You are on page 1of 5

Bab I

Pendahuluan
Tauhid adalah dasar agama Islam, artinya mengakui keesaan Allah Swt merupakan
inti dari aqidah islam. Karena itu, mengenal keesaan Allah Swt dan mengesakan-Nya dalam
aktivitas hidup sehari-hari menjadi kewajiban utama bagi setiap umat Islam.

Ilmu yang membahas tentang keesaan Allah Swt disebut Teologi Islam yang dalam
literatur Islam lebih dikenal dengan nama Ilmu Tauhid. Dengan demikian, Teologi Islam
adalah salah satu ilmu keislaman yang sangat penting diketahui oleh setiap muslim, bahkan
terpenting dibanding ilmu-ilmu keislaman lainnya. Sebab tanpa pengetahuan yang memadai
tentang ilmu ini, seseorang akan mudah terjerumus kedalam jurang kesehatan dan dosa besar
Yang tidak diampuni oleh Allah Swt, yaitu syrik.
Bab II

Pembahasan
A. Karakteristik Ilmu Tauhid

Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda
yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid
berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata Wahhada ‫ دحو‬Yuwahhidu ‫ دحوي‬.Tauhidan ‫ تدحوا‬.1

Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga
oleh karenanya Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan.
Bahkan gerakan-gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin (yang
memperjuangkan tauhid). Dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu telah
berkembang menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang
mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama
yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.2

Yang dimaksud dengan karakteristik adalah ciri khas, tanda khusus atau sifat khusus
yang dimiliki oleh sesuatu atau setiap individu yang tidak dimiliki oleh sesuatu atau setiap
individu yang tidak dimiliki oleh individu lain secara utuh. Jadi yang dimaksud dengan
karakteristik ilmu tauhid adalah tanda, ciri dan sifat khusus dari teologi islam sebagai ilmu ,
hal mana sifat itu tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu lain secara utuh.

Perkataan “Tauhid “ ( ‫ ) تو حيد‬adalah bahasa Arab, yaitu bentuk masdar (sifat atau
keadaan) dari kata ‫ وحد – يو حد‬yang artinya “menyatukan “ atau “meng-esakan”. Sebagai
bentuk masdar( sifat dan keadaan) , kata “ Tauhid “ artinya adalah “penyatuan” atau
“pengesaan” . Secara bahasa, kata “penyatuan “ atau pengesaan mengandung dua pengertian
, yaitu :3

a. Penggabungan atau penyatuan beberapa individu / unsur hingga menjadi satu kesatuan.
Contoh :
Ketika seseorang menggabungkan beberapa unsur seperti kopi, gula, susu dan air panas
dalam sebuah gelas sehingga menjadi satu kesatauan yang bernama kopi susu, maka

1
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen P & K,
Jakarta,1989. dalam bukunya “Ilmu Tauhid” Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada,1993),hlm.1
2
Aripin, Tesis Ilmu Tauhid, hlm.5
3
Hadis Purba,Theologi Islam(Medan: Perdana Publishing,2017),hlm.7
secara bahasa pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut adalah proses tauhid
(penyatuan).
Contoh :
Ketika seorang ibu menggabungkan ikan, air, garam, cabai dan berbagai unsur lainnya
dalam sebuah kuali kemudian dimasak dan hasilnya adalah gulai ikan, maka secara
bahasa, proses yang dilakukan ibu tadi adalah proses tauhid. Demikian juga apabila
seseorang menyatukan unsur pikirannya, perasaannya, perkataannya, dan perbuatannya
sehingga menjadi satu kesatuan maka secara bahasa apa yang dilakukan oleh orang
tersebut adalah proses tauhid.
b. Pengakuan kebenaran tentang keesaan sesuatu/seseorang.
Contoh :
Apabila misalnya terjadi bahwa di suatu desa, hanya ada seorang laki-laki dan selainnyha
adalah perempuan , maka apabila kita mengakui dan mengatakan bahwa benar di desa
tersebut hanya terdapat seorang laki-laki , maka pengakuan kita tersebut secara bahasa
adalah proses tauhid, yaitu mengakui keesaan seseorang.

