lumpur yang mendesak Komposisisemula (gas, minyak ataupun air tawar). Meskipun
demikianmungkin saja tidak seluruh Komposisi semula terdesak ke dalamzona yang lebih dalam.
b. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona iniditempati oleh campuran dari air
filtrat lumpur dengan Komposisisemula.
c. Uninvaded Zone
Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor, serta
seluruh pori-pori batuan terisi olehKomposisi semula.
Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk : Mengukur nilai porositas, Korelasi
antar sumur pemboran,Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi.
Log akustik ini yaitu log sonik dapat juga berfungsi dalampenentuan besarnya harga porositas dari batuan.
Pada log ini terdapattransmitter yang mengirimkan gelombang suara ke dalam formasi yangditerima oleh
penerima yang terdapat dalam log ini. Waktu yangdiperlukan gelombang suara setelah mencapai formasi
untuk kembaliterdeteksi oleh penerima dinamakantransit time. makin lama waktu tempuhnya maka
porositas batuannya tinggi (batuan tidak kompak) dansebaliknya (Norman & Edward,
1990).Tabel 1.1 Kecepatan sonik pada material tertentu (Schlumberger, 1958)
Ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkunganpengendapan dapat dilihat dari bentuk
kurva log terutama log gamma ray dan spontaneous potential (Walker, 1992). Bentuk tipikal log
denganbeberapa fasies pengendapan yang merupakan indikasi dari bentuk kurva log GR atau SP secara
umum dapat dilihat pada Gambar 1.9. Bentuk kurva log yang tidak spesifik dari setiap lingkungan
pengendapan membuat interpretasi berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi
lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core. Bentuk kurva log GR ,SP dan
resistivitas memiliki suatu urutanvertikal, yaitu :
1. Cylindrical
Bentuk silinder pada log GR atau SP dapat menunjukkan sedimentebal dan homogen yang
dibatasi oleh pengisianchannel atau channel-fills dengan kontak yang tajam. Cylindrical merupakan
bentuk dasar yangmewakili homogenitas dan ideal sifatnya. Bentuk cylindrical diasosiasikandengan
endapan sedimen braided channel, estuarine atau sub-marinechannel fill, anastomosed channel, eolian
dune, tidal sand.
2. Irregular
Bentuk ini merupakan dasar untuk mewakili adanya batuan
reservoir.Bentuk irregular diasosiasikan dengan sedimen alluvial plain, floodplain,tidal sands,
shelf atau back barriers. Umumnya mengidentifikasikanlapisan tipis silang siur atau thin interbeded .
Unsur endapan tipis mungkin berupa crevasse splay, overbanks deposits dalam laguna serta turbidit.
3. Bell Shaped
Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas,kemungkinan akibat
pengisian channel atau channel fills. Pengamatanmembuktikan bahwa besar butir pada setiap level
cenderung sama,namun jumlahnya memperlihatkan gradasi menuju berbutir halus denganlempung yang
bersifat radioaktif makin banyak ke atas. Bentuk bell dihasilkan oleh endapan point bars, tidal deposits,
transgressive shelf sands, sub marine channel dan endapan turbidit.
4. Funnel Shaped
Profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan pengkasaran kearah atas yang merupakan
bentuk kebalikan dari bentukbell . Bentuk funnel kemungkinan dihasilkan sistem progradasi seperti sub
marine fanlobes, regressive shallow marine bar, barrier islands atau karbonatterumbu depan yang
berprogradasi di atas mudstone, delta front atau distributary mouth bar , crevasse splay, beach and barrier
beach,strandplain, shoreface, prograding shelf sands dan submarine fan lobes
5. Symmetrical
regresi (Walker 1992). Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan indikasi
peristiwa regresi, sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili peristiwa transgresi
sedangkankonstan yaitu cilindrical shapemengindikasikan transisi. Penentuan lingkungan pegendapan
pertama kali diarahkan kepada skala yang besar kemudian akan dianalisis ke dalam skala kecil dengan
kombinasi datayang ada yaitu data cutting dan karakter wireline log
.
