You are on page 1of 9

JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No.

3, Desember 2016 : 62 -
66
EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS
UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN
DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU
Agus Arie Yudha1*, Agus Triantoro2, Uyu Saismana2, Ary Murgiantoro3
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
2
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
3
PT Riung Mitra Lestari Site Rantau
e-mail: *yudha.mining@gmail.com

ABSTRAK
PT Riung Mitra Lestari Site Rantau memiliki target produksi pemindahan material overburden pada bulan oktober 2014 sebesar
250 BCM/Jam per Fleet. Proses pemindahan material overburden menggunakan unit alat gali muat Doosan 500LC serta alat angkut DT
Scania P380 dengan jarak hauling overburden rata-rata yaitu 2200 meter. Setelah melakukan kegiatan pemindahan overburden perlu
dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian target tersebut seperti produksi alat gali muat dan alat angkut pada pemindahan
overburden.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara menghitung produksi alat gali muat dan alat angkut serta
menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut dalam pencapaian target pemindahan
overburden dan melakukan simulasi perbaikan untuk meningkatkan produksi alat.
Produksi aktual bulan oktober 2014 untuk alat gali muat pada fleet 1 sebesar 175.19 BCM/Jam atau 70% dari tingkat
pencapaian target dan pada fleet 2 sebesar 216.7 BCM/Jam atau 87% dari tingkat pencapaian target serta fleet 3 sebesar 189.19
BCM/Jam atau 76% tingkat pencapaian target produksi. Menurut data aktual produksi pada bulan oktober 2014, target produksi
pemindahan overburden belum tercapai sehingga perlu dilakukan evaluasi dan simulasi agar target produksi tercapai. Langkah yang
dilakukan yaitu dengan melakukan
simulasi perbaikan efisiensi kerja alat gali muat dan simulasi perbaikan cycle time alat angkut dengan cara melakukan pelebaran jalan
angkut di beberapa segmen agar sesuai standar serta melakukan simulasi penambahan jumlah alat angkut.

Kata-kata kunci : Pencapaian target, produksi, target produksi


overburden

PENDAHULUAN sehingga dalam pemindahan material overburden


Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan targetnya tidak tercapai.
endapan bahan galian berharga yang terkandung di dalam
bumi. Proses pengambilan endapan tersebut dapat
dilakukan dengan dua sistem penambangan yaitu tambang
terbuka dan tambang bawah tanah. Endapan batubara
merupakan salah satu contoh endapan yang dapat diambil
dengan sistem tambang terbuka. Pada tambang terbuka,
proses pengambilan endapan memerlukan pengupasan
overburden atau tanah penutup yang berada di atasnya.
Banyaknya jumlah overburden yang akan diambil
bergantung pada stripping ratio yang ditentukan pada saat
perencanaan kegiatan pertambangan tersebut..
Sulitnya mengoptimalkan jumlah produksi yang
tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat
mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang
hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti
menunggu, adanya kondisi peralatan yang rusak
menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang
tidak terduga. Masih rendahnya kemampuan produksi alat
mekanis saat ini disebabkan adanya waktu hambatan pada
saat jam kerja yang disebabkan kondisi lebar jalan pada
beberapa segmen jalan yang masih belum memenuhi
standar yang ditentukan untuk alat angkut yang bekerja
dilapangan.
Waktu edar alat gali muat dan alat angkut juga
mempengaruhi kemampuan produksi, kadang waktu edar
aktual alat gali muat dan alat angkut tersebut terlalu lama
untuk satu fleet produksi, dimana waktu edar tersebut tidak
sesuai dengan estimasi waktu yang telah diperhitungkan
sebelumnya. Sehingga produksi alat pun akan menurun.
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah:
1. Rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut
62
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 2016 : 62 -
2. Faktor-faktor yang 66 mempengaruhi rendahnya
produksi alat gali muat dan alat angkut dalam
pencapaian target pemindahan material overburden.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Alat gali muat yang dianalisis adalah Doosan 500LC
dan alat angkut yang dianalisis adalah DT Scania
P380.
2. Penelitian dilakukan pada 3 fleet.
3. Swell faktor berdasarkan perusahaan yaitu 0.82.
4. Perhitungan tidak melibatkan faktor biaya (aspek
ekonomis).
5. Target produksi ditentukan oleh perusahaan.

