Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atas atau bawah. Biasanya menular yang dapat menimbulkan berbagai spectrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai
sebagai penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius
yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat. Yaitu
(kesulitan bernafas).
persentase masing masing sebesar 25%-30% dan 10%-15% kematian balita akibat
ISPA di Asia Tenggara,sebanyak 21juta lebih pada tahun 2004 (Fitri ,2012 )
mengalami penurunan sebesar 415 dan tingkat estimasi 87 kemtian per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 51 kematian per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2011. World Healt Organizatin (who) memperkirakan infeksi ISPA di
Negara berkembang 0,29% (151 juta jiwa) dan Negara industry 0,05 % ( 5 juta
jiwa )
akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab 32.1% kematian bayi
pada tahun 2009 ,serta penyebab 18,25 kematian pada balita pada tahun 2010 dan
38.85 pada tahun 2011. Selain itu,ISPA juga berada pada daftar 10 penyakit
terbanyak di rumah sakit. Berdasarkan data dari P2 program ISPA tahun 2009
cakupan penderita ISPA melampau target 13,4% hasil yang diperoleh 18.749
kasus sementaratarget yang ditetapkan hanya 16.534 kasus survai. Moralitas yang
Sumatera Barat yaitu sebesar 25,7 % . sementara jika dilihat berdasarkan usia
pada balita yaitu usia 14 tahun sebesar 35,2% sementari pada bayi yaitu usia <dari
Terdapat berbagai factor risiko terjadi ISPA yang yang terdiri dari faktor
dan status imunisasi campak. Faktor ibu meliputi pendidikan Ibu dan pengetahuan
faktor Sosial-Ekonomi.
menunjukan bahea persentase Blita yang terkena ISPA sebesar 44,95 yang
sebesar 82,7% pengetahuan ibu cukup sebesar 57,5% ventilasi rumah memenuhi
menunjukan persentase Balita yang terkena ISPA sebesar 59,4 %,status imunisasi
lengkap sebesar 95,8% balita BBLR sebesar 13.5% dan umur beresiko tinggi 50%
terjadi dampak dan lingkungan baik didalam maupun diluar rumah. Salah satu
7yang sehat .
Dalam suatu rumah jika terdapat sumber yang dapat tercemar udara
seperti adanya anggota yang merokok di dalam rumah atau dari bahan bakar yang
digunakan keluarga untuk memasak dengan kondisi dapur yang dekat dengan
ruangan istirahat maka akan dapat menyebabkan terjadinya ISPA pada balita.
Kondisi ventilasi rumah yang tidak sesuai dengan syarat kesehatan seperti <10%
luas lantai atau jumlah penghuni rumah yang terlalu padat sehingga kondisi udara
yang keluar masuk rumah akan sangat berpengaruh pada udara sehat yang
diterima.
Data dari DKK Padang yang berasal dari seluruh Puskesmas yang ada
dikota Padang penyakit yang paling banyak pada tahun 2010 adalah ISPA diikuti
oleh penyakit kulit,infeksi dan gastritis. Pada tahun 2012 dari 86.705 balita yang
ada dikota padang diperkirakan kasus ISPA sebanyak 35.825 penderita. Namun
dimana persen laki lakim lebih banyak 269 kasus dibandibngkan pasian
0,6%.
Dari angka di atas dapat dilihat bahwa angka kejadian ISPA terbanyak
berada pada urut empat yang tersebar pada tiga puskesmas dan tida puskesmas
yang ada dikecamatan kuranji angka kejadian tertinggin berada pada puskesmas
B. Rumusan Masalah
dalam penelitiahn ini pakah ada hubungan pemberian ASI ,pemberian vitamin A
staus lingkungan rumah dengan keadaan ISPA pada balita dikelurahan Ambacang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2015
D. hipotesis
2. Ada hubungan pemberian asi dengan kejadian ISPA pada anak balita
balita
anak balita.
E. Ruang Lingkup
Kejadian ISPA pada balita dikelurahan pasar Ambacang pada tahun 2015
RHD