2.1 Contoh Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari DataLog
Delta merupakan suatu endapan progradasi yang tidak teratur yangterbentuk pada lingkungan
subaerial yang secara langsung dikontrol olehsungai (Gambar 1.10). Morfologi delta dan bentuk
penyebaran sedimenpada delta dikontrol oleh tiga proses utama yaitu : influx fluvial, tidal, wave atau
gelombang. Menurut Serra (1990), secara umum lingkungan pengendapandelta dapat dibagi dalam
beberapa subfasies sebagai berikut :
1.Delta Plain
Merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel aktif dan channel yang
ditinggalkan atauabandoned channel. Delta plain cenderung tertutup oleh vegetasi yang rapat. Subfasies
delta plain dibagimenjadi:
a) Upper delta plain
Merupakan bagian dari delta yang terletak diatas area tidal ataulaut. Endapannya secara umum
terdiri dari : Endapandistributary channel yang berpindah Merupakan endapan braided atau meandering ,
tanggulalam atau natural levee, dan endapan point bar. Endapan distributary channel ditandai dengan
adanya bidang erosi padabagian dasar urutan lingkungan dan menunjukkankecenderungan menghalus ke
atas. Struktur sedimen yang dijumpai umumnya adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and
fill, dan lensa-lensa lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus darichannel-nya.
Endapantanggul alam terbentuk dan memisahkan diri dengan interdistributary channel. Sedimen pada
bagian ini berupa pasir halus dan rombakan material organik serta lempung yangterbentuk sebagai hasil
luapan material selama terjadi banjir. Lucustrine delta fill dan endapan interdistributary flood
plain. Lingkungan pengendapan ini mempunyai kecepatan aruspaling kecil, dangkal, tidak berelief, dan
proses akumulasisedimen berjalan lambat. Interdistributary channel danflood plain, endapan yang
terbentuk merupakan endapan yangberukuran lanau sampai lempung yang dominan. Struktur sedimen
yang terbentuk adalah laminasi sejajar dan burrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis,
dan kadanghadir karena adanya pengaruh gelombang.
Endapan delta front ditunjukkan oleh sikuen mengkasar ke atas atau coarsening upward dalam
skala yang relatif besar yang menunjukkan perubahan lingkungan pengendapan secara vertikal ke atas.
Sikuen ini hasil dariprogradasi delta front yang mungkin diselingi oleh sikuendistributary channel dari
sungai atau tidal pada saat progradasisungai berlangsung. Fasies pengendapan delta front dibagimenjadi
beberapa subfasies dengan karakteristik gradasi lingkungan yang berbeda yaitu :
-Distal bar
Memilki urutan lingkungan pengendapan cenderungmenghalus ke atas. Umumnya tersusun atas
pasir halus denganstruktur sedimen laminasi. Fosil pada lingkungan ini jarang dijumpai.
-Channel
Menurut Walker (1992), channel ditandai adanya bidangerosi pada bagian dasar urutan
lingkungan pengendapannya dancenderung menghalus ke atas. Sedimen umumnya berukuran
pasir . Struktur sedimen yang terbentuk adalah cross bedding,ripple cross stratification,scour and fill.
-Subaquaeous levees
Merupakan kenampakan lain dari lingkungan pengendapan delta front yang berasosiasi dengan
active channel mouth bar. Lingkungan ini sulit dibedakan dan diidentifikasi dengan lingkungan lainnya
pada endapan delta masa lampau. Menurut Serra (1990), prodelta merupakan subfasies transisi
antara delta front dengan endapan normalmarine shelf yang berada di bawah kedalaman efektif erosi
gelombang yang terletakdi luar delta front.Sedimen yang ditemukan pada lingkungan iniadalah sedimen
yang berukuran paling halus. Endapan prodelta didominasi oleh sedimen berukuran lanau dan lempung
dankadang-kadang dijumpai lapisan tipis batupasir. Struktur sedimenyang sering dijumpai adalah masif,
laminasi, dan burrowing structure. Seringkali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas
dan mengindikasikan tidak adanya pengaruh air tawar atau fluvial.
3. Geologi Regional
Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekunganTersier berarah barat laut ±
tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya, Paparan Sunda di
sebelah timur laut,Tinggian Lampung di sebelah tenggara yang memisahkan cekungantersebut dengan
Cekungan Sunda, serta Pegunungan Dua Belas danPegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang
memisahkan Cekungan Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatera Tengah.