METODOLOGI
Kendala-kendala yang dihadapi dalam evaluasi
pencapaian produksi dimulai dengan pengambilan data
primer yaitu cycle time alat gali muat, cycle time alat
angkut, bucket fill factor dan kondisi jalan angkut.
Cycle time alat gali muat (CTm) terdiri dari waktu
untuk menggali, waktu ayunan bermuatan, waktu untuk
menumpahkan muatan, waktu ayunan kosong.

CTm = ET + STL + DT + STE (1)

Dimana ET merupakan Excavating time, STL ialah swing


time loaded, DT ialah dumping time, dan STE swing time
empty, semuanya dalam satuan detik.
Cycle time alat angkut (CTa) pada umumnya
terdiri dari waktu menunggu alat untuk dimuat, waktu diisi
muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping,
waktu kembali kosong.

CTa = LT + HLT + DT + RT + SLT (2)

Keterangan :
Dimana LT merupakan Loading Time, HLT ialah Hauling

63
Time, DT ialah Dumping Time plus time expended, RT kendaraan, semuanya dalam satuan meter.
merupakan Return Time, dan SLT merupakan Spotting
Time, semuanya dalam detik.
Bucket fill factor yaitu perbandingan antara
volume material nyata yang dimuat bucket dengan
kapasitas munjung bucket dan dinyatakan dalam persen
(%).

��
F= ×100% (3)
��

Dimana F adalah faktor pengisian mangkuk (%), Vn (overhang) depan, dan Fb ialah lebar juntai belakang, Z
adalah volume nyata atau kapasitas nyata mangkuk, serta adalah lebar bagian tepi jalan, dan C ialah jarak anta
Vt ialah volume munjung teoritis mangkuk, keduanya
dalam m3.
Salah satu sasaran yang penting dalam
kelangsungan operasi penambangan terutama dalam
pergerakan alat-alat mekanis berupa alat muat dan alat
angkut adalah kondisi jalan tambang yang akan
digunakan. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan
lajur ganda atau lebih, menurut AASTHO Manual Rural
High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar
alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat
Gambar-1).

Gambar-1. Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan lurus

Seandainya lebar kendaraan dan jumlah lajur


yang direncanakan masing-masing adalah Wt dan n,
maka lebar jalan angkut pada jalan lurus dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Lmin = n.Wt + (n+1). (0.5.W t) (4)

Dimana Lmin adalah lebar jalan angkut minimum, n ialah


jumlah jalur, dan Wt ialah lebar alat angkut dalam meter.
Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan
selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus. Untuk lajur
ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan
didasarkan atas:
• Lebar jejak ban
• Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut
bagian depan dan belakang pada saat membelok
• Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat
bersimpangan
• Jarak dari kedua tepi jalan.
Dengan menggunakan ilustrasi pada Gambar-2 dapat
dihitung lebar jalan minimum pada belokan, yaitu seperti
terlihat di bawah ini.

W = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C (5)
� + 𝐹� + 𝐹�
C=Z=( )
(6)
2

Dimana Wmin ialah lebar jalan angkut minimum pada


belokan, U ialah lebar jejak roda, Fa ialah lebar juntai
Gambar-2. Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan lurus

Data sekunder yang mendukung untuk evaluasi


kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian
produksi yaitu data jumlah alat dan spesifikasinya, peta
lokasi, data geologi, data curah hujan dan data-data
pendukung lainnya.
Efisiensi kerja peralatan mekanis dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
𝐶�
Eff ( %) = � 100 (6)
𝐶�+��

