You are on page 1of 30

RAPAT KERJA PENGAWASAN

INSPEKTORAT JENDERAL KKP TA 2018

MANAJEMEN RISIKO

Inspektorat JenderalI

1
I. LATAR BELAKANG

THREE LINES OF DEFENSE


Menteri KP
Direktur Jenderal/Kepala Badan

Eksternal Audit / BPK


Eselon I

Regulator
2nd Line of
1st Line of Defense 3rd Line of Defense
Defense
Sistem KPA
Pejabat Pengawasan Internal Audit
Pembuat Intern /APIP
Komitmen Pemerintah Sekretariat/ (Inspektorat Jenderal)
(PPK) (SPIP) Satgas Eselon
I dan Tim SPIP
Satker

2
Manajamen Risiko di KKP
LATAR BELAKANG (LANJUTAN)

PP 60/2008 2011 2016


ttg SPIP

2008
Permen KP:
a. 20/2011 ttg SPIP
b. 21/2011 ttg MR

4 3
Ketaatan thdp peraturan
Keamanan Aset dan perundang-undangan

Satgas SPIP Pasal 7 ayat e.


2 1
Efektivitas dan efisiensi
Mengkoordinasikan pelaksanaan
Keandalan Laporan
Keuangan pencapaian tujuan pengendalian dengan pendekatan 3
manajemen risiko di lingkungan
Kementerian;
LATAR BELAKANG (LANJUTAN)

Evaluator
Satgas SPIP KKP

Pasal 8 ayat d.
Mengoordinasikan pelaksanaan pengendalian dengan
pendekatan manajemen risiko di lingkup unit eselon I masing-
masing;

Pasal 9 ayat c.
Mengoordinasikan pelaksanaan pengendalian dengan
pendekatan manajemen risiko di satuan kerja masing-
masing;
LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
1. Pengawasan BPK 2016
Keuangan, antara lain:
1. Pembayaran tidak diyakini kebenarannya
2. Realisasi Belanja Barang tidak didukung bukti yang valid
3. Denda keterlambatan belum dipungut
4. Kekurangan bayar (PNBP)

PBJ, antara lain:


1. Kelebihan pembayaran
2. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
3. Pekerjaaan tidak sesuai spesifikasi kontrak
4. Pembayaran dan pencairan jaminan pelaksanaan
5. Pekerjaan belum sesuai ketentuan

1. Perlu Capacity Building Tim Teknis dI masing-masing Unit


2. Pengawasan BPKP 2016 Kerja;
Maturitas SPIP 2. Penilaian Risiko merupakan dasar dari Perumusan Kegiatan
5
Pengendalian
LATAR BELAKANG (LANJUTAN)

Cek Fisik oleh Auditor

Mengukur ketebalan beton

Mengukur Ketebalan pasir

Mengukur Ukuran jalan


(panjang x lebar) 6
II. PENGENDALIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Penyelenggaraan SPIP diintegrasikan pada semua kegiatan yang


Pasal 14 dilaksanakan melalui pengendalian rutin, berkala, dan dengan
pendekatan manajemen risiko

Pasal 15 Pengendalian rutin meliputi: pengelolaan organisasi,


perencanaan, keuangan negara, kepegawaian, dan kinerja

Pengendalian berkala secara berkala, meliputi:


pengendalian kapasitas SDM, penyusunan anggaran, PBJ,
Pasal 16 BMN, penyelesaian kerugian negara, dan penyerapan
anggaran.

Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko dirancang dan


Pasal 17 dimulai sejak perencanaan kebijakan dan kegiatan/aktifitas.
7
Manajemen Risiko

1. Penilaian Risiko

3. Pemantauan Risiko
PP 10/2016 Pengertian Manajemen Risiko
mencakup penilaian risiko, kegiatan 1.a Identifikasi Risiko

4. Pelaporan
pengendalian, pemantauan, dan pelaporan
pengendalian risiko, termasuk berbagai
strategi yang dijalankan untuk mengelola 1.b Analisis Risiko
risiko dan mengurangi dampaknya
1.c Evaluasi Risiko

2. Pengendalian Risiko

8
Tahapan Manajemen Risiko
a. Penilaian Risiko

IDENTIFIKASI RISIKO:
(Proses menetapkan 5W + 1 H
dapat terjadi shingga berdampak
pada pencapaian tujuan

ANALISIS RISIKO:
(meliputi penentuan sumber risiko,
kemungkinan, dampak, dan
identifiksi faktor yang
mempengaruhi kemungkinan dan
RESPONS TERHADAP RISIKO PETA/PROFIL RISIKO: dampak)

STATUS RISIKO:
Status Risiko = Probalitas x Dampak
9
b. Pengendalian Risiko

FORMULIR PENILAIAN RISIKO


Satuan Kerja :
Aktivitas/Kegiatan/Kebijakan :
Pagu Anggaran :
T.A. :

Respon Terhadap
Persepsi Atas Risiko Risiko / Rencana
Kebijakan Level/ Kegiatan Pengendalian Risiko
/ Faktor Rata- Tingkat PR Residual
No Tujuan Sebab Dampak Sifat Sumber Rencana
Aktivitas/ Risiko Rata Risiko
Kegiatan/ Jadwal
Nama 1 Nama 2 Nama 3 dst
Uraian (hr/mg/bln)

K D K D K D K D I II III K D
21 22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

10
c. Pemantauan dan Pelaporan Risiko

JADWAL PENYAMPAIAN LAPORAN


Aktivitas Monitoring & Review dilakukan secara terus menerus terhadap
implementasi langkah mitigasi dan kondisi risiko di organisasi (UPR)

Triwulanan
Satgas SPIP KKP Menteri
Paling lambat tgl 20 pada
bulan berikutnya
Triwulanan

Satgas SPIP Unit Bulanan

Eselon I Pejabat Eselon I


Paling lambat tgl 15 pada
bulan berikutnya
Triwulanan

Bulanan
Tim SPIP Satker Kepala Satker
Paling lambat tgl 10 pada
bulan berikutnya 11
1. Contoh Manajemen Risiko PBJ

SERAH TERIMA
PENGUMUMAN

KONTRAK
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PA/KPA

PPK POKJA/ULP PPK PPHP

PERSIAPAN PEMILIHAN PELAKSANAAN SERAH TERIMA

• Lelang gagal • Kualitas/kuantitas barang/jasa


• Penyusunan HPS tidak PPHP tidak melakukan
yang diterima tidak sesuai pengecekan jumlah/
sesuai ketentuan
kontrak volume/kualitas/ spesifikasi B/J
• Tidak melakukan
• Pelaksanaan pengadaan sesuai surat perjanjian
• Jumlah paket yang dikelola koreksi aritmetik/
barang/jasa tidak sesuai
tidak didukung dengan Adanya kelemahan
ketentuan
SDM memadai dalam isi kontrak

INTEGRITAS
TRANSPARANSI AKUNTABILITAS
l12
PROFESIONALITAS RESPONSIBILTAS
A. Persiapan PBJ (CONTOH)
NO FAKTOR RISIKO ALTERNATIF PENGENDALIAN
1. HPS tidak sesuai ketentuan Penetapan HPS didukung dengan sumber memadai melalui
survai pasar, harga pabrikan, harga pekerjaan sejenis
2. Penetapan spesifikasi teknis • PPK melakukan evaluasi hasil pekerjaan dengan Tim
barang atau jasa oleh PPK tidak Teknis
tepat • Reviu PBJ sejak perencanaan oleh Itjen
• Meningkatkan transparansi
3. Jumlah paket yang dikelola • PPK melakukan evaluasi hasil pekerjaan dengan Tim
Teknis
• Patuh pada ketentuan dan peraturan pengadaan serta
taat azas, norma dan etika pengadaan