3.Pembahasan
Data log merupakansalahsatu kriteria utama sebagai dasar dalam proses pengambilan
keputusan geologi pada eksplorasi migas. Log digunakan untuk melakukan korelasi zona
zonaprospektif sumber data untuk membuat peta kontur struktur dan isopach, menentukan
karakteristik fisik batuan seperti litologi, porositas, geometri pori dan permeabilitas. Data
logging digunakan untuk mengidentifikasi zona-zona produktif, menentukan
kandungan fluida dalam reservoar serta memperkirakan cadangan hidrocarbon. Log adalah
gambaran kedalaman dari suatu perangkat kurva yang mewakili parameter-parameter yang
diukur secara terus menerusdidalam suatu sumur ( Schlumberger, 1986). Parameter yang
biasadiukur adalah sifat kelistrikan, tahanan jenis batuan, daya hantar listrik, sifat
keradioaktifan, dan sifat meneruskan gelombang suara Pada log ini diketahui terdapat data-
data wireline pada 4komposite log yang meliputi kurva Gamma Ray Log (GR), kurva Caliper Log
(CALI), kurva Density Log (RHOB), kurva Neutron Log (NPHI), sertakurva Resistivity Log (LLD,
LLS). Berikut pembahasan dari masing ±masing komposite log. Dari data log, kita dapat
menginterpretasikanapakah pada daerah tersebut memiliki kandungan hidrokarbon atau tidak.
Metode yang digunakan yaitu metode interpretasi pintas (quick look). Hal ini berdasarkan pada data-data
yang terdiri dari:
-Kurva Gamma Ray Log (GR)
-Kurva Density Log (RHOB)
-Kurva Neutron Log (NPHI)
- Kurva Resistivity Log (ILM,ILD dan SFLU
Berdasarkan kurva GR, kita melihat bahwa pada kurva GR menunjukkan nilai GR menuju pada
minimum. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum
kemungkinan merupakan lapisan reservoir . Lapisanreservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya
ditunjukkan oleh rendahnya harga kurva gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah.
Dalam identifikasi litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yangpertama ditentukan adalah Shale
Base Line dan Sand Base Line dari kurva log Gamma Ray tersebut. Shale base line yang merupakan
garis lempung ini adalah garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga palingtinggi yang
mengisyaratkan bahwa daerah tersebut perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line
merupakan garis yang ditarik darititik yang memiliki harga yang paling kecil dalam kurva log gammaray
yang juga mengisyaratkan bahwa daerah tersebut adalah daerah yang permeabel. Log Gamma ray yang
memiliki skala 0 sampai 300 ini kemudian dianggap mempunyai persentase 100%.
Maka selanjutnya barulah ditentukan daerah interes yang menjadi kandidat batuanpermeabel
dimana kandidat ini adalah zona yang terletak diantara 50%-80% (sering juga disebut cut off ). Daerah
yang terletak pada zona inilahyang dianggap sebagai zona clean sand . Selain itu, dari kurva ini juga
dapat ditentukan batas-batas perlapisandengan mengambil patokan adanya perubahan pola kurva (defleksi
kurva)merupakan tanda bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat kurva Gamma Ray
ini tidak mengisyaratkan besar butir tetapihanya memberikan informasi tentang distribusi butir dan
kandungan lempungnya
1. Limestone
Litologi ini terdapat pada komposit log PT-3 dengan kedalaman4570 ± 4580 m maka
ketebalannya sekitar 10 m, pada data log WPT- 6kedalaman 4400- 4440, jadi litologi tersebut mempunyai
ketebalan sekitar 40 m pada log WPT- 6, pada PTD -7 terdapat pada kedalaman 4500 ±4520 dengan
ketebalan 20 m, pada PT-2 terdapat pada kedalaman 4380 ± 4410 dengan ketebalan 30 m Litologi batuan
ini dicirikan dengan datalog berupa harga Gamma Ray yang rendah yaitu sekitar 35 API, hal inikarena
pada lapisan ini mempunyai kandungan radioaktif yang cukuprendah. Pada Logresistivity , harga yang
ditunjukkan cukup tinggi. Dan pada LogNeutron (NPHI) menunjukkan harga yang cukup rendah danpada
Log Density (RHOB) menunjukkan harga yang cukup tinggi yaitu>2.71 API, oleh karena itu batuan ini
mempunyai porositas yang baik. Sedangkan pada kombinasi data log neutron dan data log
densitasditemukan adanya separasi yang mengindikasikan kehadiran fluida didalam batuan ini, sehingga
dapat disimpulkan kemungkinan pada batuanini tidak terdapat fluida.