Dimana E adalah efesiensi kerja dalam %, CT ialah


Cycle
time dan WT ialah waktu tunda, keduanya dalam
detik.
Produksi per siklus alat gali muat dapat
menggunakan persamaan di bawah ini.

q = q1 x K (7)

q ialah produksi per siklus dalam m3/jam, q1


ialah kapasitas bucket dalam m3, dan K merupakan
Bucket Fill Factor.
Kemudian untuk perhitungan produksi alat gali muat
dapat menggunakan persamaan di bawah ini.
3600
Q= xqxE (8)
𝐶�

Q adalah produksi alat gali muat dalam m3/jam, q ialah


produksi per siklus dalam m3, E ialah efisiensi kerja
dalam %, dan CT ialah cycle time dalam detik.
Kemampuan produksi alat angkut dapat dilihat
pada rumus produksi alat gali muat yang membedakan
hanya produksi per siklus untuk alat angkut
dimana:

q = n x q1 x K (9)

Dengan adalah jumlah pengisian bak oleh bucket.


Data yang telah diperoleh kemudian
dikelompokkan sesuai dengan kegunaannya untuk lebih
memudahkan dalam penganalisaan, yang selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau perhitungan
penyelesaian. Data mengenai kondisi tempat kerja,
kondisi jalan angkut, digunakan untuk melakukan
penilaian
terhadap kondisi kerja alat muat dan alat angkut yang
beroperasi. Data mengenai waktu edar, teknis alat,
spesifikasi alat dan sifat material yang kemudian diolah
secara matematis untuk mengetahui produksi dari masing-
masing alat secara teoritis maupun secara nyata.
Hasil pengolahan data digunakan untuk
menganalisis cycle time, kondisi medan kerja, serta sifat menunjukkan bahwa produksi alat gali muat Komatsu
material sehingga dapat diketahui produksi dari alat muat PC1250-8 dan alat angkut Komatsu HD785-7 dan HD465-
dan alat angkut secara nyata di lapangan maupun secara 7 untuk fleet 1 dan fleet 2 aktual pada bulan Juli 2015
teoritis. tidak mencapai target yang ditentukan oleh Mineplan
Dengan diketahuinya kemampuan produksi Department Engineering PT Darma Henwa Site Asam-
secara nyata maupun secara teoritis diharapkan produksi asam dengan tingkat pencapaian target produksi fleet
dapat ditingkatkan dengan melakukan koreksi dan belum ada yang 100% sehingga perlu dilakukan
perbaikan – perbaikan baik dari segi teknis alat, manusia evaluasi dan upaya pencapaian target produksi fleet.
dan kondisi tempat kerja. Selain itu hasil pengolahan data Diharapkan dengan adanya upaya perbaikan terhadap
pencapaian target faktor produksi digunakan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ini dapat
mengevaluasi seberapa besar pencapaian secara aktual jika menunjang keberhasilan dalam pencapaian target produksi
dibandingkan dengan perencanaan, serta mengetahui yang telah direncanakan.
kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian target
Tabel-3. Pencapaian target produksi alat gali muat
produksi sehingga dapat diambil suatu rekomendasi guna
perbaikan pada periode berikutnya. Fleet 1 (EX.3072) 2 (EX. 3098)
Target Produksi (BCM/Jam) 520 450
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Aktual (BCM/Jam) 464.91 388.69
Waktu Edar Alat Gali Muat Aktual Selisih (BCM) - 55.09 - 61.31
Waktu edar alat adalah jumlah waktu yang Faktor Keserasian 0.92 0.82
diperlukan untuk siklus kerja suatu alat. Tabel-1 Pencapaian (%) 89.41 86.38
menunjukkan waktu edar Komatsu PC1250-8 terdiri atas Tabel-4. Pencapaian target produksi alat angkut
empat yaitu waktu gali, waktu ayun berisi, waktu tumpah, Fleet 1 (HD785-7) 2 (HD465-7)
dan waktu ayun kosong, selain cycle time, juga terdapat Target Produksi (BCM/Jam) 104 90
waktu tunda (delay time). Produksi Aktual (BCM/Jam) 92.98 64.78
Selisih (BCM) 11.02 25.22
Tabel-1. Waktu edar rata-rata alat gali muat Pencapaian (%) 89.40 71.98
Cycle Time Alat Gali Muat
Fixed Time Komatsu PC1250-8 (detik)
600
Fleet 1 (EX.3072) Fleet 2 (EX.3098)
Target
Waktu Gali 8.37 8.82 520
500 Aktual
Waktu Ayun Berisi 6.67 6.07 464.91 450
Produksi (BCM/Jam)