13
Catatan: Konsistensi antara RAB (Rancangan Anggaran Biaya), HPS (harga Perkiraan Sendiri, AHS (Analisis Harga
Satuan), Dokumen Pengadaan, metode pelaksanaan, dll.
1) Penyusunan HPS

14
2) Jumlah paket yang dikelola

15
B. Pemilihan Penyedia (CONTOH)

NO FAKTOR RISIKO ALTERNATIF PENGENDALIAN


1. Terjadinya pelelangan gagal • Patuh pada ketentuan dan peraturan pengadaan serta taat azas,
norma dan etika pengadaan
Contoh: Poltek Jembrana • Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dari Pejabat dan
Panitia Pengadaan
• Memberikan akses seluas-luasnya ke publik dalam memperoleh
informasi tentang pengadaan
• Perencanaan disiapkan sejak T-1, konstruksi diupayakan diawal
tahun
2. Tidak melakukan koreksi aritmetik/ • Patuh pada ketentuan dan peraturan pengadaan serta taat azas,
Adanya kelemahan dalam isi norma dan etika pengadaan
kontrak • Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dari pejabat dan
pelaksanaan pengadaan
• Reviu PBJ sejak perencanaan oleh Itjen 16
• Meningkatkan transparansi
Catatan: Konsistensi antar dokumen pengadaan, kecermatan evaluasi, dll.
Pemilihan Penyedia • Pokja/ULP tidak faham
Pemilihan Penyedia • Pokja/ULP tidak faham
C. Pelaksanaan Kontrak (Contoh)

NO FAKTOR RISIKO ALTERNATIF PENGENDALIAN


1. Kualitas/kuantitas barang/ • PPHP yang profesional
jasa yang diterima tidak • PPK melakukan evaluasi rutin hasil pekerjaan dengan Tim
sesuai kontrak Teknis, Konsultan Pengawas dan Pelaksana
• Tim Teknis dan Konsultan Pengawas lebih profesional
2. Pelaksana pengadaan • PPK melakukan evaluasi rutin dengan Tim Teknis, Konsultan
barang/jasa tidak Pengawas dan Pelaksana
menyelesaikan • Tim Teknis dan Konsultan Pengawasa lebih profesional
pekerjaan/tidak sesuai • Menghindari belanja mendesak di akhir tahun
ketentuan • Penunjukkan konsultan pengawas yang profesional

Catatan: konsistensi antar dokumen laporan mingguan, justifikasi teknis melakukan addendum, 19

dokumentasi dan, dll.


Pelaksanaan kontrak 1. kuantitas barang yang diterima tidak sesuai kontrak
Pelaksanaan kontrak
1. Kuantitas barang yang diterima tidak sesuai kontrak
2. Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai ketentuan
Pelaksanaan kontrak

22
D. Serah Terima (CONTOH)

NO FAKTOR RISIKO ALTERNATIF PENGENDALIAN


1. Serah terima barang atau jasa • Menghindari belanja mendesak di akhir tahun
tidak sesuai jadwal kontrak • Mereviu hasil pengadaan secara berkala
• Penerapan sanksi yang tegas
2. Panitia Penerima B/J tidak • Patuh pada ketentuan dan peraturan pengadaan serta
melakukan pengecekan jumlah/ taat azas, norma dan etika pengadaan
volume/kualitas/ spesifikasi B/J • Profesionalisme dan kompetensi dari PPHP
sesuai dengan surat perjanjian • Menghindari belanja mendesak di akhir tahun
• Mereviu hasil pengadaan secara berkala
• Pejabat Penandatangan SPM mereviu tahapan hasil
pekerjaan

Catatan: as built drawing, foto-foto dokumentasi, laporan akhir, back up data, dll. 23
Serah Terima
2. Manajemen Risiko Keuangan (contoh)