Inti ajaran Tauhid Islam tersimpul dalam sebuah kalimat:” Tiada Tuhan Selain
Allah (‫”) الاله هللا‬. Jadi ati tauhid menurut istilah Islam adalah “penolakan terhadap segala
sesuatu dan menetapkan keesaan sesuatu “ yaitu menolak segala sesuatu untuk dijadikan
tuhan dan menetapkan hanya Allah saltu-satunya yang harus dipertuhankan. Dari uraian di
atas dapatlah dirumuskan bahwa karakteristik Ilmu Tauhid itu antara lain yang paling utama
ialah :

1. Menuntut Pengalaman
Makna kata tauhid sebenarnya bukanlah kata benda, tetapi menuntut pekerjaan.
Karena itu, karakteristik yang pertama dari Ilmu Tauhid adalah menuntut untuk diamalkan ,
bukan hanya sekedar diketahui. Artinya, mempelajari ilmu Tauhid bukanlah hanya untuk
diketahui tetapi harus diamalkan.
Sesungguhnya kaum musyrikin Arab mengetahui bahwa hanya Allah semata pencipta
segala sesuatu, namun demikian mereka tetap saja musyrik (tidak bertauhid). Sebagaimana
diterangkan dalam ayat al-Qur’an berikut:
Q.S Al-Mukminun ayat 84-89 :

Artinya:

“Katakanlah : “kepunyaan sia[akah dibumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?” Mereka akan menjawab” Kepunyaan Allah.” Katakanlah :” Maka apakah
kamu tidak ingat ?” Katakanlah: “ Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang
Empunya’ Arsy yang besar ?”. Mereka akan menjawab :” Kepunyaan Allah.”
Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertaqwa ?” Katakanlah “ Siapakah yang di tangan-
Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari (azab-Nya), jika kamu mengetahui ?”. Mereka akan menjawab : “Kepunyaan
Allah.” Katakanlah :” (kalau demikian), maka dari manakah kamu ditipu ?”.4

Q.S Al-Ankabut ayat 61:

Artinya :

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka :” Siapakah yang menjadikan langit
dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan ? “ tentu mereka akan mejnjawab :”
Allah”, maka betapakah mereka( dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar )”.

Q.S Az-Zukhruf ayat 9:

Artinya:

“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka :” siapakah yang menciptakan langit dan
bumi? “, niskaya mereka akan menjawab: “semuanya diciptakan oleh yang maha
perkasa lagi maha mengetahui”.

Dari ayat-ayat diatas dapat dipahami bukan setiap orang yang mengetahui bahwa Allah Taala
adalah Tuhan segala sesuatu dari penciptanya dikatakan bertauhuid. Tetapi orang yang
4
Departemen Agama, al-Qur’an dan terjemahannya
bertauhid adalah orang yang telah beribadah kepada-Nya bukan kepada selain-Nya, berdoa
kepada-Nya, berharap dan takut kepada-Nya bukan selain-Nya memusuhi karena-Nya bukan
selain-Nya, menaati para rasulnya dan memerintahkan dengan apa yang diperintahkan
kepada-Nya, dan melarang apa yang dilarang-Nya. (Asy- Syaikh Abdurrahman, 1994:25).

Tauhid, juga bukan hanya sebatas pengekuan lidah akan ke-esaan Allah. Tetapi, harus
dilanjutkan dengan bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan
komitmen untuk selalu beribadah kepada-Nya semata yang tiada sekutu bagi-Nya. (Asy-
Syaikh Abdurrahman, 1994:25).

2. Menunut Integrasi Ilmu, Iman dan Amal


Dari pengertian “tauhid” seperti dikemukakan diatas yaitu “penyatuan” maka dari
dipahami bahwa manusia adalah makhluk tauhid (ittihad) karena kejadian manusia
merupakan hasil penyatuan atau gabung dari beberapa unsur jasmani dan rohani,
sehingga pada diri manusia itu tedpat pikiran, hati dan perbuat.
Karena itu, karakteristik ilmu tauhid yang

You might also like