Selisih
Waktu Tumpah 5.19 4.63 400
388.69
Waktu Ayun Kosong 4.77 5.00
Cycle Time 24.89 24.52 300
Delay Time 10.56 11.08

200
Waktu Edar Alat Gali Muat Aktual
Waktu edar (cycle time) Komatsu HD785-7 dan 100 55.09 61.31

0
ditempuh oleh alat angkut mulai dari saat dimuati oleh Fleet 1 Jarak 2771 Meter Fleet 2 Jarak 1717 Meter
Komatsu PC1250-8 sampai untuk dimuati kembali dalam Gambar-1. Pencapaian target produksi alat gali muat
keadaan kosong.
Waktu edar Komatsu HD785-7 dan Komatsu
HD465-7 ini terdiri dari waktu mengambil posisi 110 104 Target
pemuatan, waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu 100 92.98 90 Aktual
manuver tumpah, waktu penumpahan muatan, waktu 90
Produksi (BCM/Jam)

80 Selisih
angkut kosong (Tabel-2). 64.78
70
Tabel-2. Waktu edar rata-rata alat angkut 60
50
Cycle Time Alat Angkut
Fixed Time (detik) 40
HD785-7 HD465-7 30 25.22
(Fleet 1) (Fleet 2)
20
Waktu Muat 193.58 123.68 11.02
10
Waktu angkut berisi 545.00 409.80
Waktu manuver tumpah 24.52 16.39 0
Fleet 1 (HD785-7) Fleet 2 (HD465-7)
Waktu tumpah 19.66 17.26
Waktu angkut kosong 408.64 312.53 Gambar-2. Pencapaian target produksi alat angkut
Waktu manuver muat 31.88 19.45
Cycle Time 1223.28 899.11 Berbagai alternatif perbaikan yang
Delay Time 248.52 195.00
saat ini. Tabel-3, Tabel-4, Gambar-1, dan
Gambar-2
Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut Aktual
Produksi aktual alat gali muat dan alat angkut
adalah
besarnya produksi yang dapat dicapai dalam kenyataan
kerja alat gali muat dan alat angkut berdasarkan kondisi
direkomendasikan sebagai berikut :
Perbaikan Kondisi Jalan Angkut
Peningkatan kondisi jalan angkut ini dilakukan
untuk mengurangi waktu angkut dan waktu kembali.
Adapun parameter yang harus diperbaiki dari jalan angkut
adalah :
1) Rolling resistance, nilai rolling resistance aktual (3.2%) maka menghasilkan perubahan pada kecepatan alat
berdasarkan hasil pengukuran belum ideal, sehingga angkut dan membuat nilai cycle time berubah menjadi
perlu kondisi jalan dengan nilai rolling resistance lebih kecil atau berkurang.
standar untuk mendukung kinerja alat angkut. Nilai Tabel-7 dan Gambar-4 menunjukkan hasil
rolling resistance untuk jalan tambang termasuk dalam perhitungan simulasi pada fleet 1 dengan menggunakan
kelas “film, smooth, rolling roadway with dirt or light jumlah aktual 1 unit alat gali muat Komatsu PC1250-8 dan
surfacing, flexing slightly under load or undulating, 5 unit alat angkut Komatsu HD785-7 produksinya sebesar
maintained fairly regularly, watered” dengan besar 660.09 BCM/Jam dan pada fleet 2 dengan menggunakan
rolling resistance sebesar 65 lb/ton dengan demikian jumlah aktual 1 unit alat gali muat Komatsu PC1250-8 dan
nilai rolling resistace maksimal untuk jalan angkut 6 unit alat angkut Komatsu HD465-7 produksinya sebesar
yang disarankan adalah sebesar 3.20%. 606.29 BCM/Jam. Dari masing-masing fleet telah
2) Perbaikan geometri jalan angkut, yakni lebar jalan mencapai targetnya masing-masing, untuk fleet 1
angkut aktual yang masih belum sesuai dengan lebar sebesar 520
jalan angkut ideal untuk unit alat angkut terbesar pada BCM/jam dan target fleet 2 sebesar 450
perusahaan yaitu Komatsu HD785-7 untuk 4 lajur jalan BCM/jam.
angkut, dimana untuk lebar jalan lurus sebesar 35.95
Tabel-7. Simulasi Produksi Fleet
meter dan untuk lebar jalan pada tikungan sebesar
Fleet 1 2
33.83 meter. Untuk simulasi perbaikan lebar jalan
Target Produksi (BCM/Jam) 520 450
angkut tidak dilakukan karena memakan waktu yang
Simulasi Produksi (BCM/Jam) 660.09 606.29
cukup lama, sehingga dapat menghambat laju produksi
Selisih (BCM) 123.02 155.36
saat perbaikan dan memakan biaya yang cukup banyak,
Faktor Keserasian 1.08 1.07
jadi hanya direkomendasikan untuk perusahaan
Pencapaian (%) 126.94 134.73
apabila
jalan tersebut digunakan dalam jangka waktu panjang 700 66009
Target 606.29
saja dan secara terus menerus.
600 Aktual
520
464.91 Simulasi
Perbaikan Kecepatan dan Waktu Edar Alat Angkut
Produksi (BCM/Jam)