2. Shale
Pada PT-3 shale terdapat pada kedalaman 4370 ± 4700 feet.Litologi batuan ini dicirikan
dengan data log Gamma Ray yang tinggi yaitusekitar 80 gAPI, hal ini karena pada lapisan ini mempunyai
kandunganradioaktif yang sangat tinggi. Pada Logresistivity harga yang ditunjukkanrendah, hal ini karena
terjadi sparasi tahanan jenis yang negatif. Pada Log Neutron (NPHI) menunjukkan harga yang tinggi dan
pada Log Density (RHOB) menunjukkan harga yang rendah, oleh karena itu batuan inimempunyai
porositas yang sangat kecil (impermeable).Pada litologi shale yang kedua yaitu terletak pada WPT-
6kedalaman 4300 ± 4370 feet, jadi litologi ini mempunyai ketebalansebesar 70 feet. Dari data log dicirikan
dengan nilai log Gamma Ray yang cukup tinggi yaitu sekitar 70 gAPI. Pada Log resistivity , harga
yangditunjukkan rendah. Pada Log Neutron (NPHI) menunjukkan harga yangtinggi dan pada
Log Density (RHOB) menunjukkan harga yang rendah,oleh karena itu batuan ini mempunyai porositas
yang sangat kecil(impermeable). Lapisan shale pada data log ini hanya bersifat sebagailapisan non
reservoir atau pada lapisan 4300 ± 4370 bisa bersifat CapRock dari batuan reservoir seperti batupasir
dan adanya kandungan hidrokarbon yang ada. Lapisan shale yang relatif tipis pada data log ini
ledisebabkan sifat pengendapan shale yang dipengaruhi proses diagenesispada batuan yang telah berproses
sangat lama dan terendapkan padaformasi ini sebagai sisipan dimana lapisan utamanya berupa
batupasir yang nantinya mempunyai nilai ekonomis sebagai batuan reservoir karenadidukung nilai
permeabilitas dan porositas yang dapat dijadikan perkiraanadanya hidrokarbon Source
3.Sandstone
Berdasarkan data log PT-3, litologi ini terdapat di kedalaman 4030 ± 4030 feet.
Litologi ini dicirikan dengan data log Gamma Ray Yang rendah yaitu sekitar 40 - 60 gAPI, hal ini karena
pada lapisan ini hampir tidak mempunyai kandungan radioaktif atau dapat dikatakan mempunyaiintensitas
radioaktif yang sangat rendah. Dari hasil log neutron (NPHI)yang menunjukan angka yang besar maka
dapat diketahui bahwa batuanini memiliki porositas yang besar. Dan dengan melihat dari
Log Density (RHOB) maka dapat diketahui pula bahwa batuan ini memiliki densitasyang rendah yang
dimungkinkan berasal dari jumlah porositas yang banyak, oleh karena itu batuan ini mempunyai porositas
yang baik(permeable).Pada lapisan batupasir sangat jarang terjadi runtuhan dindingakrena disebabkan
nilai permeabilitasnya sangat besar sehingga tekananLog pada sumur dinding tidak terlalu signifikan. Pada
tekanan lapisan inizona pemboran harus melakukan casing hal ini dilakukan agar tekanangas dan bor
tidaka menganggu kerentanan dinding sehingga perlu dijagabesaran tekanan formasi untuk menjaga agar
tidak terjadinya blow up. Untuk lebih menentukan apakah zona pemboran ini bersifatekonomis maka
dioverlay dengan data-data seismik untuk melihat mainstructure serta sebaran batuan reservoir yang ada
dengan melihatamplitudo anomali yang terbentuk pada seismik tersebut untuk melihatnilai amplitudo
yang terbentuk pada zono reservoir .dari interpresasi masing masing fluida sebagai berikut;
1. Zona Prospek Minyak
Pada kurva GR terlihat bahwa sinar gamma-nya rendah,terlihat defleksi menjauhi shale base line.
Hal inimengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum kemungkinan merupakan
lapisan reservoir. Lapisan reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh rendahnya
harga sinar gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah.
Kurva resistivitas (LLD dan LLS) menunjukkan nilai resistivitasyang semakin tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pada zona initerdapat kandungan fluida. Zona prospek minyak bumi
memilikiresistivitas yang sangat tinggi. Jika kurva LLD menunjukkanbentuk defleksi yang lebih besar
daripada kurva RHOB,makazona tersebut dianggap sebagai zona minyak bumi
Berdasarkan dua kurva tersebut (GR dan Resisitivitas) yangmemperlihatkan sinar gamma bernilai
rendah dan resistivitasbernilai tinggi maka kemungkinan terdapat kandungan sand pada formasi tersebut.
Berdasarkan litologinya yaitusand ,dapat diketahui bahwa zona ini merupakan zona prospekhidrokarbon,
sebab minyak dan gas selalu bertumpuk dibebatuan pasir (sand).
Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB) dan log neutron(NPHI) dapat mendeteksi adanya
kandungan hidrokarbon atauair di suatu formasi. Kedua kurva ini memperlihatkan bentukan kolom
separasi (+) cross over yang kecil, hal ini menandakan jenis fluida adalah minyak. Terlihat pada kurva
RHOB bentukangaris mengarah pada pengurangan porositasnya (semakin kekanan) dan penambahan
densitas (semakin ke kiri). Sedangkan kurva log NPHI memperlihatkan hal yg sebaliknya,dimana terlihat
kurva mengarah pada pertambahanporositasnya (semakin ke kiri). Maka berdasarkan pengamatan pada
data logdidapatkan zona prospek minyak berada pada :
1. Komposit log 1 zona prospek minyak berada pada lapisanbatu gamping dengan
kedalaman kedalaman 4585 danpada lapisan batu pasir kedalaman 4630.
Karena padakedalaman 4585 ft, nilai densitasnya (RHOB)mengalami penurunan yang tajam
dan konstan sampai padakedalaman 4630 ft, dengan nilai porositas (NPHI) yang rendah, serta
berada pada daerah interval
2. Komposit log 2 zona prospek minyak pada lapisan batupasir kedalaman 4445
3. Komposit log 3 zona prospek minyak berada pada lapisanbatu pasir kedalama, 4370
dan pada lapisan batugam ping kedal am an 4560
4. Komposit log 4 zona prospek minyak berada pada lapisanbatu gamping kedalaman 439
dan 4440
3. ZonaSaline Water
Zona saline water pada data wireline log dapat dikenali dari logresistivitasnya (kurva LLD dan
kurva LLS). Log ini digunakan untukmendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air. Zona air
akan menunjukkan harga tahanan jenis formasi yang lebih rendah daripadazona minyak. Dari log
resistivitas yang diberikan terlihat bahwadefleksinya melurus, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
zona inimerupakan zona saline water. Bila defleksinya membelok(resistivitasnya semakin membesar)
maka merupakan fresh water. Selain itu zona air juga dapat dikenali bila tidak menunjukkanadanya
separasi antara kurva log densitas (RHOB) dengan kurva logneutron (NPHI). Kurva densitas (RHOB)
lapisan tersebut berada disebelah kanan kurva neutron. Saline water menunjukkan harga kurvaNPHI dan
RHOB yang kecil.Maka berdasarkan pengamatan pada data log didapatkan zona prospek gas berada pada
:
ditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain. Hal ini
terlihat dari log Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana
bentuknya coarseningupward dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone.Pengaruh gelombang
pada lingkungan pengendapan ini sangat tinggi.Dimana litologi yang terdapat pada interval kedalaman ini
adalahperselingan antara shale dan sandstone dan juga limestone. Lingkunganpengendapan ini
mempunyai kecepatan arus paling kecil, dangkal, tidakberelief, dan proses akumulasi sedimen berjalan
lambat. Endapan yangterbentuk merupakan endapan yang berukuran lanau sampai lempungyang
dominan dengan demikian endapan secara khusus terdapat pada daerah shallow marine.
Dilihat dari bentuk kurva gammaray yangberbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang
menunjukkanpengkasaran keatas yang merupakan kebalikan dari bentuk bell. Kurvayang terbentuk
cenderung agak tajam atau melengkung yaitu bentukkurva yang funnel yang dapat menunjukkan sedimen
yang tebal danhomogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang tajamLingkungan
pengendapan pada masing masing komposit ini beradapada data log data log PT-3 pada kedalaman 4620-
4700, WP-6kedalaman 4580 -4790, PTD ± 7 kedalaman 4510- 4530, PT 2 kedalaman4570 ± 4650. Dari
hasil pembacaan Log Gamma Ray dan kandunganlitologi yang ada menunjukan bahwasanya lingkungan
pengendapan yangditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain.
Hal ini terlihat dari log Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana
bentuknya coarseningupward dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone. Dimanalitologi yang
paling dominan adalah lempung. Pengaruh gelombang padalingkungan pengendapan ini sangat tinggi.
Endapan yang ada merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, maka
kemungkinanlingkungan pengendapannya berada pada fasiesSub marine. Dilihat daribentuk kurva
gammaray yang berbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang menunjukkan pengkasaran keatas
yang merupakankebalikan dari bentuk bell. Kurva yang terbentuk cenderung agak
tajamatau melengkung yaitu bentuk kurva yang funnel yang dapatmenunjukkan sedimen yang tebal dan
homogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang tajam.