Professional Documents
Culture Documents
BIOLOGI DASAR 3
DISUSUN OLEH :
KELAS : A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN WIRAHUSADA NUSANTARA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Pertama - tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah ini kami ingin memaparkan atau menjelaskan tentang “Isu etik dalam
Pelayanan Kebidanan” dan dengan makalah ini kami mengharapkan dapat memberikan
pengetahuan tambahan kepada pembaca, Selain itu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik dari segi isi makalah, tatabahasa, pengejaan dan penataan tanda baca. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan bisa menjadi acuan kedepannnya agar
dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi.
Pada akhirnya, Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi Penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas Epidemiologi
2. Untuk dapat mengetahui penyebaran dan gejala-gejala yang terserang penyakit kolera
BAB 2
PEMBAHASAN
Penyebab kolera adalah bakteri bernama Vibrio cholerae. Bakteri kolera memproduksi
CTX atau racun berpotensi kuat di usus kecil. Dinding usus yang ditempeli CTX akan
mengganggu aliran mineral sodium dan klorida hingga akhirnya menyebabkan tubuh
mengeluarkan air dalam jumlah besar (diare) dan berakibat kepada kekurangan elektrolit dan
cairan. Ada dua siklus kehidupan yang berbeda pada bakteri kolera, yaitu di dalam tubuh
manusia & lingkungan. Bakteri kolera di tubuh manusia ditularkan melalui tinja yang
mengandung bakteri. Bakteri kolera bisa berkembang biak dengan subur jika persediaan air
dan makanan telah terkontaminasi dengan tinja tersebut.
Sumber-sumber infeksi kolera bisa dari faktor makanan dan terpapar air yang
mengandung bakteri. Faktor-faktor yang paling umum adalah sebagai berikut :
Makan kerang mentah atau yang tidak dimasak dengan matang, atau makanan laut
lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.
Tumbuhnya bakteri kolera di daerah kolera mewabah bisa melalui nasi dan milet
yang terkontaminasi setelah dimasak dan didiamkan di suhu ruangan selama
beberapa jam.
Bakteri kolera bisa bertahan di air untuk jangka waktu yang lama dan mencemari
sumur-sumur yang digunakan oleh masyarakat umum.
Infeksi kolera bisa bersumber dari sayuran dan buah-buahan mentah yang tidak
dikupas. Lahan pertanian yang terkontaminasi oleh pemupukan yang tidak baik atau
air untuk pengairan yang mengandung sampah.
Lingkungan padat penduduk yang tidak memiliki sanitasi memadai.
2.3 Patofisiologi
Bakteri Vibrio Cholerae akan masuk ke dalam tubuh seseorang melalui makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi oleh Bakteri tersebut. Bakteri tersebut akan
mengeluarkan Enterotoksin atau Racunnya di dalam tubuh seseorang itu pada bagian saluran
usus, sehingga menimbulkan Diare (Diarrhoea) di sertai muntah yang akut dan sangat hebat.
Gejala dimulai dalam 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, bervariasi mulai dari diare
ringan-tanpa komplikasi sampai diare berat-yang bisa berakibat fatal.Beberapa orang yang
terinfeksi, tidak menunjukkan gejala.Penyakit biasanya dimulai dengan diare encer seperti air
yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa rasa sakit dan muntah-muntah.Pada kasus yang berat, diare
menyebabkan kehilangan cairan sampai 1 liter dalam 1 jam. Kehilangan cairan dan garam
yang berlebihan menyebabkan dehidrasi disertai rasa haus yang hebat, kram otot, lemah dan
penurunan produksi air kemih.
Banyaknya cairan yang hilang dari jaringan menyebabkan mata menjadi cekung dan
kulit jari-jari tangan menjadi keriput.Jika tidak diobati, ketidakseimbangan volume darah dan
peningkatan konsentrasi garam bisa menyebabkan gagal ginjal, syok dan koma.Gejala
biasanya menghilang dalam 3-6 hari. Kebanyakan penderita akan terbebas dari organisme ini
dalam waktu 2 minggu, tetapi beberapa diantara penderita menjadi pembawa dari bakteri ini
(carrier).
Diare cair dan muntah timbul sesudah masa inkubasi 6 jam sampai 72 jam (rata-rata 2-
3 hari) kadang-kadang sampai 7 hari. Kolera dimulai dengan awitan diare berair tanpa rasa
nyeri (tenesmus) dengan tiba-tiba yang mungkin cepat menjadi sangat banyak dan sering
langsung disertai muntah. Feses memiliki penampakan yang khas yaitu cairan agak
keruhdengan lendir, tidak ada darah dan berbau agak amis. Kolera dijuluki air cucian beras
(rise water stool) karena kemiripannya dengan air yang telah digunakan untuk mencuci beras.
Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.
Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian
makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde).
Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia),
sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat
meninggal dunia.
2.7 Pencegahan dan Pemberantasan Kolera
a. Pencegahan Kolera
Untuk waspada terhadap penyakit kolera, hendaknya dilakukan tindakan preventif,
karena penyakit ini tidak dapat disepelekan akibatnya. Adapun tindakan pencegahan yang
dimaksud melalui cara :
b. Pemberantasan Kolera
1. Tindakan pencegahan
Pemberian Imunisasi aktif dengan vaksin mati whole cell, yang diberikan secara
parenteral kurang bermanfaat untuk penanggulangan wabah maupun untuk
penanggulangan kontak. Vaksin ini hanya memberikan perlindungan parsial (50%) dalam
jangka waktu yang pendek (3 – 6 bulan) di daerah endemis tinggi tetapi tidak memberikan
perlindungan terhadap infeksi asimptomatik, oleh karena itu pemberian imunisasi tidak
direkomendasikan. Dua jenis Vaksin oral yang memberikan perlindungan cukup
bermakna untuk beberapa bulan terhadap kolera yang disebabkan oleh strain O1, kini
tersedia di banyak negara. Pertama adalah vaksin hidup (strain CVD 103 – HgR, dosis
tunggal tersedia dengan nama dagang Orachol® di Eropa dan Mutacol di Kanada, SSV1);
yang lainnya adalah vaksin mati yang mengandung vibrio yang diinaktivasi ditambah
dengan sub unit B dari toksin kolera, diberikan dalam 2 dosis (Dukoral, SBL). Sampai
dengan akhir tahun 1999, vaksin-vaksin ini belum mendapat lisensi di AS.
3.2 Saran
a. Untuk masyarakat
Sebaiknya memperhatikan tempat pembuangan tinja pada tempatnya, menutup
makanan bila belum di makan,dan menghindari makanan setengah masak baik
sayuran,daging, dan makanan laut.
b. Untuk mahsiswa
Sebaiknya mempelajari penularan penyakit kolera, agar menanmbah pengetahuan
kita sebagai tenaga kesehatan, karena penyakit kolera adalah penyakit yang umum sering
terjadi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Gomez H.F dan Cleary T.G., Kolera, Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2, edisi 12, EGC,
Jakarta, 1992, hal 102
Hassan R dkk, Kholerae, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta, 1985, hal 302-306.
Keusch G.T dan Deresiewicz R.L., Kolera, Harrison Prinsip-prinsipIlmu Penyakit Dalam,
Volume 4, Edisi 5, EGC, Jakarta, 2000, hal766-768.
Noersahid H Suraatmadja S dan Asnil P.O, Gastroenteritis Akut Gastroenterologi Anak Praktis,
FKUI 1988, hal 51-70