500
450
Setelah dilakukan simulasi perbaikan jalan pada 388.69
nilai rolling resistance jalan angkut Pit 4 Barat dan Pit 4 400

Timur maka menghasilkan perubahan kecepatan pada alat 300


angkut dengan tetap mengacu pada standar maksimal
kecepatan perusahaan 30 km/jam (Tabel-5). Setelah 200
dilakukan simulasi perbaikan jalan angkut dan kecepatan
100
alat angkut Pit 4 Barat dan Pit 4 Timur, berdasarkan
perhitungan total resistance maka menghasilkan 0
perubahan
pada nilai cycle time alat angkut. Tabel-6 menunjukkan angkut setelah dilakukan perbaikan rolling resistance
simulasi peningkatan data waktu edar alat angkut.
Tabel-5. Perbaikan kecepatan alat angkut
Kecepatan unit alat Aktual Simulasi
angkut (km/jam) Berisi Kosong Berisi Kosong
Komatsu HD 785-7 18 24 30 30
Komatsu HD 465-7 15 20 30 30

Tabel-6. Perbaikan waktu edar alat angkut


Waktu edar HD785-7 (Fleet 1) HD465-7 (Fleet 2)
(detik) Aktual Simulasi Aktual Simulasi
Waktu Muat 193.58 193.58 123.68 123.68
Waktu Angkut 545.00 436.87 409.80 307.77
Berisi
Waktu Manuver 24.52 24.52 16.39 16.39
Tumpah
Waktu Tumpah 19.66 19.66 17.26 17.26
Waktu Angkut 408.64 332.46 312.53 206.04
Kosong
Waktu Manuver 31.88 31.88 19.45 19.45
Muat
Waktu edar 1223.28 1038.97 899.11 690.59

Simulasi Perbaikan Produksi Fleet


Perhitungan simulasi produksi alat gali muat yaitu
dengan menggunakan beberapa parameter nilai teoritis
seperti bucket fill factor sebesar 90%, swell factor sebesar
80% dan nilai efisiensi sebesar 83%, sedangkan untuk alat
Fleet 1 Jarak 2771 Meter Fleet 2 Jarak 1717 Meter