No Faktor Risiko Alternatif Pengendalian


1. Penyediaan anggaran tidak sesuai • Atasan langsung memberikan pemberitahuan batas batas waktu
dengan waktu yang ditentukan sesuai perencanaan Kegiatan
• Susun Rencana Penarikan Dana yang realistik di awal tahun
2. Pertanggungjawaban tidak • Melakukan verifikasi terhadap dokumen
akuntabel (bukti tidak pertanggungjawaban secara berkesinambungan
lengkap/tidak valid/tidak sesuai • SDM keuangan yang memadai
ketentuan)
3. Penyajian LPJ Bendahara tidak akurat Atasan langsung memberikan pemberitahuan sebelum batas waktu
berakhir
4. Keterlambatan Bendahara Pengeluaran Pengendalian dengan mengacu PMK 162/PMK.05/2013 tentang
dalam penyampaian LPJ Kedudukan dan Tanggungjawab Bendaharawan Pengeluaran
5. Penyajian Laporan Keuangan dan Atasan Langsung melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
BMN salah saji/ tidak tepat waktu penyusunan Laporan Keuangan
6. Denda keterlambatan/PPh/PPN belum • Penerapan sanksi yang tegas
dipungut • Pejabat Penandatangan SPM mereviu tahapan hasil 25
pekerjaan

Catatan: kecermatan, konsistensi antar dokumen, kecukupan waktu untuk mereviu, SDM yang memadai
3. Manajemen Risiko kegiatan Bantuan Pemerintah (contoh)

NO FAKTOR RISIKO ALTERNATIF PENGENDALIAN


1. Pedoman pelaksanaan/Petunjuk Teknis • Disiapkan sejak T-1
Bantuan Pemerintah terlambat terbit • Didistribusikan sejak awal tahun/min. 2 bulan sebelum
pelaksanaan
2. SK Penetapan Penerima Bantuan • Identifikasi calon penerima bantuan T-1
terlambat • Penanggungjawab kegiatan yang profesional
• Penggunaan one data
3. Penerima bantuan tidak tepat sasaran • Petugas identifikasi dan verifikasi yang profesional
• Reviu sejak perencanaan oleh Itjen
4. Ketidakpastian kebijakan anggaran Koordinasi dengan Biro Keuangan, Biro Perencanaan,
Bappenas, Kemenkeu
5. Kegiatan tidak berlanjut • Koordinasi dengan Dinas terkait
• Koordinasi dengan Perbankan
• Pendampingan usaha oleh Penyuluh Perikanan
26
Kunci Keberhasilan

1. Patuh pada ketentuan dan peraturan pengadaan serta


taat azas, norma dan etika pengadaan, serta lakukan
penegakan aturan untuk menghindari penyimpangan Peran aktif
Satgas SPI
2. Dukungan penuh/keterlibatan pimpinan dalam
penilaian risiko dan pengendaliannya Eselon I
3. Hindari pelaksanaan kegiatan mendekati akhir tahun;
upayakan perencanaan T-1 dan kelengkapan e
Pedoman/Petunjuk Teknis v
a
4. Konsistensi antar dokumen, sejak perencanaan s.d l
Pertanggungjawaban kegiatan u
a
5. SDM yang kompeten dan profesional (KPA, PPK, Panitia s
Pengadaan, Tim Teknis, dan PPHP) i

Itjen
27
28
PROSEDUR KONSULTANSI MANAJEMEN RISIKO

Kepala Satker
Menyampaikan Laporan
permohonan Pembentukan Pelaksanaan
Konsultansi dan Konsultansi
Manajemen Penugasan kepada Irjen
Risiko kepada Tim KKP
Irjen KKP Konsultansi cc. Inspektur
MR

Irjen
Pelaksanaan
menugaskan
Konsultansi
Inspektur
Pelaksanaan
terkait untuk
Manajemen
melakukan
Risiko
telaah kelayakan 29
2) Ketaatan pengisian RUP

30

You might also like