You are on page 1of 2

PEMBATALAN PERJANJIAN PERJANJIAN KEMITRAAN PADA KOPERASI

KELOMPOK TANI DI KOTA LAMA ROKAN HULU.

NAMA : ZULFIKRIYANTI

NIM 1774171046

ABSTRAK

Dalam perjanian tidak terlepas dari ketentuan asas facta sun servanda yang memiliki arti
bahwa perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang bagi
para pihak yang membuatnya. Berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata syarat sah suatu perjanjian
terdiri atas 4 yaitu sepakat,cakap hukum, ada objek yang diperjanjikan, kausa yang halal. Suatu
perjanjian dapat dilakukan pembatalan dengan alasan adanya pekasaan, kekhilafan, penipuan
maupun penyalahgunaan keadaan.

Yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah Koperasi kelompok tani tidak
membayar harga buah sesuai dengan apa yang diperjanjikan, di dalam perjanjian menyebutkan
bahwa harga dibayar sesuai dengan harga beli perusahaan namun pihak koperasi justru menipu
masyarakat dengan memberi pembayaran dengan harga sebagaimana mestinya sebab pihak
koperasi langsung yang berhubungan dengan perusahaan pembeli.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimanakah pembatalan


perjanjian kemitraan pada koperasi kelompok tani kota lama rokan hulu. 2. Bagaimanakah akibat
hukum pembatalan perjanjian kemitraan pada koperasi kelompok tani kota lama rokan hulu ?.
Tujuan penulisan dalam penulisan ini yaitu 1. Untuk mengetahui bagaimananpembatalan
perjanjian kemitraan pada koperasi kelompok tani kota lama rokan hulu ? 2. Untuk mengetahui
akibat hukum pembatalan perjanjian kemitraan pada koperasi kelompok tani kota lama rokan
hulu. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis berikutnya serta menjadi
acuan bagi pihak terkait dalam mengambil kebiijakan.

Jenis penelitian ini ialah hukum sosiologis yakni mengkaji berlakunya hukum positif
dalam kehidupan masyarakat Berdasarkan teori kehendak Untuk adanya kata sepakat di antara
para pihak, tidaklah cukup hanya dengan adanya pernyataan kehendak saja dari salah satu pihak,
melainkan pernyataan kehendak tersebut haruslah dimengerti dan disetujui oleh pihak yang lain.

Dalam membuat suatu perjanjian, pada asasnya KUH Perdata tidak mensyaratkan suatu
bentuk pernyataan kehendak tertentu. Hanya saja, untuk beberapa perjanjian tertentu disyaratkan
agar kesepakatan (pertemuan kehendak dari para pihak) tersebut, harus dituangkan dalam bentuk
tertentu. Begitu juga untuk beberapa perbuatan tertentu, hukum perdata mensyaratkan dalam
bentuk tertulis, atau bahkan dalam bentuk suatu akta otentik, yaitu akta yang dibuat oleh pejabat
terkait/notaris . Hasil penelitian dalam penulisan ini yaitu, 1. Berdasarkan pasal 1266
KUHPerdata Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal balik,
andai kata salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak
batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Pengadilan . Pembatalan
perjanjian awalnya akan diajukan melalui pengadilan namun setelah melakukan musyawarah
perjanjian akhirnya dibatalkan atas dasar kesepakatan para pihak yakni antara koperasi dan
kelompok tani yang kemudian membuat perjanjian baru. 2. Akibat hukum dari pembatalan
perjanjian itu sendri yaitu kelompok tani untuk sementara waktu tidak dapat menjual buahnya ke
perusahaan sampai perjanjian baru dibuat dan pihak koperasi sendiri membayar ganti rugi atas
penipuan yang dilakukan pada perjanjian sebelumnya.

Kesimpulan dalam penulisan ini yaitu suatu perjanjian dapat dilakukan pembatalan
apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi, ada beberapa alasan pembatalan perjanjian
yaitu, cacat kehendak, penipuan, paksaan dan penyalahgunaan keadaan. Saran dalam penulisan
ini yaitu ada baiknya suatu perjanjian yang didasari dengan kesepakatan harus dijalankan dengan
itikad baik.

You might also like