Gambar-3. Pencapaian Target Produksi Fleet

KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengamatan di lapangan,
pengolahan data dan analisis mengenai pemindahan
overburden yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Nilai cycle time aktual untuk alat gali muat Komatsu
PC1250-8 pada fleet 1 sebesar 24.89 detik dan pada
fleet
2 sebesar 24.52 detik, sedangkan nilai cycle time aktual
untuk alat angkut Komatsu HD785 pada fleet 1 sebesar
1223.28 detik dan Komatsu HD465-7 pada fleet 2
sebesar 899.11 detik.
2. Target produksi pada fleet 1 sebesar 520 BCM/Jam dan
pada fleet 2 sebesar 450 BCM/Jam, sedangkan
produksi
aktual pada fleet 1 sebesar 464.91 BCM/Jam dan pada
fleet 2 sebesar 388.69 BCM/Jam. Jadi target produksi
masih belum tercapai, sehingga diperlukan upaya-
upaya perbaikan pada faktor-faktor yang menyebabkan
ketidaktercapaian target produksi.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktercapian
target produksi untuk pemindahan overburden pada PT
Darma Henwa Site Asam-asam adalah sebagai berikut :
a. Kondisi jalan angkut, kondisi loading point dan
dumping point yang memiliki nilai rolling resistance
yang besar.
b. Lebar jalan aktual belum ideal berdasarkan lebar
alat angkut HD785-7.
4. Melalui simulasi perbaikan parameter-parameter [4] Nurhakim. 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan II
produksi dan simulasi dengan menggunakan perbaikan Edisi ke-2. Teknik Pertambangan Universitas
nilai roling resistance serta kecepatan alat angkut Lambung Mangkurat, Banjarbaru. : 4-5, 20-23.
Komatsu HD785-7 dan Komatsu HD465-7 didapatkan
produksi fleet 1 sebesar 660.09 BCM/jam dan fleet 2 [5] Prodjosumarto, P. 1983. Pemindahan Tanah
sebesar 606.29 BCM/jam, sehingga dari upaya Mekanis. Institut Teknologi Bandung. hal : 1-29.
perbaikan tersebut target produksi dapat tercapai. [6] Rochmanhadi. 1992. Alat-alat Berat dan
5. Upaya peningkatan produksi alat gali muat dan alat Penggunaannya. Cetakan IV. Badan Penerbit
angkut dilakukan dengan cara simulasi perbaikan jalan Pekerjaan Umum, Jakarta. hal : 23.
angkut seperti perbaikan nilai rolling resistance sebesar
3.20% untuk dapat meningkatkan kecepatan pada alat [7] Sikumbang, N. dan Haryanto, R. 1994. Peta Geologi
angkut. Lembar Banjarmasin, Kalimantan. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA [8] Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Jalan Tambang.
[1] Anonim. 2007. Specifications & Application Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, Bandung. hal
Handbook Edition 28. Komatsu, Japan. hal : 15A-3- : 2.
9-10-13.
[9] Walter W. K., dan James C. A. 1977. Design of
[2] Basuki, S. dan Nurhakim. 2004. Modul Ajar dan Surface Mine Haulage Roads – A Manual. United
Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis. Program States Department of The Interior, Bureau of Mines.
Studi Teknik Pertambangan Universitas Lambung hal : 15-17.
Mangkurat, Banjarbaru. hal : 100. [10] Wedhanto, S. 2009. Diktat kuliah Alat Berat dan
[3] Indonesianto, Y. 2008. Pemindahan Tanah Mekanis, Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Sipil
Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran”, Universitas Negeri Malang. Hal : 1-20, 57-61.
Yogyakarta. hal : II-6-7-8-9, III-23-36-37, IV-1-2-5- [11] Wigroho, H. Y., dan Suryadharma H. 1992.
7-8. Pemindahan Tanah Mekanis Bagian I. Penerbitan
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. hal : 117-118.

You might also like